BAB I PENDAHULUAN. para pemasar menggunakan seluruh alat atau unsur-unsur pemasaran secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. unsur penting dalam kegiatan pemasaran. Pesan yang disampaikan lewat iklan

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran

BAB 1 PENDAHULUANAN. banyaknya perusahaan perusahaan yang menawarkan produk yang sejenis

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Telekomunikasi Di Indonesia Tahun 2015 Jenis Operator Produk

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Merek dan segala sesuatu yang diwakilinya merupakan aset yang paling penting,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki daya tarik tersendiri untuk memasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, merek mempunyai peranan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. maka keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan besar pula.

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Intinya adalah promosi merupakan kegiatan yang dapat. produk yang dihasikan perusahaan (Kotler dan Keller, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan persaingan di segala bidang usaha menjadi. Menghadapi hal tersebut maka perusahaan harus selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. besar masyarakat memiliki Handphone atau telepon genggam sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi sebagian masyarakat untuk melakukan komunikasi. Handphone pada

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran memiliki berbagai jenis merek beserta dengan keunggulan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman membuat kompetisi dalam dunia pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Hermawan. saat yang sama peran brand akan semakin penting.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, membuat perusahan berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Telekomunikasi Selular (TELKOMSEL)

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perusahaan saat ini di Indonesia semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. menjadi persaingan antar merek. Merek bukan hanya dianggap sebagai sebuah nama, logo,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan satu dengan perusahaan lainnya, baik perusahaan yang bergerak di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perusahaan dituntut untuk bersaing secara cermat dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan produknya. Selain itu pola pikir dan prilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar potensial

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi perkembangan telekomunikasi semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dengan banyaknya hal-hal baru dalam kehidupan manusia pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

Bab I. Pendahuluan. perusahaan. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa asing masuk ke Indonesia yang memperketat persaingan dunia usaha,

BAB I PENDAHULUAN. toiletries adalah industri yang memproduksi produk produk konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, dan daya beli mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. publik mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer mulai dari komunikasi, push , belanja online, browsing, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan bisnis dalam era globalisasi semakin dinamis, kompleks dan serba tidak pasti, menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Di dalam bersaing, para pemasar menggunakan seluruh alat atau unsur-unsur pemasaran secara terpadu yang di kenal dengan 4P yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place), dan komunikasi pemasaran (promotion). Kotler, 2003 juga mengemukakan ada empat sasaran pemasaran yaitu memberitahu (inform), membujuk (persuade), mengingatkan (remind) dan memperkuat (inforce). Dan di setiap perusahaan industri berusaha menarik perhatian (calon) konsumen melalui pemberian informasi tentang produk. Di pasar yang serba kompetitif seperti sekarang ini, merek mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran di masa yang akan datang lebih menjadi persaingan antar merek, yaitu persaingan untuk merebut konsumen melalui merek. Selain itu merek bukan hanya dianggap sebagai sebuah nama, logo ataupun simbol. Lebih dari itu merek merupakan nilai yang ditawarkan sebuah produk bagi konsumen yang memakainya. Merek dapat memberikan manfaat yang besar bagi produsen maupun konsumen. Merek mampu menambah nilai bagi konsumen. Adanya persepsi dan keyakinan atas produk yang menyebabkan konsumen ingin terasosiasikan dan membelinya, sehingga konsumen tidak segan membayar mahal untuk mendapatkan produk dengan merek tertentu. Konsumen bersedia membayar lebih tinggi suatu produk karena melekat padanya merek yang merupakan jaminan 1

kosistensi kualitas dan nilai tertentu yang diyakini terkandung didalamnya, tanpa adanya merek konsumen menjadi kurang merasa aman dari kemungkinan buruk diluar harapan. Seperti yang diungkapkan oleh Kenapp (2001:34) bahwa tujuan utama dari merek sejati adalah untuk menambah nilai manusia. Selanjutnya menyatakan bahwa merek sejati adalah tentang memberi manfaat kepada pelanggan dan merek yang terdiferensiasi lebih mudah untuk dikomunikasikan secara efisien kepada konsumen. Pada kenyatannya sebuah merek memang sudah dianggap sebagai aset (equity) oleh sebuah perusahaan atau yang lebih dikenal dengan istilah ekuitas merek (Kotler,2005). Kesadaran merek merupakan elemen kunci dalam generasi ekuitas merek seperti yang diungkapkan oleh Villarejo, et al (2008) bahwa Brand awareness is a key element in the generation of brand equity. Selanjutnya pembentukan citra produk merupakan upaya kritis dalam membangun ekuitas merek. Sebab citra itulah yang ditangkap dan dipercaya oleh benak konsumen. Karena itu Kartajaya (2006), lantas memberi empat kategori asosiasi-asosiasi merek yang bisa dibentuk yaitu: brand as a product, brand as an organization, brand as a person dan brand a symbol. Melalui citra produk yang kuat, maka pelanggan akan memiliki asumsi positif terhadap merek dari suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga konsumen tidak akan ragu untuk membeli produk yang akan ditawarkan perusahaan. Citra produk menjadi hal yang sangat penting diperhatikan perusahaan. Melalui citra produk yang baik, maka dapat menimbulkan nilai emosional pada diri konsumen, dimana akan timbulnya perasaan positif (positive feeling) pada saat membeli atau menggunakan suatu merek. Demikian sebaliknya apabila suatu merek memiliki citra (image) 2

