Dalam dharma pengajaran setiap dosen dituntut

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL DALAM RANGKA PROSES BELAJAR MENGAJAR PROGRAM PROFESIONAL 1

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

Syamsul Arifin. HP:

TIU : Menulis draft bahan ajar

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.

Info awal, ringkasan, pemandu, mind map, dll 1 per babak. Latihan, contoh soal, contoh tugas 2 per semester

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,

Info awal, ringkasan, pemandu, mind map, dll 1 per babak. Latihan, contoh soal, contoh tugas 2 per semester

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN YANG MENGAKTIFKAN SISWA SUNARYO SOENARTO

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BUKU AJAR PERANCANGAN DAN PRINSIP PENGEMBANGANNYA. Oleh: Trini Prastati, dkk

Anatomi Buku Ajar & Modul Ajar

Contoh: Evaluasi Bahan Ajar dalam Bentuk Buku. Instrumen Evaluasi Formatif Bahan Ajar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Panduan Standar Rancangan Program e-learning

PETUNJUK PEMANFAATAN KELAS MAYA

Pancasila. Agama. Materi ajar (v)

Kesesuaian Antara GBPP dengan modul matakuliah IPS I Program D-II Penyetaraan Guru SD di FKIP-UT. Oleh: Wia Zuwila Nuzila FKIP UT.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sholat dengan menggunakan adobe flash ini dapat. dan proses penyampaian pesan pembelajaran. Tambunan (2012), media

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang struktur data FIFO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengertian Bahan Ajar

MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

I. PENDAHULUAN. Pelajaran fisika telah diperkenalkan kepada siswa di Sekolah Dasar (SD) dan di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1984 (Katalog

TINJAUAN MATA KULIAH...

Materi Pembelajaran Bina Nusantara. Induksi Dosen Baru

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan kegiatan menusia menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Hal

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB

Drs Doddy Rusmono, MLIS

Tabel 1 : Perbedaan Jenis Jenis Buku

BAB I PENDAHULUAN. sampai ke perguruan tinggi, oleh karena itu semestinya diadakan penelitian dalam

TUTORIAL INTERAKTIF OPERASI BILANGAN DAN PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR PADA MATA KULIAH DASAR TEKNIK DIGITAL MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

TINJAUAN MATA KULIAH... HAKIKAT BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA.. 1.1

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA KURIKULUM 2016

Pencarian Bilangan Pecahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

KUESIONER ANALISIS KEBUTUHAN Tolong silangi jawaban yang menurut Anda paling tepat ATAU sesuai petunjuk pada soal.

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1

Penggunaan Modul, Kaset, dan Audiografis

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-2: Proses Pembelajaran dalam PJJ

Perpustakaan Universitas Terbuka-Koleksi Penelitian

Kelompok Materi : MATERI POKOK

Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri

Interaksi elearning dapat mencakup kuis pilihan ganda, tes, skenario elearning, simulasi, video animasi dll.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik. Salah satunya adalah teknologi informasi dan komputer khususnya

KODE MODUL 072.KK02. PENYUSUN Arif Gunawan, S.Pd.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP HIMPUNAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA BOLA BERLABEL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 TUBAN

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

TINJAUAN MATA KULIAH...

PROSES PENYUSUNAN SILABUS/GBPP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fauzi Sya bana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), hampir sebagian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Apriyanti, 2013

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kontribusi kualitas modul, kinerja tutor dan motivasi belajar mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah

: AHMAD FATKHUL HUDA A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada masa sekarang ini, penggunaan komputer atau yang disebut

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam pembelajaran. Suatu pembelajaran, ada dua

LAPORAN PENELITIAN STUDI DESKRIPTIF TENTANG PELAKSANAAN TUTORIAL INTENSIF UNTUK MATAKULIAH MATEMATIKA I FMIPA UT Dl UPBJJ JAKARTA

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK) PRAKTEK PENULISAN MODUL PEMBELAJARAN

Transkripsi:

Pengantar Pengembangan Bahan Ajar di Perguruan Tinggi 30 April 2009, di Pekanbaru Oleh Said Suhil Achmad A. Pengantar Dalam dharma pengajaran setiap dosen dituntut untuk mempersiapkan diri dalam pembelajaran di kelas dengan menyusun (1) GBPP (kurikulum, (2) bahan ajar, dan satuan acara perkuliahan. Materi ini sebenarnya sudah disentuh sewaktu yang bersangkutan mendapat mengetahuan pelatihan dalam pekerti, terutama pada materi butir 1, sedangkan bagian yang butir 2 baru tahap pengenalan, sedangkan butir 3 diberikan bersamaan dengan butir 1. Dengan demikian materi ini hanya bersifat pengulangan dan untuk memantapkan pemahaman apalagi disertai dengan tannya jawab. Bahan ajar adalah untuk membuat para mahasiswa cepat memahami pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari, kalau perlu disiapkan bahan ajar secara multimedia. Penyediaan bahan ajar yang sangat lengkap dan mudah diperoleh serta penggunaan alat peraga yang dilengkapi dengan gambar yang menarik, gerak, bunyi, simulasi dan dipandu oleh instruktur secara maya serta dapat dilakukan berulang-ulang (replay) membuat para mahasiswa akan betah dan mudah mencerna pengetahuandengan baik. Seperti koran-koran sekarang yang senang menyajian berita dengan gambar dan grafik untuk membantu pembaca agar mudah memahami isi berita. Ketiga cara belajar ini sangat sempurna bila ditempelkan dengan kemampuan teknologi informasi, di mana pelaku belajar dapat mendengar, membaca, dan juga memperagakan walaupun di dalam maya, namun bagus untuk membentuk pengetahuan pelaku mahasiswa. Anjuran dari Unesco untuk memanfaatkan internet melalui web yang tersedia atau web pribadi dosen untuk meletakkan bahan ajar adalah suatu kemajuan. Bahan ajar, baik di sekolahan maupun di perguruan tinggi pada dasarnya dapat dibagi dua, pertama bahan ajar tatap muka dan bahan ajar non tatap muka (bahan ajar mandiri)- yang biasa digunakaan di sekokah dan perguruan tinggi terbuka. Secara umum tidak ada perbedaan, yaitu sama-sama bahan ajar, namun perbedaannya terletak pada kelengkapan bahan ajar. Kelengkapan bahan ajar yang dimaksud adalah dimana bahan ajar tatap muka selalu ada menganjurkan mahasiswa untuk menelusuri bahan lain selain yang ada di modul, sedangkan bahan ajar non tatap muka (mandiri) harus dirsediakan semuanya dalam modul. Alasannya karena mahasiswa tidak mempunyai perpustakaan terdekat yang bisa dikunjungi dan tidak memiliki waktu untuk berkunjung perpustakaan, maklum mereka pada umumnya adalah dari kalangan orang sudah bekerja dan sibuk.selain itu bahan ajar mandiri selalu dilengkapi dengan petunjuk tutorial baik bagi mahasiswa maupun dosen. Bahan ajar tatap muka menggunakan bahasa lebih formal sedangkan bahan mandiri menggunakan bahasa tutur guru atau dosen dikelas. Kedua jenis ini harus selalu Memanfaatkan internet melalui web yang tersedia atau web pribadi dosen untuk meletakkan bahan ajar. 1

