BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, karena dengan bahasa kita bisa berkomunikasi satu dengan yang lain. Keraf (2001:1) mengatakan bahasa merupakan lambang bunyi antar anggota masyarakat, berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Melalui bahasa, seseorang dapat berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yang sifatnya komunikatif, artinya seorang sebagai pemberi informasi dan orang lain sebagai penerima informasi. Bentuk bahasa yang digunakan dapat berbentuk lisan maupun berbentuk tulisan. Pada bahasa lisan, suatu ide, pikiran atau keinginan disampaikan secara langsung dengan cara diucapkan dan dengan bantuan udara pernafasan. Sedangkan bahasa tulis merupakan bahasa yang ditulis dengan menggunakan system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90, 920), mengatakan bahasa tulis adalah ragam bahasa baku yang digunakan sebagai sarana komunikasi secara tertulis atau ragam tulis, sedangkan yang dimaksud dengan ragam tulis adalah ragam bahasa yang dipergunakan melalui media tulis, tidak terikat ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual. Suparto (2003: 3), mengatakan suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata dan tata bahasa. Pelafalan bisa diandaikan seperti bentuk luar dari bahasa,
kosakata adalah seperti bahan konstruksinya, sedangkan tata bahasa adalah peraturan penyusunan bahasa. Dengan mengandalkan kosakata saja tidaklah dapat membentuk suatu bahasa. Hanya dengan menggunakan peraturan tata bahasa untuk menggabungkan kata atau gabungan kata, barulah bisa menjadi alat komunikasi. Dengan menggabungkan kata menjadi kalimat serta menggunakan suara untuk menyampaikannya barulah bisa terjadi komunikasi. Inilah yang dinamakan bahasa. Salah satu bahasa yang mulai menunjukkan keberadaan dan peranannya di dunia adalah bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin adalah bahasa nasional rakyat Tiongkok yang saat ini telah menjadi bahasa internasional. Saat ini bahasa Mandarin sudah menjadi salah satu bahasa yang dianggap penting di dunia seiring dengan perkembangan perekonomian dunia. Di Indonesia penggunaan bahasa Mandarin menjadi hal yang sangat penting, bahasa Mandarin kini dipelajari hampir di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Bahkan bahasa Mandarin telah diajarkan di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Fenomena ini menunjukkan bahwa bahasa Mandarin memiliki daya tarik tersendiri bagi peminatnya. Jika seseorang dapat berkomunikasi dalam bahasa Mandarin berarti orang tersebut juga akan mempelajari tata bahasanya. Tata bahasa adalah kaidah atau aturan-aturan yang telah tersistem dalam menyusun kata, gabungan kata, dan kalimat. Tanpa menggunakan tata bahasa yang tepat, makna/informasi suatu kalimat tidak dapat diutarakan dengan baik dan benar sehingga komunikasi tidak dapat berlangsung dengan baik. Menurut Yongxin dan Budianto (2005:1), tata bahasa merupakan suatu kaidah pembentukan kalimat dengan kata yang ada. Tanpa adanya tata bahasa, tidak akan
muncul bahasa. Hal ini berarti bahwa tata bahasa adalah sangat penting pada kegiatan berbahasa dalam bahasa tersebut. Tata bahasa yang terdapat dalam bahasa Mandarin sangat banyak diantaranya meliputi morfem, kata, gabungan kata, dan kalimat. Morfem merupakan bagian terkecil dari morfologi. Ramlan, (1965: 6) menyatakan bahwa morfologi adalah bagian dari ilmu yang membicarakan seluk beluk bentuk kata, pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Morfologi adalah bagian linguistic yang mempelajari morfem serta menganalisis struktur, bentuk, dan klasifikasi kata-kata. Ada 2 jenis morfem, yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas secara morfemis adalah morfem yang dapat berdiri sendiri, sedangkan morfem terikat adalah morfem yang tidak bisa berdiri sendiri dan membutuhkan morfem lainnya. Dalam