PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS PETUNJUK MELAKUKAN SESUATU PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS

SISWA KELAS XI.MIPA.2 SMA NEGERI 1 MAGETAN

Ellya Rosida Sekolah Dasar Negeri 1 Pijeran Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG MENGUNGKAPKAN PIKIRAN, PERASAAN DAN INFORMASI SECARA TERTULIS DENGAN METODE SMART LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Supriadi Sekolah Dasar Negeri Crabak Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

PROSIDING ISBN :

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

Setiawati 28. Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Model Traffinger. Guru Administrator Perkantoran SMKN 4 Jember

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Demonstrasi pada Materi Gaya Magnet untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 22 Palu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Darmanto Priyoutomo SDN I Ngilo-ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo e-mail: darmantopu@gmail.com Abstrak: Berdasarkan observasi hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VI SDN I Ngilo-ilo pada mata pelajaran IPA berada di kategori rendah. Siswa belum mampu mengambil makna dari belajar, kemauan siswa dalam mengembangkan kreativitasnya masih rendah, serta kegiatan belajar siswa masih bergantung pada guru. Penelitian ini merupakan penilitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Data diambil dengan menggunakan instrumen tes, wawancara, angket, dan jurnal. Peranan metode Discovery Learning dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI ditandai adanya peningkatan mean score (nilai rerata), yakni: siklus I 75,00; siklus II 78,00; dan siklus III 81,50. Selain itu juga ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar, yaitu pada siklus I 70,00%; siklus II 85,00%; siklus III 100%. Kata Kunci: Hasil belajar, Metode Discovery Learning Pembelajaran yang efektif berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan dan terarah berdasarkan perencanaan yang matang. Proses pembelajaran itu dilandasi oleh prinsipprinsip fundamental yang akan menentukan pembelajaran berlangsung secara wajar dan berhasil. Keputusan Menpan no. 26/MEN- PAN/1989, tanggal 2 Mei 1989 mengemukakan bahwa guru harus terlibat langsung dalam proses pendidikan (Trianto, 2009:245). Guru hendaknya selalu meningkatkan hasil belajar profesinya karena guru memegang peranan yang penting dalam tujuan pendidikan. Dalam memerankan peran sebagai agen modernisasi dalam bidang pendidikan, guru hendaknya membangun suasana belajar yang menyenangkan dan efektif bagi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar, mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, serta hasil belajar yang baik. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar oleh siswa untuk mencapai 8 tujuan. Hamalik (2001) mengungkapkan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada hal itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pengubahan kelakuan. Selanjutnya Hamalik (2006) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Artinya perubahan itu tidak dapat disebut hasil belajar apabila disebabkan oleh perubahan atau kesadaran sementara orang karena kelelahan atau karena obatobatan. Perubahan yang dimaksud sebagai hasil belajar adalah perubahan pengetahuan, kecakapan, dan tingkah laku. Perubahan itu diperoleh dengan latihan dan pengalaman bukan perubahan dengan sendirinya. Hal ini sejalan dengan pengertian hasil belajar yang dipaparkan oleh Uno (2009:213) bahwa yang dimaksud perubahan perilaku merupakan perubahan perilaku yang relatif menetap

Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam... 9 dalam diri seseorang sebagai akibat interaksi seseorang dengan lingkungannya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VI SDN I Ngilo-ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo, diperoleh data hasil belajar mata pelajaran IPA yang rendah, utamanya pada Standar Kompetensi Memahami Hubungan antara Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan Lingkungan Tempat Hidupnya. Mean score hasil belajar siswa kelas VI SDN I Ngilo-ilo yang diperoleh dalam mata pelajaran IPA sebesar 50,00. Siswa yang dinyatakan tuntas belajar 50,00% dengan standar ketuntasan minimal yang ditetapkan sebesar 75. Hal ini menyebabkan perlunya guru menerapkan suatu metode pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar aktif yang berpusat pada siswa, membantu siswa menemukan idenya sendiri, serta memberikan pemahaman bahwa belajar sejati terjadi melalui personal discovery atau penemuan pribadi. Permasalahan rendahnya hasil belajar IPA pada Standar kompetensi Memahami Hubungan antara Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan Lingkungan Tempat Hidupnya akan diselesaikan dengan menerapkan metode pembelajaran Discovery Learning. Discovery Learning adalah sebuah metode pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui penemuan pribadi (Arends, 2008: 48). Tujuan pembelajaran melalui penerapan Discovery Learning, ialah: 1) memperbesar dasar pengetahuan siswa; 2) menciptakan berbagai kemungkinan untuk invention (penciptaan) dan discovery (penemuan); serta 3) menumbuhkan rasa bertanggungjawab terhadap perolehan belajar dalam memecahkan masalah. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam metode Discovery Learning ini yaitu: 1) guru menginformasikan permasalahan; 2) pemahaman struktur/ ide oleh siswa; 3) pemecahan masalah dengan menemukan sendiri, 4) menyodorkan pertanyaan kepada siswa sampai pada ide/idenya sendiri; 5) mendeskripsikan temuannya dalam ringkasan. Di sini Discovery Learning merupakan pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, berlatih menemukan solusi dengan caranya sendiri, memperkaya variasi teknik, memupuk rasa tanggungjawab, memberi kesempatan berlatih memahami konsep, berlatih menyampaikan informasi, sedangkan mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mengutamakan proses pembelajaran yang menonjolkan hasil belajar berfikir logika, sehingga dalam proses pembelajarannya keaktifan siswa sangat diperlukan dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan demikian diharapkan jika mengajarkan IPA menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning akan terjadi peningkatan hasil belajar IPA. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VI SDN I Ngilo-ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo pada tahun ajaran 2015/2016. Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VI SDN I Ngilo-ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo yang berjumlah 20 orang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari tahapan 1) perencanaan (plan), 2) pelaksanaan tindakan (action), 3) pengamatan (observation), dan 4) Refleksi (reflection) (Arikunto: 2006). Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan selama 2 X 35 menit (2 jam pelajaran). Dalam tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan yaitu menyiapkan perangkat pembelajaran, menyusun silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), menyusun Lembar Evaluasi di akhir pembelajaran dan di akhir siklus, membuat lembar observasi untuk mnegetahui aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung, serta membuat angket untuk mengeta-

