BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya yaitu faktor keturunan, hormonal,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk. diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di bidang kesehatan (Temu Karya Kader Posyandu dan Kader PKK se

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. setelah persalinan, dan masa menyusui bayi ( Prasetyono, 2009, p.61). berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1).

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan. gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9

BAB V PEMBAHASAN. kesehatan ibu, yang akhirnya akan memengaruhi perilaku hidup sehat (Rossen et

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dari buah hatinya yaitu air susu ibu (ASI). Dari sudut pandang ilmiah ASI

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

PENDAHULUAN. Setiap manusia mengalami siklus kehidupan mulai dari dalam. kandungan (janin), berkembang menjadi bayi, tumbuh menjadi anak,

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. anaknya, atau keduanya dengan berbagai alasan. Menyapih merupakan proses

1.1 Latar Belakang Masalah

Hak Anak. Pengarusutamaan Hak Anak

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mental inteligensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, satu diantaranya menurunkan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah tumbuh kembang merupkan masalah yang masih perlu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAAN. Masa balita adalah masa kehidupan yang sangat penting dan perlu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa bayi sangat peka terhadap

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Down, gangguan mental dan lain-lain. Oleh karena itu penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kesehatan Anak (bagian tumbuh kembang. anak)

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang secara optimal dan baik. Makanan yang baik bagi bayi baru. eksklusif banyak terdapat kendala (Pudjiadi, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan masa yang tergolong rawan dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

BAB I PENDAHULUAN. bergerak menuju ke sesuatu yang lebih baik (Ghianovan, 2014). Sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

HUBUNGAN ANTARA JARAK KELAHIRAN YANG DEKAT DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terdapat di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Provinsi Jawa Barat 2007 dijumpai dari balita yang. terancam bergizi buruk sebanyak bayi.

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan perlu mendapatkan perhatian, diantaranya mengenai kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau diobati dengan akses yang mudah dan intervensi yang terjangkau. Kasus utama

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN

Nisa khoiriah INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

1

SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR. Yanti 1, Ika Tristanti 2

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa. Pertumbuhan bayi sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya yaitu faktor keturunan, hormonal, gizi, lingkungan, dan sosial budaya. Pencapaian produtifitas pertumbuhan bayi yang baik, dapat meningkatkan pertumbuhan bagi bayi sebagai penerus bangsa (Boedihardjo, 2008). Jawa timur mentargetkan pencapaian ASI eksklusif sekitar 70 %, hal ini dikarenakan masih sulitnya ibu yang bersedia menyusui secara eksklusif. Dinas kesehatan propinsi Jawa timur melakukan pendataan tentang pemberian ASI eksklusif, didapatkan data bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif baru mencapai 32,93% (Depkes, 2009). Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2015, menyebutkan bahwa tahun 2015 sebesar 72,64%. Dari hasil studi pendahuluan di Puskesmas Mayangan cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2015 sebesar 68,80%. Padahal ketentuan dari dinas kesehatan provinsi Jawa Timur cakupan ASI harus mencapai 70 %, hal itu membuktikan bahwa cakupan ASI eksklusif masih belum memenuhi target. Kurangnya pemberian ASI eksklusif dapat dipengaruhi dari perilaku seseorang terhadap objek kesehatan, ada tidaknya dukungan dari keluarga, pendidikan ibu, dan tidak tersedianya informasi yang memadai tentang pentingnya ASI ekslusif (Notoatmodjo, 2003). Dari hasil studi pendahuluan di Dusun Sawiji Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang pada tanggal 1 3 februari 2016, didapatkan 1