morfologi membahas mengenai seluk beluk kata. Proses yang membicarakan kata dalam morfologi disebut dengan proses morfemis atau proses morfologis. Proses morfemis diantaranya adalah proses afiksasi, proses reduplikasi, proses komposisi, proses konversi, dan proses modifikasi intern. Dalam penelitian ini, hanya menggunakan proses reduplikasi morfemis bahasa Mandarin pada koran Mandarin Hao Bao Daily edisi Desember 2016. Ramlan (1965:38) mengatakan kata ulang atau reduplikasi adalah proses pengulangan satuan gramatik baik seluruhnya atau sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasarnya. Reduplikasi atau kata ulang adalah proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun secara sebahagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak dan menjadi satuan bahasa sebagai alat fonologis dan gramatikal serta merupakan
kajian dari morfologi. Ramlan (1965:38), mengatakan bahwa pada bahasa Indonesia dikenal adanya pembentukan kata melalui proses reduplikasi. Contoh proses reduplikasi pada pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa afiks, yaitu : rumah menjadi rumah-rumah. Reduplikasi seluruh bentuk dasar dengan afiks, yaitu: reduplikasi prefiks (me-) pada kata nari menjadi kata menari-nari, reduplikasi dengan simulfiks (me+kan) pada kata lambai menjadi kata melambai-lambaikan, reduplikasi dengan sufiks (-an) pada kata rumah menjadi kata rumah-rumahan dan reduplikasi dengan infiks (-em) pada kata guruh menjadi kata guruh-gemuruh. Pada bahasa Mandarin juga terdapat pembentukan kata melalui proses reduplikasi. Pada bahasa Mandarin, ada beberapa jenis kata yang terjadi reduplikasi atau pengulangan seperti kata benda ( 名词重叠 míngcí chóngdié), kata bantu bilangan ( 量词重叠 liàngcí chóngdié), kata kerja ( 动词重叠 dòngcí chóngdié ), dan kata sifat ( 形容词重叠 xíngróngcí chóngdié). Reduplikasi tersebut masing-masing memiliki pola yang berbeda-beda. Contoh reduplikasi kata benda dalam bahasa Maandarin: Kata Arti Reduplikasi Arti 人 rén Tahun 人人 rénrén Setiap tahun Jika dilihat dari bentuk dasarnya, yaitu 人 rén, yang memiliki arti orang kata tersebut mengalami pengulangan seluruh atau pengulangan morfem bebas
dari pola A menjadi pola AA. Tediri dari dua buah morfem bebas, yaitu 人 rén + 人 rén, sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang bermakna jamak, yaitu: setiap orang. Contoh reduplikasi kata kerja dalam bahasa Mandarin: Kata Arti Reduplikasi Arti 看 kàn Melihat 看看 kànkàn Melihat-lihat Jika dilihat dari bentuk dasarnya, yaitu 看 kàn, kata tersebut mengalami pengulangan seluruh atau pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi ola AA. Tediri dari dua buah morfem bebas, yaitu 看 kàn + 看 kàn, sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan waktu suatu tindakan sangat pendek, yaitu: melihat-lihat. Dari contoh diatas jika kata dasar direduplikasikan akan berubaha bentuk. Pada pengulangan kata benda jika direduplikasikan maka memiliki arti ;setiap, pada pengulangan kata bantu bilangan jika direduplikasikan maka memiliki arti setiap, pada pengulangan kata kerja jika direduplikasikan maka berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan waktu suatu tindakan yang sangat pendek, sedangkan pengulangan kata sifat jika direduplikasikan maka berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan makna suatu tindakan atau derajat. Pada reduplikasi bahasa Mandarin jika kata dasar direduplikasikan
maka nada yang ada pada kata tersebut tidak mengalami perubahan, nadanya tetap mengikuti kata dasar. Melihat keunikan reduplikasi tersebut, penulis tertarik untuk membahas reduplikasi dalam penelitian ini. Pada penelitian ini peneliti akan membahas reduplikasi morfemis bahasa Mandarin yang akan difokuskan pada jenis dan pola pembentukan reduplikasi pada sebuah koran Mandarin. Objek kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah koran harian Mandarin Hao Bao Daily edisi Desember 2016 yang terbit setiap hari di kota Medan. Koran harian Mandarin ini terbit setiap hari dengan 28 halaman, terdiri atas sekitar 19 rubrik. Rubrik-rubrik tersebut antara lain, rubrik berita utama, rubrik berita internasional, rubrik Hao Bao shenzhou, rubrik perdagangan, rubrik special isu, rubrik ekonomi dalam negeri, rubrik ekonomi internasional, rubrik olahraga, rubrik kesehatan, rubrik hari ini dalam sejarah, rubrik berita tambahan, rubrik berita anak-anak, rubrik hiburan, rubrik laporan khusus, liputan, rubrik cerita sejarah, rubrik special novel, rubrik novel kesatria, rubrik iklan, rubrik sains dan teknologi. Peneliti memilih koran ini untuk di teliti karena koran ini adalah koran dengan tiras paling besar di kota Medan, yaitu sebanyak 10.000 eksemplar, cukup banyak dibaca oleh pengguna dan pembelajar bahasa Mandarin, dengan salah satu rubriknya adalah rubric anak-anak sehingga sangat menarik untuk diteliti sebagai data utama penelitian ini. Objek pada penelitian ini adalah rubric berita anak. Maka dari itu, peneliti hanya meneliti penggunaan kata imbuhan berdasarkan rubric cerita anak yang ada di dalam koran Hao Bao Daily edisi Desember 2016 yang terbit setiap hari.
Peneliti memutuskan untuk memfokuskan penelitian reduplikasi bahasa Mandarin pada rubrik tersebut, karena pada rubrik tersebut ditemukan cukup banyak kata ulang atau reduplikasi di dalam tiap kalimatnya. Peneliti memutuskan meneliti koran harian Mandarin Hao Bao Daily edisi Desembr 2016 untuk melengkapi data dan untuk mencapai hasil penelitian yang maksimal. Pengambilan data ini dipilih dengan pertimbangan dan tujuan, pada koran tersebut banyak ditemukan pengulangan kata (reduplikasi). Adapun alasan dipilihnya skripsi berjudul Analisis Morfologi bahasa Mandarin pada Koran Hao Bao Daily karena reduplikasi atau pengulangan penting untuk dipelajari karena kata yang berubah bentuk akan mengalami perubahan makna. 1.2 Batasan Masalah Suatu penelitian sebaiknya mempunyai batasan masalah. Dengan adanya pembatasan masalah, penelitian yang dilakukan dapat terarah dan dapat menghindari penyimpangan masalah yang akan diteliti sehingga tujuan yang dimaksudkan peneliti dapat tercapai. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Difokuskan pada koran harian Mandarin Hao Bao Daily edisi Desember 2016 untuk memahami jenis dan pola pembentukan reduplikasi morfemis bahasa Mandarin.
2. Peneliti hanya meneliti reduplikasi morfemis berdasarkan rubrik cerita anak yang ada di dalam koran Hao Bao Daily edisi Desember 2016 yang terbit setiap hari. 1.3 Rumusan Masalah Dengan latar belakang seperti diuraikan di atas, maka secara rinci permasalahan yang akan diteliti melalui penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana jenis reduplikasi morfemis bahasa Mandarin yang terdapat pada rubrik berita anak koran Hao Bao Daily edisi Desember 2016? 2. Bagaimana bentuk pola reduplikasi morfemis bahasa Mandarin dalam rubric berita anak koran Hao Bao Daily edisi Desember 2016? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan jenis reduplikasi morfemis bahasa Mandarin pada koran Hao Bao Daily edisi Desember 2106. 2. Mendeskripsikan pola reduplikasi morfemis bahasa Mandarin pada koran Hao Bao Daily edisi Desember 2016. 1.5 Manfaat Penelitian
Suatu peristiwa ilmiah harus mampu memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis. Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini ialah untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti maupun pembaca mengenai bahasa Mandarin khususnya mengenai reduplikasi morfemis dan jenis-jenis reduplikasi bahasa Mandarin. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui jenis dan pola dari reduplikasi morfemis bahasa Mandarin. 2. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti dari bidang yang sama tetapi topiknya berbeda.