KEMAMPUAN NUMBER SENSE SISWA SMP NEGERI 5 PONTIANAK DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI PECAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI NUMBER SENSE SISWA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS DI SMA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

Kemampuan Number Sense Siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VII pada Materi Bilangan

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI NUMBER SENSE PADA MATERI BILANGAN DI SMP NEGERI 8 SINGKAWANG

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

HUBUNGAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF DENGAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DI SMP

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM MATERI KUBUS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

POTENSI PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA DALAM MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGGUNAAN TUGAS MIND MIND SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI WAWANCARA KLINIS VIKA PUSPITASARI NIM F

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGITIGA DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA TINGKAT IV MATERI SISTEM BILANGAN KOMPLEKS PADA MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

KEMAMPUAN PENELARAN SPASIAL MATEMATIS SISWA DALAM GEOMETRI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA SMP

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.2, September 2015

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DENGAN WAWANCARA KLINIS PADA PEMECAHAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL KELAS VIII SMP

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA PADA PERMASALAHAN PERBANDINGAN DAN STRATEGI SOLUSI DALAM MENYELESAIKANNYA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENGGUNAAN SOFTWARE CABRI PADA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SMA

PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KELANCARAN PROSEDURAL SISWA DALAM OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

bahwa kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan berbagai cara. Hal ini terkait erat dengan kemampuan representasi

A. LATAR BELAKANG MASALAH

NUMBER SENSE BENTUKAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI MTS

KREATIVITAS PENGAJUAN SOAL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN SEGI EMPAT KELAS VII SMP

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

MENGATASI KESULITAN PEMAHAMAN KONSEPTUAL DENGAN PENDEKATAN ANTISIPASI DIDAKTIS MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN DI SMP

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

KANDUNGAN KONEKSI MATEMATIS DALAM LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA MATERI PERBANDINGAN BERBALIK NILAI DI SMP. Lusiana, Sugiatno dan Bistari

PERKEMBANGAN KOGNITIF SISWA DALAM OPERASI LOGIS BERDASARKAN TEORI PIAGET DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ANALISIS KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 NGABANG DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

KESULITAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PELUANG DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

LITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN QUANTITY DI SMP NEGERI 02 PONTIANAK

ANALISIS KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

PROFIL KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI TRIGONOMETRI DIKAJI DARI SELF CONCEPT SISWA KELAS XI IPA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

WAWANCARA KLINIS UNTUK MENGATASI HAMBATAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENYEBUT YANG BERBEDA DI SMP PONTIANAK

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA MATERI FUNGSI KUADRAT DI SMA

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENGATASI HAMBATAN BELAJAR SISWA DALAM MENGGAMBAR GARIS DAN SUDUT DENGAN PENDEKATAN ANTISIPASI DIDAKTIS DI SMP

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN PADA BILANGAN PECAHAN DAN REVERSIBILITAS

ANALYSIS NUMBER SENSE ABILITY OF FIFTH GRADERS IN TAMPAN DISTRICT PEKANBARU

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PENALARAN MATEMATIS PADA MATERI PERBANDINGAN SMP

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN LINIER SATU VARIABEL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEMAHAMAN KONSEPTUAL MATEMATIS SISWA PADA MATERI KUBUS DI KELAS IX SMPS BUMI KHATULISTIWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MEDIA LUAS DAERAH ARSIRAN KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

PENINGKATAN KETEPATAN MEMBACA NOTASI ANGKA MELALUI METODE DRILL PADA LAGU-LAGU WAJIB NASIONAL

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEPTUAL MATEMATIS SISWA PADA BANGUN RUANG DI SMP

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT PADA PEMBELAJARANMODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING

DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA BERDASARKAN ASPEK INTERPRETATION DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 4 (1), (2017) 22-27

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

MINAT PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMP NEGERI 4 SIAK HULU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Syarifatul Maf ulah, Dwi Juniati, Tatag Yuli Eko Siswono, Analisis Kemampuan Siswa...

