ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PADA KERANG KAPAH (Meretrix meretrix) DI KABUPATEN TRENGGALEK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kerang-kerangan yang termasuk dalam Kelas Bivalvia merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODA PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komoditas udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan metode deskriptif.

IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN (Vibrio sp) DI PERAIRAN NONGSA BATAM PROPINSI RIAU. ABSTRAK

II. METODELOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

BioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan ANALISIS BAKTERI SALMONELLA-SHIGELLA PADA KUAH SATE PEDAGANG KAKI LIMA

Keragaman Bakteri Endofit Pada Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Leor Dan Duri Di Kabupaten Subang

Lampiran 1 Komposisi media pertumbuhan bakteri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni Lokasi penelitian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

Detection of Acid Bacteria in the Process of Cocoa Production

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE

P r o s i d i n g 322

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik

III. METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada bulan Maret Mei Penelitian dilaksanakan di

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PROBIOTIK PADA SALURAN PENCERNAAN IKAN LAIS (Kryptopterus spp.)

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. Sampah berhubungan erat dengan pencemaran lingkungan yaitu sebagai

Zat-zat hara yang ditambahkan kedalam media tumbuh suatu mikroba adalah :

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

II. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Usus Halus Itik Mojosari (Anas plathyrinchos)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Selulolitik dari Tanah Mangrove

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi eksploratif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

UJI BIOKIMIA SERTA UJI INDEKS ANTI-MIKROBIAL ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA TERHADAP ISOLAT BAKTERI DARI IKAN LELE DUMBO (Clarias sp) KARYA ILMIAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penyelidik dan

Isolasi dan Aktivitas Fermentasi Bakteri Asam Asetat pada Nira Nipah (Nypa fruticans) Abstrak

BAKTERI TANAH SAMPAH PENDEGRADASI PLATIK DALAM KOLOM WINOGRADSKY

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji, yaitu uji resistensi logam berat, uji TPC (Total Plate Count), dan uji AAS

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA LELE DUMBO YANG TERSERANG PENYAKIT DI KABUPATEN BANYUMAS

Materi 2: Isolasi dan Purifikasi Bakteri Simbion pada Organisme Laut

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PROTEOLITIK DARI FESES HEWAN LUWAK (Paradoxurus hermaphroditus)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

TINGKAT KONTAMINASI Vibrio cholerae RESISTEN MERKURI DIISOLASI DARI IKAN KUWE (Caranx sexfasciatus)

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

Transkripsi:

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PADA KERANG KAPAH (Meretrix meretrix) DI KABUPATEN TRENGGALEK Burhanuddin Ihsan 1), Endah Retnaningrum 2) 1) Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan, Jl. Amal Lama No.1, Tarakan. Kalimantan Utara. 77123 2) Staf Pengajar Program Studi Biologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Jl. Teknika Selatan, Sekip Utara, Sinduadi, Melati, Kabupaten Sleman, DI.Yogyakarta 55281 1) Email: Ihsan.muslim1924@gmail.com ABSTRACT Meretrix meretrix is one type of shellfish that are included in the bivalves and filter feeders. One of bacteria that live in the estuary is the Vibrio. This research aims to determine the presence of Vibrio sp. in M. meretrix from Trenggalek. The Isolation of Vibrio bacteria was conducted by streat plate method on selective media of TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose) and identify the Vibrio bacterium through the morphological and biochemical tests based Bergey's Manual of Systematic Bacteriology In Microbiology laboratory of Biology Faculty of Gadjah Mada University. The Result showed there are to seven isolates Vibrio sp. bacterias in M. meretrix they are isolate 1.1, 1.4, 1.7, 1.8. 5.3, 3.5, dan 2.6. Keyword: Meretrix meretrix, Vibrio, identification, PENDAHULUAN Kerang-kerangan yang termasuk dalam Kelas Bivalvia merupakan organisme yang menetap di dasar laut dengan cara membenamkan diri di dalam pasir atau lumpur bahkan menempel pada batu karang. Pada beberapa anggota Kelas Bivalvia seperti Kerang Kapah (Meretrix meretrix) dapat hidup di daerah intertidal dan subtidal karena mampu menutup cangkangnya dengan rapat untuk mencegah kekurangan air. Nybakken (1992) menyebutkan bahwa berdasarkan kebiasaan makannya, M. meretrix bersifat pemakan suspensi (filter feeder). M. meretrix merupakan salah satu jenis kerang yang berpotensi dan bernilai ekonomis serta merupakan makanan produk hasil laut yang cukup banyak dikonsumsi di Indonesia. Berdasarkan data statistik Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2012 produksi Remis (Meretrix spp.) di Indonesia tahun 2001-2011, mengalami peningkatan rata-rata sebesar 22,10%. M. meretrix merupakan salah satu anggota Genus Meretrix yang memiliki kandungan protein, EPA (Eicosapentaenoic Acid) dan DHA (Docosahexaenoic Acid) yaitu sebesar 9,39 %, 2,03% dan 6,06% (Gifari, 2011). Cara makan M. meretrix yang bersifat filter feeder memungkinkan banyak bakteri akuatik yang terkandung di dalam tubuhnya, salah satunya adalah bakteri Vibrio sp. Bakteri Vibrio merupakan bakteri akuatik yang bersifat patogen opportunistic yang ditemukan dan dominan di lingkungan air payau dan estuaria seperti sungai, muara sungai, kolam, dan laut (Widowati. 2008). Bakteri Vibrio tumbuh optimal pada air Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2017 23

