BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata, dan tata bahasa.

Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap. Oleh karena itu dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan melalui bahasa atau tuturan yang diucapkan oleh alat

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

BAB I PENDAHULUAN. lain berarti kita berkomunikasi dengan orang lain (Effendi,1995:1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata dan tata bahasa.

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. manusia pasti membutuhkan bahasa sebagai alat berkomunikasi atau berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seperti pendapat Kridalaksana (1982: 17) bahwa bahasa (language)

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia. tidak mungkin bisa disampaikan kepada manusia lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan bermasyarakat.

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI PENGGUNAAN METODE CERAMAH UNTUK PEMBELAJARAN MORFOLOGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGGUNAAN MORFEM PADA TEKS PIDATO SISWA KELAS VIII A

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah media atau alat komunikasi yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia lainnya. Menurut Wedhawati dkk (2006: 1-2), Bahasa Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perekonomiannya. Pertumbuhan perekonomian China yang

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang dipakai oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi antar anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer

BAB 1 PENDAHULUAN. berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain manusia selalu menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, karena dengan bahasa kita bisa berkomunikasi satu dengan yang lain. Keraf (2001:1) mengatakan bahasa merupakan lambang bunyi antar anggota masyarakat, berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Melalui bahasa, seseorang dapat berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yang sifatnya komunikatif, artinya seorang sebagai pemberi informasi dan orang lain sebagai penerima informasi. Bentuk bahasa yang digunakan dapat berbentuk lisan maupun berbentuk tulisan. Pada bahasa lisan, suatu ide, pikiran atau keinginan disampaikan secara langsung dengan cara diucapkan dan dengan bantuan udara pernafasan. Sedangkan bahasa tulis merupakan bahasa yang ditulis dengan menggunakan system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90, 920), mengatakan bahasa tulis adalah ragam bahasa baku yang digunakan sebagai sarana komunikasi secara tertulis atau ragam tulis, sedangkan yang dimaksud dengan ragam tulis adalah ragam bahasa yang dipergunakan melalui media tulis, tidak terikat ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual. Suparto (2003: 3), mengatakan suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata dan tata bahasa. Pelafalan bisa diandaikan seperti bentuk luar dari bahasa,

kosakata adalah seperti bahan konstruksinya, sedangkan tata bahasa adalah peraturan penyusunan bahasa. Dengan mengandalkan kosakata saja tidaklah dapat membentuk suatu bahasa. Hanya dengan menggunakan peraturan tata bahasa untuk menggabungkan kata atau gabungan kata, barulah bisa menjadi alat komunikasi. Dengan menggabungkan kata menjadi kalimat serta menggunakan suara untuk menyampaikannya barulah bisa terjadi komunikasi. Inilah yang dinamakan bahasa. Salah satu bahasa yang mulai menunjukkan keberadaan dan peranannya di dunia adalah bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin adalah bahasa nasional rakyat Tiongkok yang saat ini telah menjadi bahasa internasional. Saat ini bahasa Mandarin sudah menjadi salah satu bahasa yang dianggap penting di dunia seiring dengan perkembangan perekonomian dunia. Di Indonesia penggunaan bahasa Mandarin menjadi hal yang sangat penting, bahasa Mandarin kini dipelajari hampir di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Bahkan bahasa Mandarin telah diajarkan di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Fenomena ini menunjukkan bahwa bahasa Mandarin memiliki daya tarik tersendiri bagi peminatnya. Jika seseorang dapat berkomunikasi dalam bahasa Mandarin berarti orang tersebut juga akan mempelajari tata bahasanya. Tata bahasa adalah kaidah atau aturan-aturan yang telah tersistem dalam menyusun kata, gabungan kata, dan kalimat. Tanpa menggunakan tata bahasa yang tepat, makna/informasi suatu kalimat tidak dapat diutarakan dengan baik dan benar sehingga komunikasi tidak dapat berlangsung dengan baik. Menurut Yongxin dan Budianto (2005:1), tata bahasa merupakan suatu kaidah pembentukan kalimat dengan kata yang ada. Tanpa adanya tata bahasa, tidak akan

