BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari seperti plastik pembungkus permen, makanan, botol air minum, sampo, detergent, kantong plastik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesan kepada konsumen atau public mengenai keberadaan barang atau jasa yang. buku Komunikasi Pemasaran Modern (2010:16-17) adalah:

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Metode kualitatif menurut Sugiono (2011:7) adalah proses penelitian dan

laporan tahunan gerakan indonesia diet kantong plastik 2015

Siaran Pers Untuk disiarkan segera. Jangan Tunda Lagi Untuk Mengurangi Kantong Plastik

BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KEBIJAKAN KANTONG PLASTIK BERBAYAR. A. Kronologis pemberlakuan kebijakan kantong plastik berbayar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. sedikit masalah yang dihadapi manusia. Melalui teknik persuasif, musyawarah,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sehari -hari. Seolah-olah tas belanja plastik telah menjadi bagian di

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian masyarakat. Fungsi dari kantong plastik sendiri tidak sebesar

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan, serta didasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Syafputri (2014). Data ini diperkuat oleh pernyataan Badan Pengelolaan

POLA KONSUMSI MASYARAKAT MENIMBULKAN MASALAH SAMPAH DI KAWASAN PESISIR KAMPUNG BUGIS

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. melupakan lingkungan yang alami apa adanya. Modern cenderung terkait dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 109 Metode penelitian dibutuhkan oleh

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

BAB IV ANALISA. SIFAT DATA Sekunder (Pendampin g. Primer (utama) Tabel Tabel Kecukupan Data

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Jumlah Pengusaha Indonesia Dengan Negara Lain. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Hubungan Krisis Lingkungan Hidup dengan Krisis Nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tabel 3.1. Rincian Waktu dan Tahap Penelitian Waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PRODUK DAUR ULANG LIMBAH

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PENERAPAN JAJANAN SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah sampah adalah sebuah kondisi yang tidak diharapkan keberadaannya dalam suatu Negara, termasuk di Indonesia. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa di Indonesia sendiri, sampah masih menjadi sebuah persoalan yang belum sepenuhnya tuntas diselesaikan. Alasan yang membuat volume sampah terus meningkat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor kepadatan penduduk, pola hidup masyarakat dan juga budaya konsumtif yang semakin meningkat. Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum sampah dapat dikategorikan kedalam dua jenis yaitu sampah organik yang dapat terurai secara alami dan jenis kedua yaitu sampah anorganik yang membutuhkan waktu lama untuk terurai. Kedua jenis sampah ini sama-sama mendatangkan dampak yang buruk, namun sampah anorganik membawa dampak buruk lebih holistik dan berdampak jangka panjang. Proses penguraian dalam jangka waktu panjang terjadi karena bahan plastik memiliki zat yang sulit untuk diurai. Untuk kondisi yang tidak ideal, proses penguraian memakan waktu lebih dari 500 tahun (Riset ScienceLearn.org dalam nationalgeographic.co.id diakses 17 November 2016 pukul 11.35). Keberadaan sampah plastik menjadi semakin dilematis karena kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah plastik yang masih belum benar. Dalam mengelola sampah plastik, umumnya masyarakat Indonesia mempunyai pilihan yaitu membuang atau membakar. Namun penanganan ini justru mendatangkan dampak buruk. Selain dapat mencemari udara, menurut Advokasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jambi, Rudiansyah, sampah plastik yang dibakar akan menghasilkan asap beracun yang jika terhirup akan menyebabkan berbagai 1