10 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 25, Nomor 1,Januari 2017 hui respon siswa terhadap pembelajaran IPA. Pada tahap tindakan (action) kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran sesuai skenario yang telah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan mengacu pada karakteristik model pembelajaran Discovery Learning. Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 3 siklus di mana masing-masing siklus sebanyak 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan selama 2 X 35 menit (2 jam pelajaran). Selanjutnya peneliti melakukan tindakan berupa penerapan metode pembelajaran Discovery Learning pada materi Hubungan antara Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan Lingkungan Tempat Hidupnya. Pada tahap Pengamatan (Observasi) dilakukan oleh kolaborator. Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan mengadakan penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa. pengamatan berlangsung dalam waktu yang bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Setelah hasil observasi dan evaluasi dikumpulkan, tahap selanjutnya yaitu tahap refleksi. Pada tahap ini, peneliti bersama dengan kolaborator menganalisa dan mendiskusikan hal-hal yang perlu dipertahankan dan hal-hal yang perlu diperbaiki dengan harapan pelaksanaan pada tahap berikutnya akan lebih baik. Pada tahap refleksi ini pula peneliti merefleksi diri apakah tindakan yang dilakukan sudah tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Berdasarkan hasil refleksi maka dilakukan tindakan perbaikan untuk siklus berikutnya. Jenis data pada penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif, yang diambil dari hasil evaluasi, hasil observasi, dan hasil angket. Sebagai triangulasi data dilakukan dengan cara wawancara. Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data secara sistematis dan terencana. Data tentang hasil belajar siswa dalam memahami materi Hubungan antara Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan Lingkungan Hidupnya, diambil dari penilaian hasil belajar menggunakan tes tulis dan tes unjuk kerja. Data tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dan data aktivitas guru dalam pembelajaran diperoleh dengan menggunakan lembar observasi. Data tentang respon siswa dan guru diambil menggunakan angket. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas diambil dari catatan dan hasil diskusi peneliti dengan kolaborator. Secara menyeluruh teknik analisa data yang diperoleh dapat terperinci sebagai berikut: Faktor Penelitian: (a). Hasil belajar materi, (b). Aktivitas siswa, (c).aktivitas guru, (d). Pengelolaan pembelajaran, (e). Refleksi diri, (2). Instrumen :(a). Lembar evaluasi tertulis dan LKS, (b). Lembar pengamatan, (c). Angket pendapat siswa, (d) Catatan guru, (3). Metode Analisis: (a.). Kuantitatif, (b) Kualitatif deskriptif, (3).Indikator: (a).meningkat apabila banyak siswa yang mempunyai hasil belajar IPA pada siklus berikutnya lebih tinggi dari siklus sebelumnya atau nilai kinerja siswa tiap pertemuan mengalami kenaikan. (b). Siklus akan dihentikan jika 75% siswa telah mencapai ketuntasan minimal. (c).siswa aktif jika sering atau selalu menunjukkan aspek-aspek pada pengamatan dengan skor maksimal 100. (d).guru melakukan langkah pembelajaran dengan tepat jika sering menunjukkan aspek-aspek pengamatan. (e). Digunakan untuk bahan pertimbangan dalam membuat perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya. HASIL Refleksi Awal Pada tahap refleksi awal, kegiatan yang dilakukan berupa deskripsi situasi dan materi. Dari hasil deskripsi terlihat berbagai permasalahan yang muncul terutama pada minat dan hasil belajar siswa. Minat belajar IPA siswa kelas VI termasuk rendah. Di samping itu, hasil belajarnyapun tergolong rendah dibandingkan mata pelajaran yang lain. Hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN I Ngilo-ilo memiliki rata-rata nilai 50,00 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah

Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam... 11 40. Siswa yang dinyatakan tuntas belajar hanya 50% yaitu sebanyak 10 orang siswa. Tingkat Ketuntasan Minimal mata pelajaran IPA sebesar 75%. Permasalahan ini muncul karena kurangnya motivasi dari guru, pemilihan metode pembelajaran sebelumnya yang gagal mengaktifkan kreativitas siswa sehingga pembelajaran kurang melibatkan siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Siklus I Perencanaan, Pada tahap perencanaan ini peneliti menempuh beberapa langkah berikut: menyusun silabus pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan soal tes tulis, menyiapkan lembar observasi, membuat angket, menyiapkan fasilitas yang diperlukan dalam proses pembalajaran, menyusun strategi observasi dan pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan, Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan sebagai berikut:1) tes awal dilakukan pada hari Senin, 5 Oktober 2015 dengan peserta berjumlah 20 siswa; 2) Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober 2015. Dalam pertemuan pertama tersebut dikumpulkan data berupa hasil belajar siswa, hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru, serta penilaian kinerja yang dilakukan siswa pada siklus I; 3) pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015. Dalam pertemuan kedua tersebut dikumpulkan data berupa hasil belajar siswa, hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru, serta penilaian kinerja yang dilakukan siswa pada siklus I. Observasi, Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan mengadakan penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dari hasil observasi pada siklus I diperoleh data aktivitas belajar siswa sebagai berikut:3 siswa mendapat kategori baik, 11 siswa mendapat kategori cukup baik, dan 6 siswa mendapat kategori kurang. Secara lebih lengkap disajikan dalam tabel berikut ini: Data hasil belajar IPA siswa sebagai berikut: terdapat 14 siswa yang mampu mendapatkan nilai 75 atau lebih. Nilai terendah siswa 60 sedangkan nilai tertinggi 86, skor rata-rata siswa 72,00 dengan tingkat ketuntasan 70% sehingga dikatakan belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Data hasil pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran menunjukkan bahwa guru telah melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan tepat. Berdasarkan pengamatan kolaborator terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki guru pada pertemuan selanjutnya, yaitu: 1) guru kurang tegas dalam pengaturan waktu ketika siswa mengerjakan tugas; 2) guru masih mendominasi kelas sehingga siswa pasif; 3) perhatian guru pada siswa kurang merata; 4) masih banyak siswa yang belum menyelesaikan tugas tepat waktu; 5) keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat masih kurang; 6) tidak semua anggota kelompok aktif. Di samping itu, terdapat hal-hal yang perlu dipertahankan dan diharapkan muncul pada pertemuan selanjutnya, yaitu: 1) penjelasan guru tentang materi cukup bagus dan jelas; 2) guru memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan solusi pemecahan masalah yang merekan pilih; 3) memotivasi siswa yang berani bertanya atau mengungkapkan pendapat. Refleksi, Berdasarkan hasil analisis dari pengamatan pada siklus I penelitian didapatkan hasil sebagai berikut: 1) keaktifan siswa mulai ada kemajuan. Terhitung 15,00% siswa berada pada kategori baik; 2) hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 50,00% menjadi 70,00%; 3) aktivitas guru terhadap pengelolaan pembelajaran sudah tepat. Berdasarkan pendapat kolaborator, terdapat hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus II, yaitu: 1) materi perlu dikembangkan agar tingkat berfikir siswa lebih kreatif; 2) memberi perhatian penuh pada siswa yang belum mampu memahami materi sebelumnya;

