BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengujian hipotesis. Pembahasan tersebut dikemukakan sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Bandung yang merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian sebagaimana disajikan dalam Bab IV, penulis mengambil kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem persaingan yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah Badan Usaha Milik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dari penelitian ini dapat dijadikan saran bagi semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya sumber daya manusia yang dimiliki. Tujuan organisasi yang ingin. sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. GARDA WAHANA PERKASA SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH EFEKTIFITAS PELATIHAN DAN PROFESIONALISME PENGAWAS TERHADAP KINERJA PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA DI PROVINSI PAPUA

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. dilaporkan dalam tabel 4.1 ; 4.2 ; 4.3 berikut ini : Tabel 4.1 Disribusi responden menurut kelompok umur

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa (2008:28) mengemukakan guru sangat menentukan keberhasilan

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

PENGARUH PROSES REKRUTMEN, PROSES SELEKSI, DAN KOMPETENSI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BPK Perwakilan Provinsi Lampung selama bulan Desember Tahun 2013.

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. Astra International, Tbk-Daihatsu Malang)

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Guru mempunyai posisi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I. Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Siswa Sekolah Dasar (SD) Se-Kecamatan Pontang-Serang, bahwa gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

SEM OUTSOURCING. Semua kriteria goodness of fit tidak cut of value sehingga perlu dilakukan modifikasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah kain denim. PT. Garuda Mas Semesta beralamat di Jl. Industri II No. 2. besar di Indonesia bahkan merambah ke luar negeri.

BAB II LANDASAN TEORI. upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki Era Globalisasi saat ini, disadari oleh banyak perusahaan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam proses pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru tidak

BAB I PENDAHULUAN. strategis terhadap pencapaian tujuan dari program-program yang telah ditetapkan oleh sekolah

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan lingkungannya. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung

2015 PENGARUH LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. MULTI SERVISINDO SARANA

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Persepsi guru tentang sistem pengembangan karier dan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap karyawan bagian

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik

PENGARUH PENERAPAN JOB DESCRIPTION, PELATIHAN KERJA, DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV MULIA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi terbentuk berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan pada institusi ekonomi modern, hal ini nampak dari pola kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikehendaki, serta mempertahankan guru yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami siswa

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000). Sedangkan pengertian kinerja

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

Untuk keperluan dalam menyusun tugas akhir/skripsi. : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KETRAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT TRADE SERVISTAMA INDONESIA-TANGERANG

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

I. PENDAHULUAN. Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya menghasilkan SDM yang bermutu tinggi, salah satu upaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja

Transkripsi:

124 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan pengujian hipotesis sebagaimana diuraikan dalam Bab IV, pembahasan hasil penelitian pada Bab V ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan terhadap hasil penelitian empirik dikaitkan dengan kajian teori, baik hasil penelitian deskriptif maupun hasil pengujian hipotesis. Pembahasan tersebut dikemukakan sebagai berikut : A. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y), Rekrutmen (X 1 ), dan Seleksi (X 2 ) Hasil analisis deskriptif memberikan informasi bahwa kecendrungan variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y) berada pada kategori Cukup Tinggi. Hal ini berarti kinerja kepala SMP dan SMA PGRI se-kabupaten dan Kota Bandung masih perlu ditingkatkan lagi agar dalam bekerja mereka lebih giat dan bersemangat, sehingga dicapai kinerja yang tinggi dan optimal dalam pengelolaan sekolah. Hasil analisis deskriptif memberikan informasi bahwa variabel Rekrutmen calon kepala sekolah berada dalam kategori Sedang menurut pendapat para kepala sekolah. Hal ini berarti bahwa sistem rekrutmen calon kepala sekolah yang dilakukan di lingkungan PGRI se-kabupaten dan Kota Bandung masih perlu diperbaiki, baik dalam hal dasar rekrutmen, sumber maupun metode rekrutmen. Hasil analisis deskriptif memberikan informasi bahwa variabel Seleksi calon kepala sekolah berada dalam kategori Sedang. Hal ini berarti bahwa sistem