penyakit seperti kanker, hepatitis, pembengkakan hati hingga ISPA (tribunjabar diakses 22 November 2016 pukul 23.30). Menurut Direktur Utama Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung, Deni Nurdayana, volume sampah di kota Bandung selama Ramadhan meningkat signifikan. Pada dua minggu awal ramadhan, sampah organik meningkat 20%, sedangkan di dua minggu terakhir sampah anorganik meningkat sebesar 40% (m.tempo.co diakses 22 November 2016 pukul 23.30). Salah satu contoh lokasi di Bandung yang memprihatinkan dengan tumpukan sampah yaitu sungai citarum di kampung Lewibandung, kecamatan Bojongsoang. Tumpukan sampah yang hanyut dari sungai cikapundung ke sungai citarum ini seringkali meresahkan warga karena dikhawatirkan akan mendatangkan banjir akibat saluran yang tersumbat. Selain itu, tumpukan sampah juga menyebabkan bau yang tidak sedap (www.pikiranrakyat.com diakses 22 November 2016 pukul 23.38). Pertambahan jumlah penduduk kota Bandung menjadi salah satu alasan produksi sampah terus meningkat dari 1.500 hingga 1.600 ton setiap harinya. Sampah plastik yang terdiri dari botol air mineral atau kantong plastik mencapai 200 ton setiap harinya (regional.liputan6.com diakses 17 November 2016 pukul 00.12). Gambar 1.1 Sampah Tutupi Sungai Cikapundung (Sumber: www.pikiran-rakyat.com 17 November 2016 pukul 00.12) 2

Bukti tumpukan sampah yang kian menggunung di Bandung dapat ditinjau dari lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang semakin terbatas di kota Bandung. Pasalnya warga di daerah Ciparay tidak ingin melanjutkan operasi perpanjangan TPA Babakan, sehingga pemerintah harus mencari daerah atau lokasi lain sebagai TPA baru. Hal ini tercermin dari permintaan Bupati Bandung, Dadang M Naser kepada Pemprov Jabar untuk mengibahkan lahan sebagai upaya penanganan sampah setelah kontrak dengan TPA Babakan berakhir (www.inilah-koran.com Juni 2016). Fakta buruk yang disebabkan oleh sampah, khususnya sampah plastik, mendorong berbagai elemen untuk menyelesaikan permasalah ini. Termasuk aparatur pemerintah hingga gerakan atau perkumpulan yang diinisiasi oleh masyarakat yang peduli pada kelestarian lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa upaya tersebut dapat dilihat dari dikeluarkannya peraturan daerah kota Bandung yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik oleh pemerintah, retailer, komunitas maupun masyarakat. Ada juga gerakan tidak membakar sampah di Bandung atau kegiatan lain seperti Gerakan Pungut Sampah yang bertepatan dengan hari lingkungan hidup. Sejatinya sebuah kebijakan dimunculkan untuk ditaati, dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua elemen, termasuk masyarakat. Namun masyarakat Indonesia khususnya Kota Bandung masih memiliki kesadaran yang rendah untuk penanganan sampah. Kurangnya edukasi dari pemerintah untuk pengetahuan dasar seperti dampak buruk sampah plastik membuat pesan dari program atau peraturan pemerintah tidak seutuhnya sampai ke masyarakat. Akhirnya tujuan pemerintah untuk mengurangi penggunaan kantong plastik mengalami resiko kecil untuk dipahami dan diterapkan masayarakat. Dengan demikian dibutuhkan sebuah komunikasi lain yang dekat ke masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat sehingga menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kegiatan pengurangan penggunaan kantong plastik. Disinilah peran kegiatan kampanye public relations diperlukan demi meraih kepercayaan dan 3

