BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari annual report dan sustainability report. Tabel 4.1. Pemilihan Sampel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap luas

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

: Berkat Kristian Zega NPM : Pembimbing : Anne Dahliawati, SE., MM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data hasil perhitungan data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini.berikut hasil analisis

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean),

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN SERTA PERINGKAT CGPI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun yang dipilih dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Nilai tambah ekonomis (EVA) merupakan nilai yang di dapatkan shareholder dari hasil

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Hasil Perhitungan CAR, NPL, LDR dan ROA Bank Umum Tahun 2010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Muhammad Syukri Hamdi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan adalah Laporan Laba-Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Catatan

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sum, kurtosis dan skewness atau kemencengan distribusi (Ghozali, 2011). Variabel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

LAMPIRAN DAFTAR NAMA PERBANKAN. Nama Bank

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENGUJIAN. yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda. Kedelapan jenis industri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat. Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdampak langsung pada lingkungan. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ukuran perusahaan, dan good corporate governance terhadap kebijakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini menguji mengenai faktor faktor yang dapat mempengaruhi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PAJAK AGRESIF (STUDI PADA ENTITAS PUBIK SEKTOR MANUFAKTUR)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Good Corporate

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN TEMPAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RESTORAN RICHEESE FACTORY CABANG DEPOK KELAPA DUA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Return On Investment (ROI)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Tangibility Assets Ratio Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Audit, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) audit Lag pada perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Populasi dalam perusahaan ini adalah semua perusahaan di Indonesia tahun 2013. Dari semua perusahaan tersebut yang memenuhi kriteria sampel penelitian hanya 30 perusahaan. Data penelitian ini diperoleh dari annual report dan sustainability report. Tabel 4.1 Pemilihan Sampel Keterangan Perusahaan yang menerbitkan sustainability report dan annual report Jumlah 30 B. Deskripsi Hasil Penelitian Data penelitian ini didasarkan pada sustainability report dan laporan tahunan pada tahun 2013. Dalam penelitian ini sustainability report merupakan variabel dependen dengan menggunakan proksi indikator GRI (Global Reporting Initiative), dan untuk variabel independen menggunakan proksi rata-rata kehadiran rapat dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit. Dewan komisaris selaku organ harus melaksanakan tugas mereka dengan baik, demi kepentingan Perseroan, dan juga harus memastikan bahwa Perseroan melaksanakan fungsi tanggung jawab sosialnya dan 34

35 memperhatikan kepentingan berbagai pihak (stakeholders) perusahaan. Rapat dewan komisaris harus dilakukan secara berkala, dan dalam rapat juga dewan komisaris harus menentukan tata tertib rapat dan mencantumkannya dalam risalah rapat (Naja, 2004). Dewan direksi menurut undang-undang perseroan terbatas maupun menurut anggaran dasar perseroan, bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan. Salah atau benarnya keputusan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka waktu tertentu (Darmadji, 2006). Komite audit berfungsi sebagai pemeriksa dan penyeimbang yang independen untuk fungsi audit internal dan perantara dengan para auditor eksternal. Komite ini berinteraksi dengan pihak internal dan eksternal untuk tujuan memastikan integritas data dalam laporan keuangan dan menghindari penipuan atau aktivitas ilegal. Komite ini juga mencari berbagai cara untuk mengidentifikasi berbagai peristiwa yang dapat menyebabkan kekacauan (Singleton, 2007). Berikut rata-rata tingkat kehadiran rapat dewan komisaris, dewan direksi, komite audit dan rata-rata indikator yang diungkapkan dalam sustainability report pada 30 perusahaan sampel:

36 Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan Sampel Jumlah (%) No Nama Perusahaan SR DK DD KA 1 Bank CIMB Niaga 23 92 88 96 2 Bank Internasional Indonesia 23 79 88 87 3 Bank Mandiri 39 81 88 76 4 Bank Negara Indonesia 24 67 82 78 5 Bank OCBC NISP 81 100 77 78 6 Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten 81 58 68 79 7 Bank Rakyat Indonesia 66 86 87 85 8 Bank Syariah Mandiri 48 100 89 71 9 Bank Tabungan Negara 22 74 88 45 10 PT. Aneka Tambang Tbk 61 85 88 91 11 PT. Angkasa Pura (Persero) 71 73 75 46 12 PT. Asabri (Persero) 72 100 88 100 13 PT. Astra Internasional Tbk 33 90 91 100 14 PT. Bukit Asam Tbk 59 96 92 95 15 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk 35 100 100 96 16 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 100 100 100 100 17 PT. Inti Agro Resources Tbk 100 89 100 100 18 PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Persero) 66 75 92 100 19 PT. Jasa Raharja (Persero) 43 90 98 100 20 PT. Kaltim Prima Coal Tbk 100 63 77 88 21 PT. LEN Industri (Persero) 94 100 100 100 22 PT. Medco Energy Tbk 42 86 87 87 23 PT. Patra Jasa (Persero) 11 100 100 100 24 PT. Pertamina (Persero) 51 47 86 59 25 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 56 82 83 81 26 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 59 72 100 74 27 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk 28 90 88 86 28 PT. Total Bangun Persada Tbk 20 100 96 81 29 PT. United Tractors Tbk 39 93 85 100 30 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk 27 88 74 84

37 Keterangan: SR DK DD KA : Sustainability Report : Dewan Komisaris : Dewan Direksi : Komite Audit 1. Analisis Deskriptif Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen ( dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit terhadap pengungkapan sustainability report. Deskriptif variabel atas data yang berjumlah 30 sampel untuk semua perusahaan. Setelah mengetahui banyaknya sampel yang akan digunakan dan melakukan pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut, peneliti berusaha mendeskripsikan data yang diuji. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan SPSS versi 21.0 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.3 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Sustainability 30 11,00 100,00 52,4667 26,36447 Komisaris 30 47,00 100,00 85,2000 14,03297 Direksi 30 68,00 100,00 88,5000 8,60132 Komite 30 45,00 100,00 85,4333 15,28732 Valid N (listwise) 30 Sumber: Data diolah, 2015

38 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sampel atau N data valid yang akan diteliti adalah 30 sampel. Dari data sustainability report menunjukkan nilai minimum sebesar 11,00 pada PT. Patra Jasa dan untuk data maksimum sebesar 100,00 pada PT. Inti Agro Resources dan PT. Kaltim Prima Coal. Dengan nilai mean sebesar 52,4667 dan standar deviasi 26,36447 menggambarkan standar deviasi yang sangat besar (sebesar 50% dari mean). Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang besar dari sustainability report minimum dan maksimum. Untuk variabel dewan komisaris memiliki nilai minimum 47,00 pada PT. Pertamina dan nilai maksimum 100,00 pada beberapa perusahaan yaitu PT. Asabri (Persero), Bank Syariah Mandiri, Bank OCBC NISP, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Indo Tambangraya Megah Tbk, PT. Total Bangun Persada Tbk, PT. LEN Industri (Persero) dan PT. Patra Jasa (Persero). Dari 30 sampel yang digunakan dalam penelitian tingkat kehadiran komisaris memiliki nilai mean 85,2000 dengan standar deviasi 14,03297 yang menjelaskan bahwa tingkat kesenjangan sebesar 16% dari rata-rata tingkat kehadiran dewan komisaris minimum dan maksimum. Variabel dewan direksi memiliki nilai minimum 68,00 pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dan nilai maksimum 100,00 pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Inti Agro Resources Tbk, PT. Indo Tambangraya Megah Tbk, PT. Semen

