BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat dalam tubuh. Darahmerupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian besar, yaitu: a. Plasma darah merupakan bagian cair. b. Bagian korpulsi yakni benda-benda darah yang terdiri atas sel darah merah/ eritrosit,sel darah putih / lekosit dan sel pembekuan darah / trombosit. Fungsi sel darah merah adalah transport dan pertukaran oksigen dan karbondioksida. Sedangkan lekosit bertanggung jawab mengatasi infeksi,fagositosis pada reaksi radang serta trombosit untuk hemostasis. (Depkes RI,1989) 2. Macam darah Pemeriksaan hematologi biasanya dipakai darah kapier atau darahvena. a. Darah kapiler Pada orang dewasa dipakai ujung jari atau daun telinga. Untuk mengambil darah kapiler pada bayi dan anak kecil boleh juga tumit atau atau ibu jari kaki. Tempat yang dipilih itu tidak boleh yang memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti cyanosis atau pucat. 5
6 b. Darah vena Biasanya pada orang dewasa dipakai salah satu venadalam fossa cubiti, pada bayi vena jugularis supervicalis dapat dipakai atau juga darah dari sinus sagitalus superior.( R. Gandasoebrata 2007) 3. Penyimpanan spesimen darah Umumnya untuk pemeriksaan hematologi yang rutin dilakukan, darah tidak banyak mengalami pengolahan terlebih dahulu yang diperlukan biasanya cukup darah yang ditambah dengan antikoagulan. Sebaiknya seluruh pemeriksaan di kerjakan secepatnya dan jangan ditunda.dalam keadaan dimana harus dilakukan penundaan pemeriksaan. Harus diperhatikan batas waktu penundaan yang masih di perbolehkan. B. LED 1. Definisi LED Laju Endap Darah (LED) adalah kecepatan mengendapnya eritrosit dari suatu monster atausampel darah yang diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm per jam. LED Sering juga diistilahkan dalam bahasa asing BBS (Blood Bezenking Sneilhed), BSR (Blood Sedimentation Rate), ESR (Erytrocyte Sedentation Rate ) dan dalam bahasa indonesianya adalah KPD (Kecepatan Pengendapan Darah). (Depkes,1989)
7 2. Fase-fase dalam LED Pengendapan eritrosit dalam penentuan LED tidak sekaligus melainkan fase demi fase sebagai berikut: a) Fasepertama Fase ini disebut phase of aggregation oleh karena dalam fase ini eritrtosit baru mulai menyatu diri atau membentuk rouleaux sehinggapengendapaneritrosit dalam fase. b) Fase kedua Dalam fase ini pengendapan eritrosit dengan cepat (kecepatan maksimum ) oleh karena telah terjadi agregasi atau pembe ntukan rouleaux atau dengan kata lain partikel-partikel eritrosit menjadi lebih besar dengan permukaannya lebih kecil dan oleh karenacepat pula mengendapnya.seandainya ada faktor yang mempecepat terbentuknya roleaux atau sebaliknya memperlambat LED menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. c) Fase ketiga Dalam fase ini kecepatan mengendapnya eritrosit sudah mulai berkurang oleh karena sudah mulai terjadi pemantapan dari eritrosit. (Depkes, 1989) 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi LED a. Faktor eritrosit Faktor terpenting yang menentukan kecepatan endapan eritrosit adalah ukuran atau masa dari partikel endapan. Pada beberpa
8 penyakit dengan gangguan fibrinogen plasma dan globulin, dapat menyebabkan perubahan permukaan eritrositdan peningkatan LED,LED berbanding terbalik dengan vikositas plasma. b. Faktor plasma Beberapa protein plasma mempunyai muatan positif dan mengakibatkan muatan permukaan eritrosit menjadi netral, hal inimenyebabkan gaya menolak eritrosit menurun dan mempercepat terjadinya agregasi atau endapan eritrosit. Beberapa protein fase akut memberikan kontribusi terjadsinya agregasi. c. Faktor tehnik dan mekanik Faktor terpenting pemeriksaan LED adalah tabung harus betul-betul tegak lurus,perubahan dan menyebabkan kesalahan sebesar 30%. Selain itu selama pemeriksan rak tabung tidak boleh bergetar atau bergerak. Panjang diameter bagian dalam tabung LED juga mempengaruhi hasil pemeriksaan. (Herdiman T. Pohan,2004) 4. Faktor yang meningkatkan LED Usia tua, wanita, kehamilan, menstruasi, anemia, abnormalitas, eritrosit (macrocytosis), peningkatan fibrinogen (infeks,i inflamasi, keganasan). 5. Faktor yang menurunkan LED Lekositosis berat,polsitemia, abnornomalitas protein (hiperviskositas ),faktor teknik (problem pengenceran, darah sampel beku, tabung LED pendek, getaran pada saat pemeriksaan).(herdiman T.Pohan, 2004)
9 C. Metode Pemeriksaan Metode yangdipakai dalam pengukuran LED ada 2cara yaitu pengukuran LED secara makro dan mikro. Dalam hal ini yang sering dipakai dalam cara makro dengan metode wintrobe dan westergreen. Dimana hasil pemeriksaan Laju Endap Darah dengan memakai metode wintrobe dan westergreen tidak seberapa selisihnya. Jika Laju Endap Darah itu dalam batasan normal.akan tetapi nilai itu berselisih jauh pada keadaan mencepatnya Laju Endap Darah. Dengan metode westergeen didapat nilai yang lebih tinggi, hal ini disebabkan tabung westergreeen yang hampir dua kali panjang wintrobe. Kenyataan ini menyebabkan para klinisi lebih menyukai metode westergren daripada metode wintrobe. (R. Gandasoebrata,1985) Kadang-kadang sesudah pembacaan pertama, kalau kolom eritrositnya kita biarkan maka masih bisa mampat sehingga untuk itu bisa juga dilakukan pembacaan jam kedua dan hasil pembacaan dinyatakan dalam mm / jam. (Subagyo,1985) Metode pemeriksaan LED: 1. Metode westergreen Tujuan : mengetahui laju endap darah Prinsip : darah dengan antikoagulan yang telah di campur dengan baik di tuang dalam tabung westergreeen dan di letakkan paada rak westergreen kemudian ditnggu selama 1 jam dicatat kecepatan pengendapan eritrosit dalam satuan mm sebagai laju endap darah.