yang buruk dimata konsumen kecil kemungkinan konsumen untuk membeli produk tersebut. Dengan besarnya pengaruh yang diberikan citra suatu produk yang sudah dianggap sebagai aset perusahaan (brand equity) maka PT Smartfren Telecom Tbk selaku pemilik merek Smartfren pastinya menginginkan merek Smartfren sukses di pasaran. Salah satu indikator bahwa merek suatu produk sukses dan dikenal luas oleh masyarakat adalah masuk di dalam jajaran kategori peringkat merek nasional. Survei peringkat merek biasanya dilakukan oleh lembagalembaga survei yang berkompeten seperti yang dilakukan oleh majalah Marketing dan SWA. Perusahaan ternyata masih menjadikan survei merek sebagai salah satu indikator bahwa merek mereka sukses di pasaran. Salah satu survei merek yang dijadikan sebagai indikator kesuksesan sebuah merek adalah top brand award yang dipelopori oleh majalah Marketing yang bekerja sama dengan lembaga survei Frontier Consulting Group. Pada tingkat dewasa ini dapat kita ketahui, selain didambakan kemungkinan memperoleh insentif market share yang tinggi, rupanya perusahaan-perusahaan di Indonesia juga harus didorong dengan upaya semacam survei merek. Sebab hasil survei merek dalam bentuk top of mind awareness merupakan bentuk pencapaian tersendiri. Paling tidak menjadi gambaran mind share bahkan heart share-nya. Produk simcard CDMA prabayar SMARTFREN.yang dikeluarkan oleh PT Smartfren Telecom Tbk, merek Smartfren menjadi salah satu merek yang masuk di dalam top brand award hasil survei majalah Marketing yang bekerjasama dengan Frontier Consulting Group. Kategori yang berhasil diraih adalah telekomunikasi/ IT. Seperti yang dipaparkan dalam majalah Marketing edisi 3

02/X/FEBRUARI 2014, halaman 54 bahwa salah satu syarat meraih top brand adalah top brand index dari suatu merek minimum sebesar 10%. Dengan syarat top brand index minimum sebesar 10% menjadikan merek Smartfren kategori Telekomunikasi/ IT berhasil meraih top brand seperti yang tertera pada tabel 1.1 berikut ini Tabel 1 TOP BRAND INDEX (TBI) Telekomunikasi/ IT Tahun 2012-2014 Top Brand Index (TBI) No Merek 2012 2013 2014 (%) (%) (%) 1 Esia Prabayar 57,9% 64,3% 37,1% 2 Telkom Flexi 15,7% 21,1% 29,1% Prabayar 3 Smartfren 4,3% 7,7% 16,7% 4 Fren Prabayar 10% - - 5 StarOne - 0,3% - Sumber : http://www.topbrand-award.com Berdasarkan tabel 1.1 selama dua tahun berturut-turut yaitu tahun 2012 dan 2013 merek Smartfren tidak masuk dalam jajaran top three untuk kategori Telekomunikasi/ IT. Merek Smartfren masih kalah saing dengan dua merek lain yakni Esia Prabayar, Telkom Flexi Prabayar dan Fren Prabayar. Namun, pada tahun 2014 merek Smartfren melonjak naik pada top brand index sebesar 9% 4

sehingga menjadikan merek Smartfren menempati top three. Lonjakan pada top brand index sebesar 9% dan menempati posisi top three tentunya mengindikasikan bahwa ada peningkatan yang siginifikan pada ekuitas merek Smartfren. Namun hasil survey top brand index berbanding terbalik dengan fakta yang terdapat pada pengguna produk Smartfren. Dilansir dalam portal website Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), pada kurun waktu tahun 2011-2013 lebih dari 4.739 pelanggan Smartfren mengeluhkan mengenai penggunaan produk Smartfren. Hal ini diperkuat dengan terbentuknya akun facebook sejuta keluhan pengguna Smartfren. Gambar 1 Tampilan akun facebook sejuta keluhan pelanggan SMARTFREN Sumber : Akun Facebook Sejuta Keluhan Pelanggan Smartfren Akun tersebut bukanlah akun resmi dari pihak perseroan Smartfren Telecom Tbk, namun akun tersebut merupakan bentuk aksi kekecewaan pengguna terhadap 5

