47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan media yang mengacu pada utilitas, intensionalitas, selektivitas, dan keterlibatan khalayak dengan media. Keterdedahan pada media massa adalah aktivitas membaca media massa tercetak, mendengarkan radio dan menonton televisi serta film. Keterdedahan responden terhadap tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha adalah frekuensi responden dalam melihat tayangan iklan. Responden dibedakan ke dalam tiga tingkatan keterdedahan, yaitu responden dengan tingkat keterdedahan rendah, sedang dan tinggi. Responden dengan tingkat keterdedahan rendah adalah responden yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan frekuensi satu sampai dua kali dalam seminggu. Responden dengan tingkat keterdedahan sedang adalah responden yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan frekuensi tiga sampai empat kali dalam seminggu. Responden dengan tingkat keterdedahan tinggi adalah responden yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan frekuensi lebih dari empat kali dalam seminggu. Persentase keterdedahan responden dalam penelitian ini terhadap iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha jika digambarkan dalam bentuk diagram (Gambar 6), maka terlihat bahwa responden dengan tingkat keterdedahan rendah yaitu responden dengan frekuensi melihat tayangan iklan satu sampai dua kali sebesar 60 persen, responden dengan tingkat keterdedahan sedang yaitu responden dengan frekuensi melihat tayangan iklan tiga sampai empat kali sebesar 34,3 persen dan responden dengan tingkat keterdedahan tinggi yaitu responden dengan frekuensi melihat tayangan iklan lebih dari empat kali sebesar 5,7 persen. Dari hasil diagram tersebut jelas terlihat bahwa tingkat keterdedahan responden didominasi oleh tingkat keterdedahan yang rendah. Hal ini dapat
48 diinterpretasi, bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha sebanyak satu sampai dua kali dalam seminggu. 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 60,00% 34,30% Tinggi Sedang Rendah 0,00% 5,70% Rendah Sedang Tinggi Gambar 6. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Keterdedahan di RW 08 Kelurahan Cibadak. 6.2 Hubungan Karakteristik Individu dengan Tingkat Keterdedahan Pada bagian berikut akan dijelaskan hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat keterdedahan, hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat keterdedahan, dan hubungan antara status pekerjaan dengan tingkat keterdedahan. 6.2.1 Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Keterdedahan Hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat keterdedahan dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik Chi Square. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah jenis kelamin berbeda diikuti dengan tingkat keterdedahan terhadap tayangan iklan yang berbeda pula. Hubungan antara jenis kelamin dengan keterdedahan terhadap tayangan iklan disajikan dalam Tabel 7.
49 Tabel 7. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Keterdedahan di RW 08 Kelurahan Cibadak Jenis Kelamin Tingkat Keterdedahan Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Total (%) Perempuan 64,3 28,6 7,1 100 Laki-laki 57,2 38,0 4,8 100. Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat 64,3 persen responden perempuan yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang rendah yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan satu sampai dua kali dalam seminggu. Selanjutnya, terdapat 28,6 persen responden perempuan yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang sedang yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan tiga sampai empat kali dalam seminggu. Kemudian terdapat 7,1 persen responden perempuan yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang tinggi yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan lebih dari empat kali dalam seminggu. Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 57,2 persen responden laki-laki yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang rendah yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan satu sampai dua kali dalam seminggu. Selanjutnya, terdapat 38,0 persen responden laki-laki yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang sedang yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan tiga sampai empat kali dalam seminggu. Kemudian, terdapat 4,8 persen responden laki-laki yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang tinggi yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan lebih dari empat kali dalam seminggu. Hasil uji statistik Chi-Square menghasilkan p-value sebesar 0,237. Nilai p- value tersebut lebih besar dari 0,05 maka HO diterima. Artinya, tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat keterdedahan terhadap iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha. Baik laki-laki ataupun responden perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam melihat tayangan iklan
50 layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Nursyarifah (2012) yang menyatakan bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki proporsi status pekerjaan yang sama. Hal tersebut menyebabkan responden laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan untuk menonton televisi dan dapat menyaksikan tayangan iklan layanan masyarakat penundaan usia pernikahan dalam program keluarga berencana versi Afgan dengan frekuensi yang relatif sama. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Ridhoanova (2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin responden dengan keterdedahan terhadap tayangan iklan layanan masyarakat tentang pemilu presiden dan wakil presiden 2009 di televisi. Responden laki-laki lebih terdedah terhadap tayangan iklan layanan masyarakat tentang pemilu presiden dan wakil presiden 2009 dibandingkan responden perempuan. Sebagian besar responden yang sudah bekerja adalah responden perempuan sehingga responden laki-laki memiliki waktu luang lebih banyak dan dapat digunakan untuk menonton televisi dan melihat tayangan iklan tersebut. 6.2.2 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Keterdedahan Hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat keterdedahan dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan yang berbeda diikuti dengan tingkat keterdedahan terhadap tayangan iklan yang berbeda pula. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan keterdedahan terhadap tayangan iklan disajikan dalam Tabel 8
