ANALISIS MUSIK DENDO DAYAK KANAYATN DI KECAMATAN MANDOR KABUPATEN LANDAK

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN MUSIK TOTOKNG SUKU KANAYATN KABUPATEN LANDAK

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU

KESENIAN OTAR-OTAR DI DUSUN KOTA LAMA KECAMATAN GALING KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS POLA RITME MUSIK JEPIN LEMBUT KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS (SUATU TINJAUAN MUSIKOLOGI)

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

Skripsi. diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Sejarah. Oleh : James Paul Piyoh

ANALISIS RITME BAMBU'A DI PROVINSI GORONTALO PENULIS DWI ANGGELITA HAMZAH ANGGOTA PENULIS. TRUBUS SEMIAJI, S.Sn, M.Sn. NUGRA P. PILONGO, S.Pd, M.

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

Oleh Imam Ghozali (PBS, Pendidikan Seni, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak)

PERISTILAHAN ALAT MUSIK TRADISIONAL DAYAK KANAYATN: KAJIAN ETNOLINGUISTIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang,

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

PEMBELAJARAN MUSIK PADA SISWA KELAS V DI SD JOANNES BOSCO YOGYAKARTA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MELODI MENGGUNAKAN ALAT MUSIK REKORDER SOPRAN PADA SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

Oleh: Dr. A. M. Susilo Pradoko, M.Si dan Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd. dan Pendidikan Seni Musik FBS UNY.

ANALISIS STRUKTUR DAN TEKNIK PERMAINAN PIANO CONCERTO POUR LA MAIN GAUCHE EN RE MAJEUR KARYA MAURICE RAVEL RINGKASAN SKRIPSI

TUGAS PLPG PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Belajar 9 Tahun Dalam Sastra Dayak Ngaju, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003), 20.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

REVITALISASI MUSIK IRINGAN TARI JEPIN CANGKAH PEDANG DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT KOTA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH SYAMSUL HUDA NIM F

BAB I PENDAHULUAN. Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada

Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

STRUKTUR ANALISIS MUSIK IRINGAN TARI JEPIN PISAU KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB III METODE PENELITIAN

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

FUNGSI DAN BENTUK PENYAJIAN MUSIK PENGIRING BALIATN DI DESA SABAKA, KECAMATAN MEMPAWAH HULU, KABUPATEN LANDAK, KALIMANTAN BARAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

Efektifitas Angklung Sebagai Alat Musik Kolosal untuk Pembelajaran Seni Budaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Membaca Suara dan Mendengar Tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni

PENGGUNAAN MEDIA JARI TANGAN PADA PEMBELAJARAN NOTASI BALOK

DAFTAR PERTANYAAN. 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan?

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN MUSIKOLOGI KOMPOSISI MUSIK IRINGAN TARI JEPIN LANGKAH SIMPANG KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

Musik Sebagai Iringan Gerak Tari. Oleh: Agus Untung Yulianta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

MUSIK JONGGAN DAYAK KANAYATN DALAM TINJAUAN MUSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan media estetis yang dapat mengungkapkan gejolak jiwa,

2015 PEMBELAJARAN MUSIK KINTUNG BERBASIS KREATIVITAS PADA PESERTA DIDIK DI DAPUR THEATER KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB III ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

Transkripsi:

