RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI BENGKULU DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

AKSES ENERGI DAN PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN DI DIY

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI (RUED-P) JAWA BARAT

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

LEAP MANUAL PENYUSUNAN DATA BACKGROUND STUDY RPJMN TAHUN LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING SYSTEM

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) di Indonesia : Fasilitasi Penyusunan RUED di Propinsi Riau dan Kalimantan Tengah

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) TERKAIT BAHAN BAKAR UNTUK KENDARAAN BERMOTOR

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BERITA RESMI STATISTIK

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

PRE SI DEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENT ANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

Versi 27 Februari 2017

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBANGUNAN ENERGI

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).

ANALISIS MASALAH BBM

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG

Upaya Penghematan Konsumsi BBM Sektor Transportasi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR GAS UNTUK KENDARAAN BERMOTOR

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012

BAB III Tinjauan Perekonomian Menurut Lapangan Usaha Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 33 Tahun 2015

Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi

INFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

B. KEDUDUKAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

Statistik KATA PENGANTAR

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN

POINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015

PEMBERDAYAAN DAN KEBERPIHAKAN UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN. 23 Oktober 2017

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

Statistik KATA PENGANTAR

Rencana Kegiatan Pembinaan Penyusunan RUED

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN ELEKTRIFIKASI DI DAERAH PERBATASAN

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan

BABI PENDAHULUAN. Seiring perkembangan sektor-sektor perekonomian dan pertumbuhan

Produk Domestik Bruto (PDB)

MENGELOLA SUBSIDI ENERGI, MENJAGA KESEIMBANGAN ANGGARAN IR. SATYA WIDYA YUDHA, M.SC WAKIL SEKJEN DPP PARTAI GOLKAR BID. ESDA

Strategi dan Kebijakan Provinsi Maluku Untuk Mencapai Target Penurunan Emisi:

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

50001, BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI BENGKULU DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI BENGKULU Medan, 8 September 2016

BAB I LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu, kebutuhan energi akan semakin meningkat sehingga kedepan Provinsi Bengkulu akan mengalami kekurangan energi, ini disebabkan karena tidak seimbangannya antara kebutuhan dengan energi yang tersedia. Sehingga perlu adanya perencanaan energi untuk masa depan guna mengatisipasi kebutuhan energi masa depan di Provinsi Bengkulu TUJUAN PENYUSUNAN RUED 1. Mengetahui kondisi energi dan infrastruktur energi Provinsi Bengkulu saat ini 2. Melihat Proyeksi pertumbuhan penggunaan energi di Provinsi Bengkulu di masa datang. 3. Menyusun strategi dalam rangka Pemenuhan kebutuhan energi di masa datang.

DASAR PELAKSANAAN UU Nomor 30 tahun 2007 tentang Energi ; pasal 18 (Pemda menyusun RUED) ----- Perda Perpres Nomor 1 tahun 2014 tentang ; Pedoman penyusunan rencana umum energi nasional

ISU DAN PERMASALAHAN ENERGI Masih ketergantungan pada energi fosil Belum optimalnya pemanfaatan energi baru terbarukan Pertumbuhan peningkatan kebutuhan atas energi yang tidak sebanding dengan ketersediaan / cadangan Keterbatasan infrasturktur energi - Pertamina sebagai pemasok / distribusi BBM - PLN (Persero) S2JB sebagai pemasok energi listrik Subsidi bahan bakar minyak dan subsidi listrik, termasuk LPG 3 kg Terkait dengan pengaturan kuota BBM bersubsidi Harga keekonomian komoditas energi Disparitas harga BBM subsidi dengan BBM non-subsidi Isu dampak lingkungan akibat produksi dan konsumsi energi

BAB II KONDISI ENERGI PROVINSI BENGKULU SAAT INI DAN EKSPETASI MASA MENDATANG 1. Potensi Energi di Provinsi Bengkulu

2. Pertumbuhan penduduk Pada Tahun 2012 Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu sebesar 1.766.794 jiwa.pertumbuhan penduduk Bengkulu di proyeksi kan 1,32 % sehingga pada tahun 2035 menjadi sebesar 3,5 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk Provinsi Bengkulu ini di dasarkan perkiraan dilihat dari jumlah penduduk Provinsi Bengkulu pada tahun 2010, 2011, dan 2012 dari Bengkulu Dalam Angka.