39 Indonesia (Persero) Tbk, PT. LEN Industri (Persero) dan PT. Patra Jasa (Persero). Dari seluruh sampel yang digunakan dalam penelitian ini, rata-rata tingkat kehadiran dalam rapat memiliki nilai mean sebesar 88,5000 dengan standar deviasi 8,60132 yang menjelaskan nilai kesenjangan sebesar 9,72%. Variabel komite audit memili nilai minimum 45,00 pada Bank Tabungan Negara, sedangkan nilai maksimum 100,00 terdapat pada PT. Asabri (Persero), PT. Astra Internasional Tbk, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Inti Agro Resources Tbk, PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Persero), PT. Jasa Raharja (Persero), PT. United Tractors Tbk, PT. LEN Industri (Persero) dan PT. Patra Jasa (Persero). Nilai mean pada variabel komite audit sebesar 85,4333 dan standar deviasinya sebesar 15,28732. Hal ini menunjukkan tingkat kesenjangan sebesar 18%. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Sujarweni, 2014). Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan model uji normalitas residual. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

40 Gambar 4.1 Uji Normalitas Data Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa terlihat titiktitik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis. Dengan ini maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sehingga model regresi layak dipakai untuk pengungkapan sustainability report berdasarkan variabel independennya. b. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Untuk mengetahui terjadi atau tidak multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka multikolinearitas tidak terjadi. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

41 Tabel 4.4 Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF komisaris,632 1,582 1 direksi,711 1,406 audit,664 1,506 a. Dependent Variable: sustainability Pada tabel di atas terlihat bahwa untuk ketiga variabel independen mempunyai angka VIF kurang dari 10 yaitu 1,582, 1,406 dan 1,506. Sedangkan angka tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,632, 0,711 dan 0,664. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi multikolinieritas. Untuk lebih meyakinkan dapat juga dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.5 Coefficient Correlations a Model Komite Direksi Komisaris Komite 1,000 -,252 -,410 Correlations Direksi -,252 1,000 -,330 1 Komisaris -,410 -,330 1,000 Komite,162 -,070 -,074 Covariances Direksi -,070,478 -,103 Komisaris -,074 -,103,202 a. Dependent Variable: Sustainability Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa semua angka korelasi antar variabel di bawah nilai 0,5. Seperti korelasi antara dewan komisaris dengan dewan direksi yang hanya -

42 0,330; korelasi antara dewan direksi dengan komite audit - 0,252 dan korelasi antara komite audit dan dewan komisaris adalah -0,410. Hal ini menunjukkan tidak adanya permasalahan multikolinieritas pada model regresi di atas. 1. Analisis Regresi Linear Berganda Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independennya adalah dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit. Sedangkan variabel dependennya adalah sustainability report. Berdasarkan hal tersebut maka persamaan matematikanya sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Di mana: Y X 1 X 2 X 3 a b 1 b 2 b 3 e = Sustainability Report = Dewan Komisaris = Dewan Direksi = Komite Audit = Konstanta = koefisien regresi = Variabel Pengganggu

43 Tabel 4.6 Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 68,012 52,296 1,301,205 1 Komisaris -,349,450 -,186 -,775,445 Direksi -,299,692 -,098 -,432,669 Komite,476,403,276 1,181,248 a. Dependent Variable: Sustainability Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 21.0 diketahui bahwa persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Sustainability Report = 68,012-0,349Komisaris -0,299Direksi + 0,476Komite + e Dari hasil persamaan di atas dapat diinterprestasikan bahwa: - Nilai konstanta adalah 68,012; artinya apabila dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit bernilai 0, maka sustainability report akan bernilai 68,012. - Nilai koefisien dewan komisaris adalah -0,349 menyatakan bahwa setiap peningkatan dewan komisaris 1% (dengan asumsi bahwa nilai koefisien lain tetap) maka akan menurunkan sustainability report sebesar 0,349. Begitu juga sebaliknya, jika dewan komisaris mengalami penurunan sebesar 1% (dengan asumsi bahwa nilai koefisien lain tetap) maka akan meningkatkan sustainability report sebesar 0,349.

