BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan bersama yang diinginkan serta terlibat dengan peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah atau tempat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi serta rangkaian aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. bentuk aktivitas dari organisasi dilaksanakan di kantor oleh pegawainya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi hal yang teramat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat atau alat dilaksanakannya berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat atau wadah dimana semua orang berkumpul, berkerjasama secara rasional

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. Bandung mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi senantiasa memanfaatkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukannya jauh dari sekedar alat produksi dan penggerak aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, birokrasi dipergunakan untuk menyebut badan-badan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. wadah, organisasi relatif bersifat statis, sedangkan sebagai suatu rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang orang yang memiliki satu tujuan dengan dengan dirinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Daerah, bahwa Peraturan Daerah tentang Recana

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggara setiap organisasi dalam melakukan kegiatan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, dan juga memiliki teknologi, tetatpi di dalam organisasi tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi memiliki prosedur kerja yang baik, struktur organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat menimbulkan menurunnya motivasi kerja.

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Awal

BAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perkembangan zaman, khususnya Negara Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan di kota-kota besar di Indonesia setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan khususnya bagi masyarakat petani. mereka mampu memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia secara efektif

BAB I PENDAHULUAN. dari bahasa Latin, yakni communico, communication atau communicare yang

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Pengertian Organisasi, Administrasi, Administrasi Negara dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal. Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan bersama. Setiap organisasi memerlukan sumber daya manusia, karena sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kumpulan orang yang mempunyai sikap dan. suatu tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. arti luas yaitu sebagai Aset utama dalam organisasi yang harus dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi pemerintah mempunyai andil yang cukup besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan nilai-nilai luhur dan prinsip tata kelola dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta

BAB I PENDAHULUAN. wewenang, sampai dengan kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. agar memilki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan kepada konsep otonomi daerah dewasa ini, dimana daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. diharapkan agar tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sejak tanggal 17 Agustus. pembangunan dalam mencapai tujuan nasional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, Lokasi

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lainnya, antar bidang sesama tenaga kerja untuk dapat dioptimalkan

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu wadah yang di dalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan bersama. Organisasi juga merupakan penggabungan pekerjaan yang pada individu atau kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas, sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk yang efisien, sistematis, positif, dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia. Masyarakat kita terdiri dari banyak jenis organisasi yang berbedabeda. Beberapa nama di antara nya dapat disebutka, misalnya organisasiorganisasi pemerintahan, agama, sosial, politik, industri, pendidikan, dan sebagainya. Suatu organisasi merupakan alat dan wadah untuk mengatur 6 M (Man, Money, Method, Materials, Machines, and Market) dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya. Manajemen yang diartikan mengatur hanya dapat dilakukan dalam suatu organisasi. Manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengedalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. 1

2 Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu pokok pengorganisasian lebih ditujukan kepada pencapaian tujuan organisasi melalui upaya-upaya peningkatan efisiensi, efektivitas dan kinerja baik individu-individu bersangkutan maupun organisasi secara keseluruhan. Kedudukan sumber daya manusia saat ini bukan hanya sebagai alat produksi tetapi juga sebagai penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi dan segala aktivitas organisasi. Adanya sumber daya manusia karena adanya perilaku organisasi yang di dalamnya mencakup manusia sebagai penggerak kegiatan organisasi. Perilaku manusia merupakan suatu fungsi dari interaksi individu dengan lingkungannya. Setiap orang akan melakukan perilaku yang berbeda dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga ketika individu memasuki dunia organisasi maka karakteristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Perilaku Organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan mengenai bagaimana orang-orang bertindak dalam organisasi. Pada hakekatnya yang mendasar dari perilaku organisasi itu terletak pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan pada pusat perhatian pada tingkah laku manusia dalam organisasi. Dalam hal ini pimpinan mewakili sistem administrasi atau sistem manajemen dan peranan mereka adalah pendayagunaan perilaku organisasi dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Kinerja pegawai pada gilirannya akan meningkatkan kredibilitas pegawai karena bagaimanapun hal tersebut menempati proses yang cukup strategis sebagai