12 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 25, Nomor 1,Januari 2017 Tabel 1 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Skor Kategori Frekuensi Persentase 1 90-100 Sangat baik 0 0% 2 80-89 Baik 3 15,00% 3 70-79 Cukup baik 11 55,00% 4 20-69 Kurang 6 30,00% Jumlah 20 100% Tabel 2 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No Skor Kategori Frekuensi Persentase 1 90-100 Sangat baik 0 0% 2 80-89 Baik 14 70,00% 3 70-79 Cukup baik 6 30,00% 4 20-69 Kurang 0 0% Jumlah 20 100% 3) mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran dengan banyak meminta siswa aktif menyelesaikan tugas secara mandiri. Siklus II Perencanaan, memperhatikan hasil refleksi pada siklus I, maka untuk pelaksanaan penelitian siklus II dilaksanakan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II dengan perubahan-perubahan sebagai berikut: 1) perubahan penyajian permasalahan/informasi secara berkelompok pada pertemuan ketiga; 2) diawali dengan pengulangan materi sebelumnya; 3) siswa melakukan presentasi temuannya secara acak pada pertemuan keempat. Pelaksanaan, pertemuan ketiga dan keempat pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 19 Oktober 2015 dan Kamis, 22 Oktober 2015. Pelaksanaan pertemuan ketiga dan keempat sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Observasi, Dari hasil observasi pada siklus II diperoleh data aktivitas belajar siswa sebagai berikut: 14 siswa mendapat kategori baik, dan 6 siswa mendapat kategori cukup baik. Secara lebih lengkap disajikan dalam tabel berikut ini: Data hasil belajar IPA siswa sebagai berikut: terdapat 17 siswa yang mampu mendapatkan nilai 75 atau lebih. Nilai terendah siswa 60 sedangkan nilai tertinggi 90, skor rata-rata siswa 78,50 dengan tingkat ketuntasan 85% sehingga dikatakan sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Siswa yang berada pada kategori baik dan amat baik belum mencapai target keberhasilan 75%, maka perlu ditingkatkan lagi pada pertemuan berikutnya. Data hasil pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran menunjukkan bahwa guru telah melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan tepat. Berdasarkan pengamatan kolaborator terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki guru pada pertemuan selanjutnya, yaitu: 1) dominasi guru masih ada walaupun telah berkurang; 2) siswa kurang memperhatikan materi ajar; 3) ketepatan waktu siswa saat menyelesaikan tugas; 4) hanya beberapa siswa yang sudah berani mengemukakan pendapat. Di samping itu, terdapat halhal yang perlu dipertahankan dan diharapkan muncul pada pertemuan selanjutnya, yaitu: 1) dalam membimbing siswa yang belum jelas, guru tidak langsung menjawab tetapi memberikan pancingan agar siswa berfikir sendiri solusinya; 2) guru memberi kesempatan siswa untuk mengkritisi penyelesaian sehingga kelas menjadi lebih hidup; 3) siswa sudah menunjukkan kekompakan ketika belajar secara berkelompok.

Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam... 13 Refleksi, berdasarkan hasil analisis dari pengamatan pada siklus II, didapatkan hasil sebagai berikut: 1) keaktifan siswa sudah mulai ada kemajuan meskipun masih belum mencapai target 75%. Sehingga masih perlu adanya upaya-upaya peningkatan pada siklus II; 2) hasil belajar siswa mengalami kemajuan dari pencapaian mean score 72,00 menjadi 78,50; 3) aktivitas guru terhadap pengetahuan pembelajaran sudah tepat. Berdasarkan pendapat kolaborator, maka untuk siklus III terdapat hal-hal yang perlu dilakukan, yaitu: 1) materi perlu dikembangkan ke tingkat yang lebih tinggi; 2) memberi perhatian penuh kepada siswa yang belum menguasai materi sebelumnya; 3) memberi kesempatan kepada siswa yang mampu untuk membantu memberikan penjelasan kepada temannya yang belum mengerti; 4) sering mengingatkan kepada siswa agar tidak ceroboh dalam mengerjakan tugas. Siklus III Perencanaan, mempelajari hasil refleksi pada siklus II, maka untuk pelaksanaan penelitian siklus III dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III dengan perubahan-perubahan sebagai berikut: 1) pertemuan kelima dan keenam diadakan perubahan tempat duduk siswa; 2) diawali dengan pengulangan materi sebelumnya; 3) penilaian dilakukan dengan menukar pekerjaan dengan teman. Hal ini dilakukan agar siswa mengetahui secara teliti bagaimana seharusnya pekerjaan yang betul. Pelaksanaan, pertemuan kelima dan keenam pada siklus III dilaksanakan pada hari Senin, 26 Oktober 2015 dan Kamis 29 Oktober 2015. Pelaksanaan pada pertemuan kelima dan keenam sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III. Observasi, Dari hasil observasi pada siklus III diperoleh data aktivitas belajar siswa sebagai berikut: 3 siswa mendapat kategori sangat baik, 14 siswa mendapat kategori baik, dan 3 siswa mendapat kategori cukup baik. Secara lebih lengkap disajikan dalam tabel berikut ini: Data hasil belajar IPA siswa sebagai berikut: terdapat 20 siswa yang mampu mendapatkan nilai 75 atau lebih. Nilai terendah siswa 75 sedangkan nilai tertinggi 90, skor rata-rata siswa 81,50 dengan tingkat ketuntasan 100% sehingga dikatakan sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Hasil belajar siswa mengalami kemajuan pesat dan telah melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan sehingga siklus dapat dihentikan. Data hasil pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran menunjukkan bahwa guru telah melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan tepat. Berdasarkan pengamatan kolaborator terdapat hal-hal yang perlu dipertahankan, yaitu: 1) dalam membimbing siswa yang belum jelas, guru tidak langsung menjawab tetapi memberikan pancingan agar siswa berfikir sendiri solusinya; 2) guru memberi kesempatan siswa untuk mengkritisi penyelesaian sehingga kelas menjadi lebih hidup; 3) siswa sudah menunjukkan kekompakan ketika belajar secara berkelompok. Refleksi, berdasarkan hasil analisis dari pengamatan pada siklus III penelitian didapatkan hasil sebagai berikut: 1) keaktifan siswa sudah mengalami kemajuan. Tercatat terdapat Tabel 3 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus III No Skor Kategori Frekuensi Persentase 1 90-100 Sangat baik 3 15,00% 2 80-89 Baik 14 70,00% 3 70-79 Cukup baik 3 15,00% 4 20-69 Kurang 0 0% Jumlah 20 100%

