Pandangan tokoh Teori Sociological Jurisprudence mengenai hukum yang baik dalam. masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN SOSIOLOGI HUKUM. 9/8/2012 Pertumbuhan Sosiologi Hukum

Materi Diskusi Perkumpulan Gemar Belajar Filsafat Hukum

filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Adapun filsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara menyeluruh hingga pada tataran

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiarja, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Penerbit Kanisus, Yogyakarta, 2001.

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya, melainkan sebagai mahluk hidup yang hidup dengan. Prof. Hans Kelsen berpendapat, bahwa Zoon Poloticon itu berarti

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT HUKUM

PENGARUH MAZHAB HUKUM SOSIOLOGICAL JURISPRUDENCE TERHADAP PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN HUKUM DI INDONESIA PADA MASA ORDE BARU. Hotma P. Sibuea.

SEB E U B A U H H MAT A A T KULIAH

BAB I PENDAHULUAN. kematian, perkawinan, perceraian, pengesahan anak dan pengakuan anak.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) SOSIOLOGI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang didalamnya

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT HUKUM BY: RINDHA WIDYANINGSIH

RELEVANSI TEORI SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE DALAM UPAYA PEMBAHARUAN HUKUM DI INDONESIA

PEMBINAAN HUKUM NASIONAL

POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH


BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

HUKUM AGRARIA NASIONAL

HUKUM PERBANKAN INDONESIA

PASANG SURUT OTONOMI DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA (Tinjauan Sejarah Hukum Pemerintahan Daerah)

SILABUS MATA KULIAH FILSAFAT DAN TEORI HUKUM (3 SKS)

Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011

KONTRIBUSI ALIRAN SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE TERHADAP PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM INDONESIA

IMPLIKASI ASAS LEGALITAS TERHADAP PENEGAKAN HUKUM DAN KEADILAN. Oleh : Supeno, SH.MH

mens wordt eerst mens door samenleving met anderen yang artinya manusia itu baru

und wird mit dem Volke). Dampak ajaran madzab ini sangat tampak pada para sarjana

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

BAB IV KEDUDUKAN SANKSI DALAM HUKUM

ASAS LEGALITAS DALAM PENEGAKAN HUKUM MENUJU TERWUJUDNYA KEADILAN SUBSTANTIF

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

DAFTAR PUSTAKA. Adi, Rianto Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) GANJIL 2016

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. melainkan negara itu sifatnya tunggal, artinya hanya ada satu negara, dan tidak

DINAMIKA ARAH KEPASTIAN HUKUM DI TENGAH TRANSFORMASI SOSIAL-BUDAYA DALAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN MAZHAB SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE

PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN

NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

BAB II TINJAUAN UMUM PENEGAKKAN HUKUM DAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

I. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif

BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin

11 Secara umum, diartikan bahwa kerangka teori merupakan garis besar dari suatu rancangan atas dasar pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan meng

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

1. Pengertian Teori Perlindungan Hukum Teori perlindungan hukum merupakan salah satu teori yang sangat penting

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1) Definisi privatisasi menurut Undang-Undang BUMN adalah penjualan

HUKUM ADMINISTRASI PUBLIK

Purna Cita Nugraha, S.H., M.H. OPINIO JURIS:

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Peraturan Perundang-undangan sebagai produk hukum, bukan merupakan produk

BAB I PENDAHAULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang

SILABI. 1X Menjelaskan kegunaan mempelajari sosiologi hukum 2. menjelaskan aliran yang mempengaruhi terbentuknya sosiologi hukum

Oleh: Novianto Murti Hantoro Sulasi Rongiyati Denico Doly Monika Suhayati Trias Palupi Kurnianingrum

HUKUM, POLITIK DAN ETIKA. Oleh :

METODE PENELITIAN HUKUM

KONTRAK PERKULIAHAN NAMA MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU HUKUM. KODE MATA KULIAH : HK 106. PENGAJAR / PENGUJI : LIZA ERWINA,SH,MH.

dikeluarkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 1. Perlu adanya ketegasan dalam peraturan perundang-undangan, bahwa

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia

HUKUM SEBAGAI MEKANISME PENGINTEGRASI

TELAAH TERHADAP HUBUNGAN HUKUM DAN KEKUASAAN

Alternatif Penyelesaian Sengketa Pertanahan Di Indonesia Melalui Revitalisasi Fungsi Badan Peradilan

Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang 2010

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kasus nenek Minah telah menciderai rasa keadilan di tengah masyarakat, sebab nenek Minah

PELANGGARAN ASAS KEPASTIAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR. Tengku Erwinsyahbana

JAMINAN KEPASTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERJANJIAN GADAI TANAH MENURUT HUKUM ADAT ( ESTI NINGRUM, SH, MHum) Dosen FH Unwiku PWT A.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB V PENUTUP. perkawinannya di Indonesia ada 2 (dua), yaitu : nikah pasangan beda agama. dispensasi perkawinan beda agama.

