BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Urosepsis merupakan respon sistemik terhadap infeksi dimana pathogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi proses aktivitas proses inflamasi. Sepsis merupakan penyebab kematian tersering pada penderita trauma dan perawatan klinis pada semuausia dan jenis kelamin. Infeksi pasca trauma sangat bergantung pada usia penderita, waktu antara trauma dan penanggulangannya, kontaminasi luka, jenis dan sifat luka, kerusakan jaringan, syok, jenis tindakan, dan pemberian antibiotik. Makin lama tertunda penanggulangannya, makin besar kemungkinan infeksi. Meskipun telah mengalami kemajuan teknologi penanganan dalam neonatologi dan perawatan kritis pediatrik dan meluasnya penggunaan spektrum luas agen anti mikroba, infeksi masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba biasanya terjadi akibat kegagalan mekanisme pertahanan tubuh yang intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, kelompok kami merumuskan permasalahan sebagai berikut : apa definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, penatalaksanaan dari urosepsi serta bagaimana asuhan keperawatan pada pasien urosepsis. 1
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan utama pembuatan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah sistem perkemihan. Selanjutnya pembahasan masalah tentang infeksi saluran kemih terutama urosepsi yang bertujuan untuk mendalami tentang urosepsis serta peran perawat dalam kasus urosepsis. Selain itu, makalah ini juga di harapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang urosepsis. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui definisi urosepsis b. Untuk mengetahui etiologi urosepsis c. Untuk mengetahui tanda dan gejala urosepsis d. Untuk mengetahui manifestasi klinis urosepsis e. Untuk mengetahui patofisiologi urosepsis f. Untuk mengetahui penatalaksanaan urosepsis g. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada urosepsis BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Urosepsis adalah infeksi sistemik yang berasal dari fokus infeksi di traktus urinarius sehingga menyebabkan bakteremia dan syok septik. 2
Insiden urosepsis 20-30 % dari seluruh kejadian septikemia dan lebih sering berasal dari komplikasi infeksi di traktus urinarius. Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih (Agus Tessy, 2001). Menurut Enggram, Barbara (1998), Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. Infeksi traktus urinarius disebabkan adanya mikro organisme patogenik dalam traktus urinarius dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala. Tempat yang sering mengalami infeksi adalah kandung kemih (sistitis ), tetapi uretra (uretritis ), prostat (prostatitis ) dan ginjal (pielonefritis) juga dapat terkena, normalnya traktus urinarius diatas uretra adalah steril. Bakteriuria mengacu pada adanya bakteri dalam urin,infeksi setiap bagian traktus urinarius dapat terjadi selama beberapa bulan atau bahkan tahun tanpa gejala. Dua sampai empat persen pasien pasien ini selanjutnya mengalami sepsis akibat bakteri gram negative. Tabel 1. Kelainan struktur dan fungsi traktus urinarius yang berhubungan dengan sepsis B. Etiologi Karena merupakan penyebaran infeksi, maka kuman penyebabnya sama dengan kuman penyebab infeksi primer di traktus urinarius yaitu 3
golongan kuman coliform gram negatif seperti Eschericia coli (50%), Proteus spp (15%), Klebsiella danenterobacter (15%), dan Pseudomonas aeruginosa (5%). Bakteri gram positif juga terlibat tetapi frekuensinya lebih kecil yaitu sekitar 15%. Penelitian The European Study Group on Nosocomial Infections (ESGNI-004 study) dengan membandingkan antara pasien yang menggunakan kateter dan non-kateter ditemukan bahwa E.coli sebanyak 30,6% pada pasien dengan kateter dan 40,5% pada nonkateter, Candida spp 12,9% pada pasien dengan kateter dan 6,6% pada non-kateter, P.aeruginosa 8,2% pada pasien dengan kateter dan 4,1% pada non-kateter. Pasien yang beresiko tinggi urosepsis adalah pasien berusia lanjut, diabetes dan immunosupresif seperti penerima transplantasi, pasien dengan AIDS, pasien yang menerima obat-obatan antikanker dan imunosupresan. Sejumlah faktor meningkatkan risiko mengembangkan urosepsis. Tidak semua orang dengan faktor risiko akan mendapatkan urosepsis. Faktor risiko untuk urosepsis meliputi: Tingkat lanjut usia Sistem kekebalan tubuh berkompromi karena kondisi seperti HIV dan AIDS, minum kortikosteroid, transplantasi organ, atau kanker dan pengobatan kanker. Diabetes Tinja inkontinensia (ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar) Jenis kelamin perempuan Imobilitas 4
Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap atau retensi urin Penyakit ginjal polikistik Kehamilan Operasi atau prosedur yang melibatkan saluran kemih Obstruksi saluran kemih oleh batu, pembesaran prostat, penyebab uretra jaringan parut, atau lainnya. Penggunaan kateter untuk mengalirkan urin. C. Tanda dan gejala Urosepsis banyak gejala yang sama seperti jenis sepsis lain, termasuk detak jantung yang cepat, napas cepat, denyut nadi lemah, berkeringat banyak, kecemasan yang tidak biasa, perubahan status mental atau tingkat kesadaran, dan penurunan atau output urin. Sebelum perkembangan gejala ini, mungkin mengalami gejala infeksi saluran kemih. Gejala umum dari infeksi saluran kemih.gejala infeksi saluran kemih bervariasi dari individu ke individu. Gejala infeksi saluran kemih yang umum termasuk: Nyeri perut, panggul Urin berdarah atau merah muda (hematuria) Sulit atau buang air kecil sakit, atau rasa panas saat kencing (disuria) Demam dan menggigil Urin yang berbau busuk Sering buang air kecil Nyeri selama hubungan seksual Mendesak kebutuhan untuk buang air kecil Gejala infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, termasuk rasa panas saat buang air kecil, kebutuhan untuk pergi ke kamar mandi sering atau mendesak, urin keruh, dan ketidaknyamanan perut panggul atau lebih 5
rendah. Demam mungkin ada.jika pielonefritis (infeksi ginjal) hadir, punggung atau nyeri perut, mual dan muntah, demam tinggi, menggigil, berkeringat di malam hari, dan kelelahan juga dapat terjadi. Gejala-gejala tersebut bisa mendahului pengembangan urosepsis. Sepsis yang telah lanjut memberikan gejala atau tanda-tanda berupa gangguan beberapa fungsi organ tubuh, antara lain gangguan pada fungsi kardiovaskuler, ginjal, pencernaan, pernapasan dan susunan saraf pusat. Kriteria urosepsis: Kriteria I : Terbukti bakteremia atau dicurigai sepsis dari keadaan klinik. Kriteria II : Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) Suhu tubuh 38 o C atau 36 o C Takikardia 90 detak per menit Tacypnea 20 nafas per menit Alkalosis respiratorik PaCO 2 32 mm Hg Leukosit 12.000 /mm 3 atau 4000 /mm 3 Kriteria III : Multiple Organ dysfunction syndrome (MODS) Jantung, sirkulasi tekanan darah sistolik arteri 99 mm Hg atau mean arterial preasure 70 mm Hg, selama 1 jam walaupun carian adekuat atau resusitasi agen vasopressure diberikan. Ginjal Produksi urin < 0,5 Ml/kgBB/ jam wlalupun resusitasi cairan adekuat. Paru-paru Tekanan parsial O 2 arterial (PaO 2 ) 75 mm Hg (udara ruangan) atau Konsentrasi inspirasi O 2 (FiO 2 ) 250 (pernapasan bantuan) Platelet Thrombosit < 80.000/ mm 3 atau berkurang 50 % dalam 3 hari Asidosis metabolic Ph darah 7,30 atau plasma laktat 1,5 kali normal. Encephalopathy Somnolen, kebingungan, bergejolak, coma 6
D. Manifestasi Klinis Diagnosis dari urosepsis dibuat berdasarkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium dan rontgenologik. Dari anamnesa, data yang positif adalah adanya demam, badan panas dan menggigil dengan didahului atau disertai gejala dan tanda obstruksi aliran urin seperti nyeri pinggang, kolik dan atau benjolan diperut atau pinggang. Hanya 1/3 pasien yang mengeluh demam dan menggigil dengan hipotensi. Keluhan febris yang terjadi setelah gejala infeksi saluran kencing bagian bawah yaitu polakisuria dan disuria juga sangat mencurigakan terjadinya urosepsis. Demikian pula febris yang menyertai suatu manipulasi urologik. Pada pemeriksaan fisik yang ditemukan dapat sangat bervariasi berupa takipneu, takikardi, dan demam, kemerahan dengan gangguan status mental. Pada keadaan yang dini, keadaan umum penderita masih baik, tekanan darah masih normal, nadi biasanya meningkat dan temperatur biasanya meningkat antara 38-40 0 C. 7