10 Alat : a) Tabung dari westergreen 1 panjang 300 mm, garis tengah bagian dalam 2,5 mm. Diberi pembagian antara 0 200, isi tabung kurang lebih 2,0mm. Kedua ujung tabung terbuka. b) Rak dari westergreeen 1. Menempatkan tabung westergreen dalam keadaa vertikal. 2. Dibagian bawah terdapat karet untuk menutuplubang tabung. 3. Dibagian atas terdapat pegas untuk menekan tabung ke bawah. Harga normal : 1. Laki laki ( ) : 0-10 mm/ jam 2. Perempuan ( ) : 0-15 mm / jam 2. Metode wintrobe Tujuan : mengetahui laju endap darah Prinsip : Darah dengan antikoagulan yang telah di campur dengan baik dituang selama 1 jam, di catat kecepatan pengendapan eritrosit dalam mm sebagai laju endap darahnya. Alat : a. Tabung dari wintrobe Panjang tabung 120 mm. Garis tengah bagian dalam 2,5 mm, diberi pembagian 0-100 ke bawah dan ke atas. b. Pipet tetes untuk tabung wintrobe c. Rak untuk tabung wintrobe
11 Harga normal : 1. Laki-laki ( ) : 0-10 mm / jam 2. Perempuan ( ) : 0-20 mm / jam ( R.Gandasoebrata 2007) D. Antikoagulan Dalam pemeriksaan LED sering dipakai 3 antikoagulan yaitu Na citrat 3,8%, yaitu larutan yang isotonik dengan darah. Antikoagulan yang kedua EDTA 10% (Ethylenediaminetetra cetat) sebagai gaaram kaliumnya. Garamgaram kaliumnya banyak digunakan karena daya larutnya dalam air kira-kira 15kali lebih besar dibanding garam natriumnya. EDTA ini sangat baik dipakai karena tidak terpengaruh terhadap besar dan bentuk eritrosit dan leukosit. Sehinggaantikoagulan ini banyak digunakan untuk pemeriksaan hematologi.ketiga double oxalat, antikoagulan ini terdiri atas campuran dari kalium dan ammonium oxalate dalam perbandingan 4 : 6 ammonium oxalat menyebabkan eritrosit mengkerut. (Depkes, 1989). E. Kekurangan Laju Endap Darah Westergreeen 1. Darah yang digunakan untuk pemeriksaan dengan metode ini lebih banyak sehingga dalam kasus tertentu tidak bisa di laksanakan pemeriksaan Laju Endap Darah. 2. Metode pemeriksaan westergreen tidak bisa digunakan untuk\pembacaan hematokrit karena darah untuk pemeriksaan imi di encerkan.
12 F. Sumber kesalahan Laju Endap Darah 1. Dalam suhu kamar pemeriksaan harus dilakukan dalam dua jam pertama, apabila darah EDTA disimpan pada suhu 4 o C pemeriksaan dapat ditunda 6 jam. 2. Perhatikan agar pengenceran dan pencampuranantikoagulan dikerjakan dengan baik. 3. Mencuci pipet westergreen yang kotor dapat dilakukan dengan cara membersihkannya dengan air, kemudian alkohol yang terakhir aseton. Cara lain adalah membersihkan dengan air dan dibiarkan kering satu malam dalam posisivertikal, tidak dianjurkan memakai larutan bikromat atau detergen. 4. Nilai normal pada umumnya berlaku untuk 18 o C-25 o C Pada pemeriksaan pipet harus benar-benar di letakkan vertikal. (Tjokronegoro.1996) G. Manfaat Laju Endap Darah Laju Endap Darah dalam laboratorium klinik bermanfaat untuk membantu diagnosis suatu penyakit dan memantau keberhasilan terapi penyakit kronik. (Fancies,1989)