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

Transkripsi:

KEMAMPUAN NUMBER SENSE SISWA SMP NEGERI PONTIANAK DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI PECAHAN Rini Anggraini, Agung Hartoyo, Hamdani Program studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak Email: rinianggrainirin@yahoo.com Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan number sense siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan bentuk penelitian studi kasus. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IX B SMP Negeri Pontianak, dengan fokus penelitian adalah kemampuan number sense siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan. Instrumen yang digunakan berupa hasil tes tertulis dan wawancara untuk melihat kemampuan number sense siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan number sense siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dengan persentase nilai rata-rata tes number sense siswa yaitu 4,20%. Persentase ketercapaian pada setiap indikator kemampuan number sense sebagai berikut: 1) indikator pemahaman terhadap konsep dan besaran bilangan berkisar 81,06%; 2) indikator pemahaman terhadap representasi bilangan yang senilai berkisar 64,00%; 3) indikator pemahaman terhadap pengaruh dari operasi bilangan berkisar 7,7%; 4) indikator pemahaman terhadap pernyataan yang setara berkisar 0,7%; dan ) indikator perhitungan dan strategi menghitung berkisar 33,9%. Kata Kunci: Number Sense, Pecahan Abstract: The purpose of this study is to describe the ability of students' number sense in completing the questions on fractions. The method used is qualitative with case study as the form of research. As a subject of research is the students of class IX B in SMP Negeri Pontianak, with the focus of the research is the ability of students' number sense in completing the questions on fractions. The instrument used in the form of a written test and the interview results to see number sense abilities of the students. The result showed that the number sense ability of students is included in the very low category. The average percentage of the value of the students number sense test is 4.20%. The percentage of achievement on each indicator of number sense ability is shown as follows: 1) indicators understanding of the concept and massive numbers is approximately 81.06%; 2) indicators understanding of the representation of numbers worth is approximately 64.00%; 3) indicators understanding of the influence of number operations is approximately 7.7%; 4) indicators understanding of the equal statements is approximately 0.7%; and ) the indicator calculations and compute strategies is approximately 33.9%. Keywords: Number Sense, Fraction 1

umber sense adalah kepekaan seseorang terhadap bilangan beserta perhitungannya. Seseorang dengan number sense yang baik biasanya ia akan memiliki kemampuan dan keahlian untuk mengolah bilangan. Kemampuan itu tidak hanya digunakan ketika melakukan perhitungan matematis, tetapi juga dalam kehidupan sehari hari (Saleh, 2009: 21). Lebih lanjutnya Saleh memaparkan bahwa dalam proses pembelajaran matematika di sekolah, number sense mampu menggambarkan berbagai ide dan pemikiran tentang bilangan, hubungan antar bilangan, beserta perhitungannya. Selain itu number sense membebaskan setiap siswa untuk melakukan pendekatan terhadap ide, pemikiran, dan permasalahan terhadap suatu bilangan menurut caranya sendiri. Hal ini tentu bergantung pada latar belakang, pengalaman, dan pelajaran yang diterima oleh masing-masing siswa itu sendiri. Sehubungan dengan number sense, Mc Intosh (1992) mengembangkan kerangka number sense berdasarkan penelitian pada literatur yang berhubungan dengan number sense. Dari kerangka yang telah dihipotesis, ditinjau dan dianalisis oleh beberapa peneliti, terdapat enam komponen utama dari number sense yaitu: 1) Pemahaman konsep dan besaran bilangan; 2) Pemahaman dan penggunaan representasi bilangan yang senilai; 3) Pemahaman konsep dan pengaruh dari operasi bilangan; 4) Pemahaman dan penggunaan pernyataan yang setara; ) Perhitungan dan strategi menghitung; 6) Pengukuran bencmarks. Dengan adanya number sense dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan matematika dan siswa dilatih kepekaannya terhadap suatu bilangan berserta perhitungannya. Jika mereka telah akrab dengan berbagai macam angka, bilangan, dan perhitungannya, mereka tidak akan merasa asing lagi dengan matematika (Saleh, 2009: 21). Dokumen reformasi kurikulum terbaru (NCTM, 1989; Australian Education Council, 1991; Cockcroft, 1982; MoE, 1991) juga menekankan pentingnya number sense berdasarkan alasan bahwa number sense akan sangat membantu untuk memahami bilangan secara umum. Namun fakta yang terjadi dilapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini bersesuaian dengan hasil wawancara dan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil wawancara kepada seorang guru matematika di SMP Negeri Pontianak, diperoleh informasi bahwa siswa jarang menggunakan number sensenya dalam menyelesaikan soal-soal matematika di sekolah, ini disebabkan guru jarang melakukan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan number sense siswa karena guru sudah berpersepsi terlebih dahulu bahwa mengajarkan murid menggunakan algoritma saja, siswa sulit mengerti apalagi mengajarkan murid untuk menggunakan number sensenya ditambah kebanyakan guru tidak mengetahui apa itu number sense. Number sense merupakan sesuatu yang tabuh dan kurang diperhatikan dalam pembelajaran matematika sehingga kemampuan number sense siswa tergolong rendah. Hasil wawancara diatas juga didukung oleh hasil prariset yang telah dilakukan oleh peneliti kepada tiga orang siswa SMP dengan memberikan lima buah soal number sense pada materi pecahan. Dari hasil prariset dapat disimpulkan bahwa kemampuan number sense siswa tergolong rendah karena dari tiga orang siswa tidak ada yang dapat menyelesaikan kelima soal number sense dengan benar. 2