3. Kendaraan Bermotor Data kendaraan bermotor di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 Sepeda motor R2 : 416.314 Sepeda motor R3 : 225 Mobol R0da 4 - Sedan : 2.948 - Jeep : 3.948 - Kend khusus : 153 - Oplet/mikrolet : 1.557 - Minibus : 29.993 - Pick Up : 18.169 Truck dan Bis : 10.408 ---------------- JUMLAH : 483.446

4. Pertumbuhan PDRB Proyeksi Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu dibuat atas dasar pertumbuhan PDRB ; 2010, 2011, 2012 (Rp. 24,17 T) sehingga di dapat proyeksi pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu sampai 2035 sebesar. Pertumbuhan PDRB diperhitungkan 6% - 9% sampai tahun 2035.

5. Kondisi Kelistrikan Sistem kelistrikan Provinsi Bengkulu merupakan Interkoneksi dalam sistem kewilayahan Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB) Jaringan transmisi 150 KV (sampai GI Pekalongan Kepahiang) Transmisi 70 KV dari Pekalongan - Bengkulu 96 % pasokan listrik dari sistem S2JB, dan sisanya merupakan jaringan yang masih isolated. Rasio elektrifikasi Provinsi Bengkulu tahun 2013 adalah 78,53 % dan desa berlistrik sebesar 95,6 %.

6. Bahan Bakar Minyak dan LPG Penggunaan BBM dan Gas Tahun 2013 di Provinsi Bengkulu (KL) 1. Premium a. Transportasi : 230.244 b. Industri : 816 2. Minyak Tanah a. Rumah tangga : 50 3. Solar a. Transportasi : 96.729 b. Industri : 32.575 c. Listrik : 19.570 4. Avtur : 8.181 5. Pertamax : 1.342 6. Pertamina Dex : 104 7. LPG a. PSO (kg) : 21.416.103 b. NPSO (kg) : 10.992.048

7. Batubara Provinsi Bengkulu memiliki cadangan batubara yang tercatat sebesar 154 juta ton, tersebar di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Seluma dan Lebong Produksi batubara berkisar 4 5 juta ton per tahun Hampir 100 % produksi batubara dikirim / dijual ke luar provinsoi Bengkulu termasuk untuk ekspor Belum terdapat pembangkit listrik berbahan bakar batubara atau industri lain yang menggunakan batubara

PROYEKSI ENERGI PROVINSI BENGKULU DI MASA DEPAN Proyeksi Permintaan Energi di Provinsi Bengkulu 2010 2035 Permintaan energi Provinsi Bengkulu di Proyeksikan meningkat 175,417 gigajoules (setara 30.168 MBOE) pada tahun 2035, hal ini disebabkan karena pertumbuhan rumah tangga, industri, tranportasi, komersial dan sektor lainnya dalam pengunaan energi.

Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Rumah Tangga Industri Transportasi Komersial Lainnya Total 8,164 8,623 9,070 9,675 10,597 11,693 12,441 13,139 13,865 14,469 15,098 15,649 16,211 16,784 17,366 17,959 1,559 1,696 1,851 2,024 2,219 2,441 2,691 2,973 3,293 3,655 4,066 4,534 5,067 5,675 6,370 7,166 8,726 9,641 10,655 11,777 13,019 14,395 15,918 17,606 19,475 21,546 23,841 26,385 29,204 32,330 35,795 39,638 0,978 1,060 1,152 1,256 1,375 1,509 1,660 1,830 2,022 2,240 2,486 2,767 3,088 3,455 3,877 4,361 0,952 1,105 1,257 1,409 1,561 1,651 1,741 1,830 1,920 2,009 2,099 2,204 2,309 2,414 2,519 2,624 20,379 22,125 23,983 26,142 28,772 31,689 34,451 37,378 40,575 43,920 47,590 51,539 55,879 60,657 65,927 71,749 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 18,563 19,177 19,803 20,439 21,087 21,751 22,429 23,121 23,828 24,549 8,062 9,070 10,203 11,479 12,914 14,528 16,344 18,387 20,685 23,271 43,900 48,628 53,873 59,693 66,152 73,320 81,277 90,110 99,919 110,811 4,906 5,520 6,210 6,986 7,859 8,842 9,947 11,190 12,589 14,162 2,624 2,624 2,624 2,624 2,624 2,624 2,624 2,624 2,624 2,624 78,055 85,019 92,713 101,221 110,635 121,064 132,620 145,432 159,644 175,417