DAFTAR PUSTAKA , 2010, Majelis Pengawas Notaris Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, PT. Refika Aditama, Bandung.

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

SUMBER HUKUM A. Pendahuluan

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BLOCK BOOK Mata Kuliah: SOSIOLOGI HUKUM. Kode Mata Kuliah : WHM 5207

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULA DA SARA

URGENSI PENERAPAN BEBAN PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM UPAYA MENANGGULANGI TINDAK PIDANA KORUPSI

LRC. Oleh : Harun Azwari (Peneliti LRC) Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

BUKU AJAR. SOSIOLOGI HUKUM Kode Mata Kuliah : HM.101. Pengajar: M. CHAIRUL BASRUN UMANAILO NIPS:

Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal

TUJUAN HUKUM. Oleh : Muhammad Anas


DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

PRANATA HUKUM. Mariyani. A. Pengertian Hukum dan Pranata Hukum

KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN

MAKALAH SOSIOLOGI HUKUM. Dosen Pengajar : Dra. Hj Fatimah, M.Hum. Di Susun Oleh: Kelompok I :

RANCANGAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

PERAN HAKIM DALAM PENEMUAN HUKUM DAN PENCIPTAAN HUKUM DALAM MENYELESAIKAN PERKARA DI PENGADILAN. Drs. ARPANI, S.H., M.H. (Hakim PA Bontang- Kaltim)

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

Pendahuluan. A. Perbandingan sebagai Metode- Sasaran

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United

Transkripsi:

MAKALAH TEORI HUKUM/KELAS A REGULE Pandangan tokoh Teori Sociological Jurisprudence mengenai hukum yang baik dalam masyarakat DISUSUN OLEH: MARIA MARGARETTA SITOMPUL,SH 117005012/HK PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Hukum dan masyarat merupakan dua aspek yang tidak terpisahkan. Dimana ada masyarakat disitu ada hukum. Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah zoon politicon, artinya bahwa manusia pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesamanya. Jadi manusia adalah makluk yang suka bermasyarakat. Untuk mencapai hidup teratur, aman dan terjamin hak-hak masyarakat maka diperlukan hukum. 1 Menurut paham positivisme bahwa, hukum adalah suatu perintah dari mereka yang memegang kekuasaan tertinggi atau memegang kedaulatan. Hukum dianggap sebagai suatu sistem yang logis, tetap, dan bersipat closed logical system. 2 Aliran positivisme hukum yaitu the pure law teori memandang bahwa konsep penerapan hukum harus bersih dari anasir-anasir non yuridis seperti sosiologis, politis, historis dan etika. Peraturan hukum selalu merupakan hukum positif (tertulis). 3 Dari unsur sosiologis berarti bahwa ajaran Hans Kelsen tidak memberikan tempat bagi hukum kebiasaan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Sedangkan dari unsur etis konsepsi hukum Hans Kelsen tidak memberi tempat bagi berlakunya hukum alam. Etika memberikan suatu penilaian tentang baik buruknya suatu perbuatan. 4 1 C.S.T. Kansil,1979, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta, PN Balai Pustaka, hal. 1 dan 31 2 Saifullah, 2007, Refleksi Sosiologi Hukum, Bandung, PT Refika Aditama, hal. 64 3 Bismar Nasution, dkk, Bahan Kuliah Teori Hukum Kelas Paralel A dan B, Program Studi Ilmu Hukum (Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara), tampa tahun dan halaman 4 Lili Rasjidi, dkk,2001, Dasar-Dasar Filsapat dan Teori Hukum, Bandung, PT Citra Aditya Bakti, hal. 61

