BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2009 sampai bulan Juli 2010

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian dasar. Penelitian dasar

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Citrus merupakan genus dari famili Rutaceae dimana pada famili ini

II. METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Jenis Data Data Primer

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN

METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Vili Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Tabel 1 Jenis-jenis pohon sebagai bahan penelitian. Asal Tempat Tumbuh. Nama Daerah Setempat

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III BAHAN DAN METODE

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Usus Halus Ayam Broiler. Menggunakan Metode Paraffin

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan dengan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM). Pengukuran Parameter Fotosintesis . Pengamatan Anatomi Daun HASIL

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

Lampiran 1. Alat alat yang digunakan untuk pembuatan dan pengukuran edible film. Gambar 1 Gambar 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada November 2013-Mei 2014 di

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

1. Melakukan isolasi jaringan (usus halus bagian ileum) kemudian dibilas dengan

BAB III BAHAN DAN METODE

PERBEDAAN STRUKTUR ANATOMI TUMBUHAN PENGHASIL GAHARU. Aquilaria spp. and Gyrinops versteegii)

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai

Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Mikro Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Kampus Universitas Indonesia, Depok. Pengambilan sampel dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengambilan Sampel

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RESPON PERTUMBUHAN SERTA ANATOMI DAUN KENARI (Canarium commune L) DAN AKASIA (Acacia mangium Willd) TERHADAP EMISI GAS KENDARAAN BERMOTOR

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi a. Bahan

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

BAB 3 METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian

IDENTIFIKASI VARIETAS JERUK

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

Pembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

STRUKTUR ANATOMI ORGAN VEGETATIF Pedada Merah (Sonneratia caseolaris (L.) Engler) DI HUTAN MANGROVE KENAGARIAN MANGGUANG KOTA PARIAMAN

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

BAB III. METODE PENELITIAN

TRANSPIRASI TUMBUHAN. Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp.

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis.

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrak biji pepaya (Carica papaya, L.) terhadap ketebalan lapisan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember Juni 2002.

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2009 sampai bulan Juli 2010 di laboratorium Struktur Tumbuhan Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif. Penelitian dasar merupakan penelitian yang dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan pada penelitian dan metode deskriptif karena hanya memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena tertentu dan tidak adanya perlakuan terhadap variabel (Nazir, 2003). C. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 3.1, Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 sebagai berikut: 28

29 Tabel 3.1 Spesies yang Digunakan No Genus Spesies Nama Daerah 1 Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle Jeruk Nipis 2 Citrus limon (L.) Burm.f. Jeruk Lemon 3 Citrus hystrix DC. Jeruk Purut 4 Citrus amblycarpa Jeruk Purut Sambel 5 x Citrofortunella microcarpa (Bunge) Wijnands Jeruk Limau 6 Citrus Citrus sinensis (L.) Osbeck Jeruk Manis 7 8 9 10 Citrus reticulata Blanco cv. Keprok Garut Citrus reticulata Blanco cv. Keprok Siem Citrus maxima (Burm.) Meer.cv. Jeruk Bali Citrus maxima (Burm.) Meer.cv. Jeruk Bali Madiun Jeruk Garut Jeruk Siem Jeruk Bali Jeruk Bali Madiun Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan No Nama bahan Kegunaan 1. Formalin 4% Membuat larutan FAA 2. Asam asetat glasial Membuat larutan FAA 3. Alkohol Untuk dehidrasi, infiltasi (30%, 50%, 70%, 95%, 100%) 4. Xilol murni Pelarut parafin 5. Fast green Untuk pewarnaan 6. Safranin Untuk pewarnaan 7. Aquades Pelarut 8. Parafin (lunak dan keras) Untuk infiltrasi dan embedding 9. Haupt Perekat 10. Air suling Pembilas pada pewarnaan 11. Entelan Untuk penutupan kaca objek