44 - Dewan direksi mempunyai nilai koefisien sebesar -0,299 menyatakan bahwa setiap peningkatan dewan direksi 1% (dengan asumsi bahwa nilai koefisien lain tetap) maka akan menurunkan sustainability report sebesar 0,299. Begitu juga sebaliknya, jika dewan direksi mengalami penurunan sebesar 1% (dengan asumsi bahwa nilai koefisien lain tetap) maka akan meningkatkan sustainability report sebesar 0,299. - Komite audit mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,476 menyatakan bahwa setiap peningkatan komite audit 1% (dengan asumsi bahwa nilai koefisien lain tetap) maka akan meningkatkan sustainability report sebesar 0,476. Apabila komite audit mengalami penurunan sebesar 1% (dengan asumsi bahwa nilai koefisien lain tetap) maka akan menurunkan sustainability report sebesar 0,476. 2. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Pengujian koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel dependen. Nilai yang mendekati satu variabel berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Berikut hasil perhitungan koefisien determinasi (R 2 ) yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 21.0.

45 Tabel 4.7 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1,242 a,058 -,050 27,01885 2,357 a. Predictors: (Constant), Komite, Direksi, Komisaris b. Dependent Variable: Sustainability Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa R square atau koefisien determinasinya 0,058 (berasal dari 0,242 x 0,242). Hal ini berarti variabel independen dalam penelitian ini menerangkan variabel dependennya sebesar 5,8% dan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain. 3. Uji Hipotesis Pengujian ini dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mampu mempengaruhi variabel terikat (Widianto, 2011). Dalam hal ini terdapat dua uji hipotesis yaitu: a. Uji Simultan (Uji-F) Uji simultan (Uji-F) digunakan untuk menguji signifikansi semua variabel independen memiliki pengaruh simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit secara bersama-sama terhadap sustainability report.

46 Tabel 4.8 ANOVA a Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 1176,995 3 392,332,537,661 b Residual 18980,472 26 730,018 Total 20157,467 29 a. Dependent Variable: Sustainability b. Predictors: (Constant), Komite, Direksi, Komisaris Dari uji ANOVA dapat dilihat bahwa hasil uji F yang telah dilakukan mempunyai nilai signifikansi atau probabilitasnya 0,661. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H 0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan atau bersama-sama seluruh variabel independen tidak berpengaruh terhadap sustainability report. b. Uji Parsial (Uji-t) Uji parsial (Uji-t) digunakan untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit secara signifikan atau tidak terhadap sustainability report.

47 Tabel 4.9 Coefficients a Model Unstandardized Standardized T Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 68,012 52,296 1,301,205 1 Komisaris -,349,450 -,186 -,775,445 Direksi -,299,692 -,098 -,432,669 Komite,476,403,276 1,181,248 a. Dependent Variable: Sustainability Dari tabel di atas dapat diketahui hasil bahwa signifikansi untuk variabel dewan komisaris dengan proksi rata-rata tingkat kehadiran anggota dalam rapat sebesar 0,445. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas dewan komisaris lebih besar dari 0,05 sehingga dewan komisaris ditolak dan H 0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap sustainability report. Pada variabel dewan direksi yang diproksi dengan rata-rata tingkat kehadiran anggota dalam rapat diketahui nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,669. Dengan demikian hipotesis untuk dewan direksi ditolak dan H 0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap sustainability report. Pada variabel komite audit yang diproksi dengan rata-rata tingkat kehadiran anggota dalam rapat diketahui bahwa nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,248. Dengan

