LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas, sehingga panas dalam tubuh dipertahankan secara konstan. Termogulasi manusia berpusat pada hipotalamus interior. Suhu atau termoregulasi merupakan suatu perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan oleh tubuh dengan jumlah panas yang hilang kelingkungan eksternal atau substansi panas dingin atau permukaan kulit tubuh. I.2 Fisiologi sistem/ fungsi normal sistem termoregulasi Sistem yang mengatur suhu tubuh memiliki 3 bagian yaitu sensor dibagian permukaan dan inti tubuh, integrator di hipotalamus, dan sistem efektor yang dapat menyesuaikan produksi serta pengeluaran panas (Kozier, et al 2011). Panas diproduksi didalam tubuh melalui metabolisme yang merupakan reaksi kimia pada sel tubuh. Makanan merupakan sumber bahan bakteri yang utama bagi metabolisme. Termoregulasi membutuhkan fungsi normal dari proses produksi panas. Reaksi kimia memerlukan bila metabolisme meningkat, panas tubuh meningkat dan diproduksi. Produksi panas terjadi selama istirahat, gerakan otot polos, gerakan otot dan termogenesis. I.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem termoregulasi Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh antara lain : Usia Pada bayi dan balita belum terjadi kamatangan mekanisme pengaturan suhu sehingga dapat terjadi perubahan pada suhu tubuh yang drastis terhadap lingkungan. Regulasi suhu tidak stabil dari anak-anak sampai mencapai pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati lansia. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh yang lebih sempit daripada dewasa awal. Olahraga Aktivitass otot memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecahan karbohidrat dan lemak. Beberapa bentuk olahraga meningkatkan metabolisme dan dapat meningkatkan produksi panas terjadi peningkatkan suhu tubuh.
Kadar hormon Umumnnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh lebih besar daripada pria. Hal ini karena ada variasi hormonal saat siklus menstruasi. Variasi suhu ini dapat membantu mendeteksi masa subur seorang wanita. Perubuhan suhu tubuh juga terjadi pada wanita saat menopause. Mereka biasanya mengalami periode panas tubuh yang instens da perspirasi selama 30 detik sampai 5 menit. Pada periode ini terjadi peningkatan suhu tubuh sementara sebanyak 4 0 C, yang sering disebut hot flashes. Hal ini diakibatkan ketidakstabilan pengaturan vasomotor. Stress Stress fisik maupun emosional meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan saraf. Perubahan fisiologis ini meningkatkan metabolisme yang akan meningkatkan produksi panas. Lingkungan Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Tanpa mekanisme kompensasi yang tepat, suhu tubuh manusia akan berubah mengikuti suhu tubuh lingkungan. Laju Metabolisme Basal (BMR) Laju Metabolisme Basal (BMR) merupakan penggunaan energi yang diperlukan tubuh untuk mempertahankan aktivitas penting seperti bernapas. Laju metabolisme akan meningkat seiring dengan peningkatan usia. Aktivitas otot Aktivitas otot termasuk menggigil akan meningkatkan laju metabolisme. Demam Demam dapat meningkatkan laju metabolisme dan kemudian akan meningkatkan suhu tubuh. I.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem termoregulasi Menurut Potter dan Perry (2005), gangguan pada termoregulasi antara lain sebagai berikut : a. Kelelahan akibat panas Terjadi bila diaphoresis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan lingkungan yang terpejan panas. b. Hipertemia Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermi. c. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas, mengakibatkan hipotermi. d. Headstroke Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tubuh tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas, kondisi ini disebut headstoke. II. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan II.1Pengkajian II.1.1 Riwayat keperawatan 1) Keluhan utama Keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian ; panas. 2) Riwayat kesehatan sekarang Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit, sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya mual, muntah, nafsu makan, eliminasi, nyeri otot dan sendi, dll), apakah menggigil, dan gelisah. 3) Riwayat penyakit terdahulu Riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien, 4) Riwayat kesahatan keluarga Riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak. 5) Riwayat psikologis II.1.2 II.1.3 Pemeriksaan fisik : Data fokus 1) Hitung TTV ketika panas terus menerus dan sesuai perintah (24 jam). 2) Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor (dingin, kering, kemerahan, hangat turgor menurun). 3) Tanda tanda dehidrasi. 4) Perubahan tingkah laku seperti bingung, disorientasi, gelisah, disertai dengan sakit kepala, nyeri otot, nousea, photopobia, lemah, letih, dll. Pemeriksaan penunjang II.2Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Diagnosa I : Hipotermia berhubungan dengan penuaan ditandai dengan penurunan suhu tubuh dibawah rentang normal dan menggigil.
