PERILAKU DENGAN KEJADIAN CHIKUNGUNYA Behavior with Chikungunya Atat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya Sintang

dokumen-dokumen yang mirip
Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKUDENGAN KEJADIAN CHIKUNGUNYA DI DUSUNPRINGWULUNG, CONDONG CATURDEPOK SLEMAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Fajarina Lathu INTISARI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan, Demam Berdarah Dengue

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

PERILAKU IBU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LABUHAN DELI KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

ABSTRACT. Tuti Restuastuti 1, Yuliawati 2, Suri Dwi Lesmana 3

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT Chikungunya DI KOTA PADANG. Mahaza, Awaluddin,Magzaiben Zainir (Poltekkes Kemenkes Padang )

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

PERILAKU MINUM OBAT ANTI FILARIASIS DI KELURAHAN RAWA MAMBOK Anti-filariasis Medicine Drinking Behavior in Rawa Mambok Village

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

DELI LILIA Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. setelah katarak. Pada tahun 2013, prevalensi kebutaan di Indonesia pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KESEMBUHAN DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

THE RELATIONSHIP BETWEEN COMMUNITY KNOWLEDGE AND ATTITUDE IN PREVENTING DENGUE FEVER (DF) AT LAMBRO BILEU VILLAGE, KUTA BARO-ACEH BESAR

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

Oleh : Suyanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana strategis kementerian

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu perhatian global karena kasus malaria yang tinggi dapat berdampak luas

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

Transkripsi:

PERILAKU DENGAN KEJADIAN CHIKUNGUNYA Behavior with Chikungunya Atat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya Sintang Abstrak Penyakit chikungunya masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Prevalensi kejadian chikungunya di wilayah kerja Puskesmas Dara Juati sebanyak 67 kasus tahun 2013. Metode penelitian ini menggunakan rancangan Explanatory Recearch dengan pendekatan survey cross sectional. Subjek penelitian ini adalah seluruh masyarakat Dusun Sungai Rambai Kelurahan Mekar jaya sebanyak 242 jiwa dan sampel penelitian sebanyak 150 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Simple Random Sampling. Uji statistik menggunakan Chi Square dengan bantuan software statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p=0.012), sikap (p=0.030) dan praktik (0.000) dengan kejadian chikungunya di Dusun Sungai Rambai Kelurahan Mekar Jaya Kabupaten Sintang. Kata Kunci : Kejadian Chikungunya, Pengetahuan Sikap Dan Praktik Abstract Chikungunya disease is still a public health problem. The prevalence of chikungunya in Public Health Center Dara Juanti were 67 cases in 2013. This research method using the draft Explanatory Research with the approach of cross sectional survey. The subjects were all over the Dusun Sungai Rambai community Mekar Jaya village, 242 inhabitants and a sample of 150 respondents. The sampling technique used in this research is using Simple Random Sampling. Statistically using Chi Square test with the help of statistical software. The results showed that there is a relationship between knowledge (p = 0.012), attitude (p = 0.030) and practice (0000) and the incidence of chikungunya in the hamlet of Sungai Rambai Mekar Jaya Village Sintang. Key Words : Chikungunya, Knowledge, Attitudes and Practices A. Pendahuluan Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera sempurna yang lengkap, meliputi: kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit dan atau kelemahan (WHO, 2009) Derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, jenis kelamin, politik yang dianut, dan tingkat sosial ekonominya (WHO, 2009). Pembangunan di bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam komitmen internasional, sehingga pada tahun 2009 World Health Organization (WHO) meluncurkan program Millenium Development Goals (MDGs). Target MDGs yang berkaitan langsung dengan bidang kesehatan antara lain: memberantas kelaparan dan kemiskinan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, dan memerangi HIV dan AIDS,malaria serta penyakit lainnya, serta memastikan pelestarian lingkungan hidup. Salah satu masalah yang menjadi perhatian dan tercantum dalam PERPRES 1