ANALISIS MUSIK DENDO DAYAK KANAYATN DI KECAMATAN MANDOR KABUPATEN LANDAK Serenia Chelsy Situmorang, Aloysius Mering, Laurensius Salem Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Tanjungpura Email : schelsys@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi pola tabuhan Gadobong, Agukng dan Tawak-tawak serta analisis melodi Dau pada musik Dendo suku Kanayatn Kecamatan Mandor Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Data dianalisis secara kualitatif. Musik Dendo adalah musik yang berfungsi sebagai pengiring dalam ritual adat untuk penyembuhan orang sakit (Babore) dan Nyaru Sumangat. Komposisi tabuhan pada musik Dendo meliputi tiga instrumen yaitu instrumen Gadobong berjumlah satu orang pemain, Agukng dan Tawaktawak berjumlah satu orang pemain, dan Dau berjumlah dua orang pemain. Analisis komposisi musik Dendo meliputi unsur-unsur musik, yaitu pola ritme, melodi, nada, birama, notasi balok, dan tempo. Musik Dendo ini dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam kegiatan belajar dan mengajar teori serta praktik dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Kata Kunci : Analisis, Musik Dendo, Dayak Kanayatn Abstract: The purpose of this research is to analysis of composition of Gadobong was patterns, Agukng and Tawak-tawak as well as an analysis of Dau melody in Dendo music of Kanayatn tribe Mandor Subdistrict Landak District of West Kalimantan. Data were analyzed qualitatively. Dendo music is a music that be functioning as a companion in a traditional rituals for healing the sick (Babore) and Nyaru Sumangat. Wasp on Dendo music composition includes three instruments are Gadobong instrument amounted to one player, Agukng and Tawak-tawak amounted to one player, and Dau amounted two player. Dendo musical composition analysis includes the element of music, the rhythm patterns, melody, tone, time signatures, notation, and tempo. This Dendo music can be used as a lesson plan in teaching and learning activities and teaching theory and also the practical work in Culture and Skill Art (Seni Budaya dan Keterampilan) lesson. Keywords : Analysis, Dendo music, Dayak Kanayatn 1

M usik Dendo adalah kesenian tradisional yang masih ada di Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Musik Dendo pada masyarakat Dayak Kanayatn merupakan musik yang digunakan untuk mengiringi suatu kegiatan perdukunan atau ritual yang berfungsi untuk mengobati orang yang sakit dan lemah semangat, atau biasanya oleh suku Dayak Kanayatn disebut dengan Babore. Musik Dendo dimainkan oleh empat orang pemain musik. Tidak ada ketentuan khusus untuk pemain musik Dendo. Alat musik yang digunakan pun sangat sederhana, yaitu Dau We nya (induk), Dau Na nya (anak), Gadobong, serta Gong yang terdiri dari Agukng dan Tawak-tawak. Musik Dendo ini menurut narasumber yaitu Pak Kasimen diperkirakan sudah ada sekitar abad ke-5, dan sampai tahun 1960-an Babore merupakan ritual pengobatan yang diandalkan masyarakat Dayak Kanayatn di Kecamatan Mandor Kabupaten Landak, sebelum masuknya teknologi dibidang pengobatan. Kemudian semenjak tahun 1960-an hingga sekarang, semenjak kemajuan teknologi, perkembangan zaman, dan mulai masuknya ajaran-ajaran agama, ritual Babore sudah jarang digunakan, tetapi masih bisa digunakan sebagai pengobatan alternatif. Musik Dendo ini tidak boleh dimainkan atau dibunyikan sembarangan, dalam arti musik Dendo tidak boleh dimainkan sebelum waktu pelaksanaan ritual Babore karena dianggap tabu. Hal tersebut dianggap tabu, karena dalam ritual Babore mengikutsertakan Baliatn (dukun) dan menggunakan sesajian serta mantra. Masyarakat yang terdapat dikampung tersebut diperbolehkan untuk mempelajari musik Dendo jika tidak mengikutsertakan Baliatn dan tidak menggunakan sesajian serta mantra. Masyarakat Dayak Kanayatn Kecamatan Mandor Kabupaten Landak mempercayai tradisi lisan yang mengatakan, jika musik Dendo ini salah dimainkan, maka akan menyebabkan Kasarongan atau kerasukan roh halus pada orang yang membawakan perdukunan atau ritual Babore. Karena itu, permainan musik Dendo dalam ritual adat Babore ini sangatlah sakral. Tidak hanya ritual adat Babore dan permainan musik Dendo saja yang mereka anggap sakral tetapi alat-alat musik yang terdapat dalam musik Dendo juga dianggap sakral. Ritual adat Babore adalah suatu rangkaian ritual adat sakral yang dilakukan masyarakat Dayak Kanayatn Kecamatan Mandor Kabupaten Landak untuk melaksanakan pengobatan atau penyembuhan orang yang sedang sakit dan nyaru sumangat. Ritual ini dimulai dengan Nyangahatn atau mohon restu kepada Jubata sang pencipta. Tidak lupa pula dalam ritual adat Babore ini disiapkan sesajian persembahan sesuai dengan ketentuan adat. Pola tabuhan Gadobong, Agukng, Tawak-tawak dan Dau pada musik Dendo saat ini masih menggunakan permainan langsung, artinya masyarakat setempat memainkan musik Dendo tersebut tidak mengenal partitur, karena musik Dendo ini dimainkan sudah sejak zaman nenek moyang mereka dahulu yang bernama Ne Dara Enokng, yang pengetahuan musik ini langsung dipelajari Ne Dara Enokng dari Sinede Pamaliatn Pujut. Peneliti berharap akan melihat langsung serta memainkan setiap instrumen yang ada pada musik Dendo, sehingga didapatlah pola tabuhan dan komposisi pola ritme serta nada pada setiap instrumen musiknya. Selain itu, peneliti akan membuat partitur untuk musik 2