Pecahan merupakan materi yang dianggap sulit dipahami siswa karena pada pecahan siswa akan berhubungan dengan dua komponen utama pecahan yaitu pembilang dan penyebut. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa SMP Negeri Pontianak yang tergolong masih rendah pada materi pecahan dan banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Fakta lainnya juga dapat ditunjukkan dari beberapa penelitian yang sudah ada yaitu diantaranya penelitian oleh Behr, Hare, Post dan Lesh (1992) dan Greer (1992) (dalam Ghazali Munirah, 2003) bahwa siswa kurang menggunakan number sensenya dalam menyelesaikan soal berbasis masalah pada materi pecahan dan desimal. Penelitian lainnya (Singh, 2008) menunjukkan bahwa siswa memperoleh persentase tingkat keberhasilan yang rendah dalam menyelesaikan tes number sense yaitu 37,3 % dari seluruh siswa yang berumur 13-16 tahun di tiga belas sekolah di Malaysia. Penelitian Ekawati (2012) menunjukkan bahwa semua subjek yang diwawancara tidak memiliki kepekaan yang baik mengenai bilangan, hubungan antar bilangan, operasi bilangan, hubungan antar operasi bilangan, beserta sifatsifatnya sehingga semua subjek tidak fleksibel dalam menggunakan pemahaman mereka terhadap number sense dan berfokus pada penggunaan perhitungan prosedural yang mereka terima di sekolah. Dari uraian, menunjukkan bahwa kemampuan number sense siswa jarang dilatih dan tergolong masih rendah, sedangkan number sense dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan matematika, sehingga peneliti bermaksud mengungkapkannya dengan melakukan penelitian yang berjudul Kemampuan Number Sense Siswa SMP Negeri Pontianak dalam Menyelesaikan Soal pada Materi Pecahan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan number sense siswa SMP Negeri Pontianak dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan. Adapun secara khusus penelitian ini dilakukan untuk: 1) mendeskripsikan pemahaman siswa terhadap besaran bilangan pecahan; 2) mendeskripsikan pemahaman siswa terhadap representasi bilangan yang senilai dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan.; 3) mendeskripsikan pemahaman siswa terhadap pengaruh dari operasi bilangan dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan; 4) mendeskripsikan pemahaman siswa terhadap pernyataan yang setara dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan; ) mendeskripsikan perhitungan dan strategi menghitung siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan bentuknya studi kasus. Metode pada penelitian ini digambarkan/ dilukiskan keadaan subyek/ objek penelitian sebagaimana fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya (Nawawi, 2012: 67). Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri Pontianak kelas IX B sebanyak 33 siswa yang dipilih dengan pertimbangan: (a) Izin dari pihak sekolah; (b) Siswa telah mempelajari materi pecahan; (c) Rekomendasi dari guru bidang studi matematika. Teknik untuk mengumpulkan data adalah teknik tes tertulis dan wawancara. Tes tertulis untuk mengukur/ mengetahui kemampuan number sense, bentuknya uraian yang terdiri atas sepuluh soal. Tes tertulis di validasi dengan 3

