BAB I PENDAHULUAN. lainya yang dapat menimbulkan rasa sakit (Putri, 2014; Simangunsong, 2015).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri ketika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan istilah anestesi (Putri, 2014). Anestesi merupakan gabungan dua

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Pencabutan gigi adalah proses pembedahan yang memberikan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda


BAB 1 PENDAHULUAN. yang berisiko tinggi terhadap penularan penyakit, mengingat ruang lingkup kerjanya

ASEPSIS SESUDAH TINDAKAN BEDAH MULUT

TEKNIK EFEKTIF PENGGUNAAN ALAT SUNTIK PEDAL

BAB I PENDAHULUAN. bahwa dengan berakhirnya kehidupan seseorang, mikro-organisme. tidak diwaspadai dapat ditularkan kepada orang orang yang menangani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Pengendalian infeksi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. penduduk pada tahun 2000 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

PENGENDALIAN INFEKSI DI YANKESGILUT. Harum Sasanti Pelatihan Dokter Gigi Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

KONTAMINASI SEL DARAH MERAH PADA SISA LARUTAN ANESTESI DALAM CARTRIDGE PASCA INJEKSI ANESTESI LOKAL MENGGUNAKAN SYRINGE INTRALIGAMEN X

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komplikasi yang sering terjadi pasca prosedur dental adalah infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koloni bakteri pada plak gigi merupakan faktor lokal yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengalaman emosional yang berkaitan dengan kerusakan atau potensi kerusakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tuberkulosis, Human Immunodeficiency Virus (HIV), hepatitis B, dan hepatitis C

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN PENATALAKSANAAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah terjadinya infeksi silang yang bisa ditularkan terhadap pasien, dokter

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan bagian atas; beberapa spesiesnya mampu. memproduksi endotoksin. Habitat alaminya adalah tanah, air dan

BAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan

DAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5

BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam. diantaranya perawat, dokter dan tim kesehatan lain yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia antara lain sebagai alat transportasi nutrien, elektrolit dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenainya. Terdapat tipe - tipe dari luka, diantaranya luka insisi, memar,

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di

TINGKAT PENGETAHUAN DOKTER GIGI TERHADAP STANDARD PRECAUTION SEBELUM PERAWATAN GIGI PADA TEMPAT PRAKTEK DI KECAMATAN MEDAN BARU PERIODE JANUARI 2016

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendalaman sulkus gingiva ini bisa terjadi oleh karena pergerakan margin gingiva

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI WILAYAH BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. yang predominan. Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Luka merupakan rusaknya integritas kulit, permukaan mukosa atau suatu

I. PENDAHULUAN. terapeutik pilihan yang dilakukan pada gigi desidui dengan pulpa terinfeksi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

pola kuman 1. Program penerapan Kewaspadaan Isolasi 2. Program kegiatan surveilans PPI dan peta 4. Program penggunaan antimikroba rasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periodontitis kronis, sebelumnya dikenal sebagai periodontitis dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sering ditemukan pada orang dewasa, merupakan penyakit inflamasi akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Poket infraboni dan poket suprabonimerupakan dua tipe poket periodontal yang

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2. Varises. Anemia. Polisitemia. Hipertensi

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN

BAB 2 LATAR BELAKANG TERAPI AMOKSISILIN DAN METRONIDAZOLE SEBAGAI PENUNJANG TERAPI PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satu contoh luka terbuka adalah insisi dengan robekan linier pada kulit dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

HEPATITIS FUNGSI HATI

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KURETASE GINGIVAL & KURETASE SUBGINGIVAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh

HIV AIDS. 1. Singkatan dan Arti Kata WINDOW PERIOD DISKRIMINASI. 2. Mulai Ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anestesi adalah cara untuk menghilangkan kemampuan tubuh dalam menerima berbagai bentuk sensasi selama pembedahan ataupun tindakan medis lainya yang dapat menimbulkan rasa sakit (Putri, 2014; Simangunsong, 2015). Anestesi lokal merupakan upaya untuk mengontrol rasa sakit pada sebagian tubuh tertentu tanpa disertai hilangnya kesadaran (Pasaribu, 2008; Nasution, 2014). Dokter gigi dalam praktek lebih banyak menggunakan teknik anestesi lokal karena selain sebagai pereda nyeri pasien masih dalam keadaan sadar sehingga dapat bekerjasama dengan baik (Nasution, 2014). Teknik anestesi lokal dalam bidang kedokteran gigi yang sering digunakan adalah teknik infiltrasi dengan menggunakan disposable syringe dan teknik intraligamen dengan menggunakan intraligamen syringe (Muthmainnah, 2014). Anestesi intraligamen atau ligamen periodontal dapat digunakan sebagai tambahan apabila teknik anestesi konvensional tidak dapat terpenuhi (Amalia, 2008; Muthmainnah, 2014). Anestesi intraligamen dilakukan dengan menginsersikan jarum melalui sulkus gingiva kearah apikal pada bagian mesial dan distal gigi dengan bevel menjauhi gigi dan dilakukan pada setiap akar yang ada (Amalia, 2008). Injeksi intraligamen dapat menggunakan jarum dan syringe konvensional, namun diperlukan tekanan yang sesuai untuk mendeponirkan larutan anestesi kedalam ligamen periodontal sehingga lebih baik menggunakan syringe khusus intraligamen (Muthmainnah, 2014). 1