Dendo ini, supaya masyarakat Kecamatan Mandor Kabupaten Landak akan terus belajar dan tetap mempertahankan keaslian budaya mereka agar kedepannya kesenian musik Dendo ini tidaklah punah. Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti Analisis Musik Dendo Dayak Kanayatn di Kabupaten Landak. Alasan peneliti memilih musik Dendo pada suku Dayak Kanayatn karena peneliti merasa musik Dendo merupakan musik tradisi yang harus dilestarikan dan perlu diketahui oleh khalayak luas khususnya generasi muda Dayak Kanayatn Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Peneliti memilih di Kecamatan Mandor Kabupaten Landak karena di Kecamatan Mandor Kabupaten Landak masih terdapat narasumber yang mengetahui perkembangan tentang musik Dendo. Oleh karena itu, peneliti berharap masyarakat suku Dayak Kanayatn mengetahui dan mengenal tradisi yang secara turun-temurun diwariskan oleh nenek moyang suku Dayak Kanayatn, agar kearifan lokal budaya tersebut tetap terjaga keasliannya. Berdasarkan alasan di atas, maka penelitian terhadap Gadobong, Agukng dan Tawak-tawak serta Dau pada musik Dendo suku Kanayatn dengan menekankan pada komposisi pola tabuhan,analisis melodi dau dalam upacara Babore dan kehidupan masyarakat Desa Sebadu Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak. Sejauh penelusuran penulis, di lingkungan FKIP UNTAN belum ditemukan hasil penelitian terhadap alat musik Gadobong, Agukng dan Tawaktawak serta Dau yang digunakan sebagai musik pengiring dalam ritual Babore. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian pertama dilakukan terhadap alat musik Gadobong, Agukng dan Tawak-tawak serta Dau sebagai musik pengiring dalam ritual Babore. Hasil penelitian di dalam penelitian ini juga merupakan temuan penelitian pertama terhadap alat musik Gadobong, Agukng dan Tawak-tawak serta Dau sebagai musik pengiring dalam ritual Babore. Hasil penelitian terhadap tabuhan Gadobong, Agukng dan Tawak-tawak serta Dau sebagai musik pengiring dalam ritual Babore berhubungan dengan kurikulum bidang studi Seni Budaya di SMA. Di dalam kurikulum 2013 khususnya di dalam silabus mata pelajaran Seni Budaya di kelas X terdapat Kompetensi Dasar (KD) Mengidentifikasi fungsi dan latar belakang musik daerah. Dengan demikian penelitian terhadap Gadobong, Agukng dan Tawaktawak serta Dau selain menarik untuk diteliti juga bermakna yakni bermanfaat bagi pembelajaran seni musik dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA sebagaimana yang akan dideskripsikan di dalam manfaat penelitian dan hasil penelitian. Musik Dendo dalam ritual Babore tidak boleh dimainkan sembarangan. Seperti yang disampaikan oleh Florus (1994:134), musik tradisional Dayak adalah salah satu aspek dari kebudayaan Dayak yang memiliki bentuk dan ciri-ciri khas pada tiap kelompok. Walaupun demikian, pada hampir semua kelompok ada ciriciri dasar yang sama atau mirip. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat musikmusik yang ditampilkan bukan untuk perladangan, tetapi untuk upacara-upacara dalam siklus kehidupan. Kebanyakan merupakan musik khusus untuk ritus atau masa tertentu dan tidak boleh dimainkan pada sembarang waktu dan tempat. Dalam hal ini terlihat sekali bahwa tradisi musik Dayak sangat erat hubungannya dengan sistem kepercayaan mereka. 3