30 Tabel 3.3 Alat yang Digunakan No Nama alat Spesifikasi Jumlah 1. Pisau tipis Gillette Goal 1 Pak @ 6 buah 2. Pinset Besi ujung lengkung 1 buah 3. Botol vial 10 ml 30 buah 4. Pipet Bahan kaca 5 buah 5. Gelas ukur Bahan kaca Pyrex ukuran 10ml, 50 ml, 500 ml @ 1 buah 6 Gelas kimia Bahan kaca Pyrex ukuran 50 ml,250 ml dan 500 ml @ 2 buah 7. Botol untuk larutan Bahan kaca gelap 300 ml, 500 ml @ 5 buah 8. Vacuum diafragh pump Ulvac sinko kiko DA-20D 1 buah 9. Desicator Duran 1 buah 10. Oven SIBATA SPF-450 1 buah 11. Baki pita Bahan karton Duplex 3 buah 12. Kuas No. 3 2 buah 13. Mikrotom putar Model Yamato KHKI PR- 50 1 buah 14. Hot plate ERMA F-1 1 buah 15. Staining jar Bahan kaca 12 buah 16. Mikroskop elektrik Shimadzu 3904935 1 buah 17. Kaca objek Sail Brand 25.4 X 76.2 mm 3 pak @ 72 buah 18. Kaca Penutup Menzel-Glaser 24 X 24 mm 6 pak @ 50 Buah 19. Box Preparat Bahan Kayu isi 100 2 buah 20. Skala pengukur mikroskop Skala okuler, skala objekif 21. Kamera digital Fuji Film model Finepix 9 mega pixel @ 1 buah 1 buah

31 D. Cara Kerja 1. Pra-penelitian pada Daun Jeruk Daun jeruk yang akan dijadikan sampel dalam penelitian secara anatomi, sebelumnya dilakukan pengamatan ciri-ciri tanaman secara umum (Lampiran I) dan pengamatan khusus morfologi daun. Pengamatan secara morfologi pada daun jeruk meliputi perhitungan indeks daun, bentuk daun, tipe tepi daun, ujung daun, ada tidaknya petiolus dan bentuk sayap pada petiolus. 2. Pengambilan Daun Jeruk di Lapangan Daun-daun jeruk yang digunakan diambil dari daerah Desa Cihideung, Kec. Parompong, Kab. Bandung Barat. Sampel yang diambil adalah daun pada nodus ke-empat karena pada bagian seperti inilah pertumbuhan daun sudah dianggap maksimal. Sampel daun diambil dan disimpan dalam air atau dalam tempat lembab agar tidak layu pada saat dilakukan pengamatan di laboratorium. Sampel yang telah diambil sebagian dikirim ke Pusat Penelitian Biologi LIPI Herbarium Bogoriense untuk diidentifikasi penamaannya (Lampiran II) dan sebagian lagi digunakan untuk penelitian di laboraturium. 3. Pembuatan Preparat Anatomi dengan Metode Parafin Preparat anatomi daun jeruk dibuat dengan metode parafin (Sass, 1958). Sampel daun yang akan diamati dipotong dengan ukuran 1-2 cm, sampel kemudian difiksasi dalam larutan FAA 50% dan disimpan selama 1 x 24 jam. Larutan FAA ini terdiri dari 90 ml alkohol 50%, 50 ml asam asetat glasial, dan 5 ml formalin 4%. Sampel kemudian diaspirasi dengan menggunakan aspirator untuk menghilangkan udara dalam sampel, hal ini dilakukan agar memudahkan