perhatian masyarakat melalui penyampaian pesan yang intensif dengan porses komunikasi dalam jangka waktu tertentu (Supriyanto, 2016). Gerakan Indonesia Diet Kantong Platik (GIDKP) merupakan sebuah perkumpulan yang fokus untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak menggunakan kantong plastik yang berlebihan. Berdasarkan pengamatan penulis melalui website resmi GIDKP, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik adalah perkumpulan nasional yang memiliki misi untuk mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik. Dimana kata Diet memiliki makna BIJAK dalam mengonsumsi. GIDKP membawa visi yaitu Indonesia bebas kantong plastik. Kampanye ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik yang berlebihan. Kampanye yang dilakukan GIDKP menekankan edukasi kepada masyarakat tentang dampak jika menggunakan kantong plastik secara tidak bijak. Kampanye pengurangan penggunaan kantong plastik sudah dimulai oleh lembaga daerah di berbagai Indonesia, salah satunya tercatat sejak bulan Oktober 2010 dengan nama kampanye Diet Kantong Plastik oleh Greeneration Indonesia di Bandung. Kampanye Diet Kantong Plastik saat itu bekerja sama dengan salah 1 peritel di 6 kota besar dalam penerapan prosedur Diet Kantong Plastik di kasir selama November 2010 November 2011, yang akhirnya dapat mengurangi 8.233.930 lembar kantong plastik dan dapat mengumpulkan dana sukarela dari konsumennya sebesar 117 juta rupiah untuk kegiatan bebersih kota dari kantong plastik di Bogor, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik memiliki berbagai program kampanye yang sering dilakukan guna mencapai tujuan mereka untuk mengurangi penggunaan kantong plastik di masyarakat termasuk di kota Bandung. Kampanye yang pernah di lakukan oleh GIDKP yaitu kampanye Wisata Plastik, Edukasi DKP, petisi #Pay4Plastic dan Kampanye Rampok Plastik. Seperti yang dipaparkan oleh Adisa Soedarso, Koordinator Regional GIDKP, kegiatan kampanye seperti wisata plastik sudah tidak berjalan dengan efektif karena terkendala dengan fasilitas yang 4

kurang memadai. Selain itu kampanye #Pay4Plastic tidak lagi dijalankan karena telah mencapai tujuan yaitu mendesak pemerintah untuk membuat regulasi tentang penggunaan kantong plastik. Sedangkan kampanye edukasidkp merupakan kampanye yang mendatangi sekolah-sekolah untuk mengedukasi siswa/i tentang bahaya sampah. Namun sayangnya seperti yang dikatakan oleh Adisa bahwa kampanye ini sudah berubah konsep dengan format kompetisi bertema lingkungan hidup dan hanya menyasar siswa/i SMA saja. Namun Kampanye Rampok Plastik masih sering dilakukan meskipun intensitasnya tidak besar. Seperti yang dikatakan oleh Adisa, Kampanye Rampok Plastik merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh GIDKP dengan cara mendatangi titik keramaian dan bertemu dengan masyarakat yang membawa kantong plastik untuk ditukarkan dengan reusable bag yang diberikan oleh GIDKP secara gratis diiringi dengan edukasi tentang sampah plastik. Menariknya Kampanye Rampok Plastik yang tergolong dalam pass strategy ini, berbeda dengan kampanye pada umumnya yang aktif menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan kampanye dari pre-event hingga post-event. Justru Kampanye Rampok Plastik ini memiliki kesan surprising audience tanpa memberi tahu kapan dan dimana kampanye akan berlangsung. Padahal menurut Hadwood Childs bahwa kampanye membutuhkan proses publikasi suatu berita melalui kerjasama dengan berbagai media massa untuk menyebarkan pesannya (Ruslan, 2008: 48). Selain itu Klingeman secara tegas menyatakan bahwa teknologi komunikasi tidak hanya mengubah jumlah ketersediaan informasi di masyarakat tetapi juga mempengaruhi pesan yang akan ditransmisikan, sehingga bentuk media yang merepresentasikan informasi akan menentukan makna pesan yang disampaikan dan juga derajat ambiguitas pesan tersebut (Klingeman, 2002). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kampanye Rampok Plastik ini memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri dibandingkan kampanye pada umumnya yaitu tidak menggunakan media untuk melancarkan kegiatan berkampanye dan di bandingkan dengan kegiatan lain di GIDKP, Kampanye Rampok Plastik adalah kegiatan yang masih aktif dijalankan. Sehingga pada akhrinya menjadi pekerjaan 5