1. Sektor Rumah Tangga Pada sektor rumah tangga pertumbuhan konsumsi energi listrik meningkat pesat seiring dengan pertumbuhan penduduk Provinsi Bengkulu, pertumbuhan penduduk mengakibatkan jumlah rumah tangga di Provinsi Bengkulu meningkat sehingga konsumsi energi pun meningkat, pada tahun 2010 konsumsi energi sektor rumah tangga di Provinsi Bengkulu sebesar 4.642,268 Thousand Gigawatt-Hours (464.480 BOE) dan meningkat pesat pada tahun 2035 sebesar 6,819 Thousand Gigawatt-Hours (3.402.625 BOE).

Dari jumlah energi yang terpakai tersebut rumah tangga yang berada di perkotaan merupakan rumah tangga yang banyak mengkonsumsi energi yaitu sebesar 1,933 Thousand Gigawatt-Hours pada tahun 2010, sedangkan rumah tangga di pedesaan hanya 0,335 Thousand Gigawatt-Hours.

Dengan meningkat nya infrastruktur di bidang listrik dengan target rasio elektrefikasi Provinsi Bengkulu 100% pada tahun 2020 tingkat konsumsi energi listrikpun di rumah tangga pedesaan meningkat seperti terlihat seperti dibawah ini : Tahun Perdesaan Perkotaan Total 2010 1,933 0,335 2,268 2023 3,209 1,453 4,662 2011 1,966 0,429 2,395 2024 3,283 1,541 4,824 2012 2,003 0,516 2,519 2025 3,357 1,632 4,989 2013 2,043 0,645 2,688 2026 3,429 1,727 5,156 2014 2,202 0,742 2,944 2027 3,502 1,825 5,327 2015 2,389 0,859 3,248 2028 3,574 1,927 5,501 2016 2,539 0,917 3,456 2029 3,646 2,032 5,678 2017 2,665 0,985 3,650 2030 3,718 2,140 5,858 2018 2,796 1,056 3,851 2031 3,778 2,264 6,042 2019 2,890 1,129 4,019 2032 3,838 2,393 6,230 2020 2,988 1,206 4,194 2033 3,897 2,526 6,423 2021 3,062 1,285 4,347 2034 3,955 2,664 6,619 2022 3,136 1,368 4,503 2035 4,013 2,807 6,819

a. Rumah Tangga Pedesaaan Pada peroyeksi yang dilakukan sektor rumah tangga di bagi menjadi rumah tangga pedesaan dan rumah tangga perkotaan, pada rumah tangga pedesaan rumah tangga dibagi lagi menjadi yang terlistriki dan belum terlistrik, jumlah konsumsi energi di pedesaan terlistriki dapat dilihat di bawah ini:

Pada tabel diatas terlihat konsumsi minyak tanah diperkirakan akan hilang atau tidak dikonsumsi pada tahun 2016 seiring dengan program konversi minyak tanah ke gas yang di programkan oleh pemerintah. Pada rumah tangga pedesaan yang belum terlistriki konsumsi kayuk bakar di perkirakan akan hilang pada tahun 2020 seiring dengan peningkatan rasio elektrifikasi yang 100% pada tahun 2020 dan pengunaan LPG pada sektor rumah tangga.