32 proses dehidrasi dan infiltrasi. Aspirasi dilakukan sampai bahan tenggelam atau tidak terlihat lagi gelembung udara yang keluar dari jaringan dengan tekanan vakum maksimal. Sampel selanjutnya didehidrasi dengan seri larutan alkohol-tba (tertier butil alkohol) atau disebut juga larutan Johansen (Hidayat & Utomo, 1980) (Lampiran III). Dehidrasi dilakukan untuk menarik air yang ada pada jaringan agar parafin dapat masuk kedalam jaringan pada saat infiltrasi. Sampel selanjutnya diinfiltrasi dalam TBA-minyak parafin 1:1 selama 1,5 jam, kemudian proses infiltasi dilanjutkan dengan menggunakan parafin lunak (48 C) selama 3x2 jam dan parafin keras (58 C) selama 2x2 jam di dalam oven. Setelah infiltrasi kemudian sampel ditanam dalam blok parafin keras. Sampel selanjutnya disayat dengan mikrotom putar dengan ketebalan 10µm. Sayatan yang berupa pita-pita parafin kemudian ditempelkan pada kaca objek yang telah dilapisi perekat Haupt (Lampiran III) dan diberi setetes air. Sayatan yang berupa pita-pita parafin dibiarkan merenggang dan mengering diatas papan pemanas dengan suhu 42 C. Sayatan diwarnai dengan fast green (Lampiran III) dan pewarna lawan Safranin (Lampiran III) berdasarkan metode yang dikemukakan oleh Sass (1958) (Lampiran IV). Bahan yang diwarnai dibubuhi entelan dan ditutup dengan kaca penutup. Langkah pembuatan preparat Anatomi dengan metode parafin ini dapat dilihat pada Lampiran V. 4. Pembuatan Preparat Anatomi Sayatan Segar Untuk mengamati tipe stomata, dibuat preparat anatomi sayatan segar dengan cara menyayat permukaan daun secara paradermal menggunakan pisau

33 tipis yang tajam. Sayatan ini kemudian diletakkan pada kaca objek yang telah diberi tetesan air dan ditutup dengan kaca penutup. Jumlah ruang sekretori dan diameter ruang sekretori diamati dengan menempelkan sampel daun segar pada kaca objek. Sampel daun yang telah diambil di lapangan, dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian atas, tengah, dan bawah. Bagian-bagian sampel daun ini kemudian diletakkan pada kaca objek. Penyimpanan sampel pada kaca objek disesuaikan dengan ukuran kaca objek. 5. Pengamatan Anatomi a. Pengamatan anatomi daun Pengamatan lapisan epidermis, tipe birai, bentuk palisade, bentuk kristal, letak, dan jumlah lapisan epitel pada ruang sekretori dilakukan pada setiap preparat sayatan melintang daun yang telah dibuat menggunakan metode parafin dan diwarnai dengan pewarna fast green dan safranin. Seluruh hasil pengamatan kemudian didokumentasikan menggunakan kamera digital Fuji Film model Finepix 9 mega pixel. b. Pengamatan tipe stomata Pengamatan tipe stomata dilakukan dengan menggunakan preparat anatomi sayatan segar. Masing-masing diamati sebanyak 10 kali lapang pandang menggunakan mikroskop elektrik. c. Menentukan jumlah ruang sekretori Penentuan jumlah ruang sekretori dilakukan pada sampel daun segar yang telah ditempelkan pada kaca objek. Masing-masing sampel daun dilakukan

34 penghitungan ruang sekretori sebanyak 10 kali lapang pandang dibawah mikroskop elektrik Shimadzu dengan pembesaran lensa objektif 4x10. d. Pengukuran diameter ruang sekretori Pengukuran diameter ruang sekretori dilakukan baik pada preparat sayatan melintang daun yang telah dibuat menggunakan metode parafin dan diwarnai dengan pewarna fast green dan safranin maupun pada sampel daun segar yang ditempelkan pada kaca objek (Lampiran VI). Sebelum dilakukan pengukuran dengan menggunakan skala okuler dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Ruang sekretori yang telah diukur menggunakan skala okuler hasilnya dikalikan dengan hasil kalibrasi pada pembesaran yang digunakan. 6. Analisis Clustering Dari Sembilan spesies pada genus Citrus dan satu spesies dari genus Citrofortunella dibedakan berdasarkan karakter anatomi daunnya. Enam karakter yang diamati adalah jumlah lapisan epidermis, indeks palisade dengan tebal daun, letak ruang sekretori, jumlah lapisan epitel, jumlah ruang sekretori dan diameter ruang sekretori. Setelah empat karakter diamati kemudian dilakukan skoring dan dibuat konstruksi pohon clustering menggunakan program komputer Multi Variate Statistical Package (MVSP) versi 3.13 q.

35 Daun segar Gambar 3.1. Alur Penelitian