14 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 25, Nomor 1,Januari 2017 17 siswa termasuk dalam kategori baik atau sangat baik. Terhitung persentasenya sebesar 85,00% sehingga dikatakan siklus III telah berhasil, karenanya siklus dapat dihentikan; 2) hasil belajar siswa mengalami kemajuan dari 85,00% menjadi 100%. Peningkatan ini sudah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 75%; 3) aktivitas guru dan pengelolaan pembelajaran sudah tepat, karena selalu memunculkan aspek-aspek yang diamati dan sesuai dengan langkah pembelajaran Discovery Learning. Setelah siklus III selesai, siswa diminta menuliskan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah dilakukan dengan mengisi angket tertutup. Dari hasil angket dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa memberi respon positif terhadap pembelajaran karena banyak siswa yang memilih setuju untuk tiap butir angket. PEMBAHASAN Pada siklus I, data hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1). aktivitas siswa tergolong rendah. Dalam keadaan semacam ini tentu sulit bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang Memahami Hubungan antara Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan Lingkungan Tempat Hidupnya secara maksimal. Ketuntasan yang dicapai hanya 70%. Ini menunjukkan kenaikan tingkat ketuntasan yang semula hanya 50%. Walaupun begitu ketuntasan ini masih dibawah indikator ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sebesar 75%. Setelah siswa mengikuti pembelajaran pada siklus II, data menunjukkan aktivitas belajar siswa tergolong meningkat dari sebelumnya. Hasil belajar siswapun mengalami peningkatan. Pada siklus III, secara umum telah terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar yang maksimal. Hal ini terjadi karena siswa telah menunjukkan hasil belajarnya dengan berusaha semaksimal mungkin. Siswa memiliki kesadaran bahwa IPA sangat berguna dalam kehidupannya sehingga mereka menunjukkan antusias yang tinggi. Peningkatan ini diikuti dengan meningkatnya hasil belajar IPA yang diperoleh siswa kelas VI dengan tercapainya tingkat ketuntasan 100%. Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran Discovery Learning merupakan satu rangkaian yang sangat serasi dalam pembelajaran IPA sehingga terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan masalah, hipotesis tindakan, serta temuan hasil penelitan tindakan yang telah terurai, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) pembelajaran yang menerapkan metode Discovery Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam belajar IPA; 2) pembelajaran yang menerapkan metode Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA sehingga pada kesempatan ini dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: (1).Bagi guru,(a).berdasarkan penelitian ini, metode Discovery Learning memang dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Namun, metode pembelajaran ini belum tentu cocok untuk materi yang lain; 2) hasil penelitian ini hendaknya dijadikan motivasi untuk melaksanakan penelitian dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di kelas sekaligus sebagai upaya pengembangan profesinya. (2).Bagi kepala Sekolah, hasil penelitian ini hendaknya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mendorong guru lain untuk melakukan penelitian yang serupa.(3).bagi Peneliti Selanjutnya,bagi peneliti selanjutnya yang berminat mengadakan penelitian tindakan kelas dengan permasalahan yang relevan dengan penelitian ini, disarankan: 1) mempelajari situasi dan kondisi kelas ataupun siswa yang akan dijadikan sasaran penelitian sehingga pada tahap refleksi awal hendaknya

Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam... 15 dilakukan dengan cermat dan tidak tergesagesa; 2) mempelajari kedalaman dan keluasan materi, medi pembelajaran yang digunakan, tingkat kematangan siswa, serta alokasi waktu yang tersedia; 3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan hendaknya disusun dengan paradigma penelitian tindakan kelas, dan bukan menggunakan RPP yang telah ada; 4) pengamatan, pantauan, dan evaluasi pada penelitian tindakan kelas hendaknya dilakukan dengan cermat, teliti, dan dibuat administrasi serta mendeskripsikannya dengan baik agar yang dihasilkan dalam penelitian ini menjadi sesuatu yang signifikan. DAFTAR RUJUKAN Arends, Ricardl. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: PT Bumi Aksara Uno, Hamzah. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara