BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. T.A 2010/2011 s.d. T.A 2011/2012) berturut-turut di program studi Etnomusikologi,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I. Pendahuluan. lahir ide, gagasan, benda, maupun produk budaya lainnya. Produk-produk budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara. Sebagai suku bangsa mereka mempunyai kebudayaan yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Utara. Secara geografis, wilayah Karo terletak di antara 02 o o 19 LU dan 97 o 55

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dalam upacara religi hampir setiap suku bangsa di dunia. Demikian halnya juga

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. Etnik Pesisir merupakan salah satu etnik yang mendiami daerah pesisir

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sebuah sub etnik, yaitu: Batak Toba, Karo, Simalungun, Pak-pak

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas adalah Suku Batak Toba. Masyarakat di daerah ini datang dari daerahdaerah

DALAN GENDANG: ANALISIS POLA RITEM DALAM ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN OLEH TIGA MUSISI KARO SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Talempong Batu ini tidak sama dengan Talempong pada umumnya yang terbuat dari

BAB I PENDAHULUAN. tari, seni ukir, seni tekstil, seni patung, serta seni musik.

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

PEMBUATAN INSTRUMEN TIUP BALOBAT

BAB IV PENUTUP. yang berada di provinsi Sumatera Utara. Gendang singindungi (double sided

BAB I PENDAHULUAN. Salahsatukeunikansenivokal yang merupakanwarisandarileluhurkaro yang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar 9 Tahun Dalam Sastra Dayak Ngaju, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003), 20.

BAB I PENDAHULUAN. Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun adalah salah satu suku batak yang ada di Sumatera Utara. Sama seperti suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah salah satu kelompok etnik

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 44 : Tablatular Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB II KEBUDAYAAN MUSIK KARO. Secara garis besar suku Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, dan

BAB I PENDAHULUAN. keturunan inilah yang dinamakan dengan tarombo. Pada masyarakat Batak Toba

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB III METODOLOGI BERKARYA. ilmiah. Pengamatan dihasilkan dari kerja sama penglihatan dan presepsi,

EKSPLORASI MELODI PATAM PATAM KARO PADA GITAR ELEKTRIK. Tugas Akhir S1 Seni Musik. Oleh: Jacky Raju Sembiring NIM

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian

DALAN GENDANG: ANALISIS POLA RITEM DALAM ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN OLEH TIGA MUSISI KARO

KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri 1 Padalarang di Jl.U.Suryadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat Karo. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia melalui aktivitas-aktivitas sehari-hari seperti dalam waktu berjalan,

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai dalam upacara ritual maupun pertunjukan kesenian yaitu gendang lima

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

GLOSARIUM. : Hari kelima dalam sisten penanggalan Karo. : Hari ke-13 dalam sistem penanggalan Karo.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba yang sebagian besar berdomisili di pulau Sumatera tepatnya di

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni

STUDI ORGANOLOGIS KETENG KETENG PADA MASYARAKAT KARO BUATAN BAPAK BANGUN TARIGAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta sosial budaya. tinggi. Bentuk pendidikan informal ialah pendidikan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. spesifik akan memfokuskan pembahasan pada perubahan dan kontinuitas ritual

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam berbagai upacara tradisional di tengah-tengah masyarakat seperti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II MUSIK TRADISIONAL MASYARAKAT KARO. (meliputi Tanah Karo Simalem dan sekitarnya), Kabupaten Langkat, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesenian merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain

PERANAN ALAT MUSIK KEYBOARD PADA MUSIK TRADISIONAL MASYARAKAT KARO

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. berada di pesisir timurnya. Batang Kuis merupakan daerah pertanian dan juga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Seorang peneliti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perolehan informasi musik...,aurora Marsye, FASILKOM UI, 2008

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang memiliki kebudayaan tersendiri. Salah satu unsur kebudayaan itu adalah musik 1. Musik di dalam masyarakat Karo memiliki peranan penting didalam berbagai konteks upacara, baik bersifat adat, ritual keagamaan dan hiburan. Di dalam kegiatan upacara adat, ritual keagamaan dan hiburan, alat musik yang digunakan tidaklah selalu sama, semua alat musik yang digunakan sesuai dengan konteks upacara tersebut. Masyarakat Karo memiliki dua jenis ensambel musik,yaitu gendang lima sendalanen dan gendang telu sendalanen. Gendang lima sendalanen terdiri dari lima alat musik karo. Kelima alat musik Karo tersebut adalah : (1) sarune, sarune merupakan alat musik tiup lidah ganda yang di klasifikasikan sebagai aerofon double reed, (2) Gendang singindungi dan gendang singanaki, merupakan alat musik membran yang berbentuk konis dan cara memainkannya yaitu memukul membran bagian atas dari gendang (babah gendang) menggunakan stik gendang tersebut. Perbedaan antara gendang singindungi dan gendang singanaki terletak pada stik gendang, dimana sebuah pemukul gendang singindungi memiliki ukuran yang lebih besar dari pemukul gendang singanaki, Serta gendang singanaki memiliki anak gendang yang sering disebut dengan garantung. (3) gung, merupakan alat musik klasifikasi idiophone yang berfungsi sebagai pengatur tempo. (4) penganak merupakan gong berpencu yang berklasifikasi idiophone. Sedangkan gendang telu sendalanen terdiri dari tiga 1 Ketujuh unsur kebudayaan didunia adalah bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian (Koentjaraningrat 1985 hal : 203-204).

