BAB I PENDAHULUAN. mancanegara masih mengenal beberapa destinasi saja, seperti Bali yang sudah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sebagai sumber pendapatan tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. adalah responden yang pernah mengunjungi objek wisata lembah harau minimal

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi konsep dasar dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata indonesia,baik

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. panorama alam, keberadaan seniman, kebudayaan, adat-istiadat dan sifat religius

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BAB I PENDAHULUAN. dengan pariwisata. Peran masyarakat lokal dalam hubungannya dengan citra sebuah destinasi

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JULI 2014

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia dan sebagai sumber devisa negara. Indonesia

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT NOVEMBER 2013

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan wisatawan muslim ke berbagai dunia, perlu adanya sebuah konsep baru

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. (

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik wisata. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki keragaman

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas.

2016 KEMENARIKAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN PANTAI UJUNG GENTENG KECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Resort Syariah di Kawasan Wisata Ngarai Sianok Bukittinggi

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT MARET 2014

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JUNI 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang besar. Hal tersebut dikarenakan Indonesia dikenal sebagai salah satu negara

BAB II LANDASAN TEORI/KAJIAN PUSTAKA

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB V PENUTUP. intensi berkunjung di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan data primer

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JANUARI 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT JULI 2015

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang memiliki begitu banyak potensi pariwisata sudah menjadi salah satu destinasi pariwisata dunia. Hanya saja, dari wisatawan mancanegara masih mengenal beberapa destinasi saja, seperti Bali yang sudah sangat ternama di mata wisatawan baik nusantara maupun wisatawan mancanegara dari wisata alam dan budaya. Selain Bali, wisatawan juga lebih mengenal Lombok dengan potensi alamnya serta Yogyakarta dengan keramahtamahan penduduk lokal, budaya, dan sejarahnya. Banyaknya keragaman budaya yang ada di Indonesia, membuat hampir semua provinsi memulai mengembangkan potensi wisata di daerah masingmasing. Keragaman budaya mulai dari bentuk rumah adat, tari-tarian, lagu daerah, musik, seni gambar, seni patung, pakaian, hingga makanan khas daerah yang berbeda-beda di setiap provinsi di Indonesia, hal ini menjadi strength of point tersendiri untuk memajukan pariwisata di wilayah masing-masing. Sumatera Barat memiliki banyak objek wisata andalan didukung keberagaman seni budaya dan makanan khas daerah. Objek wisata andalan daerah ini antara lain Kota Wisata Bukittinggi, Kota Budaya Batusangkar, Wisata Bahari Kepulauan Mentawai, Wisata Sejarah Padang Kota Tua, wisata alam seperti, Danau Maninjau, Singkarak, Danau di Atas dan Danau di Bawah, Lembah Harau, 1

2 dan Lembah Anai. Sumbar juga dikenal sebagai daerah wisata kuliner dengan makanan paling terkenal, rendang dan kerupuk balado 1. Sebagai sebuah destinasi, Sumatera Barat mempunyai keunggulan komparatif dalam peta pariwisata Indonesia. Sumatera Barat dikelilingi oleh keindahan panorama alam, keunikan adat istiadat, seni, sejumlah situs sejarah, dan kekayaan alam yang dapat menarik wisatawan datang (Sawirman dan Emrizal, 2008). Budaya merupakan sebuah identitas dan faktor pentingnya adalah bahwa individu masyarakat yang ditempatkan pada organisasi sosial lokal dan nasional, seperti pemerintah lokal, institusi pendidikan, komunitas keagamaan, kerja, dan rekreasi. Umumnya budaya di Sumatera Barat sangat dipengaruhi oleh agama Islam, sebagaimana semboyan masyarakat Minang Adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah (Adat berdasarkan syariah, syariah berdasarkan Al qur an) 2. Salah satu keunikan budaya di Sumatera Barat dapat terlihat dari bentuk rumah adatnya yang bernama Rumah Gadang. Rumah adat yang bergonjong seperti tanduk kerbau ini menjadi salah satu ciri khas Sumatera Barat. Rumah Gadang ini digunakan sebagai tempat tinggal bersama dan mempunyai ketentuanketentuan tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang telah bersuami memperoleh sebuah kamar. Sementara perempuan tua dan anak-anak memperoleh tempat di kamar dekat dapur. Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain. 1 www.travel.kompas.com (diakses Oktober 2013) 2 www.sumbar.go.id (diakses Oktober 2013)

3 Keunikan lainnya terdapat budaya tari-tariannya. Salah satu yang cukup terkenal yaitu Tari Piriang atau Tari Piring. Tari Piring ini dimainkan oleh beberapa orang baik pria maupun wanita yang menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan. Dalam beberapa atraksi, para penari bahkan berjalan dan berguling-guling di atas pecahan kaca piring yang sudah disiapkan. Dari data BPS, tingkat kunjungan wisatawan ke Sumatera Barat meningkat tiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari naiknya jumlah wisatawan yang menginap di hotel di Sumatera Barat dari tahun 2009 hingga tahun2012, seperti grafik di bawah ini. Sumber: bps.go.id Gambar 1.1 Grafik Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel Sumatera Barat 3 3 www.bps.go.id (Diakses Oktober 2013)