Prier, 1996:1 menyatakan musik adalah sesuatu yang mempunyai arti dalam dirinya sendiri, manusia yang bermusik mengalami arti ini pada saat tersebut. Menurut Jamalus dalam Kurniawati (2014:11), musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu: irama, melodi, harmoni, bentuk, struktur lagu dan ekspresi sebagai suatu kesatuan. Komposisi musik dapat merupakan gabungan antara ungkapan dan perasaan seseorang yang tertuang lewat lagu sehingga tercipta sebuah karya seni. Musik merupakan cetusan ekspresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Bunyi (suara) adalah elemen musik yang paling dasar. Suara musik adalah hasil interaksi dari tiga elemen, yaitu: irama, melodi, dan harmoni. Irama adalah gerak yang mengalir dengan teratur karena munculnya aksen secara tetap. Kombinasi beberapa tinggi nada dan irama akan menghasilkan melodi tertentu. Melodi adalah rangkaian dari sejumlah nada atau bunyi, yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi rendah atau naik turunnya. Harmonis adalah bunyi nyanyian atau permainan musik yang menggunakan dua nada atau lebih, yang berbeda tinggi nadanya dan kita dengar serentak (Jamalus 1991:89). Rina dalam Kurniawati (2014:11), berpendapat bahwa musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian. Suara atau bunyi-bunyian memiliki makna tersendiri menurut pengungkapannya masing-masing. Demikian hal nya yang terkandung dalam musik Dendo pada ritual Babore memiliki masing-masing makna dalam setiap permainan instrumennya yang terdiri dari instrumen Gadobong, Agukng dan Tawak-tawak serta Dau. METODE PENELITIAN Metode penlitian yang digunakan adalah metode deskriptif, karena dalam proses penelitian data diambil dari kata-kata, ucapan, tindakan, perilaku orangorang yang diamati, dan makna dari benda-benda serta bunyi-bunyi yang didengar dan diamati. Demikian juga laporan hasil penelitian adalah kutipan dan deskripsi dari kata-kata, ucapan, tindakan, perilaku orang-orang yang diamati, dan makna dari benda-benda serta bunyi-bunyi yang didengar dan diamati. Menurut Sugiyono (2008:105) dalam elib unikom, menyatakan definisi metode deskriptif analisis merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada. Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Elisa, 2014:1) penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) penelitian kualitatif menggunakan latar ilmiah (natural setting) sebagai sumber data langsung dan peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. (2) penelitian kualitatif bersifat deskriptif. (3) dalam penelitian kualitatif, proses lebih dipentingkan dari hasil. (4) analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara induktif. (5) makna merupakan hal yang esensial dalam penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan bentuk penelitian kualitatif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang Analisis Musik Dendo Dayak Kanayatn di Kabupaten Landak. 4