Keberlakukan hukum ditengah masyarakat bukan lagi ditujukan untuk mencapai keadilan semata tetapi kepastian hukum. 5 Apabila hukum bersih dari faktorfaktor non yuridis maka hukum itu tidak lain bersifat statis tidak melihat kenyataan hukum dalam masyarakat. Padahal di dalam masyarakat kemungkinan ada perbedaan antara law in book and law in practek. Hal ini tentu menjadi suatu problema dalam penerapan hukum dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan pandangan Thomas Hobbes 6 yang menyatakan bahwa apabila hukum dicitrakan sebagai perintah maka penguasa dapat dicitrakan sebagai perampok /penyamun yang memaksa korbanya untuk menuruti perintahnya. Hukum merupakan prodak sejarah sehinggga ketika zama berubah dapat menimbulkan bahwa nilai-nilai yang diperjuangkan oleh hukum sudah tidak sesuai lagi dengan zamannya. Teori sociological jurisprudence 7 mengarahkan pandangannya pada kenyataan dari pada kedudukan dan fungsi hukum dalam masyarakat. Kenyataan hukum pada dasarnya adalah kemauan publik, jadi tidak sekedar hukum dalam pengetian law in book. Teori Sociological Jurisprudence berpendapat bahwa hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Teori ini memisahkan secara tegas antara hukum positif dengan hukum yang hidup. Tokoh aliran ini terkenal di antaranya adalah Eugen Ehrlich (1862-1922) seorang ahli hukum dan sosiolog dari Austria, berpendapat bahwa persoalan-persoalan tentang hukum, pada saat ini, tidak lagi merupakan persoalan tentang legalitas formal, tentang penafsiran pasal-pasal peraturan perundang-undangan secara semestinya, melainkan bergerak ke arah penggunaan hukum sebagai sarana untuk turut membentuk tata kehidupan yang 55 Bismar Nasution, tampa halaman 6 Mahmul Siregar, Bahan Kuliah Teori Hukum, Program Studi Ilmu Hukum (Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara) 7 Bismar Nasution, tampa tahun dan halaman

baru tersebut atau sesuai dengan kondisi saat itu. Dengan kata lain, hukum positif baru akan berlaku secara efektif apabila berisikan atau selaras dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. 8 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang diangkat dalam makalah sociological jurisprudence ini yaitu: 1) Bagaimana pandangan tokoh sociological jurisprudence mengenai hukum baik yang berlaku dalam masyarakat? 2) 8 R. Otje Salman, 1993, Beberapa Aspek Sosiologi Hukum, Cet. 1, Bandung: Alumni, hal. 3-4

BAB II PEMBAHASAN 1.1 Pandangan tokoh sociological jurisprudence mengenai hukum baik yang berlaku dalam masyarakat. Pendasar teori sociological jurisprudence adalah Roscoe Pound, Eugen Erlich, Benyamin Cardozo dan lain-lain. 9 Salah satu tokoh teori sociological jurisprudencial adalah Erlich yang menyatakan bahwa hukum timbul dari suatu proses naturalisasi belaka. Semua gejala dunia termasuk hukum di dekati seperti benda-benda alam dan hubungan antara gejala-gejala tersebut dianggap alamiah juga. Jadi hukum merupakan kenyataan karena berasal dari kenyataan dalam masyarakat. Jadi menurut Erlich bahwa hukum yang baik adalah hukum yang pembentukannya seseuai dengan kenyataan hukum. 10 Kenyataan hukum pada dasarnya adalah kemauan publik, jadi tidak sekedar hukum dalam pengertian law in books. Sociological jurisprudence menunjukkan bahwa adanya kompromi antara hukum tertulis sebagai kebutuhan masyarakat hukum demi terciptanya kepastian hukum (positivisme hukum) dan living law sebagai wujud penghargaan terhadap pentingnya peranan masyarakat dalam pembangunan pembentukan hukum dan orientasi hukum. 11 Teori Eerlich mengambil masyarakat sebagai ide dasar pembentuk hukum yang menyatakan bahwa semua hukum positif berakar dalam suatu hukum fundamental masyarakat. Hukum fundamental mengandung arti sebagai apa yang 9 Lili Rasjidi, Op.Cit, hal. 66 10 Ibid, hal. 66 11 Bismar Nasution, tampa halaman

menguasai seluruh hidup bersama. Maka solidaritas sosial merupakan hukum fundamental masyarakat. Teori socialogical jurisprudence berpegang kepada pendapat pentingnya baik akal maupun pengalaman. Pandangan ini berasal dari roscoe poud. Hanya hukum yang sanggung menghadapi ujian akal dari hidup terus. Hukum adalah pengalaman yang diatur dan dikembangkan oleh akal, yang dimumumkan dengan wibawa oleh badan-badan yang membuat UU dalam masyarakat yang berorganisasi politik dan dibantu oleh kekuasaan masyarakat. 12 Hukum yang baik adalah hukum yang hidup sesuai dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat. 13 Parson salah seorang yang tergolong dalam aliran sociological jurisprudence modren dengan mengembangkan pendekatan multi displin dalam arti luas studi hukum. pendekatan multinasional ini untuk menghindari mendapat hasil yang bias dalam menggunakan teori ilmu-ilmu sosial dalam melihat segi-segi hukum baik dalam proses pembuatannya maupun penerapannya. Hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan hukum yang bagaimana yang dapat dipatuhi oleh masyarakatnya, dengan mencari dasar untuk mengakomdasikan di satu pihak adanya kehendak masyarakat dan pihak lain menjaga kepastian hukum. Hukum yang diterima masyarakat adalah hukum yang dirasakan adil oleh masyarakat yang bersangkutan. Karena itu hukum harus merupakan hasil konsensus masyarakat tertentu. Menurut Roscoe Pound tugas utama hukum adalah social engineering dengan mengadakan rumusan-rumusan dan penggolonganpenggolongan tentnag kepentingan-kepentingan masyarakat. Menurut pound mengadakan imbangan antara kepentingan tersebut akan menghasilkan kemajuan hukum. 12 Lili Rasjidi, Op.Cit, hal. 67 13 Ibid, hal. 66