Isolasi dan identifikasi bakteri vibrio sp (Burhanuddin Ihsan & Endah Retnaningrum) payau dan laut dengan salinitas antara 20-40 ppt (Feliatra 1999). Bakteri Vibrio hidup di air laut dan air tawar serta berasosiasi dengan hewan laut dan hewan air tawar (krieg dan Holt, 1984 Wang et al, 1995). Sebagian besar bakteri Vibrio adalah bakteri patogen yang mampu menghasilkan enzim proteolitic, dan kitinolitic serta bersifat halofilik. bakteri Vibrio dapat menyebabkan penyakit bagi manusia diantaranya adalah bakteri V. cholerae dan V. Parahemolyticus. V. cholerae dapat menyebabkan penyakit kolera dan pada infeksi yang parah penderita dapat mengalami diare 20-30 kali sehari dan kehilangan cairan ±18 liter (Mailoa dan Setha, 2011). Tujuan penelitian untuk mengetahui kandungan bakteri Vibrio pada M. meretrix. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus 2015 sampai Oktober 2015. Sampel M. meretrix diambil di lokasi Eduwisata Mangrove Cengkrong Kabupaten Trenggalek. Isolasi dan identifikasi bakteri Vibrio sp. dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk penelitian ini meliputi mikropipet, LAF, autoklaf, inkubator, timbangan digital, vortex, shaker, mortar dan berbagai alat-alat gelas seperti; tabung reaksi, cawan petri, ose, rak tabung reaksi, Erlenmeyer dan lainlain. Bahan yang digunakan meliputi medium TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose), NB (Nutrien Broth), dan larutan APW (Alkali Pepton Water), dan bahan utama yang digunakan sebagai objek penelitian yaitu M. meritrix Cara Kerja 1. Sterilisasi Alat dan Bahan Sterilisasi alat dan bahan dilakukan dengan menggunakan autoklaf pada temperatur 121ºC dengan tekanan 1 atm selama 15 menit untuk menghilangkan kontaminasi bakteri atau mikroorganisme lain (Marlina, 2008). 2. Isolasi Bakteri Vibrio Sampel M. meretrix dihaluskan dengan menggunakan mortal, sebanyak 4 gram sampel diambil kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer yang berisi 200 ml medium APW, selanjutnya diinkubasi selama 6-8 jam dengan suhu 37 o C. Inokulum tersebut kemudian diinokulasi pada medium TCBS dengan metode streak plate kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 30 o C (Hidayat, 2013). 3. Identifikasi Bakteri Vibrio Identifikasi bakteri Vibrio berpedoman pada buku Bergey s Manual of Systematic Bacteriology (Krieg and Holt 1984), dengan melihat karakter morfologi dan biokimia; uji oksidase, pengecatan Gram kebutuhan oksigen, motilitas reduktasi nitrat/nitrit, methyl red, dan Voges Proskauer. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Vibrio Isolasi bakteri Vibrio pada M. meretrix di Kabupaten Trenggalek terdapat 22 isolat (Tabel 1). Dari hasil isolasi ada beberapa isolat bakteri yang tidak mampu tumbuh pada media TCBS, ini menunjukkan bahwa media TCBS mampu menghambat bakteri yang tidak diinginkan sehingga medium tersebut tergolong medium selektif. Koloni bakteri yang tumbuh pada medium TCBS memiliki beberapa sifat morfologi koloni; warna koloni (kuning, orange, hijau, dan hijau kebiruan), bentuk koloni circular, 24 Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2017

