BAB I PENDAHULUAN. berkembang termasuk Negara Indonesia di dalamnya. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu Negara

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pangan yang memiliki protein hewani antara lain daging, telur, susu, ikan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mencari pekerjaan atau menganggur.dengan demikian, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. usaha memajukan pembangunan bangsa karena terkait dengan kesejahteraan

Keadaan Ketenagakerjaan Bali Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme dari personal pencari kerja. Dari tahun-ketahun selalu terjadi

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang menghadapi ASEAN Economic Community atau

BAB 1 PENDAHULUAN. RPJMN yaitu menurunkan tingkat pengangguran terbuka dibawah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang. tumpuan harapan bagi pembangunan (Purnama, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu. pariwisata dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena, pada dasarnya pengangguran adalah suatu keadaaan yang tidak terelakkan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkembang secara mandiri dan pendapatan ekonomi daerah. Sektor industri

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari pembangunan ekonomi adalah terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hal ini dapat tercapai bila jumlah supply tenaga kerja yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin kuatnya gelombang globalisasi. Disinilah peran penting dari usaha kecil

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Untuk mewujudkan cita cita tersebut diatas satu sasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. negara termasuk di negara Indonesia. UMKM di Indonesia telah memberikan

ANALISIS PERENCANAAN TENAGA KERJA TERHADAP KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI PROVINSI RIAU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. menurut data BPS Kota Padang dalam angka 2016, angka harapan hidup Kota

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakstabilan ekonomi yang juga akan berimbas pada ketidakstabilan dibidang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

Analisis Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

HALAMAN PENGESAHAN...

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah lebih dari 70 tahun semenjak Indonesia menyatakan kemerdekaan, namun masih banyak permasalahan yang belum dapat terselesaikan. Salah satu permasalahan terbesar bagi Bangsa Indonesia yaitu belum meratanya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Pembangunan ekonomi terus menjadi masalah fenomenal di negaranegara berkembang termasuk Negara Indonesia di dalamnya. Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu Negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat (Lincolin Arsyad, 1997). Pembangunan dapat dikatakan berhasil apabila mampu meningkatkan kesejahteraan dalam arti luas. Salah satunya penduduk yang mempunyai kualitas yang baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya penduduk yang mempunyai kualitas yang rendah akan membebani pembangunan itu sendiri. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sadono Sukirno, 2003). Salah satu tujuan penting dalam pembangunan ekonomi adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar 1

pertumbuhan angkatan kerja terlebih untuk negara yang sedang berkembang terutama Negara Indonesia dimana pertumbuhan angkatan kerja lebih cepat yaitu : Pertama, pertumbuhan penduduk dinegara berkembang cenderung tinggi sehingga melebihi pertumbuhan kapital. Kedua, demografi lebih muda sehingga lebih banyak penduduk yang masuk lapangan kerja. Ketiga, struktur industri di negara berkembang cenderung mempunyai deversifikasi kegiatan ekonomi rendah serta keterampilan penduduk belum memadai membuat usaha penciptaan lapangan kerja menjadi semakin kompleks. Pembangunan dapat dikatakan berhasil jika dapat memberikan sumber penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat. Dengan demikian diusahakan agar perekonomian dapat menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perekonomian tersebut. Dalam pembangunan dan kegiatan berproduksi, peranan tenaga manusia banyak di tentukan oleh kualitas dan,jumlah tenaga kerja yang tersedia di berbagai bidang kegiatan. Selain itu proses pendidikan di negara-negara yang sedang berkembang melalui proses yang cukup dilema, upaya yang dilakukan untuk memperluas pendidikan guna pencapaian pemerataan hasil-hasil pendidikan ternyata tidak diiringi oleh dengan peningkatan kualitas tamatannya. Efek ganda dari dilema tersebut adalah semakin banyaknya pencari kerja berusia muda dan berpendidikan (Elfindri dan Nasri Bachtiar, 2004). Permasalahan yang selalu dihadapi pada sektor ketenagakerjaan nasional adalah tingginya angka partisipasi angkatan kerja tetapi tidak sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 diketahui angka pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2008 2