48 demikian hipotesis untuk komite audit ditolak dan H 0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap sustainability report. C. Pembahasan Pada penelitian ini variabel yang digunakan untuk menunjukkan bagaiman praktik corporate governance pada perusahaan dengan menggunakan rata-rata tingkat kehadiran dalam rapat anggota dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan dapat di analisa bahwa praktik corporate governance pada 30 perusahaan yang dijadikan sampel masih ada beberapa tingkat kehadiran rata-rata anggota dalam rapat yang di bawah angka 50%, seperti rata-rata tingkat kehadiran dalam rapat dewan komisaris pada PT. Pertamina (Persero) sebesar 47% dan untuk komite audit yang rata-rata tingkat kehadiran anggota dalam rapat yang di bawah 50% adalah Bank Tabungan Negara sebesar 45% dan PT. Angkasa Pura (Persero) sebesar 46%. Sustainability report pada penelitian ini diukur dengan menggunakan metode content analysis. Content analysis yang dilakukan berdasarkan pada pedoman pengungkapan sustainability report yaitu GRI (Global Reporting Initiative) 3.0. GRI 3.0 terdiri dari 3 indikator dengan total 79 item pengungkapan, yaitu indikator ekonomi (9 item), indikator lingkungan (30 item) dan indikator sosial (40 item). Pada perusahaan sampel menunjukkan hasil yang belum cukup baik dalam pengungkapan sustainability report. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perusahaan

49 sampel yang hanya mengungkapkan sustainability report kurang dari setengah dari total 79 item yang harus diungkapkan. Perusahaan dengan rata-rata pengungkapan tertinggi adalah PT. Indocement Tunggal Prakarsa, PT. Inti Agro Resources dan PT. Kaltim Prima Coal. Ketiga perusahaan tersebut adalah perusahaan sampel yang memiliki rata-rata pengungkapan tertinggi yaitu 100%. Sedangkan perusahaan yang mempunyai prosentase pengungkapan terendah adalah PT. Patra Jasa sebesar 11% dari total item sustainability report. Dalam penelitian ini dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit secara uji-f tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan uji-t juga menunjukkan hasil bahwa masing-masing variabel independen memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini dengan menggunakan rata-rata tingkat kehadiran anggota dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit dalam rapat menunjukkan ketidaksesuaian antara hasil dan hipotesis. Pada hipotesis pertama menyatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, sedangkan berdasarkan hasil penelitian ditemukan tidak adanya pengaruh pengungkapan sustainability report. Hipotesis kedua menyatakan bahwa dewan direksi berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, sedangkan berdasarkan hasil

50 penelitian didapat bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. hipotesis terakhir menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, namun berdasarkan hasil penelitian juga ditemukan nahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Fitri dan Subroto (2013) dan Pratiwi (2013) yang menyatakan bahwa dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Namun hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013), Suryono dan Prastiwi (2011) dan Widianto (2011) yang menyatakan bahwa dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Tujuan dari sustainability seharusnya adalah selalu mendorong perlakuan yang bertanggung jawab lebih dari pada hanya mencegah perbuatan yang salah (Sutedi, 2011 : 12). Bentuk tanggung jawab ini bisa dicerminkan dengan praktik corporate governance dalam sebuah perusahaan. Salah satu praktiknya adalah dengan mengadakan pertemuan berkala secara teratur antar organ perusahaan. Dari teori tersebut peneliti menyimpulkan bahwa semakin besar rata-rata tingkat kehadiran rapat yang dilakukan dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit seharusnya mempengaruhi pengungkapan sustainability report.

51 Akan tetapi hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori tersebut. Hal ini disebabkan karena hasil pembahasan dalam rapat hanya membahas kinerja perusahaan yang lebih dititik beratkan pada laporan yang bersifat wajib. Berdasarkan BAPEPAM No. 38/PM/1996 (dalam Putri, 2014) terdapat dua jenis laporan tahunan yaitu laporan wajib berupa laporan keuangan dan laporan bersifat suka rela seperti sustainability report. sehingga pembahasan kinerja terhadap pengungkapan sustainability report menjadi hal yang tidak diutamakan jika dibandingkan dengan pengungkapan laporan keuangan.