3 parameter untuk mengukur keberhasilan pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Pegawai memiliki sifat dan tingkah laku atau perilaku yang berbeda oleh karena itu tugas pemimpin organisasi untuk mengetahui perilaku setiap pegawainya yang kemudian dapat diarahkan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan dan perilaku setiap pegawai. Pegawai adalah aset utama dalam sebuah organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Faktor manusia didalam suatu organisasi memiliki peranan penting, karena pengoperasian fasilitas kerja hanya bisa dilakukan oleh manusia. Ada dua macam organisasi yaitu organisasi pemerintah dan organisasi non pemerintah. Organisasi pemerintah yaitu organisasi yang melayani kepentingan masyarakat atau publik. Sedangkan organisasi non pemerintah yaitu organisasi milik swasta yang mencari keuntungan. Departemen Agama yang berubah penyebutannya menjadi Kementerian Agama berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang perubahan Departemen Agama menjadi Kementerian Agama merupakan unit kerja teknis ditingkat kota dalam merumuskan perencanaan, senantiasa berpedoman kepada kebijakan yang telah digariskan, dimana kebijakan-kebijakan tersebut telah disesuaikan dengan tuntutan dan keadaan kultur masyarakat yang ada di wilayah setempat. Diharapkan dalam tahapan implementasinya, setiap kebijakan tersebut tidak berbenturan dan dapat dilaksanakan dengan baik dan bermanfaat luas bagi masyarakat.

4 Kementerian Agama Kota Bandung merupakan Instansi Vertikal yang bertanggung jawab kepada Kementerian Agama Kantor Wilayah Propinsi Jawa Barat namun berada dalam wilayah daerah otonom Kota Bandung, Kementerian Agama juga perlu mendukung program-program yang dicanangkan oleh kepala daerah dalam hal ini Walikota Bandung dengan 7 agenda prioritas, yang salah satunya Bandung Agamis. Bentuk perwujudan dukungan terhadap pemerintah Kota Bandung yang mempunyai visi Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat, Bersahabat dan Agamis), Kementerian Agama Kantor Kota Bandung juga mencoba mengaplikasikannya melalui visi; terwujudnya Agama sebagai landasan moral spiritual dan etika dalam kehidupan masyarakat Kota Bandung yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME dalam meningkatkan peran Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat dan Agamis, melalui misi Kementerian Agama RI yaitu: 1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama. 2. Meningkatkan Kualitas Kerukunan Umat Beragama. 3. Meningkatkan Kualitas Raudhatul Athfal, Madrasah, Perguruan Tinggi Agama, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Keagamaan. 4. Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji. 5. Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Bersih dan Berwibawa. Peran perilaku organisasi sangatlah dibutuhkan Kementerian Agama Kantor Kota Bandung dalam mencapai tujuan-tujuannya, untuk menggerakan dan mengarahkan pegawai agar mampu bekerja optimal.

5 Peran Perilaku suatu oganisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai dari suatu unit kerja, hal ini disebabkan faktor kemampuan atau kecakapan tergantung dari bagaimana perilaku organisasi. Berdasarkan hasil penjajagan yang peneliti lakukan di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung menunjukan bahwa kinerja pegawai masih rendah, hal ini terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1. Ketepatan Waktu. Di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung masih rendah dilihat dari tidak sesuainya waktu kerja yang direncanakan. Contoh: Sub bagian Tata Usaha yang bertugas mengelola kepegawaian dalam menyusun surat pemanggilan terhadap pegawai yang melanggar peraturan berupa 7 hari tidak masuk kerja tanpa keterangan dalam satu bulan, dikenakan sanksi berupa teguran tertulis sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin PNS (Pegawai Negeri Sipil) merupakan langkah awal untuk menciptakan aparatur yang profesional sebagai pengganti PP Nomor 30 Tahun 1989 yang bersifat umum. Sanksi bagi pelanggar disiplin tentang ketentuan dalam pasal 8 yang memberikan sanksi diatur secara bersingkat. Selain itu, pelanggaran terhadap kewajiban jam kerja jumlahnya mencapai 7,2 jam dikonversi menjadi 1 hari, Pembuatan surat tersebut seharusnya dapat diselesaikan dalam jangka waktu 2 hari akan tetapi kenyataanya penyusunan surat pemanggilan terhadap pegawai yang melanggar peraturan tersebut baru dapat diselesaikan dalam jangka 5 hari.

6 2. Kualitas. Hasil kerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan mutunya masih rendah. Contoh : masih terlihat penataan arsip yang berada di ruangan Sub Bagian Kepegawaian dan Sub Bagian Perencanaan Kementerian Agama Kantor Kota Bandung masih tidak tertata dengan rapih, hal ini terlihat dari banyaknya arsip-arsip dulu yang tertumpuk dan tercampur di atas meja sehingga ketika pegawai mencari arsip-arsip baru yang diperlukan memakan waktu yang lama. GAMBAR 1.1 ARSIP-ARSIP YANG TERTUMPUK DIATAS MEJA Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2016 pada Sub Bagian Perencanaan di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung Rendahnya Kinerja Pegawai di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung diduga adanya faktor sebagai berikut: 1. Manusia berbeda perilaku. Setiap pegawai di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung memiliki perilaku yang berbeda karna kemampuan yang

7 dimiliki berbeda pada saat bekerja. Contoh: Beberapa pegawai melaksanakan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu tetapi sebagian lainnya masih belum tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. 2. Sikap dan perilaku seseorang. Adanya perbedaan sikap dan perilaku pegawai di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung. Contoh : dapat dilihat ada beberapa pegawai yang terlalu mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan dengan tanggung jawabnya dalam bekerja. Ketika Pegawai Kementerian Agama Kantor Kota Bandung membiarkan arsip bertumpuk di atas meja, dikarenakan pegawai merasa malas merapihkan arsip, sehingga pegawai membiarkan arsip tertumpuk diatas meja, ini dikarenakan kurangnya motivasi dari Pimpinan. Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dalam rangka pembuatan skripsi. Dan penelitian tersebut dengan judul : HUBUNGAN PERILAKU ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI DI KEMENTERIAN AGAMA KANTOR KOTA BANDUNG 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka peneliti mencoba mengidentifikasikan permasalahan tersebut sebagai berikut : 1. Seberapa besarkah Hubungan Perilaku Organisasi dengan Kinerja Pegawai di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung.

8 2. Hambatan-hambatan apa saja yang timbul dalam Perilaku Organisasi dengan Kinerja Pegawai di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung. 3. Usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan Perilaku Organisasi dengan Kinerja Pegawai di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung. 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian a. Menemukan data dan informasi secara jelas tentang Perilaku Organisasi dengan Kinerja Pegawai Kementerian Agama Kantor Kota Bandung. b. Mengembangkan data dan informasi yang menjadi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Perilaku Organisasi dengan Kinerja Pegawai di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung. c. Menerapkan data dan informasi untuk mengatasi hambatan-hambatan mengenai hubungan Perilaku Organisasi dengan Kinerja Pegawai di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung. 1.3.2. Kegunaan Penelitian a Kegunaan teoritis, yaitu untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori yang peneliti peroleh selama perkuliahan di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung. b Kegunaan praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran

9 dan alternatif pemecahan masalah yang menyangkut Perilaku Organisasi dengan Kinerja Pegawai Kementerian Agama Kantor Kota Bandung. 1.4. Kerangka Pemikiran Berkaitan dengan penelitian ini yang mempunyai judul Hubungan Perilaku Organisasi (variabel bebas) dengan Kinerja Pegawai (variabel terikat) di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung dalam mempermudah pemecahan masalah dalam suatu penelitian ini diperlukan berbagai Teori-Teori sebagai tolak ukur atau landasan dari penelitian yang disintesikan dari fakta-fakta, observasi ataupun telaah kepustakaan. Oleh karna itu peneliti mengacu pada pendapat para ahli yang berhubungan dengan focus dan locus penelitian, sebagai dasar dan pedoman untuk mengukur sejauh mana pedoman ini sesuai dengan kenyataan dilapangan sehingga akan menghasilkan kesimpulan yang objektif. Peneliti mengemukakan pengertian organisasi menurut Siagian yang dikutip oleh Silalahi (2007 : 124) dalam bukunya Study Tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori, dan Dimensi Mengemukakan bahwa : Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama dan terkait secara formal dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara seseorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan atau sekelompok orang yang disebut bawahan. Pengertian Perilaku menurut Thoha (2014 : 34) dalam bukunya Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya sebagai berikut : Perilaku adalah suatu fungsi interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya.