Smartfren. Hal ini dipertegas melalui postingan akun fanpage sejuta keluhan pelanggan Smartfren. Gambar 2 Postingan Akun Sejuta keluhan pelanggan SMARTFREN Sumber : Akun Facebook Sejuta Keluhan Pelanggan Smartfren Dan dalam penelitian ini, peneliti memilih subjek penelitian adalah pengguna produk simcard CDMA prabayar Smartfren kelurahan Gedang- Kecamatan Porong. Alasan peneliti memilih subjek penelitian tersebut dikarenakan segmentasi dari produk Smartfren pada konsumen berusia 15 sampai dengan 35 tahun dan kelas ekonomi menengah kebawah. Pernyataan tersebut dikutip dari portal berita online liputan 6 dan SWA.co.id, dalam wawancara dengan Head of Brand & Corporate Marketing Communication Smartfren, 6

Axis Title Roberto Saputro ketika launching produk smartphone baru dari Smartfren di Jakarta. Ditambah lagi berdasarkan data bagian personalia Smartfren Kabupaten Sidoarjo (Area 453), dapat dilihat bahwasannya pengguna produk Smartfren terbanyak di kecamatan Porong adalah kelurahan Juwet dan kelurahan Gedang. Jumlah pengguna produk Smartfren di Kelurahan Juwet adalah 156 pengguna, dan di Kelurahan Gedang terdapat 118 pengguna. Bagan 1 Jumlah Pengguna Smartfren Tahun 2012-2014 Pengguna Kec. Porong 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Sumber : Bagian Personalia Galery Smartfren Kab. Sidoarjo (dioalah) Namun pada faktanya tingkat keluhan yang paling tinggi pada periode Maret 2014 pengguna produk simcard CDMA Smartfren untuk area Kecamatan Porong, pengguna produk simcard CDMA Smartfren di kelurahan Gedang paling tinggi mengenai keluhan terhadap produk Smartfren yakni sebesar 12%. 7

Tingkat Keluhan Tahun 2011-2014 Bagan 2 Tingkat Keluhan Pelanggan Tahun 2012-2014 Sumber : Bagian Personalia Smartfren Area Sidoarjo Per Januari 2014 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% Kelurahan Gedang Kelurahan Juwet Kenongo Kelurahan Candi Pari Kelurahan Simo Tahun 2014 12% 8% 2% 1% Tahun 2013 8% 7% 2% 0.50% Tahun 2012 4% 4% 1% 1% Tahun 2011 2% 3% 1% 0 Berdasarkan data yang diperoleh dari report Smartfren area Sidoarjo menunjukkan bahwa tingkat keluhan tertinggi untuk kecamatan Porong adalah kelurahan Gedang berkisar 12%. Berdasarkan pemaparan teori, fenomena, data dan perbedaan fakta mengenai lonjakan hasil top brand index merek Smartfren untuk Telekomunikasi/ IT pada simcard CDMA prabayar Smartfren dengan terbentuknya akun sejuta keluhan pelanggan Smartfren, mengindikasikan terdapat permasalahan terhadap ekuitas merek dari Smartfren. Berdasarkan alasan tersebut maka penelitian ini mengambil judul PENGARUH CITRA PRODUK TERHADAP EKUITAS MEREK (Studi pada Pengguna Produk Simcard CDMA prabayar SMARTFREN Kelurahan Gedang Kecamatan Porong). 8

B. Rumusan Masalah Menganalisis citra produk yang diduga mempunyai pengaruh terhadap ekuitas merek menjadi sangat penting untuk membangun ekuitas merek yang kuat. Oleh karena itu perlu diajukan pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh dari citra produk terhadap ekuitas merek simcard CDMA prabayar SMARTFREN? 2. Seberapa besar pengaruh citra produk terhadap ekuitas merek simcard CDMA prabayar SMARTFREN? C. Tujuan Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh citra produk terhadap ekuitas merek simcard CDMA prabayar SMARTFREN. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari pengaruh citra produk terhadap ekuitas merek simcard CDMA prabayar SMARTFREN. 9

D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pihak yang terkait yaitu: 1. Akademis Manfaat bagi universitas adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian tingkat perguruan tinggi serta sebagai sumbangan pemikiran dan melengkapi pembahasan sejenis yang akan dilakukan di masa datang. 2. Praktis Melalui penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengelola ekuitas merek dan meraih keuntungan yang kompetitif yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage). 10