besar bagi Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) untuk bisa tetap membentuk persepsi masyarakat lewat Kampanye Rampok Plastik ini tanpa menggunakan saluran media sebagai alat bantu menyebarkan pesan dan informasi. Menurut Rogers dan Storey kampanye adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisir dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu (Rogers dan Storey dalam Ruslan 2008). Dalam konteks pembahasan ini, kampanye akan dilihat dari kaca mata public relations yang mana dalam prakteknya kampanye menjadi program kerja atau strategi dari public relations untuk perusahaan maupun organisasi. Dalam melakukan kampanye, terdapat sumber kampanye yang mempunyai peran dominan, yang secara aktif menciptakan pesan untuk disampaikan kepada khalayak. Pesan-pesan tersebut disampaikan melalui berbagai saluran media dan ketika pesan-pesan tersebut diterima khalayak, diharapkan munculnya efek perubahan pada diri mereka yang dapat diidentifikasikan dari umpan balik yang diterima sumber (Stefani, 2014). Kampanye Rampok Plastik yang dilakukan oleh GIDKP memiliki tujuan salah satunya untuk membentuk persepsi berupa kesadaran masyarakat tentang bahaya penggunaan kantong plastik. Persepsi sendiri adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Desiderato, 1976:129 dalam Rakhmat 2008: 51). Ketika persepsi masyarakat sudah terbentuk, maka tujuan adanya partisipasi masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik juga akan terwujud. Penelitian dari Tansatrisna (2014) menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Artinya, ketika persepsi seseorang terhadap pengelolaan sampah rumah tangga adalah positif, maka tingkat partisipasi individu tersebut dalam pengelolaan sampah rumah tangga akan tinggi. Dalam skripsi Tansatrisna juga dijelaskan bahwa upaya membentuk persepsi akan pengelolaan sampah, keberadaan pemerintah atau tokoh masyarakat dan sarana dan prasarana memiliki peran yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh stimulus yang diberikan oleh 6

lingkungan diinterpretasikan oleh individu dalam proses persepsi, sehingga keadaan lingkungan berhubungan dengan persepsi seorang individu (Tansatrisna, 2014). Penelitian lain dari Dewi dan Hapsari (2012) juga menunjukan Persepsi masyarakat yang baik akan mendorong tingginya partisipasi masyarakat. Maka dari itu, ketika Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik mampu untuk membentuk persepsi masyarakat, maka tujuan untuk pengurangan penggunaan sampah akan tercapai. Untuk merubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah, terlebih dahulu yang harus dirubah dan dibentuk adalah persepsi masyarakat itu sendiri. Ketika persepsi masyarakat sudah terbentuk barulah perubahan sikap itu akan terwujud. Persepsi masyarakat kota Bandung mengenai dampak buruk penggunaan kantong plastik belum cukup baik untuk membuat masyarakat mengurangi penggunaan kantong plastik. Menurut Yuliana Rini, Balitbang Kompas, masyarakat yang berusia senior memiliki kecenderungan tidak membawa tas belanja dengan alasan ribet dan merepotkan (properti.kompas.com januari 2016). Keberadaan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik yang membawa misi untuk mengurangi penggunaan kantong plastik melalui kegiatannya seperti kampanye Rampok Platik, bisa menjadi sebuah solusi untuk membentuk persepsi tersebut. Mengingat pentingnya pembentukan persepsi di masyarakat kota bandung berdasarkan uraian diatas dan hubungan yang erat dari kampanye dalam membentuk persepsi tersebut, maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian yang berjudul Kampanye Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) dalam Membentuk Persepsi Masyarakat di Kota Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu, bagaimana strategi Kampanye Rampok Plastik yang dilakukan oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) dalam membentuk persepsi masyarakat di kota Bandung? 7

1.3 Fokus Penelitian Untuk membuat penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka peneliti membatasi bahasan pada strategi dalam Kampanye Rampok Plastik yang dilakukan oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) dilihat dari kaca mata public relations. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi Kampanye Rampok Plastik yang dilakukan oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat membawa dampak positif dan berguna baik bagi pembaca, pemerintah, perusahaan/organisasi yang terkait dalam penelitian ini. Adapun kegunaan penelitian peneliti bagi kedalam dua aspek yaitu aspek teoritis dan aspek praktis 1.5.1 Aspek Teoritis Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi penelitian yang mengarah pada bidang komunikasi khususnya yang membahas tentang Kampanye Rampok Plastik dalam membentuk persepsi. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau pijakan dalam melakukan penelitian selanjutnya, guna mengembangkan pembahasan secara lebih kompleks. 1.5.2 Aspek Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihakpihak terkait guna meningkatkan kinerjanya. Bagi organisasi yang akan ataupun sedang melakukan kegiatan kampanye secara umum atau dalam ranah public relations untuk membentuk persepsi masyarakat, diharapkan penelitian ini berguna untuk memberikan gambaran umum kegiatan yang dilakukan. Bagi masyarakat 8