b. Rumah Tangga Perkotaan Pada sektor rumah tangga di perkotaan konsumsi energi minyak tanah akan hilang sama hal nya dengan rumah tangga di pedesaan hal ini disebabkan oleh konversi dari minyak tanah ke LPG. Seiring dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga maka pengunaan listrik dan LPG pada sektor rumah tangga sangat meningkat pesat seperti telihat seperti dibawah ini : Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Listrik 231,905 496,830 789,989 1.151,340 1.589,748 2.166,881 Minyak Tanah 69,275 7,861 - - - - LPG 31,675 354,215 416,025 480,692 549,810 639,627 Biogas - - - - - - Total 332,854 858,907 1.206,013 1.632,032 2.139,558 2.806,508

2. Sektor Industri Pada sektor industri pemakaian energi pada sektor ini di proyeksikan dengan melihat pertumbuhan PDRB sektor industri di Provinsi Bengkulu, terlihat bahwa industri makanan minuman tembakau dominan mengunakan energi seperti terlihat dibawah ini :

Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Makanan minuman tembakau 333,614 522,410 870,401 1.533,905 2.764,147 4.981,083 Tekstil kulit 0,989 1,549 2,580 4,547 8,194 14,766 Barang kayu dan hasil hutan 22,787 35,682 59,451 104,770 188,798 340,221 Kertas dan barang cetakan 1,424 2,229 3,714 6,546 11,796 21,256 Pupuk kimia dan karet 65,327 102,297 170,440 300,365 541,268 975,383 Semen dan barang galian non logam 2,141 3,352 5,585 9,842 17,735 31,959 Logam dasar dan besi baja - - - - - - Alat angkutan mesin 4,748 7,434 12,386 21,828 39,335 70,884 Barang lainnya 1,916 3,000 4,998 8,808 15,873 28,603 Total 432,945 677,953 1.129,555 1.990,611 3.587,146 6.464,154 Hal ini disebabkan karena industri makan minum di Provinsi Bengkulu yang berkembang pesat, sedangkan industri yang lain tidak mengalami perkembangan signifikan.

a. Industri Makan Minum Tembakau Pada Industri makan minum tembakau konsumsi bahan bakar solar meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan industri ini seperti telihat dibawah ini : Pertumbuhan ini didasarkan pada pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu pada sektor industri dari tahun ke tahun untuk makanan minuman dan tembakau Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Solar 1,006 1,575 2,625 4,626 8,336 15,022 Listrik 0,062 0,097 0,161 0,284 0,512 0,922 LPG 0,011 0,018 0,030 0,053 0,095 0,171 Biomassa 0,122 0,191 0,317 0,559 1,008 1,817 Total 1,201 1,881 3,133 5,522 9,951 17,932

b. Tekstil dan Kulit Pada indutri tekstil dan kulit pengunaan energi solar juga dominan digunakan, akan tetapi pada industri ini hanya terdapat sedikit di Provinsi Bengkulu, jumlah konsumsi energi yang di gunakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Solar 3,319 5,197 8,659 15,259 27,497 49,551 Listrik 0,204 0,319 0,531 0,937 1,688 3,041 LPG 0,038 0,059 0,099 0,174 0,314 0,565 Total 3,560 5,575 9,289 16,370 29,499 53,158

c. Barang Kayu dan Hasil Hutan Pada industri barang kayu dan hasil hutan pengunaan bahan bakar LPG dan Listrik masih sangat minim, konsumsi minyak solar masih trus digunakan pada industri ini, sehingga trus mingkat dari tahun ke tahun seperti terlihat di bawah ini : Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Solar 76,467 119,740 199,502 351,582 633,562 1.141,700 Listrik 4,694 7,350 12,245 21,580 38,888 70,077 LPG 0,872 1,365 2,275 4,009 7,224 13,018 Total 82,032 128,455 214,022 377,171 679,674 1.224,795