2 sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif karena sibuk dengan pekerjaanya, ada yang sebagai buruh pabrik dan ada juga yang sebagai buruh tani. Hal ini mengakibatkan waktu dengan si bayi menjadi berkurang dan ASI eksklusif pun tidak terpenuhi. Selain itu terdapat beberapa ibu yang mengatakan tidak tega melihat bayi saat menangis dan mengecap mengecap lidah dengan bibir, akhirnya sibayi diberi MPASI. Selain itu hasil wawancara kepada 10 ibu bayi dan menilai perkembangan bayi usia 6-12 bulan, didapatkan hasil 4 bayi mendapatkan ASI eksklusif, 6 bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif. Dari 4 bayi yang diberi ASI eksklusif 3 bayi perkembangannya normal, 1 bayi lainnya meragukan, yaitu bayi usia 9 bulan belum bisa memindahkan mainan dari tangan satu ke tangan lainnya, namun bayi hanya bisa mengambil mainan tersebut, serta ketika peneliti menjatuhkan sebuah sapu tangan ke lantai, bayi tidak berusaha mencari sapu tangan tersebut. Sedangkan dari 6 bayi yang tidak diberi ASI eksklusif, 2 bayi perkembangannya normal, 4 bayi lainnya perkembangannya meragukan. Hal ini terlihat bahwa bayi yang tidak diberi ASI eksklusif perkembangannya lebih banyak yang terhambat. Kebanyakan ibu yang tidak memberi ASI eksklusif disebabkan ibu bekerja dan bayinya diasuh oleh nenek atau saudaranya. Hal itu menyebabkan bayi kurang mendapat stimulasi yang baik dari orangtua dan tidak mendapat gizi ASI yang lengkap untuk perkembangan bayi. Dari berbagai penelitian yang pernah dilakukan, anak yang mendapat ASI jauh lebih matang, lebih asertif dan memperlihatkan progesifitas yang lebih baik pada skala perkembangan dibanding mereka yang tidak mendapat ASI.

3 Tumbuh kembang merupakan salah satu proses yang harus dilalui dalam kehidupan anak. Pada bayi umur 6 sampai 12 bulan kemampuan tumbuh kembang lebih terlihat karena anak lebih banyak bereksplorasi (Hurlock, 2010). Jika tumbuh kembang anak terganggu dapat mengakibatkan speech delay (keterlambatan kemampuan bicara), Cerebral Palsy (kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif), sindroma down's (kecerdasannya yang terbatas), Short stature atau perawakan pendek, Autisme, Retardasi mental (Hurlock, 2010). Berdasarkan dari hasil penelitian Ni Made Lidya S & Rodiah,SST (2011) terdapat hubungan riwayat pemberian asi eksklusif dengan tumbuh kembang anak usia 3 sampai 6 Bulan Di Puskesmas Karanganyar. Sednagkan dari hasil riset Rieza Trimayandre Rahardjo, SST (2014), didapatkan hubungan pemberian asi eksklusif terhadap perkembangan anak usia 12 bulan di desa ngerong kecamatan gempol kabupaten pasuruan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui adakah Hubungan Antara Riwayat Pemberian Asi Eksklusif Dengan Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mayangan, Kabupaten Jombang. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka timbul pertanyaan penelitian: Apakah ada Hubungan Antara Riwayat Pemberian Asi Eksklusif Dengan Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan di Puskesmas Mayangan, Kabupaten Jombang?.

4 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara riwayat pemberian asi eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Mayangan, Kabupaten Jombang. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi riwayat pemberian ASI ekslusif. b. Mengidentifikasi perkembangan bayi usia 6 12 bulan c. Menganalisa hubungan antara riwayat pemberian asi eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Mayangan, Kabupaten Jombang. 1.4. Manfaat Penelitian Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, antara lain: 1.4.1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat menambah bahan referensi berikutnya tentang konsep antara riwayat pemberian asi eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Mayangan, Kabupaten Jombang. Penelitian ini dapat digunakan sebagai data sekunder memberikan gambaran gambaran tentang hubungan antara riwayat pemberian asi eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mayangan, Kabupaten Jombang.

5 1.1.1. Manfaat praktisi Bagi Institusi, dapat digunakan sebagai bahan informasi dan penelitian lebih lanjut guna meningkatkan sumber daya manusia yang lebih baik. A. Manfaat pagi institusi Sebagai masukan dalam memantau pemberian ASI eksklusif pertumbuhan perkembangan bayi usia 6 sampai 12 bulan di wilayah kerja puskesmas Mayangan. B. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif sewaktu bayi terhadap perkembangan bayi yang akan memberikan pengaruh besar terhadap bayi, sehingga timbul kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pemberian ASI eksklusif.