alat musik Karo yaitu: kulcapi merupakan alat musik petik bersenar dua yang memiliki leher, keteng-keteng merupakan alat musik berbentuk tube yang memiliki dua senar yang berasal dari badan alat itu sendiri, dan mangkuk mbentar/mangkuk putih adalah alat musik pengatur tempo didalam ensambel gendang telu sendalanen. Sarune karo sangat berperan penting dalam ensambel gendang lima sendalanen, karena sarune adalah pembawa melodi tunggal dalam mengiringi setiap lagu pada suatu upacara adat. Di dalam memainkan musik Karo khususnya sarune Karo, ada beberapa tehnik-tehnik permainan yang di lakukan oleh sang penarune dalam memainkan suatu reportoar lagu. Seperti meniup sarune dengan suara yang tidak putus-putus (pulunama), tonggum, dilah-dilahi dan pengerenggeti. Mempelajari musik Karo biasanya dilakukan secara kelisanan yang berarti pembelajaran secara oral tradition. Setiap orang yang ingin belajar musik tersebut maka orang yang ingin belajar alat musik harus berhubungan langsung kepada orang yang mahir memainkan alat musik tersebut. Serta seorang yang ingin belajar alat musik tersebut harus mendatangi, melihat, berdialog dan mungkin saja memiliki aturan-aturan ritual yang harus diikuti orang yang belajar musik tersebut. Oleh karena itu, maka saya ingin meneliti tentang tehnik bermain sarune Karo dan bagaimana proses yang dialami oleh seorang penarune ketika belajar sarune Karo. Dari latar belakang diatas maka saya ingin mengangkat judul : Studi Deskriptif Teknik Permainan Sarune Karo. 1.2 Pokok Permasalahan 1. Bagaimana proses belajar di dalam belajar sarune Karo?

2. Bagaimana teknik permainan sarune Karo? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses belajar didalam belajar sarune Karo. 2. Untuk mengetahui teknik permainan sarune Karo. 1.3.2 Manfaat Penelitian Terdapat beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendapatkan informasi tentang proses belajar sarune Karo. 2. Untuk mendapat informasi tentang teknik permainan sarune Karo. 3. Sebagai salah satu bahan referensi dan acuan bagi penelitian berikutnya yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian. 1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep Konsep merupakan rancangan ide atau pengertian yang di abstrakkan dari peristiwa konkret (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991 : 431). Untuk memberikan pemahaman tentang tulisan ini maka penulis menguraikan kerangka konsep sebagai landasan berpikir dalam penulisan. Tulisan ini berisi suatu kajian tentang studi deskriptif tentang teknik permainan sarune Karo. Kata deskriptif adalah bersifat menggambarkan apa adanya (KBBI 2005:258). Kata deskriptif merupakan kata sifat dari deskripsi. Pengertian studi deskriptif adalah tindakan atau kegiatan menguraikan gambaran situasi atau kejadian-kejadian yang terdapat