Gambar 1. Warna koloni bakteri Vibrio tepi koloni entire dan elevasi koloni yang bermacam pula (law conver, conver dan effuse). Koloni bakteri yang tumbuh pada media TCBS memiliki karakteristik warna; hijau, kuning, hijau transparan, orange dan hijau kebiruan (Gambar 1). Menurut Mailoa dan Setha (2011), warna koloni yang berwarna hijau pada bakteri Vibrio disebabkan karena sifatnya yang tidak mampu memfermentasi sukrosa sedangkan warna koloni yang berwarna kuning mampu memfermentasi sukrosa serta mampu menurunkan ph pada media TCBS. Tabel 1. Hasil isolasi bakteri Vibrio pada M. meretrix NO KODE ISOLAT BENTUK ELEVASI TEPI WARNA 1 1.1 Circular Law Conver Entire Kuning 2 1.3 Circular Law Conver Entire Kuning 3 1.4 Circular Law Conver Entire Kuning 4 1.6 Circular Effuse Entire Hijau Transfaran 5 1.7 Circular Conver Entire Hijau kebiruan 6 1.8 Circular Law Conver Entire Orange 7 1.9 Circular Conver Entire Orange 8 2.1 Circular Law Conver Entire Kuning 9 2.4 Circular Conver Entire Kuning 10 2.5 Circular Law Conver Entire Hijau Transfaran 11 2.6 Circular Conver Entire Kuning 12 2.7 Circular Conver Entire Hijau kebiruan 13 3.4 Circular Law Conver Entire Kuning 14 3.5 Circular Conver Entire Hijau 15 3.6 Circular Law Conver Entire Hijau 16 3.7 Circular Law Conver Entire Kuning 17 4.1 Circular Law Conver Entire Orange 18 4.2 Circular Law Conver Entire Kuning 19 4.7 Circular Conver Entire Kuning 20 4.8 Circular Law Conver Entire Hijau 21 5.1 Circular Law Conver Entire Hijau Transfaran 22 5.3 Circular Law Conver Entire Kuning Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2017 25