No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 adalah pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti upaya penyehatan lingkungan. Salah satu penyakit menular yang masih menjadi perhatian dan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dewasa ini yaitu Demam Chikungunya yang penyebarannya semakin luas (Kemenkes, 2012). Penyakit CHIK telah menjadi sebuah masalah global berhubung dengan eskalasi wabah di negara-negara seperti Afrika, India dan Asia Tenggara. Wabah ini merupakan akibat yang ditimbulkan oleh musim hujan yang memberikan suasana yang baik untuk nyamuk Aedes berkembang biak di pemukiman urban di mana manusia merupakan hospes reservoir dari virus CHIK yang dibawa oleh nyamuk tersebut. Suriptiastuti Re-emergensi chikungunya Meskipun penyakit ini tidak sampai menyebabkan kematian, akan tetapi demam Chikungunya ini termasuk salah satu penyakit yang berpotensi KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penyebaran penyakit yang cepat, sehingga dapat menimbulkan keresahan di masyarakat dan menyebabkan menurunnya produktivitas pada orang yang terjangkit. Sehingga penderita tidak dapat melakukan aktivitas apapun apalagi untuk mencari nafkah yang pada akhirnya akan mempengaruhi keadaan ekonomi keluarga (Kemenkes, 2012 ). Indonesia sendiri KLB chikungunya dilaporkan pertama kali pada tahun 1979 di Bengkulu, dan sejak itu menyebar ke seluruh daerah baik di Sumatera (Jambi, 1982) maupun di luar Sumatera yaitu pada tahun 1983 di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan (Depkes RI, 2008 ). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Barat terdapat 315 kasus pada bulan Desember 2009, kemudian terjadi pergeseran titik ke Sambas, Bengkayang, dan Hulu Gurung dan Tepuai (Kapuas Hulu) kemudian ke Meranti (Kabupaten Landak) sehingga jumlahnya menjadi 1200-an kasus. (Dinkes, 2014). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang pada tahun 2013 kejadian chikungunya di Kabupaten Sintang sebanyak 273 Kasus dan kejadian chikungunya terbanyak terdapat di Wilayah Nanga Mau dengan 121 kasus diikuti di Wilayah kerja Puskesmas Dara Juanti dengan 67 kasus, Pandan 67 kasus, Serangas 18 kasus. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil Puskesmas Dara Juanti tahun 2013 ditemukan bahwa 10 penyakit utama yaitu penyakit Nasopaharingitis akuta (common cold) ISPA 823 kasus, Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas 356 kasus, Penyakit karena virus lain 297 kasus, Reumatoid Arthritis Lain 284 kasus, Defisienensi Vitamin Lain: Niacin, Asam folat, dan lain-lain 265 kasus, Hipertensi Primer 211 kasus, Gastritis 202 kasus, Penyakit Gusi dan Jaringan periodental 158 kasus, Diare dan Gastroenteritis non spesifik 157 kasus dan Penyakit kontak alergi 113 kasus. Berdasarkan 10 penyakit terbesar diatas tidak terlihat penyakit chikungunya, hal ini disebabkan penyakit chikungunya menempati urutan ke 18 yaitu sebanyak 67 kasus, karena masyarakat tidak berobat ke puskesmas tetapi berobat ke bidan, perawat dan dokter praktek swasta, sehingga data yang dihimpun oleh Puskesmas tidak relevan dengan kejadian di lapangan. Pada akhir tahun 2013 chikungunya merupakan penyakit yang menduduki peringkat tertinggi berdasarkan jumlah kasus 2

bulanan, walaupun penyakit chikungunya tidak termasuk dalam 10 besar penyakit dan tidak mematikan namun penyakit ini sangat mewabah dan meresahkan masyarakat (Data Puskesmas Dara Juanti, 2013). Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti perlu untuk meneliti tentang Hubungan Pengetahuan Sikap dan Praktik Masyarakat Dengan Kejadian Chikungunya Di Dusun Sungai Rambai Kelurahan Mekar Jaya Kabupaten Sintang Tahun 2014. B. Metode Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian Explanatory Recearch, yaitu menjelaskan suatu keadaan atau situasi, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey cross sectional, yaitu penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi, kemudian menganalisis dinamika korelasi antara fenomena. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, Variabel tersebut berupa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu yang akan dilakukan penelitian (Notoatmojo 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Dusun Sungai Rambai Kelurahan Mekar jaya sebanyak 242 jiwa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Simple Random Sampling yaitu metode pengambilan sampel secara acak dimana masing-masing populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk terpilih sebagai sampel sebanyak 150 orang sampel. Metode yang dipakai dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesuioner langsung kepada responden. Sedangkan data sekunder didapat melalui instansi kesehatan, referensi buku dan penelusuran artikel ilmiah elaktronik melalui internet serta dari data monografi dan lain-lain. C. Hasil 1. Hasil univariat Tabel 1 Distribusi kejadian chikungnya di Dusun Sungai Rambai Kelurahan Mekar Jaya Kabupaten Sintang Tahun 2014 Kejadian Chikungunya Responden n % Pernah 49 32.7 Tidak pernah 101 67.3 Total 150 100.0 Berdasarkan Tabel 1diketahui bahwa responden yang pernah mengalami chikungunya yaitu sebanyak 49 responden (32.7%) dan yang tidak pernah mengalami chikungunya yaitu sebanyak 101 responden (67.3%). 2. Hasil Bivariat Tabel 2 Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat Dengan Kejadian Chikungunya Di Dusun Sungai Rambai Kelurahan Mekar Jaya Kabupaten Sintang Kejadian Chikungunya P OR Total Variabel Pernah Tidak Pernah Value 95% n % n % n % Baik 12 20 48 80 60 100 Pengetahuan 0,012 2,792 Kurang 37 41,1 53 58,9 90 100 Sikap Mendukung 13 21,7 47 78,3 60 100 0,030 2,410 3