125 seleksi calon kepala sekolah dilingkungan PGRI se-kabupaten dan Kota Bandung masih perlu diperbaiki, baik dalam hal pelaksanaan, pendekatan, metode maupun teknik seleksi yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif variabel kinerja kepala sekolah, rekrutmen dan seleksi yang dikaitkan dengan kondisi lapangan penelitian yaitu SMP dan SMA se-kabupaten dan Kota Bandung, maka hasil analisis deskriptif tersebut bila dihubungkan dan diuraikan atas dasar pengaruh variabel X 1 dan X 2 terhadap Y akan tampak sebagai berikut : B. Pengaruh Rekrutmen terhadap Kinerja Kepala SMP dan SMA PGRI se- Kabupaten dan Kota Bandung (Pengaruh X 1 terhadap Y) Program rekrutmen yang dirancang dengan baik akan dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan komitmen pegawai, peningkatan produktivitas pegawai dan kualitas kerja termasuk dalam hal ini kinerja kepala sekolah. Dari uraian diatas, jelaslah bahwa kegiatan rekrutmen yang dirancang dengan baik akan memberikan pengaruh atau dampak terhadap kinerja pegawai termasuk kinerja kepala sekolah. Hasil analisis deskriptif variabel rekrutmen bila dikaitkan dengan pengujian hipotesis pertama yang menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan rekrutmen calon kepala sekolah terhadap kinerja kepala SMP dan SMA PGRI se-kabupaten dan Kota Bandung, yang ditunjukkan dengan hasil analisis varians yang signifikan sehingga persamaan garis regresinya memberikan informasi bahwa jika tidak ada kegiatan rekrutmen, maka kinerja kepala sekolah sama dengan 19,243 atau koefisien regresi 0,933 bermakna setiap

126 penambahan 1 unit rekrutmen, kinerja kepala sekolah akan meningkat sebesar 0,933 atau setiap peningkatan pada variabel rekrutmen sebesar 100% maka kinerja kepala sekolah akan meningkat pula sebesar 93,3%. Sedangkan pengaruh rekrutmen terhadap kinerja kepala sekolah diperoleh nilai sebesar 0,588 atau 58,8%. Gambaran ini menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah dipengaruhi oleh variabel rekrutmen sebesar 58,8% sedangkan sisanya sebesar 41,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil analisis statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel rekrutmen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja kepala sekolah dimana semakin baik kegiatan rekrutmen akan cenderung semakin baik kinerja kepala sekolah, sebaliknya jika kegiatan rekrutmen kurang baik akan mengakibatkan menurunnya kinerja kepala sekolah. Temuan tersebut sejalan dengan pendapat Schuler (1987 : 125) yang mengemukakan bahwa efektivitas rekrutmen atau kegiatan rekrutmen yang dilakukan dengan baik akan membantu lembaga/sekolah dalam memperoleh tujuan umum yang meliputi produktivitas kerja, kualitas kehidupan kerja dan kepatuhan kerja. Sedangkan Castetter (1996 : 123) mengemukakan bahwa pelaksanaan rekrutmen yang tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, akan menimbulkan masalah yang menuntut biaya tinggi, seperti ketidakcocokan antara penempatan personel dengan jabatan yang dipercayakan, kinerja rendah, ketidakhadiran pegawai tinggi, sering terlambat, perilaku anti organisasi dan masa kerja jabatan yang tidak pasti.