Sifat Biokimiawi Morfologi Koloni Isolasi dan identifikasi bakteri vibrio sp (Burhanuddin Ihsan & Endah Retnaningrum) B. Identifikasi bakteri Vibrio Identfikasi isolat bakteri dilakukan dengan uji morfologi dan sifat biokimia. Hasil identifikasi dan karakterisasi isolat bakteri, terdapat 7 isolat yang teridentifikasi sebagai bakteri Vibrio spp. dengan berbagai uji yang dilakukan seperti; uji oksidase untuk mengetahui sitokrom oksidase yang terdapat pada bakteri Vibrio, uji reduktasi nitrat/nitrit untuk mengetahui kemampuan mereduktasi nitrat, uji motil untuk mengetahui pergerakan, uji indol digunakan untuk mengetahui apakah bakteri mempunyai enzim triptophanase untuk mengoksidasi asam amino triptophan membentuk indol, uji methyl red dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri yang mampu menghasilkan asam organik melalui metabolisme glukosa, uji voges proskauer untuk mengetahui tidak terjadinya ikatan antara guanidin dan diasetil serta uji kebutuhan oksigen untuk mengetahui sifat anaerob fakultatif pada bakteri Vibrio. Hasil identifikasi didapatkan 7 bakteri Vibrio spp. dapat dilihat pada (Tabel 2). Menurut Bergey s Manual of Systematic Bacteriology (Kreig and Holt, 1984), anggota bakteri Genus Vibrio mempunyai ciri-ciri antara lain berbentuk batang pendek, bersifat gram negative, memiliki flagel, tidak berspora, tidak memiliki kapsul, bersifat fakultatif aerob dan berkembang biak dengan pembelahan biner, tumbuh pada media selektif Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose Agar (TCBSA) dengan koloni berwarna kekuningan, orange dan hijau. Menurut Austin et al, (1989) anggota bakteri Vibrio mempunyai sifat-sifat biokimia seperti oksidasi, katalase dan reduksi nitrat bersifat positif, fermentasi aerogenik pada glukosa, sensitive terhadap O/129, dan beberapa spesies mampu mendegradasi glatin, kitin, lipidamilum dan aesculin. Tabel 2. Identifikasi Bakteri Vibrio Karak ter Isolat No Jenis Karakter 11 14 17 18 26 35 53 Vibrio 1 Circular + + + + + + + + 2 Law Conver + + + + + 3 Entire + + + + + + + + 4 Kuning + + + + + + 5 Hijau + + 6 Hijau Kebiruan + + 7 Cat gram 8 Sel Batang lurus + + + + + + 9 Sel Batang bengko + + + 10 Anaerob Fakultatif + + + + + + + + 11 Motilitas + + + + + + + + 12 Reduktasi nitrat/nitrit + + + + + + + + 13 Oxidase + + + + + + + + 14 Indole production 15 Voges Proskauer 16 Methyl Red + + + + + + + + 26 Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2017

KESIMPULAN Terdapat tujuh isolat yang teridentifikasi sebagai bakteri Vibrio sp. pada M. Meretrix yaitu isolat 1.1, 1.4, 1.7, 1.8, 5.3, 3.5 dan 2.6. DAFTAR PUSTAKA Austin, D.A., D. McIntosh and B. Austin. 1989. Taxonomy of fish associated Aeromonas spp., with the description of Aeromonas salmonicida subsp. smithia, subsp. nov., sp. nov. Syst. Appl. Microbiol. 11: 277 290. Feliatra. 1999. Identifikasi bakteri patogen (Vibrio sp.) di perairan Nongsa Batam Propinsi Riau. Jurnal Natur Indonesia 11 (1): 28-33. Gifari, A. 2011. Karakteristik Asam Lemak Daging Keong Macan (Babylonia Spirata), Kerang Tahu (Meretrix Meretrix), Dan Kerang Salju (Pholas dactylus). Skripsi THP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hidayat. AR. Syarif. 2013. Karakterisasi Bakteri Genus Vibrio Dari Ikan Kerapu (Plectropomus sp.). UIN Alauddin Makassar. ISSN 2302-1616 (Vol 1, No. 2, hal 141-143). Gowa. Holt, J.G., N.R. Kreigh,P.H.A Sneath, J.T. Stanley. S.T. Williams. 1994. Bergey s manual of determinative bacteriology ninth edition. Williams K. Hensky (ed) and Wilkins Baltimore. 787 hal. Krieg, N.R. and J.G. Holt (Editors). 1984. Bergey s Manual of Systematic Bacteriology, 1st Ed., Vol. 1, The Williams & Wilkins Co., Baltimore. Marlina. 2008. Identifikasi Bakteri Vibrio parahaemolitycus dengan Metode BIOLOG dan Deteksi Gen ToxR nya Secara PCR. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 13(1):11-17. Mailoa. M.C. dan Setha. B. 2011. Karakteristik Patogenitas Vibrio sp. Diisolasi dari Lendir Sidat (Anguilla Sp.). Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Pattimura. ISSN: 1979-6358. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Pendekatan Ekologis. Gramedia. Jakarta. Wang, F.Y.K., Flower, K. and Desmarchelier, P.M. 1995. Vibriosis Due to Vibrio mimicus in Australia Freshwater Crayfish. J. Acuat Anim Healt. & (4), pp; 284-291. Widowati. R. 2008. Keberadaan Bakteri Vibrio parahaemolyticus Pada Udang Yang Dijual Di Rumah Makan Kawasan Pantai Pangandaran. Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2017 27