menyertakan contoh dan ilustrasi untuk lebih mudah dipahami, khusus untuk bahan ajar mandiri selalu ada anjuran untuk membaca berulang-ulang dengan mengerjakan tugastugas, Mahasiswa UT misalnya diharapkan dapat belajar secara mandiri, yauitu selalu belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam kelompok tutorial. UT menyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk dapat dipelajari secara mandiri. Bahan ajar berbeda dengan buku teks juga dapat dilihat dari gaya bahasa yang digunakan, seperti yang telah disebutkan di atas, bahan ajar dianjurkan menjelaskan sesuatu secara lengkap - yang diserta dengan contoh dan ulustrasi, sehingga berkembang menjadi sesuatu yang menarik dan memotivasi siswa untuk belajar. Di suatu pihak, system pendidikan yang berlaku juga menuntut seorang dosen selalu berprinsif untuk mampu mengembangkan bahan ajar dengan memanfaatkan beragam sumber yang ada untuk membantu siswa mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Dalam hal ini pengembangan bahan ajar sejalan dengan tuntutan untuk mengembangkan kurikulum dan silabi. Seorang penulis buku formal tidak otomatis bisa menulis buku ajar, mungkin sebaliknya, karena seorang penulis buku ajar ibarat seorang pengarang cerita yang selalu memotivasi orang untuk menyelesaikan bacaanya karena ada melobatkan emosinya. Oleh karena itu, untuk nenulis bahan bahan ajar dirasa perlu pelatihan terbimbimbing dalam lima tahap, (1) tahap teori, (2) penulisan GBPP dan penyelusuran bahan pustaka, (3) penulisan dan pembimbingan dan (4) review oleh tenaga ahli, (5) cetak. Kelima tahap ini biasanya ditempuh dalam waktu enam bulan, di mana dosen harus diliburkan untuk menyelesaikan pelatihan ini, supaya yang bersangkutan dapat menelusuri bahan pustaka dan menulis dan dibimbing dengan tenang. Pada tahap teori pengembangan bahan ajar biasanya diberikan materi seperti: (1) Penyusunan garis-garis besar isi bahan ajar; (2) Penulisan isi bahan ajar, (3) Perancangan tata letak dan penggunaan ilustrasi bahan ajar, (4) Penggunaan bahasa bahan ajar; (5) Pengintegrasian Media audio dan video bahan ajar. Sedangkan tahap berikut seperti berlangsungnya proses bimbingan skripsi, yang melibatkan tenaga ahli bidang konten (isi) dan grafis. Semua bagian inil tidaklah mungkin diuraian secara lengkap dalam kertas ini, karena selain waktu yang singkat juga setiap materi harus diberikan oleh ahlinya secara terlatih (tugas-tugas). Bahan ajar berbeda dengan buku teks juga dapat dilihat dari gaya bahasa yang digunakan B. Tujuan Umum Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat memahami hakekat penulisan bahan ajar di perguruan tinggi. C. Tujunan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai setelah peserta mengikuti presentasi ini adalah: 1. Mengetahui maksud, tujuan dan manfaat bahan ajar; 2. Mengetahui perbedaan bahan ajar tata muka dan bahan ajar mandiri; 3. Mengetahui tahapan pengembangan bahan ajar yang terdiri atas: 3.1 Tahap teori; 3.2 Penulisan GBPP dan penyelusuran bahan pustaka; 3.3 Penulisan dan pembimbingan dan; 2

3.4 Review oleh tenaga ahli; 3.5 Cetak. 4. Mengetahui jenis-jenis materi yang harus dikuasai dosen dalam pengembangan bahan ajar, yaitu 4.1 Penyusunan garis-garis besar isi bahan ajar; 4.2 Penulisan isi bahan ajar; 4.3 Perancangan tata letak dan penggunaan ilustrasi bahan ajar, 4.4 Penggunaan bahasa bahan ajar; 4.5 Pengintegrasian Media audio dan video dalam bahan ajar. D. Uraian dan Contoh 4.1 Penyusunan Garis-Garis Gesar Isi Bahan Ajar Garis Garis Besar isi bahan ajar atau kita mengenalnya dengan GBPP (Garis- Garis Besar Program Pengajaran) banyak versinya. Terserah pada lembaga atau dosen untuk memakai yang mana. Versi lama dan versi baru seperti pada Tabel 1 dan 2 Tabel 1: Versi Umum Mata Pelajaran :... Deskripsi singkat :... Tujuan Umum :... No TIK Topik/Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Estimati Waktu Sumber Sumber: Atwi Suparman. (1984). Pokok-Pokok Panduan Penulisan Bahan Ajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Pusat antar Universitas. 3