semoga penelitian ini dapat memberikan dampak positif dalam menghemat penggunaan sampah, khususnya sampah plastik. 1.6 Tahap Penelitan Dalam melakukan penelitian kualitatif, dibutuhkan sebuah tahapan agar penelitian menjadi lebih sistematis dan terarah. Untuk itu tahapan penelitian yang dilakukan yaitu: A. Mencari fenomena dan topik yang akan diangkat kemudian menentukan judul penelitian B. Menentukan objek dan subjek penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini C. Merumuskan masalah yang kemudian menjadi tujuan akhir penelitian D. Mengumpulkan data primer dengan cara wawancara dan observasi, E. maupun data sekunder dengan melihat referensi buku, study literature dan internet searching F. Mengolah data penelitian yang telah terkumpul untuk dianalisis G. Menuliskan laporan penelitian beranjak dari data-data atau informasi yang telah dikumpulkan dengan sistematis H. Penarikan kesimpulan setelah melakukan analisis data yang ditemukan I. Hasil akhir penelitian merupakan jawaban dari rumusan pertanyaan dalam penelitian. Tahapan dalam penelitian peneliti gambarkan dalam bentuk bagan agar lebih mudah dipahami; 9

Tabel 1.1 Tahapan penelitian Mencari fenomena, topk dan judul penelitian Menentukan subjek dan objek Merumuskan masalah penelitian Mengumpulkan data Data Primer - Wawancara - Observasi - Dokumentasi Data Sekunder - Referensi buku - Study literature - Internet searching Mengelola data Menuliskan laporan Penarikan kesimpulan Hasil akhir penelitian Sumber: Olahan penulis 10

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.7.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan mengamati Kampanye Rampok Plastik dengan menggali informasi dari pihak Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik yang berlokasi di Jalan Tikukur no 6 Bandung Lokasi ini dipilih karena merupakan sekretariat Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik yang ada di Bandung dan di Jakarta. 1.7.2 Waktu Penelitian Penelitian in dumulai dari bulan November 2016 hingga Mei 2017 dengan timeline seperti tertera pada table dibawah ini; Kegiatan Pra Penelitian Rumusan masalah Mengumpulkan data Mengelola data Proposal DE Proposal skripsi Tabel 1.2 Waktu Penelitian Bulan NOV DES JAN FEB MAR APR MEI 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 Sumber: Olahan Penulis 11

1.8 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tahapan penelitian, lokasi dan waktu penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini peneliti memaparkan referensi-referensi yang berguna untuk membangun penelitian berupa teori-teori dan informasi bersumber dari buku, study literature dan internet searching. Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang kampanye dari persepktif public relations serta perencanaan kampanye public relation yang menjadi teori yang digunakan dalam penelitian. Lebih lanjut peneliti dalam bab ini juga menjelaskan tentang persepsi dan proses pembentukan persepsi. Teori yang ada kemudian dikaitakan sehingga menjadi suatu landasan yang berguna dalam penelitian ini. BAB III : METODELOGI PENELITIAN Pada bab ini peneliti memaparkan definisi konseptual dari penelitian ini. Kemudian pada bab ini peneliti juga menjelaskan jenis penelitian yang digunakan, subjek dan objek penelitian, metode penelitian, unit analisis, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data dan juga teknik analisis data. 12

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan memaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang menjelaskan hasil penelitian serta uraian pembahasan secara umum yang terdiri dari gamabara umum responden, deskripsi hasil penelitian, serta pembahasan dan analisis hasil penelitian tentang kampanye rampaok plastik dalam membentuk persepsi. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang penulis dapatkan dari hasil penelitian di bab IV. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 13