2 Injeksi intraligamen memiliki beberapa kelebihan dibandingkan metode injeksi konvensional, syringe intraligamen yang didesain secara khusus dapat mengurangi rasa sakit dan cemas pada pasien (Muthmainnah, 2014). Injeksi intraligamen juga memiliki beberapa kekurangan apabila insersi jarum ke tulang spongius, tidak memungkinkan untuk dilakukanya aspirasi dengan intraligamen syringe karena desainya secara mekanik tidak memungkinkan adanya hubungan antara piston rod pada syring dan rubber plunger pada cartridge untuk melakukan aspirasi (Medvedev, Petrikas and Dyubaylo, 2012; Muthmainnah, 2014). Darah adalah carian kental berwarna merah yang terdiri dari plasma dan sel darah, bagi manusia darah merupakan suatu cairan yang sangat penting sebagai alat transportasi zat-zat metabolisme, oksigen, yang menghubungkan seluruh organ dan sebagai pertahanan tubuh serta banyak manfaat lainya (Praida, 2008; Rahmi, 2009). Darah merupakan cairan kental berwarna merah yang terdiri dari plasma darah dan sel darah di dalam pembuluh darah dan menghubungkan seluruh organ yang ada pada tubuh (Praida, 2008; Rahmi, 2009; Yolanda and Kurnia, 2015). Aliran darah melalui pembuluh darah ditentukan oleh 2 faktor yaitu perbedaan tekanan dan tahanan vaskular. Tekanan darah diukur dalam satuan millimeter air raksa (mmhg). Tekanan darah merupakan tenaga yang digunakan oleh darah pada setiap satuan daerah dari dinding pembuluh darah tersebut. Tekanan darah di dalam pembuluh darah dapat memberikan tekanan balik setelah deposisi cairan anestesi sehingga cartridge dapat terkontaminasi darah akibat dari tekanan balik tersebut (Guyton and Hall, 2008).

3 Darah atau produk darah yang sudah terinfeksi oleh suatu patogen dapat menjadi cara yang paling mudah dalam menularkan sutau penyakit. Jumlah patogen yang dapat menular tergantung dari mekanisme perpindahan patogen tersebut dari sumber infeksinya melalui darah pada volume dan konsentrasi tertentu (Hu, Kane and Heymann, 1991). Infeksi merupakan suatu proses seseorang (host) menerima agen-agen infeksius yang tumbuh dan bereproduksi sehingga membahayakan seseorang (host) tersebut (Dewanto and Septario, 2012). Mencegah terjadinya infeksi menjadi sangat penting bagi seorang dokter gigi terhadap munculnya peningkatan angka penularan penyakit-penyakit seperti HIV, Hepatitis B dan penyakit infeksius lainnya (Mayfield, 1993). Diperkirakan bahwa luka dari benda tajam oleh petugas kesehatan bertanggung jawab untuk 32% dari infeksi HBV, dan 40% dari infeksi HCV (Harb et al., 2015). Seorang dokter gigi diharuskan untuk mencegah infeksi silang dengan cara melakukan dekontaminasi peralatan medis dengan baik dan benar (Dewanto and Septario, 2012). Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa dokter gigi, mendapatkan bahwa kebanyakan dokter gigi menggunakan intraligamen syringe sebagai alat untuk anestesi dalam membantu melakukan berbagai tindakan kedokteran dan rata-rata penggunaan lebih dari 2 tahun. Wawancara terkait dengan ada tidaknya sisa larutan anestesi, ternyata banyak dokter gigi yang menemukan adanya sisa larutan anestesi. Sisa larutan anestesi yang terdapat dalam cartridge tersebut digunakan kembali kepada pasien lain oleh beberapa dokter gigi. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk meneliti adanya kontaminasi sel darah merah pada sisa larutan anestesi

4 dalam cartridge setelah injeksi anestesi lokal menggunakan intraligamen syringe merek Y. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian yaitu apakah terdapat kontaminasi sel darah merah pada sisa larutan anestesi dalam cartridge setelah injeksi anestesi lokal menggunakan intraligamen syringe merek Y? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian yaitu mengetahuiadanya kontaminasi sel darah merah pada sisa larutan anestesi dalam cartridge setelah injeksi anestesi lokal menggunakan intraligamen syringe merek Y. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan sisa volume larutan anestesi pasca injeksi anestesi lokal menggunakan syringe intraligamen merek Y. b. Menjelaskan adanya kontaminasi sel darah merah pada sisa larutan anestesi dalam cartridge. c. Mengetahui hubungan volume sisa larutan anestesi dalam cartridge dengan kontaminasi sel darah merahi.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat dibidang ilmu Penelitian diharapkan dapat menambah sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan serta menambah wawasan dalam bidang kedokteran gigi khususnya tindakan yang membutuhkan anestesi yang menggunakan sisa larutan bahan anestesi lokal dengan menggunakan intraligamen syringe merek Y. 2. Bagi masyarakat Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat agar terhindar dari penyakit yang dapat ditularkan melalui darah pada sisa bahan anestesi lokal dalam cartridge. 3. Bagi dokter gigi Penelitian diharapkan dapat dijadikan sumber informasi bagi dokter gigi yang memanfaatkan kembali sisa larutan anestesi pada cartridge dengan intraligamen syringe supaya lebih waspada agar tidak menjadi agen penyebab infeksi.