II.2.1 II.2.2 II.2.3 Definisi Suhu tubuh di bawah rentang normal. Batasan karakteristik Objektif - Kulit dingin - Bantalan kuku sianosis - Hipertensi - Pucat - Merinding - Menggigil - Pucat - Penurunan suhu tubuh dibawah normal - Lambatnya isi ulang kapiler - Denyut jantung yang melaju cepat Faktor yang berhubungan - Penuaan - Konsumsi alkohol - Kerusakan hipotalamus - Penurunan laju metabolik - Kulit berkeringat pada lingkungan yang dingin - Penyakit atau trauma - Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk menggigil - Ketidakaktifan - Penggunaan pakaian yang tidak mencukupi - Malnutrisi - Obat-obatan (menyebabkan vasodilatasi) - Terpajan lingkungan yang dingin atau kedinginan (dalam waktu yang lama) Diagnosa II : Hipertermia berhubungan dengan penyakit II.2.4 II.2.5 II.2.6 Definisi Peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal Batasan karakteristik - Kulit merah - Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal - Frekuensi nafas meningkat - Kejang - Kulit teraba hangat - Takikardi - Takipnea Faktor yang berhubungan - Dehidrasi - Penyakit atau trauma - Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk berkeringat - Pakaian yang tidak tepat - Peningkatan laju metabolisme - Obat atau anastesia - Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang) - Aktivitas yang berlebihan
2.3 Perencanaan Diagnosa I : Hipotermia berhubungan dengan penuaan ditandai dengan penurunan suhu tubuh dibawah rentang normal dan menggigil. 2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil (outcomes criteria) : berdasarkan NOC Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1X24 jam, suhu tubuh pasien dapat dipertahankan dalam batas normal dengan kriteria hasil : Suhu 36 37 ºC Tidak menggigil Tidak pucat 2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC Intervensi : Pantau suhu paling sedikit setiap dua jam, jika perlu. Rasional : Perubahan suhu yang signifikan membantu dalam pemberian intervensi selanjutnya. Intervensi : Berikan pakaian yang hangat, kering, selimut penghangat, alat-alat pemanas mekanis, suhu ruangan yang disesuaikan, botol dengan air hangat, berendam di air hangat, dan minum air hangat sesuai toleransi. Rasional : Pemberian selimut tambahan dan penghangat lainnya dapat mengurangi evaporasi dan radiasi sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan, Intervensi : Batasi aktifitas pasien. Rasional : Aktifitas yang tinggi meningkatkan metabolisme tubuh sehingga meningkatkan pengeluaran panas dari tubuh. Intervensi : Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan. Rasional : Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk membantu pasien dan memberikan motivasi. Diagnosa II : Hipertermia berhubungan dengan penyakit. 2.3.3 Tujuan dan Kriteria Hasil (outcomes criteria) : berdasarkan NOC Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, suhu tubuh pasien kembali dalam rentang normal. 2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC Intervensi : Pantau keadaan suhu tubuh pasien. Rasional : Mengetahui kondisi suhu tubuh pasien. Intervensi: Berikan kompres hangat pada bagian tubuh axilla atau pangkal paha.
Rasional :Dengan menghangatkan seluruh permukaan kulit, terjadi pelebaran pembuluh darah di seluruh kulit sehingga aliran darah bertambah dan panas tubuh makin cepat dibuang ke udara. Intervensi :Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik.. Rasional : Menurunkan suhu tubuh pasien. Intervensi : Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan. Rasional : Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk membantu pasien dan memberikan motivasi. III. Daftar Pustaka Cameron, J.R, dkk. Fisika Tubuh Manusia, EGC. Jakarta, 2006. Nanda international. 2012. Diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012 2014. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan, volume 1. Jakarta : EGC Wilkinson J.M & Ahern N.R. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC Martapura, November 2016 Preseptor Akademik, Preseptor Klinik, ( ) ( )