Jumlah Siswa menggunakan teknik validasi isi dan dinyatakan valid oleh: 1) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika yaitu Dr. Dede Suratman, M.Si; 2) Dua guru matematika SMP Negeri Pontianak, yaitu Ibu Marhamah, S.Pd dan Bapak Syaiful Anwar, A.Md. Hasil perhitungan reliabilitas soal tes adalah 0,81, indeks kesukaran soal tes adalah 0,31-0,70 tergolong soal sedang, dan daya pembeda soal adalah 0,3 yang artinya soal tes diterima. Tes wawancara dilakukan untuk membuktikan apakah jawaban siswa valid dengan hasil wawancaranya, dan untuk mengetahui number sense siswa lebih mendalam Ada empat tahapan dalam penelitian ini yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) analisis data dan 4) penarikan kesimpulan. Pada tahap perencanaan, antara lain: (1) Melakukan prariset; (2) Menyusun desain penelitian; (3) Seminar desain penelitian; (4) Merevisi desain penelitian; () Membuat instrumen penelitian; 6) Merevisi instrumen penelitian; (6) Mengadakan uji coba tes; (7) Menganalisis data hasil uji coba tes; (8) Merevisi instrumen penelitian; (9) Mengurus perizinan penelitian; dan () Menentukan waktu penelitian. Pada tahap pelaksanaan, antara lain: (1) Memberikan tes kemampuan number sense; (2) Mengoreksi hasil jawaban tes siswa; (3) Mengelompokkan siswa yang akan diwawancarai; (4) Mewawancarai subjek penelitian; () Mendeskripsikan hasil wawancara; (6) Mendeskripsikan kemampuan number sense siswa; dan (7) Mengolah data. Pada tahap analisis data, antara lain: (1) Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan kualitatif; (2) Melakukan analisis data kuantitatif; (3) Melakukan analisis data kualitatif; dan (4) Menyusun laporan penelitian. Pada tahap penarikan kesimpulan, antara lain: (1) Menarik kesimpulan dari data kuantitatif; dan (2) Menarik kesimpulan dari data kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Langkah pertama dalam analisis data adalah mendekripsikan nilai tes kemampuan number sense siswa berdasarkan pedoman penskoran. Adapun nilai yang diperoleh siswa dapat dilihat pada Diagram 1 berikut. 30 2 23 20 1 3 7 0 0-60 61-79 80-0 Nilai Siswa Diagram 1 Perolehan Nilai Tes Kemampuan Number Sense Siswa 4

Berdasarkan nilai tes kemampuan number sense siswa, diperoleh nilai rata-rata tes kemampuan number sense dari 33 siswa yaitu 4,2 dengan persentase ketercapaian 4,20%. Berikut analisis hasil tes yang dilakukan dengan mendeskripsikan nilai siswa pada setiap indikator kemampuan number sense dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan. Indikator 1: Konsep dan besaran bilangan Deskripsi data indikator pertama yaitu pemahaman terhadap konsep dan besaran bilangan ditampilkan dalam Diagram 2 berikut: Banyak Siswa 2 20 1 21 2 jumlah siswa 0 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Diagram 2 Pada Indikator Konsep dan Besaran Bilangan Pengkategorian kemampuan number sense siswa pada indikator konsep dan besaran bilangan berdasarkan skor hasil tes siswa terlihat bahwa siswa berada pada kategori sangat tinggi, 21 siswa berada pada kategori sedang, dan 2 siswa berada pada kategori sangat rendah. Indikator 2: Pemahaman terhadap representasi bilangan yang senilai Deskripsi data indikator kedua dalam kemampuan number sense yaitu pemahaman terhadap representasi bilangan yang senilai ditampilkan dalam Diagram 3 berikut:

14 13 12 Banyak Siswa 8 6 4 4 4 6 6 jumlah siswa 2 0 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Diagram 3 Pada Indikator Representasi Bilangan Senilai Pengkategorian kemampuan number sense siswa pada indikator representasi bilangan yang senilai berdasarkan skor hasil tes siswa terlihat bahwa 4 siswa berada pada kategori sangat tinggi, 4 siswa berada pada kategori tinggi, 6 siswa berada pada kategori sedang, 6 siswa berada pada kategori rendah, dan 13 siswa berada pada kategori sangat rendah. Indikator 3: Pengaruh dari operasi bilangan Deskripsi data indikator ketiga dalam kemampuan number sense yaitu pemahaman terhadap pengaruh dari operasi bilangan ditampilkan dalam Diagram 4 berikut: Banyak Siswa 2 20 1 0 6 Sangat Tinggi 3 2 1 21 Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah jumlah siswa Diagram 4 Pada Indikator Pengaruh dari Operasi Bilangan 6

Pengkategorian kemampuan number sense siswa pada indikator pengaruh dari operasi bilangan berdasarkan skor hasil tes siswa terlihat bahwa 6 siswa berada pada kategori sangat tinggi, 3 siswa berada pada kategori tinggi, 2 siswa berada pada kategori sedang, 1 siswa berada pada kategori rendah, dan 21 siswa berada pada kategori sangat rendah. Indikator 4: Pernyataan yang setara Deskripsi data indikator keempat dalam kemampuan number sense yaitu pemahaman terhadap pernyataan yang setara ditampilkan dalam Diagram berikut: Banyak Siswa 2 20 1 0 Sangat Tinggi 2 2 Diagram Pada Indikator Pernyataan yang Setara Pengkategorian kemampuan number sense siswa pada indikator pernyataan yang setara berdasarkan skor hasil tes siswa terlihat bahwa siswa berada pada kategori sangat tinggi, 2 siswa berada pada kategori tinggi, 2 siswa berada pada kategori sedang, 4 siswa berada pada kategori rendah, dan 20 siswa berada pada kategori sangat rendah. Indikator : perhitungan dan strategi menghitung Deskripsi data indikator keempat dalam kemampuan number sense yaitu pemahaman terhadap perhitungan dan strategi menghitung sditampilkan dalam Diagram 6 berikut: 4 20 Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah jumlah siswa 7

Banyak Siswa 2 20 1 0 1 Sangat Tinggi 2 1 Diagram 6 Pada Indikator Strategi Menghitung 6 23 Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah jumlah siswa Pengkategorian kemampuan number sense siswa pada indikator perhitungan dan strategi menghitung berdasarkan skor hasil tes siswa terlihat bahwa 1 siswa berada pada kategori sangat tinggi, 2 siswa berada pada kategori tinggi, 1 siswa berada pada kategori sedang, 6 siswa berada pada kategori rendah, dan 23 siswa berada pada kategori sangat rendah. Secara keseluruhan perolehan skor siswa pada masing-masing indikator number sense disajikan ke dalam bentuk Diagram 7 berikut. Persentase Ketercapaian 0,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 0,00% 40,00% 30,00% 20,00%,00% 0,00% 81,06% indikator 1 64,00% indikator 2 7,7% indikator 3 0,7% 32,9 indikator 4 indikator Indikator Number Sense Diagram 7 Batang Persentase Kemampuan Number Sense Siswa Pada Kelima Indikator 8

