BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didalam lingkungan nyata (Taufiq dkk : 6.2). Suatu teori biasanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

TEORI BELAJAR. Oleh: Wisnu Prawijaya/ NIM: Blogs:

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. anak-anak diberikan bermacam-macam pelajaran untuk menambah pengetahuan. yang dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya sekedar

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa rakfa-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II KAJIAN TEORI. yang dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jurnal belajar merupakan sebuah catatan harian mengenai proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB I PENDAHULUAN. intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistem nilai dan budaya

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

belajarpsikologi.com Macam-macam Teori Belajar Macam-macam Teori Belajar Home About Diskusi Kontak Konten Link Referensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakekat Hasil Belajar Perubahan Lingkungan Fisik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

Konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Determinan dan perubahan perilaku. Persepsi dan perilaku sehat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1Pengertian Belajar Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Dari hasil penelitian Thomas Fuchs dan Ludger Woessman (2004) yang berjudul Computers and Student

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Inti dari kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan kebutuhan manusia. Dengan belajar manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

I. PENDAHULUAN. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:7), belajar merupakan tindakan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran materi IPA, seorang guru dan seorang siswa. diharapkan menyenangi materi ini, karena menyenangi mata pelajaran

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI. dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori - teori belajar Teori dapat diartikan sebagai seperangkat hipotesis (anggapan atau pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya) yang diorganisasikan secara koheren mengenai sesuatu atau serangkaian fenomena yang terjadi didalam lingkungan nyata (Taufiq dkk 2 012 : 6.2). Suatu teori biasanya dibangun atas dasar hasil pengamatan yang sistematis mengenai sesuatu yangterjadi di lingkungan. Ada beberapa teori belajar sebagai berikut. a. Teori belajar Behaviorisme Menurut teori belajar behavioristik ini, belajar merupakan perubahan tingkah laku hasil interaksi antara stimulus dan respon, yaitu proses manusia untuk memberikan respon tertentu berdasarkan stimulus yang datang dari luar. Stimulus meliputi segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dicium, dirasakan, dan diraba oleh seseorang (Panen dkk 2000;22). Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman

9 b. Teori Operant Conditioning skinner Teori operan conditioning dari skinner percaya bahwa setiap individu harus diidentifikasi karakteristik maupun perilaku awalnya untuk melakukan suatu proses shaping. Skinner menyatakan bahwa perilaku dapat dibentuk (dan juga dihilangkan), sehingga (hampir) semua orang yang memperoleh latihan yang layak akan dapat memiliki perilaku tertentu yang diinginkan,pengkondisian suatu respon sangat tergantung kepada penguatan yang dilakukan berulang-ulang secara berkesinambungan (Panen dkk 2000 : 2.23). c. Teori Belajar Kognitif Para ahli teori belajar kognitif memandang bahwa belajar bukan semata-mata proses tingkah laku yang tampak, namun sesuatu yang komplek yang sangat dipengaruhi oleh kondisi mental si belajar yang tidak tampak, oleh karenanya dalam pembelajaran di kelas seorang guru perlu memperhatikan kondisi siswa yang berhubungan dengan persepsi, perhatian, motivasi dan lain-lain. Pada prinsipnya teori psikologi kognitif adalah setiap orang dalam bertingkahlaku dan mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh tingkat-tingkat perkembangan dan pemahamannya atas dirinya sendiri (Panen dkk 2000 : 3.13) d. Hakekat Belajar Menurut Robert Gagne Menurut Gagne pengertian belajar secara formal adalah perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia yang berlangsung selama satu masa waktu dan tidak semata-mata oleh proses pertumbuhan. Perubahan itu berbentuk tingkah laku, hal itu dapat diketahui dengan jalan membandingkan tingkahlaku sebelum belajar dengan tingkahlaku setelah belajar (Panen dkk 2000 : 3.26) e. Teori Belajar Konstruktivisme Menurut Haryanto di http://belajarpsikologi.com Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

10 Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Dari beberapa teori belajar dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Dengan demikian pada penelitian ini cenderung mengikuti teori belajar konstruktivisme dengan pendekatan pembelajaran experiential atau belajar dengan pengalaman diharapkan dengan demikian hasil belajar akan lebih meningkat.

11 2.2. Pengertian Belajar Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaurhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Menurut Winataputra,Udin S (1997:2.3) belajar adalah suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sedangkan menurut Surya (1981: 32) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan uraian beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya belajar merupakan berbuat atau melakukan,berbuat untuk mengubah tingkah laku yang lebih baik.pada hakekatnya belajar adalah proses perubahan yang terjadi setelah terjadi aktivitas belajar dengan lingkungan. 2.3. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 34) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasilbelajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S.

12 Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27), menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip. d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program. f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2.4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prisip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sukandar: 2006: 175). Sedangkan menurut para

13 ahli H.W. Fowler et-al IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, dimana berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.menurut Nokes di dalam bukunya 'Science ineducation' menyatakan bahwa IPA ialah pengetahuan teooritis yang diperoleh dengan metode khusus. Dapat disimpulkan bahwa IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyusunan teori, penyimpulan, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kaitmengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk mendapatkan ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu 2.5. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa ( student centered

14 approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada gu (teacher centered approach) (http://mtk2012unindra.blogspot.com) Menurut Taufiq (2012:6.3) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara pandang tentang fokus dan strategi pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai kerangka acuan dalam praktik pembelajaran. Sedangkan menurut Dantes (1996 ) di buku Taufiq dkk menjelaskan suatu pendekatan pembelajaran biasanya dibangun atas dasar posisi pemahaman tertentu tentang apa hakikat, fokus yang dipentingkan, bagaimana cara-cara utama pencapaiannya serta asumsi-asumsi penerapannya. Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan 2.6. Macam macam Pendekatan Pembelajaran Menurut Taufiq (2012:6.3) mengemukakan bahwa terdapat beberapa pendekatan pembelajaran sebagai diantaranya sebagai berikut. a. Pendekatan Holistik b. Pendekatan Konstrutivisme c. Pendekatan berdasarkan pengalaman (Experiential learning)