10 Peneliti akan mengemukakan pengertian perilaku organisasi menurut Thoha (2014 : 5) dalam bukunya Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya sebagai berikut : Perilaku Organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia terhadap organisasi. Tujuan prakis dari penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasikan bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Menurut Thoha (2014:36) dalam bukunya Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya mengemukakan prinsip-prinsip dasar perilaku organisasi, sebagai berikut : 1. Manusia berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak sama 2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda 3. Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagimana untuk bertindak. 4. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan kebutuhannya. 5. Seseorang mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang. 6. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang Selanjutnya peneliti mengemukakan pengertian kinerja menurut Mangkunegara dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (2001:67), yaitu : Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli diatas, dapar diartikan bahwa Kinerja Pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang didalam suatu organisasi, dengan kinerja yang tinggi diharapkan akan menciptakan hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas dicapai oleh seorang

11 pegawai sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya demi kepentingan organisasi. Untuk mengetahui sejauh mana kinerja pegawai pada Kementerian Agama Kantor Kota Bandung, maka peneliti mengemukakan indikator kinerja pegawai menurut Dharma (2003:355) dalam bukunya Manajemen Supervisi menyatakan pengukuran kinerja pegawai dapat dilihat dari indikator sebagai berikut: 1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan. 2. Kualitas, Yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya) Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan, yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran. 3. Ketepatan Waktu Yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi memiliki hubungan dengan kinerja pegawai seperti yang diungkapkan oleh Robbins dan Judge (2008 : 12): Perilaku Organisasi adalah studi mengenai apa yang dilakukan individu dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kinerja perusahaan.

12 PERILAKU ORGANISASI Adanya hubungan Perilaku dengan Kinerja Pegawai di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung berdasarkan Indikator-Indikator sebagai berikut: 1. Manusia berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak sama 2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda 3. Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak 4. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan kebutuhannya 5. Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang 6. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang KINERJA PEGAWAI dapun Peningkatan Kinerja Pegawai dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1. Kuantitas 2. Kualitas 3. Ketepatan Waktu Sumber: Miftah Thoha (2014:36) dalam buku Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya Agus Dharma (2003:355) dalam buku Manajemen Supervisi Dimodifikasi Peneliti GAMBAR 1.2 GAMBAR PARADIGMA KERANGKA PEMIKIRAN

13 1.5. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, peneliti mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Adanya hubungan yang signifikan antara Perilaku Organisasi dengan Kinerja Pegawai yang dapat dilihat dari permasalahan yang didapat oleh peneliti di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung. 2. Terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan perilaku organisasi dalam mencapai kinerja pegawai di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung 3. Pimpinan perlu melakukan usaha-usaha pencapaian kinerja pegawai melalui pelatihan, motivasi atau dengan usaha-usaha lainnya yang dapat memberikan pengaruh baik pada perilaku pegawai terhadap kinerja pegawai di Kantor Kementerian Agama Kota Bandung Hipotesis Statistik : H o : p s 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan satu sama lain antara Perilaku Organisasi (X) dengan Kinerja Pegawai (Y) (hubungan yang tidak bermakna) H 1 : p s > 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Perilaku Organisasi (X) dengan Kinerja Pegawai (Y). (hubungan yang bermakna)

14 Adapun susunan paradigma penelitian, peneliti sajikan pada Gambar 1.2 X Y GAMBAR 1.3 PARADIGMA PENELITIAN PERILAKU ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI Keterangan gambar : X = Variabel Perilaku Organisasi Y = Variabel Kinerja Pegawai Berdasarkan hipotesis di atas, maka untuk mempermudah dalam pembahasan selanjutnya, maka peneliti mengajukan definisi operasionalisasi variabel sebagai berikut : a. Hubungan adalah keadaan yang menunjukan adanya seberapa besar pengaruh perilaku organisasi dengan kinerja pegawai pada Kementerian Agama Kantor Kota Bandung. b. Perilaku Organisasi adalah tingkah laku pegawai yang meliputi aspekaspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap kinerja pegawai di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung. c. Kinerja pegawai adalah hasil pencapaian kerja pegawai atas pelaksanaan tugas tertentu oleh perorangan atau kelompok di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung.

15 1.6. Lokasi dan Lamanya Penelitian 1.6.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kementerian Agama Kantor Kota Bandung terletak di Jl. Soekarno Hatta No.498 Tlp (022-7505925) Bandung 40266. 1.6.2. Lamanya Penelitian Lamanya penelitian yaitu, tahap penjajagan yang dilakukan pada tanggal 18 Desember s/d 20 Januari 2016, dan pelaksanaan penelitian dari bulan Februari sampai dengan bulan April 2016.