Pembahasan Untuk mengukur indikator number sense ini akan dilihat hasil jawaban siswa dan penjelasan siswa pada saat wawancara berdasarkan masalah yang diberikan pada soal. Dari hasil skor tes akan menunjukkan persentase ketercapaian pada masing-masing indikator. Skor hasil tes keseluruhan merupakan jumlah skor dari kelima indikator number sense. Mc Intosh, Reys and Reys (1992) mengembangkan sebuah kerangka number sense berdasarkan penelitian pada literatur yang berhubungan dengan number sense. Kerangka ini tidak melihat faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan number sense, tetapi dapat dijadikan tolak ukur untuk melihat atau menilai number sense yang dimiliki siswa. Dari kerangka yang telah dihipotesis, ditinjau dan dianalisis oleh beberapa peneliti, terdapat enam komponen utama dari number sense, tetapi untuk mengukur kemampuan number sense anak hanya menggunakan lima komponen dalam kerangka number sense sebagai indikator yaitu: 1) Pemahaman konsep dan besaran bilangan; 2) Pemahaman dan penggunaan representasi bilangan yang setara; 3) Pemahaman konsep dan pengaruh dari operasi bilangan; 4) Pemahaman dan penggunaan pernyataan yang setara; dan ) Perhitungan dan strategi menghitung. Mc Intosh lebih lanjut memberikan paparan mengenai penjelasan lima komponen number sense dalam suatu penelitian, sebagai berikut: a. Pemahaman konsep dan besaran bilangan. Pemahaman konsep bilangan merupakan suatu pemahaman tentang pengertian dan nilai dari bilangan. Konsep bilangan mencakup pemahaman dasar dari sistem bilangan (bilangan buat, pecahan, dan decimal) termasuk pola dan nilai tempat (posisi dari suatu angka pada suatu tempat yang dapat menyatakan nilainya). Konsep ini dapat melibatkan hubungan dan/atau membandingkan antar bilangan ke dalam bentuk tertentu. Termasuk didalamnya membandingkan besaran dari bilangan menggunakan bentuk representasi tunggal. b. Pemahaman dan penggunaan representasi bilangan yang setara. Pemahaman dan penggunaan representasi bilangan yang setara merupakan suatu pemahaman tentang bagaimana menggunakan bentuk kesetaraan bilangan dan merepresentasikan kesetaraaan bilangan tersebut. Pemahaman ini termasuk dalam pengenalan bilangan dengan mengurutkan bilangan yang berbeda dalam bentuk yang setara. Hal ini juga termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi dan/atau merumuskan kembali bilangan untuk mendapatkan bentuk yang setara. Misalnya menghubungkan dan/atau membandingkan ukuran dari bilangan melalui bentuk representasi yang bervariasi. Dapat juga mengubah pecahan ke pecahan yang lain, pecahan dalam bentuk desimal, bilangan bulat ke dalam bentuk yang diperluas, atau letak bilangan desimal pada garis bilangan. c. Pemahaman konsep dan pengaruh dari operasi bilangan. Pemahaman konsep dan pengaruh dari operasi bilangan merupakan suatu pemahaman konsep dan pengaruh dari mengoperasikan suatu bilangan terhadap bilangan lainnya. Hal ini termasuk membuat suatu kesimpulan dari hasil yang didapat berdasarkan pemahaman pengoperasian terhadap bilangan. Misalnya pengaruh dari 9