mencapai 9.294.515 jiwa, 2009 jumlahnya 8.962.617 jiwa, 2010 sebanyak 8.319.779 jiwa, 2011 dan 2012 adalah 7.700.086 jiwa dan 7.244.956 jiwa. Walaupun angka pengangguran 5 tahun terakhir mengalami penurunan, namun penurunan tersebut tidak cukup signifikan. Karena hingga tahun 2012, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia masih sekitar 6,32%. Angka tersebut masih belum sesuai dengan target pemerintahan dalam RPJMN 2010-2014 yaitu menurunkan tingkat angka pengangguran menjadi 5% hingga 6%. Masih banyak provinsi yang memiliki angka pengangguran yang tinggi bahkan melebihi angka pengangguran nasional, salah satunya adalah provinsi Sumatera Barat. Menurut data BPS, dari 4.957.719 jumlah penduduk Sumatera Barat tahun 2012, 2.179.826 jiwa adalah angkata kerja yang terdiri dari 2.037.642 jiwa penduduk bekerja dan 142.184 jiwa pengangguran terbuka, dengan presentase tingkat pengangguran terbuka sebesar 6,25%. Kondisi ketenagakerjaan di Sumatera Barat pada tahun 2012 dari sisi penawaran jumlah angkatan kerja mencapai 2.179.826 orang dari jumlah penduduk usia kerja. Penawaran tenaga kerja tersebut dipengaruhi oleh faktor demografi, sosial dan ekonomi. Salah satu demografi yang mempengaruhi jumlah penawaran tenaga kerja adalah jumlah penduduk usia kerja. Semakin besar jumlah penduduk usia kerja semakin besar pula penawaran tenaga kerja. Selama rentan tahun 2008 sampai 2012 pertumbuhan penduduk usia kerja rata-rata pertahunnya relative rendah yaitu 1%. Pada tahun 2012 jumlah penduduk usia kerja di Sumatera Barat tercatat sebanyak 3.380.892 orang dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) sebesar 64,47%. TPAK ini berkaitan dengan factor sosial 3

ekonomi dan pendidikan, jenis pekerjaan yang tersedia, kesetaraan gender dan lain-lain. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Di Kota Padang secara total adalah 57,43 persen. Angka tersebut menunjukan keterlibatan penduduk usia 15 tahun ke atas dalam kegiatan-kegiatan ekonomi berdasarkan proporsi penduduk yang masuk dalam pasar kerja, baik yang bekerja maupun yang mencari pekerjaan 57,43 persen. Provinsi Sumatera Barat sebenarnya sangat banyak lagi yang dapat kita kembangkan untuk mengatasi angka penawaran tenaga kerja seperti potensi pariwisata yang memang sudah dikenali oleh seluruh wisatawan domestik maupaun mancanegara. Wisata alam, wisata sejarah, wisata rohani serta wisata kuliner yang ada di Sumatera Barat selalu menjadi hal yang menarik untuk dikunjungi, karena 19 Kabupaten/ Kota yang ada di Sumatera Barat memiliki ciri khas masing- masing yang tentunya menawarkan berbagai macam sensasi yang luar biasa di bidang pariwisata (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumatera Barat, 2012). Berbicara mengenai wisata Sumatera Barat menyediakan berbagai macam wisata kuliner yang menawarkan berbagai masakan dan makanan yang memiliki rasa yang khas yang tentu dapat kita kembangkan lagi. Kota Payakumbuh terkenal dengan Batiah dan Gelamai, Kota Bukittinggi terkenal dengan Kerupuk Sanjai dan Kabupaten Padang Pariaman yang terkenal dengan Pinyaram nya. Namun secara umum potensi wisata kuliner yang paling tenar di Sumatera Barat adalah Rendang. Bahkan UNESCO sudah menobatkan rendang sebagai salah satu makanan terlezat di dunia yang berasal dari Indonesia. Jadi tidak heran jika 4