51 Tabel 8. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Keterdedahan di RW 08 Kelurahan Cibadak. Tingkat Tingkat Keterdedahan Pendidikan Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Total (%) Sedang 47,8 43,5 8,7 100 Tinggi 83,3 16,7 0 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 47,8 persen responden dengan tingkat pendidikan sedang yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang rendah yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan satu sampai dua kali dalam seminggu. Selanjutnya, terdapat 43,5 persen responden dengan tingkat pendidikan sedang yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang sedang yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan tiga sampai empat kali dalam seminggu. Kemudian, terdapat 8,7 persen responden dengan tingkat pendidikan sedang yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang tinggi yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan lebih dari empat kali dalam seminggu. Tabel tersebut juga menggambarkan bahwa terdapat 83,3 persen dengan tingkat pendidikan tinggi yang yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang rendah yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan satu sampai dua kali dalam seminggu. Selanjutnya, terdapat 16,7 persen dengan tingkat pendidikan tinggi yang yang melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang sedang yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan tiga sampai empat kali dalam seminggu. Dari hasil penelitian ini tidak menunjukan bahwa responden dengan tingkat pendidikan yang tinggi terdedah terhadap tayangan iklan layanan masyarakat. Hasil uji statistik Rank Spearman menunjukan hasil p-value sebesar 0,038. p-value < 0,05 maka HO ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat keterdedahan terhadap iklan layanan masyarakat Ayo
52 Jadi Wirausaha. Hasil korelasi dari uji statistik Rank Spearman menghasilkan koefisien korelasi (ρs) sebesar (-0,352). Tanda negatif berarti korelasi yang terjadi berlawanan arah artinya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin rendah tingkat keterdedahannya. Nilai koefisien korelasi yang negatif disebabkan oleh kecenderungan responden dengan tingkat pendidikan tinggi untuk menonton televisi rendah, sehingga kemungkinan mereka untuk terdedah terhadap tayangan iklan layanan masyarakat juga rendah. Responden yang tingkat pendidikannya tinggi tidak menjadikan televisi sebagai media utama untuk mendapatkan informasi atau sebagai media hiburan. Berdasarkan hasil wawancara di lapang, responden dengan tingkat pendidikan yang tinggi lebih cenderung menggunakan internet sebagai media informasi dan hiburan. Kemajuan teknologi yang semakin canggih juga memudahkan responden untuk mengakses internet sehingga intensitas menonton televisi menurun. Dibawah ini adalah kutipan salah satu orangtua responden yang menyatakan bahwa: Buat saya daripada nonton tv lebih baik main internet. Aksesnya lebih mudah karena bisa diakses menggunakan handphone. Jadi bisa dipake kapan saja tidak harus selalu di rumah seperti nonton TV (NS, Perempuan). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ridhoannova (2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan keterdedahan terhadap iklan layanan masyarakat tentang pemilu presiden dan wakil presiden 2009 di televisi. Hubungannya adalah semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin rendah keterdedahan mereka terhadap tayangan iklan layanan masyarakat. 6.2.3 Hubungan Status Pekerjaan dengan Tingkat Keterdedahan Hubungan antara status pekerjaan dengan tingkat keterdedahan dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik Chi Square. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah status pekerjaan yang berbeda diikuti dengan tingkat keterdedahan terhadap tayangan iklan yang berbeda pula. Hubungan antara status pekerjaan dengan keterdedahan terhadap tayangan iklan disajikan dalam Tabel 9.
53 Tabel 9. Persentase Responden Berdasarkan Status Pekerjaan dan Tingkat Keterdedahan di RW 08 Kelurahan Cibadak. Status Tingkat Keterdedahan Pekerjaan Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Total (%) Bekerja 65,2 26,1 8,7 100 Tidak Bekerja 50,0 50,0 0 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 65,2 persen respondem yang bekerja melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang rendah yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan satu sampai dua kali dalam seminggu. Selanjutnya, 26,1 persen responden yang bekerja melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang sedang yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan tiga sampai empat kali dalam seminggu. Terdapat 8,7 persen responden yang bekerja melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang tinggi yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan lebih dari empat kali dalam seminggu. Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 50,0 persen responden yang tidak bekerja melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang rendah yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan satu sampai dua kali dalam seminggu. Selanjutnya, terdapat 50,0 persen responden yang tidak bekerja melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha dengan tingkat keterdedahan yang sedang yaitu dengan frekuensi melihat tayangan iklan tiga sampai empat kali dalam seminggu. Hasil dari analisis uji Chi-Square menghasilkan nilai p-value 0,339. Jika nilai p-value >0,05 maka HO diterima. Artinya, tidak terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan tingkat keterdedahan terhadap iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha. Baik responden yang bekerja ataupun responden yang tidak memiliki pekerjaan memiliki kesempatan yang sama dalam melihat tayangan iklan layanan masyarakat Ayo Jadi Wirausaha. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Ridhoanova (2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara status pekerjaan responden
54 dengan keterdedahan terhadap tayangan iklan layanan masyarakat tentang pemilu presiden dan wakil presiden 2009 di televisi. Responden laki-laki lebih terdedah terhadap tayangan iklan layanan masyarakat tentang pemilu presiden dan wakil presiden 2009 dibandingkan responden perempuan. Responden yang tidak bekerja lebih terdedah terhadap tayangan iklan layanan masyarakat tentang pemilu presiden dan wakil presiden 2009 dibandingkan responden bekerja. Responden yang tidak bekerja memiliki waktu luang yang dapat digunakan untuk menonton televisi dan melihat tayangan iklan tersebut.