operasi pembagian 4 :, apakah bilangan 4 sama nilanya setelah 4 :? Tentu saja nilainya tidak sama, itu menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari operasi bilangan d. Pemahaman dan penggunaan pernyataan yang setara. Pemahaman dan penggunaan pernyataan yang setara merupakan suatu pemahaman dan kegunaan dari pernyataan yang setara. Ini termasuk transisi dari suatu pernyataan dirubah ke dalam bentuk yang setara. Seringkali digunakan untuk mengevaluasi suatu proses perhitungan yang lebih efisien. Misalnya untuk menyederhanakan pernyataan serta mengembangkan strategi penyelesaian, seperti membandingkan pengoperasian dalam perkalian dengan pengoperasian dalam pembagian. e. Perhitungan dan strategi menghitung. Perhitungan dan strategi menghitung merupakan suatu metode atau cara siswa untuk memecahkan masalah yang ada pada soal serta ketepatan dari perhitungan siswa. Strategi menghitung terlihat dari langkah siswa dalam menyelesaikan suatu soal dimana tidak dibatasi dan memperlihatkan sejauh mana siswa kreatif dalam menyelesaikan soal yang diberikan, sedangkan perhitungan siswa terlihat dari ketelitian siswa dalam menghitung. Misalnya dengan menggunakan perhitungan mental, memanfaatkan rumus yang ada, menggunakan cara pintas yang tepat, atau kalkulator (Mc Intosh,. dkk, 1992). Pada indikator konsep dan besaran bilangan tergolong kategori tinggi dimana dari 33 siswa terdapat 21 siswa mendominan kategori sedang, disebabkan tingkat kesukaran soal tergolong sedang dan sebagian besar siswa sudah memahami konsep bilangan dan mampu menentukan besaran bilangan dengan baik. Pada indikator representasi bilangan yang senilai tergolong kategori rendah dimana dari 33 siswa terdapat 13 siswa mendominan kategori sangat rendah, disebabkan sebagian besar siswa tidak memahami konsep kesenilaian sehingga siswa kesulitan dalam menentukan suatu pecahan senilai atau tidak senilai. Pada indikator pengaruh dari operasi bilangan kategori rendah dimana dari 33 siswa terdapat 21 siswa mendominan kategori sangat rendah, disebabkan soal yang tingkat kesukarannya semakin sulit serta sebagian besar siswa kurang paham dengan konsep operasi bilangan pecahan. Pada indikator pernyataan yang setara tergolong kategori sangat rendah dimana dari 33 siswa terdapat 20 siswa mendominan kategori sangat rendah, disebabkan karena tingkat kesukaran soal yang semakin sulit dan sebagian besar siswa menjelaskan langkah pengerjaan dengan kurang tepat dikarenakan siswa tidak terlalu paham dengan konsep kesenilaian dan pengoperasian bilangan pecahan. Pada indikator perhitungan dan strategi menghitung tergolong kategori sangat rendah dimana dari 33 siswa terdapat 23 siswa mendominan kategori sangat rendah, disebabkan tingkat kesukaran soal yang semakin bertambah sulit dan sebagian besar siswa tidak mengetahui strategi menjawab yang benar, ditambah siswa kurang teliti dalam menghitung. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, jika dilihat dari skor hasil tes secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa pada umumnya kemampuan number sense siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan tergolong kategori sangat rendah. Kategori pada masing-masing indikator juga

berbeda-beda. Dari indikator pertama sampai indikator kelima, persentase tingkat ketercapaian indikator semakin rendah. Hal ini dikarenakan banyak siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal pada indikator kedua sampai indikator kelima. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep kesenilaian, operasi bilangan pecahan, dan perhitungan menjadi satu diantara penyebab number sense siswa sangat rendah. Berdasarkan hasil deskripsi data dan analisis data dapat diketahui bahwa kemampuan number sense siswa SMP Negeri Pontianak dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan masih tergolong sangat rendah yang berarti siswa kurang menggunakan number sensenya. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian yang sudah ada yaitu diantaranya penelitian oleh Behr, Hare, Post dan Lesh (1992) dan Greer (1992) (dalam Ghazali Munirah, 2003) dengan mengatakan bahwa siswa kurang menggunakan number sensenya dalam menyelesaikan soal berbasis masalah pada materi pecahan dan desimal. Kemudian pengkategorian kemampuan number sense siswa dari hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan number sense yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda. Hal ini bersesuaian dengan teori Pilmer (2008) (dalam Endang, Ekawati, 2012) yang mengungkapkan bahwa kemampuan number sense setiap siswa berbeda karena number sense berkembang seiring pengalaman dan pengetahuan siswa yang didapatkan dari pendidikan formal maupun informal. Lebih lanjutnya, dari proses wawancara dan hasil wawancara, siswa dengan kemampuan number sense yang baik memiliki kepercayaan diri yang tinggi pada saat menjawab pertanyaaan dalam kegiatan wawancara dan mampu menjawab dengan menghubungkan konsep pecahan dalam kehidupan sehari-hari, Fosnot (2001) (dalam Fahrudin, Andri., Teguh, Mega, 2013) mendukung hasil penelitian ini dengan mengungkapkan bahwa peserta didik yang mempunyai kemampuan number sense yang baik secara tidak langsung memiliki sifat yang luwes dan penuh percaya diri, mampu mengatasi berbagai macam pertanyaan yang berkaitan dengan bilangan serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hasil deskripsi data, analisis data dan wawancara menjelaskan bahwa kemampuan number sense siswa SMP Negeri Pontianak dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan tergolong rendah, salah satu faktor yang menyebabkan adalah para pendidik kurang melatih number sense siswa dan kurang memperhatikan kemampuan number sense siswa. Pada umumnya number sense siswa dapat dilatih oleh para pendidik karena ketika siswa mampu menggali number sensenya maka para pendidik juga akan merasakan manfaat number sense dalam kegiatan belajar mengajar. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan Fosnot (2001) (dalam Fahrudin, Andri., Teguh, Mega, 2013) menerangkan bahwa kemampuan number sense sebenarnya bisa dilatihkan kepada setiap anak. Seorang anak tidak terlahir dengan membawa kemampuan number sense, tetapi para pendidik yang harus menggali number sense anak. Dengan mempelajari kemampuan number sense siswa, pendidik dapat mengetahui perkembangan berfikir siswa, strategi yang digunakan, dan kesalahan konsep yang dimiliki siswa. 11