Praktik Tidak 36 40 54 60 90 100 Baik 8 12,5 56 87,5 64 100 Kurang 41 32,7 101 67,3 101 100 0,000 6,378 Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa responden yang pernah mengalami kejadian chikungunya memiliki pengetahuan kurang baik yaitu 37 responden atau 41.1% lebih banyak dari yang memiliki pengetahuan baik yaitu 12 responden atau 20%. Responden yang tidak pernah mengalami chikungunya memiliki pengetahuan kurang baik yaitu 53 responden atau sekitar 58.9% lebih banyak dari yang berpengetahuan baik yaitu 48 atau 80%. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,012 artinya p < 0,05 sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan kejadian chikungunya di Dusun Sungai Rambai Kelurahan Mekar Jaya Kabupaten Sintang Tahun 2014.Hasil analisis diperoleh Odds Ratio (OR) = 2.792 artinya responden yang pengetahuan kurang baik berisiko 2.792 kali terkena chikungunya dibandingkan dengan responden yang pengetahuan baik. Hasil yang didapatkan bahwa responden yang pernah mengalami kejadian chikungunya memiliki sikap kurang baik yaitu 36 responden atau 40% lebih banyak dari yang memiliki sikap baik yaitu 13 responden atau 21.7%. Responden yang tidak pernah mengalami chikungunya memiliki sikap kurang baik yaitu 54 responden atau 60% lebih banyak dari yang bersikap baik yaitu 47 atau 78.3%. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,030 artinya p < 0,05 sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap masyarakat dengan kejadian chikungunya di Dusun Sungai Rambai Kelurahan Mekar Jaya Kabupaten Sintang Tahun 2014. Hasil analisis diperoleh Odds Ratio (OR) = 2.410 artinya responden yang sikapnya kurang baik berisiko 2.410 kali terkena chikungunya dibandingkan dengan responden yang sikapnya baik. Hasil yang didapatkan bahwa responden yang pernah mengalami kejadian chikungunya memiliki praktik kurang baik yaitu 41 responden atau 47.7% lebih banyak dari yang memiliki praktik baik yaitu 8 responden atau 12.5%. Responden yang tidak pernah mengalami chikungunya memiliki praktik baik yaitu 56 responden atau 87.5% lebih banyak dari yang praktik kurang baik yaitu 45 atau 52.3%. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,000 artinya p < 0,05 sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara praktik masyarakat dengan kejadian chikungunya di Dusun Sungai Rambai Kelurahan Mekar Jaya Kabupaten Sintang Tahun 2014. Hasil analisis diperoleh Odds Ratio (OR) = 6.378 artinya responden yang praktik nya kurang baik berisiko 6.378 kali terkena chikungunya dibandingkan dengan responden yang praktiknya baik. D. Pembahasan 1. Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Chikungunya Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang pengetahuan kurang baik pernah mengalami kejadian 4

chikungunya sebanyak 37 responden atau (41.1%) sedangkan responden yang pengetahuan baik pernah mengalami kejadian chikungunya sebanyak 12 responden atau (20%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,012 artinya p < 0,05 sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan kejadian chikungunya di Dusun Sungai Rambai Kelurahan Mekar Jaya Kabupaten Sintang Tahun 2014. Hasil analisis diperoleh Odds Ratio (OR) = 2.792 artinya responden yang pengetahuan kurang baik berisiko 2.792 kali terkena chikungunya dibandingkan dengan responden yang pengetahuan baik. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian Wahyuningsih, (2011) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kejadian chikungunya di kelurahan pakintelan kecamatan gunungpati kota semarang dengan hasil uji statistik menunjukan nilai (OR=3,5; p=0,002). Hasil penelitian lainnya yang pernah dilakukan oleh Damanik, 2013 menyatakan bahwa adanya hubungan bermakna antara Pengetahuan dengan kejadian Penyakit Demam Chikungunya Di Pipis Kecamatan Si Pipis Kabupaten Deli Serdang. Hasil uji statistik diperoleh nilai (p value = 0,025). Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Penginderaan terhadap objek tersebut menghasilkan berbagai informasi dan pengalaman yang didapatkan oleh responden untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan yang kurang bisa diakibatkan oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling mempengaruhi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, diantaranya pendidikan dapat mempengaruhi seseorang, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga lebih banyak pula pengetahuan yang ia dapatkan dan usia dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tua usia seseorang tingkat kemampuan dan kematangan seseorang akan lebih tinggi baik dari cara berfikir maupun dalam segi penerimaan informasi (Notoatmodjo, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Rogers (1974) dalam (Notoatmodjo, 2007) terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. 2. Hubungan Sikap Dengan Kejadian Chikungunya Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang sikapnya kurang baik dan terkena chikungunya sebanyak 36 responden (40.0%) sedangkan responden yang sikapknya baik dan terkena chikungunya sebanyak 13 responden (21.7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,030 artinya p < 0,05 sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap masyarakat dengan kejadian chikungunya di Dusun Sungai Rambai Kelurahan Mekar Jaya Kabupaten Sintang Tahun 2014. 5