127 Makna dari kedua pendapat tersebut, bahwa untuk menghasilkan kinerja kepala sekolah yang tinggi, diperlukan pendekatan dan kegiatan rekrutmen calon kepala sekolah yang baik. Baik ditinjau dari dasar, sumber maupun metode yang digunakan dalam rekrutmen. Pengaruh yang dihasilkan oleh variabel rekrutmen adalah sebesar 58,8%. Ini menunjukkan bahwa variabel rekrutmen bukan satusatunya faktor yang berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah, tetapi masih ada faktor atau variabel lain yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor tersebut, sebagaimana hasil penelitian terdahulu antara lain : (a) faktor kemampuan dan ketrampilan, baik ketrampilan konseptual, ketrampilan teknis maupun ketrampilan manusiawi, (b) motivasi, (c) komitmen individu kepala sekolah, dan (d) peraturan-peraturan personalia yang berhubungan dengan proses pengangkatan kepala sekolah. C. Pengaruh Seleksi terhadap Kinerja Kepala SMP dan SMA PGRI se- Kabupaten dan Kota Bandung (Pengaruh X 2 terhadap Y) Hasil analisis deskriptif variabel seleksi bila dikaitkan dengan pengujian hipotesis kedua yang menyimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan seleksi calon kepala sekolah terhadap kinerja kepala SMP dan SMA PGRI se- Kabupaten dan Kota Bandung yang ditunjukkan dengan hasil analisis varians yang signifikan sehingga persamaan garis regresinya memberikan informasi bahwa jika tidak ada variabel seleksi, maka kinerja kepala sekolah sama dengan 38,763 atau koefisien regresi 0,722 bermakna setiap penambahan 1 unit seleksi, kinerja kepala sekolah akan meningkat sebesar 0,722 atau setiap peningkatan pada variabel seleksi sebesar 100% maka kinerja kepala sekolah akan meningkat

128 pula sebesar 72,2%. Sedangkan pengaruh seleksi terhadap kinerja kepala sekolah diperoleh nilai sebesar 0,453 atau 45,3%. Gambaran ini menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah dipengaruhi oleh variabel seleksi sebesar 45,3% sedangkan sisanya sebesar 54,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil analisis statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel seleksi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja kepala sekolah, dimana semakin baik kegiatan seleksi akan cenderung semakin tinggi kinerja kepala sekolah, sebaliknya jika kegiatan seleksi kurang baik, akan mengakibatkan menurunnya kinerja kepala sekolah. Temuan tersebut mengindikasikan bahwa kegiatan seleksi yang dilakukan dengan kriteria yang baik akan mendapatkan calon-calon tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi sesuai dengan standar yang diharapkan. Sehingga tenaga kerja tersebut dapat melaksanakan pekerjaannya untuk mencapai kinerja yang telah ditetapkan. Dalam hal ini Wahjosumidjo (1999 : 352) mengemukakan bahwa seleksi yang dilakukan dengan kriteria yang baik akan mempunyai dampak positif seperti : (a) memperkecil pemborosan waktu, tenaga dan dana, (b) memberikan jaminan kompetensi sebagai faktor kunci dalam menentukan diterima tidaknya calon, dan (c) memberikan landasan untuk membenarkan seleksi personel. Sedangkan Schuler (1987 : 125) mengemukakan bahwa efektivitas seleksi akan membantu organisasi dalam memperoleh tujuan umum yang meliputi produktivitas kerja, kualitas kehidupan kerja dan kepatuhan kerja