muncul bahasa. Hal ini berarti bahwa tata bahasa adalah sangat penting pada kegiatan berbahasa dalam bahasa tersebut. Tata bahasa yang terdapat dalam bahasa Mandarin sangat banyak diantaranya meliputi morfem, kata, gabungan kata, dan kalimat. Morfem merupakan bagian terkecil dari morfologi. Ramlan, (1965: 6) menyatakan bahwa morfologi adalah bagian dari ilmu yang membicarakan seluk beluk bentuk kata, pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Morfologi adalah bagian linguistic yang mempelajari morfem serta menganalisis struktur, bentuk, dan klasifikasi kata-kata. Ada 2 jenis morfem, yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas secara morfemis adalah morfem yang dapat berdiri sendiri, sedangkan morfem terikat adalah morfem yang tidak bisa berdiri sendiri dan membutuhkan morfem lainnya. Dalam morfologi membahas mengenai seluk beluk kata. Proses yang membicarakan kata dalam morfologi disebut dengan proses morfemis atau proses morfologis. Proses morfemis diantaranya adalah proses afiksasi, proses reduplikasi, proses komposisi, proses konversi, dan proses modifikasi intern. Dalam penelitian ini, hanya menggunakan proses reduplikasi morfemis bahasa Mandarin pada koran Mandarin Hao Bao Daily edisi Desember 2016. Ramlan (1965:38) mengatakan kata ulang atau reduplikasi adalah proses pengulangan satuan gramatik baik seluruhnya atau sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasarnya. Reduplikasi atau kata ulang adalah proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun secara sebahagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak dan menjadi satuan bahasa sebagai alat fonologis dan gramatikal serta merupakan

kajian dari morfologi. Ramlan (1965:38), mengatakan bahwa pada bahasa Indonesia dikenal adanya pembentukan kata melalui proses reduplikasi. Contoh proses reduplikasi pada pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa afiks, yaitu : rumah menjadi rumah-rumah. Reduplikasi seluruh bentuk dasar dengan afiks, yaitu: reduplikasi prefiks (me-) pada kata nari menjadi kata menari-nari, reduplikasi dengan simulfiks (me+kan) pada kata lambai menjadi kata melambai-lambaikan, reduplikasi dengan sufiks (-an) pada kata rumah menjadi kata rumah-rumahan dan reduplikasi dengan infiks (-em) pada kata guruh menjadi kata guruh-gemuruh. Pada bahasa Mandarin juga terdapat pembentukan kata melalui proses reduplikasi. Pada bahasa Mandarin, ada beberapa jenis kata yang terjadi reduplikasi atau pengulangan seperti kata benda ( 名词重叠 míngcí chóngdié), kata bantu bilangan ( 量词重叠 liàngcí chóngdié), kata kerja ( 动词重叠 dòngcí chóngdié ), dan kata sifat ( 形容词重叠 xíngróngcí chóngdié). Reduplikasi tersebut masing-masing memiliki pola yang berbeda-beda. Contoh reduplikasi kata benda dalam bahasa Maandarin: Kata Arti Reduplikasi Arti 人 rén Tahun 人人 rénrén Setiap tahun Jika dilihat dari bentuk dasarnya, yaitu 人 rén, yang memiliki arti orang kata tersebut mengalami pengulangan seluruh atau pengulangan morfem bebas

dari pola A menjadi pola AA. Tediri dari dua buah morfem bebas, yaitu 人 rén + 人 rén, sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang bermakna jamak, yaitu: setiap orang. Contoh reduplikasi kata kerja dalam bahasa Mandarin: Kata Arti Reduplikasi Arti 看 kàn Melihat 看看 kànkàn Melihat-lihat Jika dilihat dari bentuk dasarnya, yaitu 看 kàn, kata tersebut mengalami pengulangan seluruh atau pengulangan morfem bebas dari pola A menjadi ola AA. Tediri dari dua buah morfem bebas, yaitu 看 kàn + 看 kàn, sehingga berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan waktu suatu tindakan sangat pendek, yaitu: melihat-lihat. Dari contoh diatas jika kata dasar direduplikasikan akan berubaha bentuk. Pada pengulangan kata benda jika direduplikasikan maka memiliki arti ;setiap, pada pengulangan kata bantu bilangan jika direduplikasikan maka memiliki arti setiap, pada pengulangan kata kerja jika direduplikasikan maka berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan waktu suatu tindakan yang sangat pendek, sedangkan pengulangan kata sifat jika direduplikasikan maka berfungsi sebagai pembentuk kata ulang yang menyatakan makna suatu tindakan atau derajat. Pada reduplikasi bahasa Mandarin jika kata dasar direduplikasikan