Hasil penelitian lainnya yang pernah dilakukan oleh Damanik, 2013 menyatakan bahwa adanya hubungan bermakna antara sikap dengan kejadian Penyakit Demam Chikungunya Di Pipis Kecamatan Si Pipis Kabupaten Deli Serdang. Hasil uji statistik diperoleh nilai (p value = 0,005). Hasil penelitian lainnya yang pernah dilakukan oleh Imran, (2012) menyatakan bahwa sikap berpengaruh terhadap kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoadmodjo, 2007). Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan seharihari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut Stephen dan Timothy, 2008 dalam jurnal ilmu manajemen, mendefinisikan Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa. Menurut Ramdhani (2008) sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap Azwar (2007) menyimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu, selain itu juga didukung oleh sumber informasi yang didapatkan responden akan memberi pengaruh pada pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika dia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media massa seperti TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang sehingga diharaptkan terjadi perubahan sikap. 3. Hubungan Praktik Dengan Kejadian Chikungunya Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ada responden yang praktiknya kurang baik dan terkena chikungunya sebanyak 41 responden (47.7%) sedangkan responden yang praktiknya baik dan terkena chikungunya sebanyak 8 responden (12.5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,000 artinya p < 0,05 sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara praktik masyarakat dengan kejadian chikungunya di Dusun Sungai Rambai Kelurahan Mekar Jaya Kabupaten Sintang Tahun 2014. Hasil analisis diperoleh Odds Ratio (OR) = 6.378 artinya responden yang praktik nya kurang baik berisiko 6.378 kali terkena chikungunya dibandingkan dengan responden yang praktiknya baik. Hasil penelitian lainnya yang pernah dilakukan oleh Imran, (2012) menyatakan bahwa tindakan berpengaruh terhadap kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Damanik, 2013 menyatakan bahwa adanya hubungan bermakna antara praktik dengan kejadian Penyakit Demam Chikungunya Di Pipis Kecamatan Si Pipis Kabupaten Deli Serdang. Hasil uji statistik diperoleh nilai (p value =0,023). 6

Menurut (Notoadmodjo, 2010) sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Seorang yang sakit sudah tahu bahwa periksa kepelayanan kesehatan itu penting untuk memperoleh kesembuhan hal ini menunjukan sudah ada niat (sikap) untuk periksa. Agar sikap ini meningkat menjadi tindakan, maka diperlukan fasilitas kesehatan sehingga mudah dicapainya, apabila tidak kemungkinan masyarakat tersebut tidak akan memeriksakan. Praktik adalah setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadapa apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikan apa yang diketahui atau dinilai baik inilah yang disebut praktik kesehatan (overt behavior) Notoatmodjo (2007). E. Kesimpulan Kejadian chikungunya, yaitu responden yang pernah mengalami chikungunya yaitu sebanyak 49 responden (32.7%) dan yang tidak pernah mengalami chikungunya yaitu sebanyak 101 responden (67.3%), Ada hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan kejadian chikungunya dengan hasil analisis statistik menunjukkan nilai p-value = 0.012. Ada hubungan antara sikap masyarakat dengan kejadian chikungunya dengan hasil analisis statistik menunjukkan nilai p-value = 0.030. Ada hubungan antara praktik masyarakat dengan kejadian chikungunya dengan hasil analisis statistik menunjukkan nilai p-value = 0,000. DAFTAR PUSTAKA Departemen kesehatan Republik Indonesia. 2008 Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 cikungunya. Jakarta Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang. 2012. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang Imran. 2012. Pengaruh Lingkungan Rumah Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya Di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta : Jakarta 2010. Promosi Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta Profil Puskesmas Dara Juanti tahun, 2013 Profil Puskesmas Dara Juanti. Sintang Siti Wahyuningsih. 2011. Hubungan lingkungan fisik rumah dan perilaku dengan kejadian chikungunya di kelurahan pakintelan kecamatan gunung pati kota semarang World Health Organization, 2005. http://www.who.org/.html 7