129 Hasil empirik penelitian, yang menunjukkan adanya pengaruh seleksi sebesar 45,3%, dimana hasil ini lebih kecil dari pengaruh rekrutmen yaitu sebesar 58,8% mengindikasikan bahwa pelaksanaan seleksi calon kepala sekolah yang dilakukan di lingkungan PGRI masih belum sesuai dengan kriteria ideal proses seleksi. Pelaksanaan seleksi selama ini, menurut pengamatan penulis sebagai peneliti, disisi lain juga sebagai salah satu kepala sekolah di lingkungan PGRI, menunjukkan adanya kekurangan-kekurangan, baik dari segi metode, teknik maupun pendekatan yang digunakan. Budaya organisasi atau budaya masyarakat seperti asumsi dasar, filosofi, keyakinan dan nilai yang dianut oleh masyarakat maupun yang berkembang dilingkungan PGRI sangat mempengaruhi proses maupun pelaksanaan seleksi. Budaya organisasi seperti faktor kedekatan hubungan antara calon kepala sekolah dengan pihak YPLP PGRI sebagai pihak yang melaksanakan seleksi sangat menentukan terpilih tidaknya seseorang menjadi kepala sekolah. Kemudian jika dikaitkan dengan sistem karier, seleksi calon kepala sekolah yang berkembang di lingkungan PGRI selama ini cenderung kepada soil system. Dengan kata lain, seleksi calon kepala sekolah lebih menekankan pada kedekatan, pengalaman sebagai guru dan kekuasan yang dimiliki calon kepala sekolah, dan tanpa memperhatikan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh calon kepala sekolah. Hal ini juga dapat dilihat dari jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan, dimana para kepala sekolah di lingkungan YPLP PGRI memberikan kecendrungan jawaban pada jawaban seperti pilihan tidak jelas atau tidak sesuai. Jawaban ini mengindikasikan bahwa ketika mengikuti seleksi calon kepala sekolah, para kepala sekolah tersebut

130 tidak melalui prosedur atau tahapan seperti yang dituangkan dalam kuesioner tersebut atau tidak sesuai dengan kriteria seleksi yang ideal. Atas dasar inilah maka diperlukan adanya perbaikan-perbaikan pada proses seleksi calon kepala sekolah yang dilakukan dilingkungan PGRI. Perbaikan ini dilakukan dalam rangka mengembangkan suatu sistem atau proses seleksi yang ideal agar diperoleh kepala sekolah yang berkualitas dan memiliki integritas tinggi demi kemajuan pendidikan secara umum, maupun pendidikan dilingkungan PGRI pada khususnya. D. Pengaruh Rekrutmen dan Seleksi secara bersama-sama terhadap Kinerja Kepala SMP dan SMA PGRI se-kabupaten dan Kota Bandung (Pengaruh X 1 dan X 2 secara bersama-sama terhadap Y) Kinerja individu termasuk kinerja kepala sekolah dapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh individu/kepala sekolah dalam melakukan pekerjaannya. Dengan kata lain bahwa kinerja individu adalah bagaimana seseorang melakukan pekerjaannya atau unjuk kerjanya sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Kinerja yang tinggi bagi kepala sekolah, dapat diperoleh melalui usaha yang sungguh-sungguh dalam bekerja disertai dengan motivasi yang kuat agar mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kinerja seseorang merupakan gabungan dari berbagai faktor yang dimiliki oleh seseorang antara lain kemampuan, motivasi, kepribadian individu yang bersangkutan latar belakang pendidikan yang dimiliki.

131 Dari hasil analisis menunjukkan bahwa, hipotesis ketiga menyimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel Rekrutmen dan Seleksi secara bersama-sama terhadap Kinerja Kepala Sekolah yang ditunjukkan dengan hasil analisis varians yang signifikan sehingga persamaan garis regresinya memberikan informasi bahwa setiap peningkatan perubahan terhadap variabel rekrutmen dan seleksi terjadi pula peningkatan pada kinerja kepala sekolah. Kinerja kepala sekolah meningkat sebesar 0,692 unit pada setiap perubahan peningkatan pada variabel rekrutmen sebesar 1 unit, sementara variabel seleksi konstan. Atau dengan persepsi persentase, setiap perubahan peningkatan pada variabel rekrutmen sebesar 100% maka kinerja kepala sekolah akan meningkat sebesar 69,2% apabila variabel seleksi konstan. Perubahan juga terjadi pada kinerja kepala sekolah sebesar 0,382 unit setiap perubahan peningkatan pada variabel seleksi sementara variabel rekrutmen konstan atau dalam persepsi persentase setiap perubahan pada variabel seleksi sebesar 100% maka kinerja kepala sekolah akan meningkat sebesar 38,2% apabila variabel rekrutmen konstan. Sedangkan pengaruh variabel rekrutmen dan seleksi secara bersama-sama terhadap kinerja guru diperoleh harga sebesar 0,675 atau 67,5%. Gambaran ini menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah dipengaruhi oleh variabel rekrutmen dan seleksi secara bersama-sama sebesar 67,5% sedangkan sisanya sebesar 32,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil analisis statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel rekrutmen dan seleksi secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja kepala sekolah. Dimana semakin baik proses rekrutmen dan seleksi calon