d. Kertas dan Barang Cetakan Pada industri kertas dan barang cetakan disini sama halnya pada barang kayu dan hasil hutan, pengunaan bahan bakar solar masih sangat tinggi selain pengunaan energi listrik yang meningkat, industri ini di Provinsi Bengkulu tergolong tidak begitu banyak di Provinsi Bengkulu. jumlah perkiraan konsumsi energi yang di gunakan dapat dilihat di bawah ini : Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Solar 4,777 7,481 12,464 21,966 39,583 71,330 Listrik 0,293 0,459 0,765 1,348 2,430 4,378 LPG 0,054 0,085 0,142 0,250 0,451 0,813 Total 5,125 8,026 13,372 23,565 42,464 76,522

e. Pupuk Kimia dan Karet Pada industri pupuk kimia dan karet di Provinsi Bengkulu konsumsi energi masih tergolong rendah sama hal nya tekstil dan Kulit, barang kayu dan hasil hutan dan kertas dan barang cetakan. Indistri pupuk kimia dan karet di Provinsi Bengkulu masih banyak mengunakan solar sebagai bahan bakar utama untuk produksi mereka, peningkatan konsumsi energi tersebut seiring dengan meningkat nya jumlah industri pupuk kimia dan karet yang berkembang di Provinsi Bengkulu, seperti telihat di bawah ini : Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Solar 219,223 343,284 571,954 1.007,954 1.816,366 3.273,150 Listrik 13,456 21,071 35,106 61,868 111,488 200,905 LPG 2,500 3,914 6,522 11,493 20,711 37,322 Total 235,179 368,269 613,583 1.081,315 1.948,565 3.511,377

f. Semen Barang Galian Non Logam pada industri semen barang galian non logam konsumsi energi minyak tanah masih ditemukan dan akan tetap digunakan trus menerus sampai pada tahun 2035. Pengunaan energi minyak tanah juga akan terus meningkat sampai pada tahun 2035 mendatang, perkiraan pengunaan energi pada industri ini dapat diliha seperti di bawah ini : Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Solar 3,392 5,312 8,850 15,596 28,104 50,645 Listrik 0,208 0,326 0,543 0,957 1,725 3,109 LPG 0,039 0,061 0,101 0,178 0,320 0,577 Minyak Tanah 4,067 6,369 10,611 18,700 33,697 60,723 Total 7,706 12,067 20,105 35,430 63,847 115,054

g. Logam Dasar dan Besi Baja Industri logam dasar dan besi di Provinsi Bengkulu sampai pada saat ini belum ada dan kemungkinan pada tahun tahun kedepan belum akan ada, hal ini disebabkan untuk bahan dasar atau potensi logam dasar dan besi baja dari industri ini tidak terdapat di Provinsi Bengkulu.

h. Alat Angkutan mesin Industri alat angkutan mesin di Provinsi Bengkulu tidak begitu banyak, sehingga konsumsi energi yang di gunakan juga relatif sedikit. Pada industri ini konsumsi minyak solar masih relatif tinggi dibandingkan dengan energi lain jumlah perkiraan konsumsi energi dapat dilihat di bawah ini : Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Solar 15,932 24,947 41,565 73,251 132,000 237,868 Listrik 0,978 1,531 2,551 4,496 8,102 14,600 LPG 0,182 0,284 0,474 0,835 1,505 2,712 Total 17,091 26,763 44,591 78,582 141,607 255,181

i. Barang Lainnya Untuk industri barang lainnya perkiraan energi yang di gunakan tidak jauh berbeda dengan sektor sektor lain nya seperti tekstil dan kulit, barang kayu dan hasil hutan, pupuk kimia dan karet dan alat angkutan mesin. Dimana bahan bakar solar masih menjadi konsumsi terbesar di sektor ini setelah listrik seperti telihat di bawah ini : Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Solar 6,429 10,067 16,773 29,558 53,265 95,985 Listrik 0,395 0,618 1,029 1,814 3,269 5,892 LPG 0,073 0,115 0,191 0,337 0,607 1,094 Total 6,897 10,799 17,993 31,710 57,142 102,971