dalam studi objek ilmiah. Menurut Echols Shadly (1990:179), deskripsi mempunyai pengertian gambaran atau lukisan. Dalam hal ini penulis akan mencoba menguraikan atau mengggambarkan tentang teknik permainan sarune sebagai bahan informasi untuk para pembaca yang membutuhkan. Teknik adalah cara membuat sesuatu atau melakukan sesuatu, sedangkan permainan adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain atau; barang atau sesuatu yang dimainkan. (KBBI hal 614). Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa tehnik permainan merupakan suatu proses atau cara untuk memainkan sarune Karo untuk menghasilkan bunyi sarune Karo. Yang dimaksud dengan teknik permainan permainan dalam tulisan ini adalah bagaimana cara memainkan sarune, termasuk untuk posisi memainkan dan memproduksi suara sarune Karo tersebut. Sehingga teknik permainan dalam hal ini akan mengamati melodi lagu di setiap frasa. Sarune Karo merupakan alat musik yang berklasifikasi sebagai aerophone. Sarune dalam masyarakat Karo memiliki peran sebagai pembawa melodi didalam suatu ensambel, untuk mengiringi suatu upacara. Seseorang yang sudah dianggap mampu untuk memainkan sarune dan sudah diakui oleh masyarakat pendukungnya disebut sebagai penarune. Tentunya untuk menjadi seorang penarune banyak hal yang harus dilalui dan didalam belajar atau pun bermain sarune ada beberapa teknik permainan yang dilakukan untuk memainkan sarune Karo. Oleh karena itu saya membahas tentang bagaimanakah teknik didalam bermain sarune dan bagaimana proses untuk menjadi seorang penarune. 1.4.2 Teori Teori merupakan asas-asas dan hukum-hukum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Teori juga merupakan pendapat-pendapat atau aturan-aturan untuk melakukan sesuatu (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1991 : 154-155).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Susumu Kashima (1978:174) terjemahan Rizaldi Siagian dalam laporan APTA (Asia performing Traditional Art), bahwa studi musik dapat dibagi dalam dua sudut pandang yakni studi strukturl dan studi fungsional. Studi struktural adalah studi yang berkaitan dengan pengamatan, pengukuran, perekaman, atau pencatatan bentuk, ukuran besar dan kecil, konstruksi, serta bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan alat musik tersebut. Sedangkan studi fungsional adalah memperhatikan fungsi dari alat musik dan komponen yang menghasilkan suara, antara lain membuat pengukuran dan catatan terhadap metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan keras lembutnya suara bunyi, nada, warna nada, dan kualitas suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan teori studi fungsional dalam membahas teknik permainan sarune Karo. Selain teori studi fungsional dari Susumu Kashima, penulis juga menggunakan teori yang dikemukakan oleh Bruno Nettl (1973:3) untuk melihat proses pewarisan tradisi lisan (oral tradition) didalam belajar dan teknik permainan sarune Karo. Tradisi lisan (oral tradition) menyatakan bahwa suatu kebudayaan atau tradisi diwariskan secara turun temurun dengan cara lisan atau dari mulut ke mulut. Hal ini bisa dilihat dari suatu kebudayaan atau alat musik yang dipelajari dengan cara mendengarkan lalu menirukan apa yang didengar. Begitu seterusnya dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi seterusnya. Hubungan teori ini dengan permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah di dalam belajar sarune Karo. Di dalam belajar sarune Karo, seorang guru mengajar muridnya yaitu dengan cara lisan (oral tradition). Sejauh ini belum ada seorang penarune belajar sarune dengan menggunakan partitur ataupun buku. Seseorang yang belajar sarune hanya akan menirukan atau memainkan sarune sesuai apa yang didengar dan apa yang dikatakan oleh seorang guru terhadapnya.

Sarune merupakan alat musik yang berperan sebagai pembawa melodi, maka untuk menganalisa suaranya penulis berpatokan pada pendapat William P. Malm (1977:8) yang menyatakan beberapa karakter yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan melodi, yaitu : (1) tangga nada, (2) nada dasar, (3) wilayah nada, (4) jumlah masing-masing nada, (5) interval, (6) pola kadens, (7) formula melodi dan (8) kontur. Teori ini disebut juga dengan teori Weighted Scale (bobot tangga nada). Teori ini pada dasarnya melihat struktur ruang dalam musik dengan menggunakan ukuran-ukuran tertentu. Dalam mendukung kajian struktur melodi yang dihasilkan oleh sarune Karo, maka penulis menggunakan metode transkripsi. Dalam Etnomusikologi transkripsi merupakan suatu proses penotasian bunyi menjadi simbol-simbol yang dapat dilihat atau diamati, dan simbol-simbol itu disebut dengan notasi. Dalam melakukan transkripsi, penulis berpedoman pada teori Charles seeger tentang notasi preskriptif dan notasi deskriptif. (1) Notasi preskriptif adalah notasi yang bertujuan sebagai petunjuk atau suatu alat untuk membantu mengingat bagi seorang penyaji bagaimana ia harus menyajikan suatu komposisi musik, (2) notasi deskriptif adalah notasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan kepada pembaca tentang ciri-ciri atau detail detail komposisi musik yang belum diketahui pembaca. Dalam pembahasan nanti penulis akan memakai notasi deskriptif. Alasannya karena dalam penulisan ini akan memberikan informasi tentang deskripsi tentang teknik permainan sarune Karo. 1.5 Metode Penelitian Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau tujuan, KBBI Edisi Ke-2 Tahun 1996 : hal 652). Pendapat ini juga didukung oleh pendapat dari Gorys Keraf, (1984 : 310) yang juga menyatakan bahwa metodologi adalah kerangka teoritis yang dipergunakan penulis untuk menganalisa, mengerjakan, atau mengatasi masalah