Tabel 2: Direktorat Pendidikan Tinggi Program Studi : Kode Mata Kuliah : Nama Mata Kuliah : Jumlah SKS : Semester :... Mata Kuliah Pra Syarat :... Standar Kompetensi Kompetesi Dasar Indikator Pengalaman Pembelajaran Materi Ajar Waktu Alat Bantu Penilaian Sumber: http://qac.ums.ac.id/files/rmpguide.doc 4.2 Penulisan Isi Bahan Ajar Struktur isi bahan ajar teridiri atas: 1. Bagian Pendahuluan (modul 1) a. Menulis deskripsi mata kuliah, b. Menulis relevansi bab dengan bab berikut; dst c. Menulis tujuan intruksional umum, d. Menulis tujuan intruksional khusus. e. Menulis bagian penyajian 1) Uraian dan contoh dan non contoh 2) Latihan 3) Rangkuman 4. Daftar Pustaka Bab yang lain mengikuti struktur yang sama dengan bab pendahuluan. 2. Bagian Penutup bahan ajar biasanya berisikan (1) tes formatif, (2) umpan balik, dan tindak lanjut (3) Kunci Jawaban. 4.3 Perancangan Tata Tetak dan Penggunaan Ilustrasi Bahan Ajar Tata letak atau lay out modul dianjurkan menyisihkan kolom kosong dibagian kanan yang memuat kata-kata kunci dalam halaman itu atau untuk pembaca membuat catatan penting. Modul dianjurkan menggunkan huruf ukuran 12 dengan kertas ukuran A4. IIustrasi di dalam modul sangat dianjurkan karena untuk membantu pembaca agar tidak bosan dan mempermudah memahami konsep-konsep yang sulit. Fungsi ilustrasi ada empat, 4

a. Fungsi deskriptif, yaitu untuk mengganti uraian yang panjang seperti seperti dengan menggunakan foto atau lukisan. b. Fungsi Ekspresif, yaitu suatu ilustrasi yang memperlihatkan suatu ide, gagasan, maksud, perawaan, situasi atau konsep yang abstrak. Misalnya gambar orang marah. c. Fungsi analitik struktiral, yaitu ilustrasi yang menggambarkan rincian suatu bagian dari benda atau sistem, seperti sktuktur tubuh manusia. d. Fungsi kuantitatif, ilusrtrasi yang dapat menunjukan jumlah bilangan dan menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, seperi grafif. 4.4 Penggunaan Bahasa dalam Bahan Ajar Bahasa yang digunakan sebaiknya dengan gaya tutur, terutama pada modul mandiri. Tata bahasanya sederhana, dengan paragraf yang hanya mengangung satu makna. Sebainya semua istilah yang dipakai berlaku umum, dan kalau perlu buat perbandingan makna. Sebaiknya dibagian akhir buat daftar kata-kata sulit. 4.5 Pengintegrasian Media audio dan Video dalam Bahan Ajar Pengembangan bahan ajar dapat diintegrasikan dengan media audio dan video. Penulis modul bisa minta bantuan pakar media untuk membuat media tersebut, atau membuatnya sendiri dengan bantuan komputer berbasis multimedia. Usaha ini sudah banyak dikerjakan oleh UT. E. Sumber Bacaan Atwi Suparman. (1984). Pokok-Pokok Panduan Penulisan Bahan Ajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Pusat antar Universitas. Siahan, Sudirman. 2000. Penyusunan Garis-Garis Besar Isi Modul. Jakarta: Pustekkom, Departemen Pendidikan Nasional. Sudarsono. 2000. Pengintegrasian Media Audio Visual Dalam Modul.Jakarta: Pustekkom, Departemen Pendidikan Nasional. Purwanto. 2000. Perancangan dan Penggunaan Ilustrasi. Jakarta: Pustekkom, Departemen Pendidikan Nasional. Suharto, Laksono. 2000. Prosesur Pengembangan Bahan Ajar Mandiri. Jakarta: Pustekkom, Departemen Pendidikan Nasional. Suharto, Laksono. 2000. Petunjuk Belajar dalam Modul. Jakarta: Pustekkom, Departemen Pendidikan Nasional. Wayan, Inten. 2000. Penggunaan Bahasa dalam Modul. Jakarta: Pustekkom, Departemen Pendidikan Nasional. 5

http://www.pppptkbahasa.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=62 http://qac.ums.ac.id/files/rmpguide.doc http://rmp.ums.ac.id/rmp/c100/3062020/silabus_han_2_harun.doc http://id.wikipedia.org/wiki/universitas_terbuka http://pustekkom.depdiknas.go.id/index.php?pilih=hal&id=85 6