3. Sektor Transportasi Sektor transportasi di Provinsi Bengkulu di bagi menjadi 3 kategori yang ada yaitu darat, laut dan udara, konsumsi energi terbersar untuk sektor transportasi di Provinsi Bengkulu terbanyak di gunakan pada transportasi darat seperti terlihat dibawah ini: Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Udara 41,579 62,239 93,603 140,773 211,712 318,401 Darat 1.459,037 2.413,320 4.006,538 6.676,088 11.164,887 18.738,565 Air 0,012 0,013 0,016 0,019 0,022 0,026 Total 1.500,628 2.475,573 4.100,157 6.816,879 11.376,622 19.056,991

a. Darat Banyaknya kendaraan bermotor di Provinsi Bengkulu menjadi penyebab tingginya jumlah pemakaian energi pada transportasi darat dari 1.459,037 Thousand Gigajoules pada tahun 2010 meningkat pesat menjadi 18.738,565 Thousand Gigajoules pada tahun 2035, hal ini terjadi tidak lepas dari pertumbuhan punduduk dan pertumbuhan kendaraan bermotor di Provinsi Bengkulu. jumlah pertumbuhan energi pada trasportasi darat berdasarkan fuel dapat diliat di bawah ini. Fuels 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Gasoline 1.034,219 1.663,658 2.683,632 4.341,592 7.045,255 11.468,726 Diesel 424,819 749,662 1.322,906 2.334,496 4.119,632 7.269,838 Bio Diesel - - - - - - Bio Ethanol - - - - - - Total 1.459,037 2.413,320 4.006,538 6.676,088 11.164,887 18.738,565

b. Air Pengunaan energi pada trasportasi air di Provinsi Bengkulu 100% masih tergantung pada minyak solar, jumlah konsumsi minyak solar pada transportasi air di Provinsi Bengkulu juga tergolong sedikit, hal ini terkait langsung dengan belum banyak nya kapal kapal besar yang melakukan aktivitas di perairan Bengkulu, jumlah perkiraan pemakaian solar pada transportasi air dapat dilihat di bawah ini : Fuels 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Diesel 11,910 13,409 15,810 18,642 21,981 25,918 Total 11,910 13,409 15,810 18,642 21,981 25,918

c. Udara Pada transportasi udara pengunaan avtur / jet keresone di Provinsi Bengkulu masih tergolong rendah, hal ini dikarena kan belum banyaknya frekuensi penerbangan di bandar udara fatmawati soekarno Bengkulu, pada saat ini frekuensi penerbangan 9-10 penerbangan yang datang dan keluar Provinsi Bengkulu setiap hari nya, proyeksi pertumbuhan jumlah konsumsi avtur / jet keresone yang di gunakan di Provinsi Bengkulu dapat dilihat di bawah ini : Fuels 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Jet Kerosene 41,579 62,239 93,603 140,773 211,712 318,401 Total 41,579 62,239 93,603 140,773 211,712 318,401

4. Sektor Komersial Pada sektor komersial energi yang di pakai adalah listrik dan LPG, pengunaan listrik dan LPG sediri pada sektor komersial di Provinsi Bengkulu masih tergolong rendah hal ini dikarenkan masih rendah nya pertumbuhan ekonomi pada sektor komersial, tingkat pertumbuhan pengunaan energi pada sektor komersial dapat dilihat di bawah ini. Fuels 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Listrik 139,870 215,775 355,372 623,474 1.123,520 2.024,620 LPG 28,395 43,804 72,143 126,570 228,083 411,013 Total 168,265 259,579 427,515 750,044 1.351,603 2.435,633

BAB III VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ENERGI DAERAH PROVINSI BENGKULU VISI Terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi sebagai salah satu sumber kemakmuran rakyat melalui pembangunan berkelanjutan yang adil, transparan, modern, efisien dan bewawasan lingkungan

M I S I Untuk mewujudkan visi tersebut, Provinsi Bengkulu mempunyai misi sebagai berikut : Meningkatkan nilai tambah energi dan mineral Mengelola dan memanfaatkan sumber daya non hayati energi non migas ; batubara, panas bumi, tenaga air yang berwawasan lingkungan. Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik yang terjangkau masyarakat

Tujuan : Pembangunan sektor energi di Provinsi Bengkulu dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut : Terwujud dan terlaksananya penyediaan dan pemanfaatan sumber energi yang terjangkau oleh masyarakat melalui kegiatan inventarisasi, eksplorasi, eksploitasi, konservasi, rehabilitasi, dan sosialisasi penghematan sumber energi. Terwujudnya pemenuhan kebutuhan energi di daerah guna terciptanya ketahanan dan kemandiriaan energi.