4 Pada tahun 2009 hingga tahun 2012, jumlah wisatawan yang menginap di hotel mengalami kenaikan. Dari tahun 2009 ke tahun 2010 terjadi kenaikan sekitar 4,1%. Indikasi kenaikan ini mulai kembalinya pariwisata Sumatera Barat pascagempa pada 30 September 2009. Pada tahun 2011 juga terjadi kenaikan sebesar 22,3% dari tahun 2010 dan hingga tahun 2012 kembali naik sekitar 15% dari tahun sebelumnnya. Kenaikan jumlah wisatawan yang cendrung meningkat ini diduga karena masih menariknya keindahan alam di Sumatera Barat untuk dikunjungi oleh wisatawan, baik dari mancanegara maupun wisatawan nusantara. Kenaikan ini juga diduga karena semakin banyaknya frekuensi penerbangan dari dan ke Sumatera Barat. Hingga saat ini tercatat beberapa maskapai penerbangan nasional dan internasional yang beroperasi di bandara ini, antara lain adalah sebagai berikut. Tabel 1.1 Maskapai Penerbangan dari/ke Sumatera Barat Maskapai Tujuan Frekuensi Terminal Airasia Kul Pdg Kul 2 Kali/Hari Internasional Garuda Indonesia Jkt Pdg Jkt 6 Kali/Hari Domestik Lion Air Jkt Pdg Jkt 9 Kali/Hari Domestik Sriwijaya Jkt Pdg Jkt 2 Kali/Hari Domestik Sumber: Olahan penulis dari web airlines Dari tabel di atas dapat dilihat frekuensi penerbangan ke Sumatera Barat cukup banyak, sekitar 19 kali penerbangan. Lion Air dalam hal ini memiliki frekuensi yang cukup banyak dengan 9 kali penerbangan. Hal ini juga yang diduga meningkatkan jumlah wisatawan ke Sumatera Barat. Salah satu kota yang

5 menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan adalah Kota Bukittinggi, khususnya oleh wisatawan mancanegara. Hal ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bukittinggi yang menunjukkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Bukittinggi selama tahun 2012 berjumlah 27.183 pengunjung. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2011 yang hanya mencapai 21.457 pengunjung. Meskipun kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2012 meningkat dibanding 2011, jumlah itu masih di bawah kunjungan tahun 2010 yang mencapai 33.598 serta tahun 2009 dengan jumlah 36.242 pengunjung. Berikut gambar grafik kunjungan wisatawan mancanegara ke Bukittinggi dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Sumber: bps.go.id Gambar 1.2 Grafik Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Bukittinggi 4 Dari grafik di atas terlihat fluktuasi jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Bukittinggi. Pada tahun 2009 ke 2010 terjadi penurunan jumlah wisatawan mancanegara ke Kota Bukittinggi sekitar 7,3%. Penurunan ini 4 www.bps.go.id (Diakses Oktober 2013)

6 diduga pascagempa yang melanda beberapa wilayah di Sumatera Barat sehingga menyebabkan beberapa objek terkena dampak dan perlu dilakukan perbaikan. Pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan hingga 36,2%. Penurunan ini diduga karena kurangnya ketidaksediaan pusat informasi dan rambu-rambu yang jelas sehingga menyulitkan para turis yang datang tanpa pemandu wisata 5. Penyebab lainnya adalah tidak ada program every day atau kegiatan wisata setiap harinya yang diterapkan sehingga para wisatawan mancanegara merasa bosan jika berlama-lama di Bukittinggi. Pada tahun 2011 ke 2012 jumlah wisatawan mancanegara naik sekitar 26,7%. Kenaikan ini dipicu oleh semakin membaiknya sarana dan prasarana beberapa objek wisata pascagempa 30 September 2009. Naik turunnya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Bukittinggi ini tidak lepas dari persepsi terhadap daerah tujuan wisata yang akan mereka datangi. Begitu juga dengan adanya dorongan atau motivasi yang membuat mereka mau melakukan perjalanan tersebut. Kota Bukittinggi yang memiliki berbagai macam variasi tujuan wisata seharusnya menjadi magnet tersendiri untuk memotivasi wisatawan untuk datang berkunjung. Hanya saja, kembali pada terciptanya persepsi yang ada, maka akan mempengaruhi motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bukittinggi. Untuk mengetahui persepsi dan motivasi wisatawan yang datang terutama wisatawan mancanegara, dibutuhkan penelitian yang mendalam. Oleh karena itu, penelitian ini peneliti diberi judul Motivasi dan Persepsi Wisatawan Mancanegara Berkunjung ke Kota Bukittinggi. 5 www.harianhaluan.com (Diakses Oktober 2013)

7 1.2 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apa motivasi wisatawan mancanegara berkunjung ke Kota Bukittinggi? 2. Bagaimana persepsi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Bukittinggi? 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis dibatasi pada pencarian tentang motivasi dan persepsi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui apa motivasi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Bukittinggi. 2. Mengetahui persepsi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Bukittinggi. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Pemerintah Kota Bukittinggi khususnya sebagai sumbangan pemikiran untuk pengembangan objek dan daya tarik pariwisata di Kota Bukittinggi.

