* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS Sherly Nayoan*

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makan di rumah sakit,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi pada berbagai keadaan sakit secara langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu singkat. Upayaupaya

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan gizi ruang rawat inap adalah rangkaian kegiatan mulai dari

ABSTRACT. Objective: To find out association between timelines in food distribution and food intake of patients on rice diet at Atambua Hospital.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DARI KUALITAS MAKANAN RUMAH SAKIT DENGAN SISA MAKANAN DI RSUD KOTA SEMARANG

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

PENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN, JENIS PEMBIAYAAN, STATUS AKREDITASI PUSKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA TESIS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Program Studi Gizi FIK UMS. Oleh:

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIO DEMOGRAFI, STATUS KEPESERTAAN DENGAN KEPUASAAN PASIEN DALAM PELAYANAN KIA DI PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN PETUGAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS KESEHATAN PUSKESMAS BENGKOL KOTA MANADO


KARMILA /IKM

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi sangat berpengaruh pada proses

PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS.

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

GAMBARAN SISA MAKANAN BIASA YANG DISAJIKAN DI RUANG MAWAR RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

ANALISIS ZAT GIZI DAN BIAYA SISA MAKANAN PADA PASIEN DENGAN MAKANAN BIASA

Kata kunci: Motivasi, Penghargaan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kinerja Pegawai

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

MOTIVASI MAKAN PASIEN, LAMA PERAWATAN DAN SISA MAKAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG MAWAR RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

CUT ZULIATI MULI /IKM

ABSTRAK PENILAIAN MENGENAI SISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SWASTA AL-ARIF CIAMIS TAHUN 2013.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

TESIS. Oleh : CUT YUNIWATI /IKM

Pendahuluan. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Abstrak

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

TESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI HEMODIALISA RUANG DAHLIA BLU RSUP PROF. DR. R. D.

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASKES SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.PIRNGADI MEDAN T E S I S.

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta


*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

SKRIPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG MEDICAL SURGICAL RSUP SANGLAH DENPASAR

Pengaruh pelatihan asuhan gizi dalam meningkatkan kinerja ahli gizi ruang rawat inap di RSUD DR. Soetomo Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI

POGRAM PASCA SARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2016

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

Pengaruh Formula dengan Penambahan Bumbu untuk Makanan Rumah Sakit pada Status Gizi dan Kesehatan Pasien LIBER

HUBUNGAN CARA BAYAR, JARAK TEMPAT TINGGAL DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT RAWAT JALAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA TESIS

KARYA TULIS ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI PASIEN POST OPERASI. Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN PADA PASIEN DI KELAS III PENYAKIT DALAM RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU KOTA MANADO Daniella Geertruida Maria Rumokoy*, Nova H. Kapantow*, Grace Debby Kandou** * Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Penyelenggaraan makanan yang dilakukan di rumah sakit merupakan suatu cara untuk membantu dan mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti pula memperpendek lama hari rawat, sehingga dapat menghemat biaya pengobatan. pasien membutuhkan asupan zat gizi sesuai dengan kondisi atau kebutuhan tubuh pasien. Selain dari obat, pengaturan diit juga diperlukan pasien untuk penyembuhan yang optimum. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi adanya sisa makanan pada pasien di Ruang Rawat Inap Kelas III Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Kota Manado. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional design dan statistic analysis. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui hasil wawancara, kuesioner yang telah divalidasi. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Kota Manado berjumlah sebanyak 6.894 pasien di tahun 2016. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan dikalkulasikan menggunakan rumus Lemeshow dengan jumlah sebanyak 90 responden. Sumber data primer diperoleh dari kuesioner pasien dan data sekunder dari data laporan rekapitulasi kunjungan pasien selama 1 tahun (2016). Analisis data menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik berganda. Data dianalisis dengan menggunakan program aplikasi statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tata cara penyajian makanan dengan sisa makanan pasien, dan terdapat hubungan yang signifikan antara jadwal penyajian makanan, suasana lingkungan tempat perawatan, makanan dari luar rumah sakit, mutu makanan dengan sisa makanan pasien di Ruang Rawat Inap Kelas III Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Kota Manado. Analisis multivariat dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa variabel makanan dari luar rumah sakit merupakan variabel yang paling erat berhubungan dengan sisa makanan pasien. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor makanan dari luar rumah sakit merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi kepuasan pasien. Disarankan agar Direktur rumah sakit mampu memberikan penerimaan kritikan dan saran dari pasien terhadap kualitas makanan dan menu yang disajikan untuk pasien di rumah sakit. Selain itu bagi instalasi gizi terutama di dapur mampu mengontrol asupan kadar bumbu yang diberikan untuk pemasakan makanan, sehingga pasien akan puas terhadap menu makanan rumah sakit. ABSTRACT Implementation of food in hospitals is a way to help and speed up the healing process of patients, which also means long days shorten hospital stay, thus saving the cost of treatment. patients require nutrient intake according to the patient's body needs or conditions. Aside from medication, diet regulation is also needed by patients for optimum healing. The purpose of this study is to analyze the factors that influences the waste food on the patient at Third Class of Interna of the Prof. dr. R.D. Kandou General Hospital of Manado City. This research is quantitative descriptive analytic research using cross sectional design and statistical analysis. Data ware collected through interviews, questionnaires have been validated. The population in this study were all patients who were undergoing treatment in Patient at Third Class of Interna of the Prof. dr. R.D. Kandou of the Central Hospital of Manado City with 6.894 patients. The sampling method used was purposive sampling and calculated using the formula of Lemeshow with 90 respondents. Sources of primary data were obtained from patient questionnaires and secondary data from the data summary report of patient visits during the first year (2016). Data analysis used chi-square test and multiple logistic regression test. The data were analyzed using statistical applications. The results showed that there was no significant relationship between procedures for presentation of food to food waste, and a significant relationship between presentation schedule of 87