Sasaran : Untuk mencapai tujuan ketahanan dan kemandirian energi di Provinsi Bengkulu, dilakukan melalui Sasaran Rencana Umum Energi Daerah : Tersusunnya dokumen Perencanaan Energi Daerah Terwujudnya penghematan energi dan di Provinsi Bengkulu sesuai dengan Inpres No.2 Tahun 2008. Tercapainya kebutuhan energi listrik untuk seluruh wilayah Provinsi Bengkulu (rasio elektrifikasi 100%).

BAB IV KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI DAERAH PROVINSI BENGKULU 1. Kebijakan : 1. Pengembangan pemanfaatan energi baru terbarukan - Pengembangan PLTS, PLTM dan PLTMH - Mendorong pemanfaatan biogas dari kegiatan pengolahan Limbah kelapa sawit 2. Peningkatan nilai tambah energi, mendorong pemanfaatan batubara untuk PLTU batubara di Bengkulu 3. Mendorong pembangunan SPBG di Provinsi Bengkulu dan penyediaan bahan bakar mix seperti Biodisel di SPBU

2. Strategi : 1. Pembangunan pembangkit tenaga surya (terpusat atau tersebar) dengan prioritas pada lokasi (desa) yang belum terjangkau jaringan listrik PLN 2. Pembangunan beberapa reaktor biogas pada lokasi potensi Untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga, perseorangan atau kelompok masyarakat. 3. Memberikan kemudahan dalam pembangunan SPBU dengan Mendorong SPBU untuk menyediakan bahan bakar Mix.

3. Kelembagaan : Beberapa lembaga atau instansi yang terkait dengan pelaksanaan Kebijakan pengelolaan energi di Provinsi Bengkulu antara lain : - Dinas ESDM Provinsi Bengkulu - Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu - Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bengkulu - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu - Pertamina - PLN (Persero) - Pihak Swasta

4. Instrumen Kebijakan : Untuk mencapai tujuan dan sasaran ketahanan dan kemandirian energi di Provinsi Bengkulu dengan membuat ketentuan dan Peraturan : - Peraturan Daerah ; tentang * Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Bengkulu * Ketenagalistrikan - Peraturan Gubernur * Pelaksanaan teknis * Pemberian batuan / dana hibah (pembangunan SPBG)

Program Utama Rencana Umum Energi Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2035 No Subsektor Strategi Kelembagaan Instrumen Program Utama Nama Kegiatan 1 Ketenagalistrikan Ketersediaan energi untuk kebutuhan Daerah 2 Ketenagalistrikan Ketersediaan energi untuk kebutuhan Daerah 3 Ketenagalistrikan Ketersediaan energi untuk kebutuhan Daerah 4 GAS Ketersediaan Gas untuk Pemenuhan Kebutuhan RT 5 GAS Ketersediaan Gas untuk transportasi 6 Bahan Bakar Minyak Ketersediaan Bahan Bakar Minyak untuk kebutuhan Daerah Dinas ESDM, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup Dinas ESDM, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup Dinas ESDM, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup Dinas ESDM, Badan Lingkungan Hidup Dinas ESDM, Pertamina Dinas ESDM, Pertamina UU,PP, Permen, Perda, Pergub UU,PP, Permen, Perda, Pergub UU,PP, Permen, Perda, Pergub UU,PP, Permen, Perda, Pergub UU,PP, Permen, Perda, Pergub UU,PP, Permen, Perda, Pergub Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Pemanfaatan energi alternatif Pembangunan SPBG Pembangunan SPBU BIODISEL, BIOETANOL, DLL (bahan bakar MIX) Penggadaan dan Pemasangan PLTS Tersebar Penggadaan dan Pemasangan PLTS Terpusat Pembangunan PLTMH Pembangunan Reaktor Biogas Bantuan kepada SPBG dalam Pembangunan Bantuan kepada SPBU dalam Pembangunan Nilai Investasi (IDR miliar) Periode Lokasi 20 2015-2025 Provinsi Bengkulu 25 2018-2030 Provinsi Bengkulu 50 2019-2035 Provinsi Bengkulu 30 2016-2025 Provinsi Bengkulu 5 2018-2035 Provinsi Bengkulu 5 2018-2035 Provinsi Bengkulu