Sumber utama data dalam penelitian ini adalah data dari informan dalam bentuk kata-kata dan tindakan. Berkaitan dengan itu, sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dari beberapa pihak warga masyarakat dusun Limpahung desa Sebadu Kabupaten Landak serta para ahli seni yang mengetahui musik Dendo. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yang benar-benar memahami musik Dendo Dayak Kanayatn Kabupaten Landak. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk deskriptif, yang berkaitan dengan komposisi tabuhan instrumen Gadobong, Agukng dan Tawak-tawak dalam musik Dendo serta analisis melodi Dau pada musik Dendo Dayak Kanayatn di Kabupaten Landak. Data ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi kepada masyarakat Kanayatn Kabupaten Landak khususnya kepada kedua narasumber dalam penelitian ini. Data juga dapat berupa tuturan yang disampaikan oleh informan serta dokumen-dokumen tertulis, foto, maupun rekaman video yang berkaitan dengan musik Dendo Dayak Kanayatn Kabupaten Landak. Teknik triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai sumber data yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan sistem triangulasi sumber. Menurut Sugiyono dalam Nurbalika (2012:274), menyatakan triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Selanjutnya data-data tersebut dianalisis oleh peneliti dan menghasilkan suatu kesimpulan data, selanjutnya dimintakan kesepakatan (membercheck) kepada kedua narasumber yaitu bapak Kasimen dan bapak Asnawin. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut, Observasi Wawancara dan Dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Selain itu, digunakan pula alat pengumpul data sebagai berikut, Audio-Visual seperti media rekam (handycam), kamera, lembar observasi, dan alat pencatat data di lapangan. Teknik analisis data dilakukan menggunakan tinjauan musikologi. Analisis data dilakukan selama penelitian berlangsung. Setelah data terkumpul, data direduksi sehingga didapatkan data-data yang penting. Hal ini perlu dilakukan agar data mudah dikelompokkan. Selain menggunakan analisis dengan tinjauan etnomusikologi, penelitian ini juga menggunakan acuan dari buku dan literatur yang berkaitan dengan penelitian. 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Musik Dendo adalah musik tradisional masyarakat suku Dayak Kanayatn yang bermakana sebagai musik yang digunakan untuk mengiringi suatu ritual Babore (pengobatan). Musik Dendo ini merupakan musik turun temurun dari nenek moyang yang berkembang dari orang-orang terdahulu kemudian diturunkan kepada generasi penerusnya. 1. Pola Tabuhan Instrumen Gadobong, Agukng, dan Tawak-tawak a. Tabuhan Instrumen Gadobong Alat musik Gadobong ini menurut klasifikasi alat musik merupakan alat musik membranofon, yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari selaput atau membran yaitu selaput dari kulit kijang. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan cara dipukul langsung dengan menggunakan kedua tangan. Alat musik Gadobong merupakan alat musik yang tidak bernada. Alat musik ini juga biasa disebut dengan alat musik ritmis (pengatur tempo). Dalam musik Dendo, Gadobong lazimnya dimainkan oleh satu orang pemain. Pola tabuhan instrumen Gadobong dalam musik Dendo yang akan dianalisis adalah sebagai berikut: 1) Kajian Pola Ritme Gadobong Pada ritme musik Dendo pada instrumen Gadobong dimulai pada bar kedua. Pola ritme yang digunakan sangatlah sederhana dan berulang-ulang sehingga pola ritme permainannya pun dapat dengan mudah diingat pada saat dimainkan. Berikut ini adalah partitur pola ritme permainan musik Dendo pada instrumen Gadobong: Gambar Pola ritme instrumen Gadobong 6

2) Kajian Birama Gadobong Birama yang digunakan adalah birama 4/4 yang artinya dalam satu birama pada permainan Gadobong didalam musik Dendo ini terdapat empat ketukan yang nilai notnya seperempat dan seperdelapan. Berikut adalah partitur pola ritme instrumen Gadobong yang peneliti analogikan atau tafsirkan ke dalam notasi balok. Gambar Partitur Birama Instrumen Gadobong 3) Kajian Tempo Gadobong Tempo yang digunakan dalam musik Dendo pada instrumen Gadobong adalah Adagio (M.M=60) yang artinya terdapat enam puluh ketukan dalam setiap menit. Satu ketuk dinyatakan dengan not seperempat dan ketukan berikutnya disusul dengan not seperdelapan yang dimainkan berulang-ulang. Berikut partitur instrumen Gadobong yang dimainkan dan peneliti tuliskan ke dalam notasi balok. Gambar Partitur Tempo Instrumen Gadobong 7