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan masalah, hasil analisis data, wawancara serta pembahasannya maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan number sense siswa SMP Negeri Pontianak dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan jika dilihat dari skor hasil tes dan wawancara secara keseluruhan pada kelima indikator, dapat diketahui bahwa pada umumnya kemampuan number sense siswa SMP Negeri Pontianak dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan tergolong dalam kategori sangat rendah dengan persentase nilai rata-rata tes number sense siswa yaitu 4,20%; 2) Pemahaman siswa terhadap konsep dan besaran bilangan tergolong dalam kategori tinggi; 3) Pemahaman siswa terhadap representasi bilangan yang senilai tergolong dalam kategori rendah; 4) Pemahaman siswa terhadap pengaruh dari operasi bilangan tergolong dalam kategori rendah; ) Pemahaman siswa terhadap pernyataan yang setara tergolong dalam kategori sangat rendah; dan 6) Perhitungan dan strategi menghitung siswa tergolong dalam kategori sangat rendah. Saran Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Guru hendaknya memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang dapat meningkat kemampuan number sense siswa; 2) Siswa sebaiknya mengembangkan kemampuan number sensenya dengan mengasah kreatifitas dalam memecahkan pertanyaan matematika; 3) Peneliti sebisa mungkin menyesuaikan waktu penelitian agar materi yang diteliti merupakan materi yang sedang siswa pelajari; 4) Peneliti sebaiknya meminta kesediaan guru untuk ikut serta mengawasi siswa saat penelitian; ) Wawancara sebaiknya dilakukan di lokasi yang memadai; 6) Peneliti sebaiknya mempersiapkan waktu wawancara lebih banyak; dan 7) Diharapkan adanya upaya untuk melakukan penelitian lanjutan. DAFTAR RUJUKAN Ekawati, Endang. 2012. Profil Kemampuan Number Sense Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika pada Materi Bilangan Bulat. Jurnal penelitian: UNESA. Ghazali, Munirah. 2003. Development of a framework to assess primary students' number sense in Malaysia. University Sains Malaysia. James & James. 1968. Mathematics Dictionary. London: D. Van Nostrand Company, INC. McIntosh, et al. 1992. A Proposed Framework for Examining Basic Number Sense. Canada: FLM Publishing Assosiaction National Council of Teachers of Mathematics. 1989. Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics. Nawawi, H. 2012. MetodePenelitian. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Singh. 2008. An Assessment Of Number Sense Among Secondary School Student. MARA University of Technology, Malaysia: Journal 12