yang dihadapi. Didalam tulisan Prof. Dr. Conny R. Semiawan (2010 : 2) Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara bertahap mulai dengan penentuan topik, pengumpulan data, dan menganalisi data sehingga nantinya diperoleh suatu pemahaman dan pengertian atas topik, gejala atau isu tertentu. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang kita amati (Bogdan dan Taylor 1975:5). Penelitian deskriptif yang dimaksud berupa pengumpulan data yang berupa kata-kata dan gambar-gambar, yang diperoleh ketika mengadakan penelitian di lapangan seperti hasil wawancara dengan narasumber, foto, video, dan dokumentasi lainnya. Supaya proses penelitian deskriptif memperoleh hasil yang maksimal maka penulis akan menggunakan dua hal metode penelitian dalam etnomusikologi seperti yang diungkapkan oleh Bruno Nettl (1964:62-64), yaitu kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk work). Kerja lapangan berupa pemilihan lokasi penelitian, pemilihan informan, pengambilan dan pengumpulan data yang berupa rekaman video, foto, dan hasil wawancara. Kerja laboratorium berupa pengolahan dari data-data yang telah didapatkan di lapangan untuk selanjutnya dianalisis hingga membuatnya menjadi sebuah kesimpulan. 1.5.1 Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-litelatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988:111). Penulis mencari dan mengumpulkan informasi dan referensi dari skripsi yang terdapat di website skripsi Etnomusikologi. Selain itu penulis juga mencari dari sumber lain seperti buku, artikel dan juga sumber yang berasal dari internet.

1.5.2 Pengumpulan Data di Lapangan 1.5.2.1 Observasi Berdasarkan pendapat dari Prof. Dr. Burhan Bungin dalam bukunya yang berjudul Penelitian Kualitatif, (2007 : 115), observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti, telinga, hidung, kulit, dan mulut. Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja dari panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya. Metode observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode ini untuk mengamati proses cara belajar penarune Karo dan teknik memainkan sarune didalam kebudayaan musik karo. Yang menjadi objek pengamatan adalah bagaimana proses belajar seorang penarune begitu juga teknik memainkan dan hal-hal apa saja yang dilakukan seorang penarune ketika dia belajar dahulu kala. 1.5.2.2. Wawancara Selain melakukan pengamatan, penulis juga melakukan wawancara terhadap informan untuk menanyakan secara langsung apa yang menjadi permasalahan topik atau data yang dibutuhkan. Wawancara adalah proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai (informan) atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. (Burhan.Bungin,2007:108).

Teknik yang dilakukan penulis adalah seperti yang telah dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1985:138-140) yaitu wawancara dapat dilakukan dengan tiga cara: 1. Wawancara terfokus : pertanyaan yang terpusat pada satu pokok permasalahan yang sebelumnya telah ditentukan penulis terlebih dahulu. 2. Wawancara bebas : pertanyaan yang lebih beragam tidak pada satu pokok masalah namun tetap berkaitan dengan informasi objek penelitian si penulis, 3. Wawancara sambil lalu: pertanyaan yang diajukan pada suasana yang tidak terkonsep. Biasanya informan dijumpai secara tidak sengaja atau kebetulan. Dalam wawancara, penulis menyiapkan terlebih dahulu segala sesuatu yang dibutuhkan yaitu menyusun pertanyaan, menyiapkan alat-alat tulis, hingga menyediakan alat rekam untuk merekam wawancara penulis dengan informan ataupun kejadian-kejadian lain yang dianggap penting dan berhubungan dengan tulisan ini. 1.5.2.3. Rekaman Pada pelaksanaan kegiatan ini, penulis menggunakan kamera digital dan alat rekam berupa handphone untuk membantu kerja di laboratorium dalam menyaksikan kembali hasil wawancara dengan informan dan untuk melihat dan merekam hal-hal apa sajakah yang dilakukan ketika belajar sarune Karo dan teknik didalam bermain sarune. Alat perekam dipergunakan untuk merekam bunyi dan gambar yang nantinya akan ditranskripsi untuk hasil akhir penulisan dan untuk melihat percakapan dengan informan yang dihasilkan didalam rekaman bergambar maupun hanya rekaman suara saja. 1.5.3. Kerja laboratorium Dalam kerja laboratorim, penulis kemudian mengolah data yang didapatkan dari lapangan untuk membahas dan menganalisa data atau informasi yang sesuai dengan kebutuhan tulisan ini. Selain itu untuk mendeskripsikan tentang hal-hal yang berhubungan

dengan musikal dan juga musisinya. Pentranskripsian musik juga dilakukan didalam laboratorium dengan mentranskripsi hasil rekaman baik yang bersifat audio (suara yang bisa didengar) 2 maupun dari rekaman audio visual (rekaman yang bisa dilihat dan didengar) 3. 2 KBBI 1995 : 65 EDISI, KE 7 Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan : Penerbit Balai Pustaka. 3 KBBI 1995 :65 EDISI, KE 7 Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan : Penerbit Balai Pustaka.