15 d. Pendekatan Kecerdasan jamak (Multilple intelligence) Dari beberapa pendekatan pembelajaran di atas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Experiential Learning yaitu pendekatan berdasarkan pengalaman yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 4 Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan. 2.7. Pendekatan Experiential Learning Ada pribahasa pengalaman adalah guru yang paling berharga Pribahasa tersebut memberi makna bahwa seseorang dapat belajar melalui pengalaman. Begitu pula dengan pengalaman bagi anak-anak peserta didik. Experiential learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada pentingnya pengalaman langsung yang dialami anak (Taufiq 2012 : 6.19) Kolb dalam Taufiq (2012: 6.17) mengemukakan 3 karakteristik model pembelajaran Experiential, yaitu 1) belajar paling baik diterima sebagai suatu proses, di mana konsep diperoleh dan dimodifikasi dari kegiatan eksperimen, tidak dinyatakan dalam bentuk produk, 2) belajar merupakan proses kontinu bertolak dari pengalaman, dan 3) proses belajar memerlukan resolusi konflik. Experiential learning adalah suatu pendekatan yang dipusatkan pada siswa yang dimulai dengan landasan pemikiran bahwa orang-orang belajar terbaik itu dari pengalaman. Untuk pengalaman belajar yang akan benar-benar efektif, harus menggunakan seluruh roda belajar, dari pengaturan tujuan, melakukan observasi dan eksperimen, memeriksa ulang, dan perencanaan

16 tindakan. Apabila proses ini telah dilalui memungkinkan siswa untuk belajar keterampilan baru, sikap baru atau bahkan cara berpikir baru. Menurut Andrean Perdana Pembelajaran experiential learning disusun dan dilaksanakan dengan berangkat dari hal-hal yang dimiliki oleh siswa. Prinsip inipun berkaitan dengan pengalaman di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta dalam cara-cara belajar yang biasa dilakukan oleh siswa. Seperti halnya model pembelajaran lainnya, dalam menerapkan model experiential learning guru harus memperbaiki prosedur agar pembelajarannya berjalan dengan baik. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Melalui Pengalaman: 1. Guru merumuskan secara seksama suatu rencana pegalaman belajar yang bersifat terbuka (open minded) mengenai hasil yang potensial atau memiliki seperangkat hasil-hasil tertentu. 2. Guru harus bisa memberikan rangsangan dan motivasi pengenalan terhadap pengalaman. 3. Siswa dapat bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompokkelompok kecil/keseluruhan kelompok di dalam belajar berdasarkan pengalaman. 4. Para siswa di tempatkan pada situasi-situasi nyata, maksudnya siswa mampu memecahkan masalah dan bukan dalam situasi pengganti. 5. Siswa aktif berpartisipasi di dalam pengalaman yang tersedia,membuat keputusan sendiri, menerima konsekuensi berdasarkan keputusan tersebut. 6. Keseluruhan kelas menyajikan pengalaman yang telah dituangkan ke dalam tulisan sehubungan dengan mata pelajaran tersebut untuk memperluas pengalaman belajar dan pemahaman siswa dalam melaksanakan pertemuan yang nantinya akan membahas bermacammacam pengalaman tersebut.

17 Kelebihan pendekatan pembelajaran Experiential sebagai berikut. Kolb menguraikan beberapa manfaat penerapan pembelajaran yang didasarkan pada pengalaman (Adam, A. B., Kayes, D. C., dan Kolb, D.A.2004) sebagai berikut. 1) Menyediakan arah pembelajaran yang tepat dalam penerapan apa yang dipelajari. 2) Memberikan arah cakupan metode pembelajaran yang diperlukan. 3) Memberikan kaitan yang erat antara teori dan praktek. 4) Dengan jelas merumuskan pentingnya para siswa untuk merefleksikan dan merangsang siswa memberikan umpan balik tentang apa yang mereka pelajar. 5) Membantu dalam mengkombinasi gaya pengajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Kekurangan pendekatan pembelajaran Experiential sebagai berikut 1) Membutuhkan alokasi waktu dan biaya yang lebih banyak. 2) Memerlukan perhatian khusus terhadap siswa dalam proses eksperimen 3) Memerlukan perumusan instrument khusus terutama dalam proses pengamatan 2.8.Kerangka Pikir Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, dalam bentuk variabel yang meliputi variabel bebas(x) adalah penggunaan pendekatan Experiential dan variabel terikat (y) adalah peningkatan hasil belajar. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam diagram kerangka berfikir sebagai berikut.

18 Kondisi awal Belum menggunakanpend ekatan experiential hasil belajar masih rendah Tindakan Menggunakan pendekatan experiential Siklus I Memanfaatkanpendekata n experientialyang didemonstrasikan guru,siswa melihat dan mengikuti Kondisi akhir Diduga melalui pendekatan Pembelajaran Experiential terjadi peningkatkan Hasil belajar bagi siswa kelas IV SDN 4 Merbau Mataram Siklus II Menggunakan pendekatanexperiential,yang didemonstrasikan guru,siswa mengikuti dan mempresentasikan Gambar 1. Diagram kerangka pikir penelitian 2.9. Hipotesis Tindakan Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Pengunaan Pendekatan Experiential dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 4 Merbau Mataran Kabupaten Lampung selatan.