b. Tabuhan Instrumen Agukng dan Tawak-tawak Dalam musik Dendo, instrumen Agukng dan Tawak-tawak berperan penting, karena instrumen Agukng dan Tawak-tawak merupakan satu di antara instrumen yang menjadi pelengkap dalam musik Dendo. Pola tabuhan instrumen Agukng dan Tawak-tawak yang dimainkan adalah sebagai berikut: Menurut klasifikasi alat musik, instrumen Agukng dan Tawak-tawak termasuk di dalam alat musik idiofon yaitu jenis instrumen musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran tubuh instrumen itu sendiri. Dalam musik Dendo ada dua buah instrumen yaitu instrumen Agukng dan Tawak-tawak yang masingmasing memiliki ukuran dan nada. Jadi, peneliti menganalisis unsur-unsur musik yang terdapat dalam instrumen Agukng dan Tawak-tawak yang terdiri dari pola ritme, tempo, nada, dan birama. 1) Kajian Pola Ritme Agukng dan Tawak-tawak Pada tabuhan instrumen Agukng dan Tawak-tawak dalam musik Dendo dimulai pada bar ke dua. Berikut partitur pola ritme instrumen Agukng dan Tawak-tawak yang dimainkan dan peneliti tuliskan kedalam notasi balok. Gambar Partitur instrumen Agukng dan Tawak-tawak 2) Kajian Tempo Agukng dan Tawak-tawak Tempo permainan musik Dendo memiliki tempo yang monoton atau tidak berubah sesuai dengan permainannya. Dalam penelitian ini, peneliti melihat dan mendengar secara langsung pada saat kaum muda dan orang tua sedang memainkan musik tradisional Dendo, bahwa tempo yang digunakan tidak ada yang berbeda. Tempo yang digunakan dalam permainan musik tradisional Dendo pada instruman Agukng dan Tawak-tawak adalah Adagio (M.M. 60). 8

3) Kajian Nada Agukng dan Tawak-tawak Instrumen Agukng dan Tawak-tawak pada musik Dendo memiliki dua buah ukuran yang berbeda dan nama tersendiri. Untuk yang agak sedang namanya adalah Agukng dan memiliki nada G, untuk yang ukuran kecil namanaya adalah Tawak-tawak dan memiliki nada C. 4) Kajian Birama Agukng dan Tawak-tawak Birama dalam permainan musik Dendo menggunakan birama 4/4 yaitu tiap birama terdiri atas empat ketukan yang nilai notnya seperempat dan seperdelapan. Berikut partitur pola ritme instrumen Agukng dan Tawak-tawak yang dimainkan dan peneliti tuliskan ke dalam notasi balok. Gambar Partitur Instrumen Agukng dan Tawak-tawak 2. Analisis Pola Tabuhan Melodi Dau Dalam Musik Dendo Dau merupakan alat musik yang biasa kita kenal dengan sebutan Kenong. Dau merupakan alat musik yang terbuat dari bahan tembaga. Dalam suku Dayak Kanayatn, alat musik ini disusun pada sebuah tempat memanjang dengan bahan kayu dengan jumlah delapan buah Dau dengan nada yang berbeda-beda. Alat musik Dau ini dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan dua buah stik kayu yang terbuat dari bahan kayu Porakng. Secara keseluruhan, ukuran panjang Dau adalah 60cm. Panjang per kepingnya adalah 18,5cm dengan lebar 7cm dan ketebalan 0,5cm. Di dalam instrumen Dau terdapat delapan buah keping Dau yang masingmasing memiliki nada. Nada dari delapan instrumen tersebut adalah E b C B b G F E b C dan B b yang berada pada nada dasar E b =Do. Tangga nada yang digunakan dalam instrumen Dau adalah tangga nada pentatonis. Peneliti menemukan satu keunikan dari permainan Dau pada musik Dendo, yaitu dalam permainan melodi Dau menggunakan vibrasi atau dalam bahasa Dayak Kanayatn disebut dengan Taredekng. 9

Dalam musik Dendo, instrumen Dau terbagi menjadi 2 yaitu Dau We nya dan Dau Na nya. Dau sangat berperan penting karena instrumen ini menjadi melodi utama dalam musik Dendo tersebut. Dikatakan melodi utama karena dalam musik Dendo, instrumen ini yang mengeluarkan nada-nada yang bervariasi. Melodi yang dimainkan Instrumen Dau dalam musik tradisional Dendo, dibagi menjadi dua, yaitu Instrumen Dau We nya (Dau Induk) dan Instrumen Dau Na nya (Dau Anak). a. Instrumen Dau We nya Pada permainan melodi Musik Dendo, instrumen Dau We nya mulai memainkan musik dari bar pertama. Bar pertama pada permainan Musik tradisional Dendo disebut musik pembuka, karena pada bar pertama ini tidak ada instrumen lain yang berbunyi kecuali instrumen Dau We nya. Berikut adalah partitur permainan melodi pada instrumen Dau We nya. Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau We nya Instrumen Dau We nya akan dijabarkan satu per satu, sebagai berikut: Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau We nya pada bar pertama Melodi pada bar pertama adalah (B b, F, F, F, F, B b, F, F). Nada tersebut di solmisasikan menjadi (sol, re, re, re, re, sol, re, re). 10

Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau We nya pada bar kedua Melodi pada bar kedua adalah (B b, F, F, F, F, E b, F, F). Nada tersebut di solmisasikan menjadi (sol, re, re, re, re, do, re, re). Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau We nya pada bar ketiga Melodi pada bar ketiga adalah (E b,f, F, F, F, E b, F, F). Nada tersebut di solmisasikan menjadi (do, re, re, re, re, do, re, re). Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau We nya pada bar keempat Melodi pada bar keempat adalah (E b, F, F, F, F, E b, F, F). Nada tersebut di solmisasikan menjadi (do, re, re, re, re, do, re, re). Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau We nya pada bar kelima Melodi pada bar kelima adalah (E b, F, F, C, F, F, E b, F, F). Nada tersebut di solmisasikan menjadi (do, re, re, la, re, re, do, re, re). 11

Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau We nya pada bar keenam Melodi pada bar keenam adalah (E b ). Nada tersebut di solmisasikan menjadi (do). Didalam bar keenam dilakukan pengulangan kembali pada bar kedua dan seterusnya. Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa melodi instrumen Dau We nya pada bar pertama di awali dengan nada yang rendah, yaitu nada B b (sol) atau (sol rendah). Kemudian di lanjutkan dengan nada F (re) yang terus menerus hingga bar kelima, namun sesekali diselingi dengan nada E b (do) yang muncul pada bar kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam, serta nada C (la) yang muncul pada bar ke lima. b. Instrumen Dau Na nya Pada permainan melodi Musik Dendo, instrumen Dau Na nya mulai memainkan musik dari bar kedua. Didalam bar kedua dalam musik Dendo, semua instrumen ikut bermain termasuk instrumen Dau Na nya. Berikut adalah partitur permainan melodi pada instrumen Dau Na nya. Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau Na nya 12

Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau Na nya pada bar pertama Pada bar pertama, instrumen Dau Na nya belum memulai permainan musik karena didalam bar pertama musik tradisional Dendo hanya dimainkan oleh instrumen Dau We nya, yang disebut melodi pembuka. Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau Na nya pada bar kedua Melodi pada bar kedua adalah (B b, G, E b, B b, B b, B b, G, E b ). Nada tersebut di solmisasikan menjadi (sol, mi, do, sol, sol, sol, mi, do). Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau Na nya pada bar ketiga Melodi pada bar ketiga adalah (B b, G, E b, B b,b b, B b, G, E b ). Nada tersebut di solmisasikan menjadi (sol, mi, do, sol, sol, sol, mi, do, sol). Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau Na nya pada bar keempat Melodi pada bar keempat adalah (B b, G, E b, B b, B b, B b, G, E b ). Nada tersebut di solmisasikan menjadi (sol, mi, do, sol, sol, sol, mi, do, sol). 13

Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau Na nya pada bar kelima Melodi pada bar kelima adalah (B b, G, E b, B b, B b, B b, G, E b ). Nada tersebut di solmisasikan menjadi (sol, mi, do, sol, sol, sol, mi, do, sol). Gambar Partitur Melodi Instrumen Dau We nya pada bar keenam Melodi pada bar keenam adalah (B b ). Nada tersebut di solmisasikan menjadi (sol). Didalam bar keenam dilakukan pengulangan kembali pada bar kedua dan seterusnya, sama sepeti pengulangan pada instrumen Dau We nya. Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa melodi instrumen Dau Na nya adalah monoton. Pada bar pertama di awali dengan nada B b, (sol). Kemudian di lanjutkan dengan nada G (mi), dan diakhiri dengan nada E b (do), begitu selanjutnya terus menerus dengan melodi-melodi yang sama pada tiap barnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Prosesi Ritual Babore yang diiringi oleh musik Dendo telah dimulai sejak zaman nenek moyang suku Kanayatn. Nilai kesenian terdapat dalam komposisi pola tabuhan dan melodi instrumen Dendo yang dilakukan oleh pemusik Dendo. Komposisi pola tabuhan dalam musik Dendo digambarkan dalam bentuk notasi barat. Fungsi musik bagi masyarakat yang menyaksikan ritual Babore adalah sebagai sarana hiburan, sarana ekspresi diri, sarana komunikasi, untuk memotivasi, dan sarana ekonomi. Fungsi musik Dendo dalam hubungannya dengan pelaksanaan ritual Babore adalah sebagai sarana upacara adat (ritual) dan sebagai sarana pengiring ritual Babore yang dilakukan oleh seorang Baliatn. 14

Saran Penelitian terhadap musik Dendo yang mengiringi ritual Babore sebaiknya dilakukan juga terhadap asal mula atau sejarah terciptanya komposisi pola tabuhan dan makna tabuhan yang dipakai. Melalui penelitian terhadap sejarah terciptanya komposisi pola tabuhan dan makna tabuhan dalam prosesi ritual Babore itu akan diketahui asal mula adanya komposisi pola tabuhan dan makna tabuhan tertentu. Komposisi pola tabuhan hendaknya diajarkan kepada siswa di lembaga pendidikan formal dan nonformal agar siswa lebih mengenal komposisi pola tabuhan dengan notasi dalam ritual Babore. Dengan demikian, pembelajaran Seni Budaya tidak sekadar berorientasi pada pengetahuan terhadap Seni Budaya tetapi juga berorientasi pada keterampilan menabuh alat musik tradisional disertai notasi. Guru yang melaksanakan proses pembelajaran Seni Budaya di sekolah diharapkan mempersiapkan perangkat pembelajaran Seni Budaya seperti RPP, materi pembelajaran, metode, media dan penilaian pembelajaran serta lembar kerja siswa agar pembelajaran berlangsung aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. DAFTAR RUJUKAN Elisa, Ronald. 2014. Kajian Tentang Musik Maniamas Dayak Bidayuh Kabupaten Bengkayang. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Florus, Paulus dkk. 2005. Kebudayaan Dayak. Pontianak: Institut Dayakologi Jamalus. 1991. Pendidikan Kesenian 1 (Musik). Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kurniawati, Lia Dwi. 2014. Pengaruh Musik Klasik Karya Komponis Wolfgang Amadeus Mozart Terhadap Kecerdasan Emosional Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 06 Pontianak. Pontianak: Universitas Tanjungpura Nurbalika, Afra. 2015. Kajian Musik Totokng Suku Kanayatn Kabupaten Landak. Pontianak: Universitas Tanjunpura. Prier, Karl-Edmund. 2009. Kamus Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. 15