Program Pendukung Rencana Umum Energi Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2035 No Subsektor Strategi Kelembagaan Instrumen Program Pendukung Nama Kegiatan 1 Ketenagalistrikan Ketersediaan data Potensi energi untuk kebutuhan Daerah Dinas ESDM UU,PP, Permen, Perda, Pergub Survei Potensi Energi Alternatif Survei Potensi Pembangkit Listrik Surya Nilai Investasi (IDR miliar) Periode Lokasi 20 2015-2025 Provinsi Bengkulu 2 Ketenagalistrikan Ketersediaan data Potensi energi untuk kebutuhan Daerah Dinas ESDM UU,PP, Permen, Perda, Pergub Survei Potensi Energi Alternatif Survei Potensi Pembangkit Listrik Air 50 2019-2035 Provinsi Bengkulu 3 Ketenagalistrikan Ketersediaan FS dan DED PLTS dan PLTMH Dinas ESDM UU,PP, Permen, Perda, Pergub FS dan DED Pembangkit Listrik Tenaga Surya FS dan DED PLTS Terpusat 10 2017-2025 Provinsi Bengkulu 4 Ketenagalistrikan Ketersediaan FS dan DED PLTS dan PLTMH 5 Ketenagalistrikan Pengawasan Penyediaan Tenaga Listrik 6 GAS Ketersediaan data Potensi energi untuk kebutuhan Daerah Dinas ESDM Dinas ESDM Dinas ESDM, Badan Lingkungan Hidup UU,PP, Permen, Perda, Pergub UU,PP, Permen, Perda, Pergub UU,PP, Permen, Perda, Pergub FS dan DED Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan Survei Potensi Energi Alternatif FS dan DED PLTMH 10 2016-2030 Provinsi Bengkulu Pengawasan Penyediaan Tenaga Listrik 8 2015-2035 Provinsi Bengkulu Survei Potensi Biogas 30 2016-2025 Provinsi Bengkulu 7 GAS Penerbitan Peraturan Gubernur Tentang dana hibah dan Bantuan Dinas ESDM UU,PP, Permen, Perda, Pergub Peraturan Gubernur PerGub tentang dana bantuan/hibah Pembangunan SPBG - 2015-2018 Provinsi Bengkulu 8 Bahan Bakar Minyak Penerbitan Peraturan Gubernur Tentang dana hibah dan Bantuan Dinas ESDM UU,PP, Permen, Perda, Pergub Peraturan Gubernur PerGub tentang dana bantuan/hibah kepada SPBU guna pengadaan Pompa bahan bakar MIX - 2018-2035 Provinsi Bengkulu

BAB V KESIMPULAN 1. Rencana umum Energi Daerah Provinsi Bengkulu dibuat sebagai acuan Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam pengelolaan energi kedepan dan sebagai acuan pemerintah kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bengkulu dalam melakukan perencanaan energi di daerah masing-masing. 2. Kedepan rencana umum energi daerah yang dibuat harus di masukan kedalam perencanaan daerah baik itu Renstra, maupun Renja Provinsi Bengkulu agar program program tersebut dapat dilakasankan oleh lembaga terkait baik itu Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD), Badan Usaha Milik Negara (BUMN),Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Swasta dan lembaga lainnya