Kepentingan yang dilindungi oleh hukum yang dikmaksud Roscoe Pound yaitu: 1. Kepentingan umum (public interest). Kepentingan umum terdiri atas kepentingan negara sebagai badan hukum dalam menjalankan tugas untuk memelihara kepribadian dan hakekat negara. 2. Individu interest. Kepentingan interest ini dibagi menjadi dua yaitu kepentingan dalam hubungan rumah tanggga dan kepentingan mengenai harta benda 3. Interests of personality. Kepentingan ini dibagi beberapa macam yaitu, kepentingan perlindungan intergitas badaniah 4. Kehendak bebas 5. Reputasi 6. Keadaan pribadi perorangan 7. Kebebasan untuk memih dan mengeluarkan pendapat. Disisi lain Eugen Ehrlich menyatakan hukum yang dibuat, harus sesuai dengan hukum yang hidup didalam masyarakat. Itulah sebuah pernyataan yang dikatakan Eugen Ehrlich. Kalimat singkat yang mempunyai makna dalam. Hakim sebagai salah satu dari aparat penegak hukum, dalam membuat keputusan harus mempertimbangkan dengan hukum yang hidup dalam masyarakat, seperti tercantum dalam pasal 5 Undang-Undang nonor 48 tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, yaitu : Hakim

dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. 14 Menurut Ehrlich dalam bukunya yang berjudul grendlegung der sociological rechts (1913) mengatakan bahwa masyarakat adalah ide umum yang dapat digunakan untuk menandakan semua hubungan sosial, yakni keluarga, desa, lembaga-lembaga sosial, negara, bangsa, sistem ekonomi maupun sistem hukum dan sebagainya. Ehrlich memandang semua hukum sebagai hukum sosial, tetapi dalam arti bahwa semua hubungan hukum ditandai oleh faktor-faktor sosial ekonomis. Sistem ekonomis yang digunakan dalam produksi, distribusi, dan konsumsi bersifat menentukan bagi keperluan hukum. 15 Teori Ehrlich yang mengambil masyarakat sebagai ide dasar pembentukan hukum mengatakan bahwa semua hukum positif berakar dalam suatu hukum fundamental masyarakat. Hukum fundamental adalah apa yang menguasai seluruh hidup bersama. Hidup bersama pada masyarakat modern dikuasai oleh solidaritas sosial. Solidaritas sosial merupakan hukum fundamental masyarakat sekarang. Penemuan hukum lebih menggunakan pandangan Mazhab historis yang dipelopori oleh Carl Von Sevigny yaitu Hakim perlu juga memperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang hidup dalam masyarakat, karena setiap bangsa itu memiliki jiwa bangsanya masing-masing (Volkgeist) yang berbeda untuk setiap tempat. Hukum precedent dinegara-negara Anglo Saxon adalah hasil penemuan hukum yang otonom sepanjang pembentukan peraturan dan penerapan peraturan dilakukan oleh hakim berdasarkan hati nuraninya tetapi juga sekaligus bersifat 213 14 Theo Huijbers, 2001, Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, hal. 15 Ibid, hal. 20

heteronom karena Hakim terikat kepada keputusan-keputusan terdahulu (faktorfaktor diluar diri hakim). Sedangkan hukum kontinental seperti di Indonesia mengenal penemuan hukum yang heteronom sepanjang Hakim terikat kepada Undang-undang. Tetapi penemuan hukum Hakim tersebut mempunyai unsur-unsur otonom yang kuat disebabkan Hakim harus menjelaskan atau melengkapi Undangundang menurut pendangannya sendiri. Hukum positif yang baik dan karenanya efektif, adalah hukum positif yang sesuai dengan living law yang sebagai inner order dari masyarakat mencerminkan nilainilai yang hidup didalamnya. Anjuran E. Ehrlich ini memberikan semangat bagi sistem hukum di Indonesia, agar hukum positif yang berlaku di Indonesia tetap efektif dalam menghadapi perubahan dan perkembangan dinamika masyarakat haruslah menjadi hukum yang hidup di masyarakat dengan menggali, mengikuti dan memahami nilainilai hukum yang hidup di masyarakat.