maka nada yang ada pada kata tersebut tidak mengalami perubahan, nadanya tetap mengikuti kata dasar. Melihat keunikan reduplikasi tersebut, penulis tertarik untuk membahas reduplikasi dalam penelitian ini. Pada penelitian ini peneliti akan membahas reduplikasi morfemis bahasa Mandarin yang akan difokuskan pada jenis dan pola pembentukan reduplikasi pada sebuah koran Mandarin. Objek kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah koran harian Mandarin Hao Bao Daily edisi Desember 2016 yang terbit setiap hari di kota Medan. Koran harian Mandarin ini terbit setiap hari dengan 28 halaman, terdiri atas sekitar 19 rubrik. Rubrik-rubrik tersebut antara lain, rubrik berita utama, rubrik berita internasional, rubrik Hao Bao shenzhou, rubrik perdagangan, rubrik special isu, rubrik ekonomi dalam negeri, rubrik ekonomi internasional, rubrik olahraga, rubrik kesehatan, rubrik hari ini dalam sejarah, rubrik berita tambahan, rubrik berita anak-anak, rubrik hiburan, rubrik laporan khusus, liputan, rubrik cerita sejarah, rubrik special novel, rubrik novel kesatria, rubrik iklan, rubrik sains dan teknologi. Peneliti memilih koran ini untuk di teliti karena koran ini adalah koran dengan tiras paling besar di kota Medan, yaitu sebanyak 10.000 eksemplar, cukup banyak dibaca oleh pengguna dan pembelajar bahasa Mandarin, dengan salah satu rubriknya adalah rubric anak-anak sehingga sangat menarik untuk diteliti sebagai data utama penelitian ini. Objek pada penelitian ini adalah rubric berita anak. Maka dari itu, peneliti hanya meneliti penggunaan kata imbuhan berdasarkan rubric cerita anak yang ada di dalam koran Hao Bao Daily edisi Desember 2016 yang terbit setiap hari.

Peneliti memutuskan untuk memfokuskan penelitian reduplikasi bahasa Mandarin pada rubrik tersebut, karena pada rubrik tersebut ditemukan cukup banyak kata ulang atau reduplikasi di dalam tiap kalimatnya. Peneliti memutuskan meneliti koran harian Mandarin Hao Bao Daily edisi Desembr 2016 untuk melengkapi data dan untuk mencapai hasil penelitian yang maksimal. Pengambilan data ini dipilih dengan pertimbangan dan tujuan, pada koran tersebut banyak ditemukan pengulangan kata (reduplikasi). Adapun alasan dipilihnya skripsi berjudul Analisis Morfologi bahasa Mandarin pada Koran Hao Bao Daily karena reduplikasi atau pengulangan penting untuk dipelajari karena kata yang berubah bentuk akan mengalami perubahan makna. 1.2 Batasan Masalah Suatu penelitian sebaiknya mempunyai batasan masalah. Dengan adanya pembatasan masalah, penelitian yang dilakukan dapat terarah dan dapat menghindari penyimpangan masalah yang akan diteliti sehingga tujuan yang dimaksudkan peneliti dapat tercapai. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Difokuskan pada koran harian Mandarin Hao Bao Daily edisi Desember 2016 untuk memahami jenis dan pola pembentukan reduplikasi morfemis bahasa Mandarin.

2. Peneliti hanya meneliti reduplikasi morfemis berdasarkan rubrik cerita anak yang ada di dalam koran Hao Bao Daily edisi Desember 2016 yang terbit setiap hari. 1.3 Rumusan Masalah Dengan latar belakang seperti diuraikan di atas, maka secara rinci permasalahan yang akan diteliti melalui penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana jenis reduplikasi morfemis bahasa Mandarin yang terdapat pada rubrik berita anak koran Hao Bao Daily edisi Desember 2016? 2. Bagaimana bentuk pola reduplikasi morfemis bahasa Mandarin dalam rubric berita anak koran Hao Bao Daily edisi Desember 2016? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan jenis reduplikasi morfemis bahasa Mandarin pada koran Hao Bao Daily edisi Desember 2106. 2. Mendeskripsikan pola reduplikasi morfemis bahasa Mandarin pada koran Hao Bao Daily edisi Desember 2016. 1.5 Manfaat Penelitian

Suatu peristiwa ilmiah harus mampu memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis. Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini ialah untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti maupun pembaca mengenai bahasa Mandarin khususnya mengenai reduplikasi morfemis dan jenis-jenis reduplikasi bahasa Mandarin. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui jenis dan pola dari reduplikasi morfemis bahasa Mandarin. 2. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti dari bidang yang sama tetapi topiknya berbeda.