makanan yang yang bahan utamanya santan dan daging ini diminati dan disukai oleh banyak orang. Namun saat ini masyarakat Sumatera Barat sudah mengembangkan masakan rendang. Sehingga saat ini terdapat banyak sekali industri kecil yang memproduksi produk rendang. Dengan menjamurnya industri kecil, maka persaingan antara satu industri dengan industri lainnya tentunya sangat ketat. Oleh karena itu perlu dirancang suatu strategi pengembangan usaha pada industri kecil yang masih berstatus informal ini agar mampu bertahan dan terus berkembang. Mungkin juga sudah tidak asing bagi kita mendengar sate Padang. Sate ini berbeda dengan jenis sate-sate lainnya yang menggunakan daging ayam atau kambing. Untuk sate Padang biasanya dagingnya terbuat dari daging sapi, sepeti lidah atau jeroannya. Sate Padang sangat menarik untuk di kembangkan juga sebagai salah satu ikon kuliner asal Sumatera Barat. Selain untuk mengembangkan pembangunan ekonomi dari angkatan kerja yang berusaha di bidang berdagang sate ini yang statusnya masih informal dan tentu juga akan memperkuat karakter kebudayaan dari Sumatera Barat. Sektor informal sangat menarik karena kemandiriannya dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan menyediakan barang/jasa murah serta reputasi sebagai katup pengaman yang dapat mencegah merajalelanya pengangguran dan keresahan sosial (Simanjuntak,1985). Disampaing itu sektor informal juga sangat menarik karena dapat memberikan gambaran secara menyeluruh tentang kecendrungan sosial ekonomi kepada pelaku ekonomi. 5

Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : Analisis Pendapatan Sektor Informal (Studi Kasus : Pedagang Sate Di Kota Padang). 1.2 Rumusan Masalah Seperti halnya sektor informal ini pada umumnya, masalah sektor informal seringkali dilihat dari sisi tingkat pendapatan yang belum menjanjikan kesejahteraan pelaku usaha itu sendiri. Berdasarkan latar belakang di atas, maka hal yang dikaji dalam penelitian ini yaitu : 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang sate yang berada di Kota Padang? 2. Dari faktor-faktor tersebut, faktor apa yang dominan mempengaruhi belum tingginya pendapatan pedagang sate yang berada di Kota Padang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Menganalisis tingkat pendapatan pedagang sate yang berada di Kota Padang? 2. Menganalisis penyebab belum tingginya tingkat pendapat pedagang sate yang berada di Kota Padang? 6

1.4 Manfaat Penelitian 1. Kegunaan secara akademik Menambah pengetahuan di bidang sektor informal dan penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pengembangan ilmu atau acuan untuk penelitian selanjutnya. 2. Kegunaan secara praktis Secara prkatis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan pertimbangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dimasa datang, seperti : pemerintah, pengusaha, dan angkatan kerja (Calon Enterprenership). 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah menganalisa tingkat pendapatan pedagang sate di Kota Padang. Populasi dari penelitian ini adalah orang yang berusaha atau berdagang sate yang berada di Kota Padang. Penelitian menggunakan kalitatif dengan menggunakan survey dalam mengumpulkan data dan informasi. Pengumpulan data primer menggunakan metode wawancara langsung (tatap muka) dengan responden. Alat bantu yang digunakan dalam wawancara ini adalah kuesioner yang terstruktur. 1.6 Sistematika Penulisan Bagian ini akan memberikan gambaran yang menyeluruh tentang sistematika dalam penulisan skripsi. Pada Bagian isi skripsi disusun atas enam bab utama, yaitu : 7

BAB I : Pendahuluan Pendahuluan terdiri dari enam sub bab yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Literatur Didalam bab ini dibahas tentang teori-teori dan literatur pendukung yang berkaitan dengan perilaku ekonomi sosial pedagang sate dalam menjalankan usaha sate. Selain itu, juga dipaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian, akan disusun suatu hipotesa yang menjadi jawaban sementara atas rumusan masalah. BAB III: Metodologi Penelitian Bagian ini terdiri dari beberapa bagian sub bab yang meliputi data dan sumber data, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik analisis data, serta tahap analisis data menggunakan metode crosstabulation yang terdiri dari chi-square test dan contingency test. BAB IV: Gambaran Umum Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum Kota Padang dan deskripsi karakteristik responden. BAB V : Hasil dan Pembahasan Pada bagian ini dibahas hasil penelitian dan analisa yang telah didapatkan dari hasil pengolahan data. Penjelasan hasil dibagi kepada 8

tiap-tiap variabel, dengan menjelaskan analisis crosstabulation, hasil uji chi-square dan hasil uji contingency secara berurutan. BAB VI : Penutup Bagian akhir ini terdiri dari kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang diperoleh dari pengolahan data. 9