132 kepala sekolah akan cenderung semakin baik kinerja kepala sekolah, sebaliknya jika proses rekrutmen dan seleksi calon kepala sekolah kurang baik akan mengakibatkan rendahnya kinerja kepala sekolah. Namun demikian harus diakui bahwa variabel rekrutmen dan seleksi bukanlah satu-satunya variabel yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah tetapi masih ada variabel-variabel lain yang mempengaruhinya. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang, termasuk kinerja kepala sekolah sebagaimana dikemukakan oleh Gibson, et.al. (1985 : 51-53), antara lain : Pertama, Variabel Individu, yang meliputi : (a) kemampuan/ketrampilan (fisik), (b) latar belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman) dan (c) demografi (umur, asal-usul dan jenis kelamin). Kedua, Variabel Organisasi, meliputi : (a) sumber daya, (b) kepemimpinan, (c) imbalan, (d) struktur, (e) desain pekerjaan. Ketiga, Variabel Individu (psikologis), meliputi : (a) mental/intelektual, (b) persepsi, (c) sikap, (d) kepribadian, (e) belajar, (f) motivasi. Sedangkan Agus Darma (1998 : 9-11) mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja individu, termasuk kepala sekolah yaitu (1) Faktor Pegawai; berkenaan dengan kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan pekerjaan. Kemampuan adalah fungsi potensi, pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman kerja. Kemauan adalah fungsi dari keyakinan diri. Dengan kedua dimensi ini yaitu kemampuan dan kemauan dapat menempatkan pada tingkat perkembangan pegawai dalam kaitannya dengan pekerjaan. (2) Faktor Pekerjaan; menyangkut desain pekerjaan, uraian pekerjaan dan sumber

133 daya untuk melaksanakan pekerjaan. Desain dan uraian pekerjaan berkaitan erat dengan kinerja pegawai karena dengan jelas menunjukkan tugas, tanggung jawab, hubungan pelaporan, kondisi kerja dan peran dalam diri pegawai. Sumber daya mencakup segala sesuatu yang digunakan pegawai, seperti peralatan dan dana untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. (3). Faktor Mekanisme Kerja; mencakup sistem/prosedur pendelegasian dan pengendalian, serta struktur organisasi. Sistem atau prosedur kerja yang tidak memadai untuk menyelesaikan pekerjaan sering berpengaruh terhadap kinerja, tergantung kepada teknologi yang dimiliki. Sistem kerja merupakan sarana pengendalian arus kerja. Jika sistem itu tertata dengan logis sehingga informasi yang dibutuhkan cukup handal maka dapat dikatakan system itu efektif. (4) Faktor Lingkungan Kerja; meliputi faktorfaktor lokasi dan kondisi kerja, iklim organisasi dan komunikasi. Dengan demikian jelaslah bahwa, untuk menimbulkan atau meningkatkan kinerja bagi kepala sekolah adalah berusaha bagaimana kepala sekolah dapat menyikapi dan dapat berinteraksi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja. Disisi lain, variabel rekrutmen dan seleksi juga memberikan pengaruh terhadap kinerja kepala sekolah. Dengan demikian, proses rekrutmen dan seleksi harus dilakukan dengan standar-standar yang baik agar mendapatkan para kepala sekolah yang berkualitas sesuai dengan tuntutan organisasi.

134