8 2. Peneliti selanjutnya sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya terkait persepsi dan motivasi wisatawan mancanegara khususnya di Kota Bukittinggi. 1.6 Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran pustaka yang peneliti lakukan, belum ada penelitian yang membahas mengenai Persepsi dan Motivasi Wisatawan Mancanegara Berkunjung ke Kota Bukittinggi. Hanya saja ada beberapa penelitian tentang persepsi dan motivasi yang hampir serupa diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Nurjana (2011) yang meneliti tentang Persepsi Wisatawan Mancanegara terhadap Fasilitas Umum di Kawasan Pariwisata Ubud. Penelitian ini menggunakan berbagai pendekatan seperti teori pertukaran sosial dan budaya serta teori motivasi. Responden diambil dari wisatawan asing yang bertemu langsung di tempat-tempat umum. Data dalam penelitian ini diambil dengan cara observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi orang asing terhadap fasilitas umum hanya cukup dengan skor rata-rata 3,32 (6,64%). Secara rinci, transportasi mendapat skor yang baik 3,85 (7,70%), fasilitas belanja skor yang baik 3,64 (72,8%), jalan akses cukup 3,20 (64,0%), dan kantor pos mendapat nilai buruk 2,59 (51,8% ). Dari hasil penelitian ini hanya kantor pos yang mendapatkan skor yang buruk karena dari 13 responden tidak memberikan jawaban untuk fasilitas kantor pos. Penyebabnya adalah fungsi kantor pos sudah tergantikan oleh warnet (warung internet).

9 Penelitian Nurjana hanya tentang persepsi dari wisatawan mancanegara terhadap beberapa fasilitas umum di Ubud, sedangkan penelitian ini selain persepsi, peneliti juga meneliti motivasi wisatawan itu datang berkunjung. 2) Nadra (2011) mengangkat judul Motivasi dan Persepsi Wisatawan Australia terhadap Produk dan Pelayanan Tempat Hiburan Malam Bounty di Kuta. Penelitian Nadra ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara accidental random sampling. Penelitian Nadra terfokus pada wisatawan yang berasal dari Australia untuk mengetahui motivasi dan persepsi mereka di salah satu tempat hiburan malam di Bali. Hasil penelitian Nadra menunjukkan bahwa motivasi wisatawan Australia yang datang ke tempat hiburan malam Bounty adalah untuk bersenang-senang dan selanjutnya berpesta, menikmati musik, minuman serta bertemu dengan orang lain dan teman. Laporan penelitian Nadra terfokus kepada wisatawan dari Australia mengenai motivasi dan persepsi mereka berkunjung ke sebuah tempat hiburan malam, sedangkan penelitian ini tidak hanya terfokus kepada wisatawan dari satu negara. Informannya sesuai yang ditemukan di lapangan pada saat penelitian dan berasal dari beberapa negara. 3) Pratminingsih dkk (2014) dalam jurnal Roles of Motivation and Destination Image in Predicting Tourist Revisit Intention: A Case of Bandung Indonesia, meneliti faktor-faktor penguat yang mempengaruhi niat untuk re-visit pada daerah tujuan wisata. Hasil penelitian Pratminingsih dkk menunjukkan bahwa motivasi dan gambaran tujuan

10 wisata menjadi variabel yang sangat penting bagi mereka yang melakukan revisit ke daerah wisata dan motivasi wisatawan untuk mengunjungi Kota Bandung adalah untuk melepaskan lelah dari rutinitas sehari-hari dan untuk bersantai. Faktor-faktor yang tampaknya menjadi motivator populer, seperti kegiatan rekreasi dan pengalaman memperkaya dan belajar, juga harus difokuskan pada selama proses pemasaran. Penelitian Pratminingsih dkk fokus kepada faktor yang membuat wisatawan re-visit ke Bandung, sedangkan penelitian ini mencakup semua wisatawan mancanegara, baik yang baru pertama kali datang maupun wisatawan yang re-visit ke Kota Bukittinggi. Dari beberapa penelitian yang ada, penelitian ini jelas berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini berusaha mengetahui persepsi dan motivasi wisatawan yang berkunjung ke Kota Bukittinggi dan yang lebih spesifik pada wisatawan mancanegara setelah melihat objek wisata yang ada di Kota Bukittinggi.