food, neighborhood atmosphere where care, food outside of hospital, food quality to the patient s food waste at Third Class of Interna of the Prof. dr. R.D. Kandou General Hospital of Manado City. Multivariate analysis with logistic regression showed that the variables of food outside of hospital were most closely associated with the patient s food waste. From these results it can be concluded that the food outside of hospital was dominant factor in influencing patient s food waste. It is recommended that the Director of the hospital is able to provide acceptance of criticism and advice from patients on the quality of the food and the menu presented to the patient in the hospital. In addition to nutrition, especially in the kitchen installation is able to control the intake of the spice levels given for cooking food, so the patient will be satisfied with the hospital food menu. PENDAHULUAN Penyelenggaraan makanan yang dilakukan di rumah sakit merupakan suatu cara untuk membantu dan mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti pula memperpendek lama hari rawat, sehingga dapat menghemat biaya pengobatan (Anonim, 2006). Selain itu ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan pasien yaitu dengan memberikan makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan gizi dan diet pasien, sesuai dengan selera makan pasien, dan aman untuk dikonsumsi oleh pasien. Ratna (2009) mengatakan bahwa pasien membutuhkan asupan zat gizi sesuai dengan kondisi atau kebutuhan tubuh pasien. Selain dari obat, pengaturan diit juga diperlukan pasien untuk penyembuhan yang optimum. Seperti halnya makanan yang disediakan instalasi gizi, makanan tersebut sudah diperhitungkan jumlah dan mutu gizi dan harus dihabiskan pasien agar penyembuhan dapat berjalan sesuai dengan program yang ditetapkan. Pasien yang tidak menghabiskan makanan dalam waktu lama akan menyebabkan pasien mengalami defisiensi zat gizi. Ini berarti pelayanan gizi tidak tercapai (Persagi, 2004). Hasil survei dari berbagai penelitian yang dilakukan di negara maju maupun negara berkembang, ditemukan angka prevalensi malnutrisi di rumah sakit sisa makanan cukup tinggi pasca melahirkan. Prevalensi malnutrisi di rumah sakit Negara Belanda mencapai sebesar 40%, negara Swedia mencapai sebesar 17-47%, negara Denmark sebesar 28%, dan di negara lain seperti Amerika dan Inggris angkanya antara 40-50% (Lipoeto, dkk., 2006). Hasil studi di Asia tenggara seperti negara Malaysia mengungkapkan bahwa sebesar 71,4% pasien mengalami hipoalbuminemia selama periode rawat inap (Shahar, et al., 2002). Rumah sakit di negara Vietnam selama periode 2002-2004, menemukan bahwa sebesar 56% prabedah elektif mengalami malnutrisi (Sauer, 2011). Dalam visi Indonesia 2025 diharapkan masyarakat Indonesia 88

memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga memperoleh jaminan kesehatan. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud adalah pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika profesi (Anonim, 2009). Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Sembiring (2014) yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Adanya Sisa Makanan Biasa pada Pasien rawat Inap di Kelas III Rumah sakit Pirngadi Medan 2014 menunjukkan bahwa ratarata sisa makanan pasien adalah sebesar 32,92%, sedangkan sisa makanan menurut waktu makan yang masuk dalam kategori banyak terjadi pada jam makan malam sebesar 38,6%, dan sisa makanan menurut jenis makanan dalam kategori banyaknya makanan yang tersisa yaitu makanan sayuran sebesar 78,1% dari total sampel sebanyak 32 responden. Semua masalah yang telah dikemukakan di atas sering terjadi adanya keluhan pasien di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado. Seharusnya hal tersebut bisa dicegah dengan mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi sisa makanan pada pasien di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado, sehingga diperlukan tindak lanjut untuk mengetahui faktor yang bermasalah di ruang rawat inap tersebut. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan desain penelitian cross sectional designs dan Statistics Analysis, yang dilakukan di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado, dan mulai pada bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado berjumlah sebanyak 1.345 pasien di tahun 2015, sedangkan sampel penelitian tersebut sebagai responden adalah pasien yang mendapatkan perawatan di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado sebanyak 90 responden. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tata cara penyajian makanan, jadwal penyajian makanan, suasana lingkungan tempat perawatan, makanan dari luar rumah sakit, dan mutu makanan. Variabel terikat adalah sisa makanan pasien. Analisis univariat untuk mendiskripsikan secara umum seluruh subyek penelitian dan variabel 89

yang diteliti, baik variabel bebas maupun variabel terikat dengan menggunakan table distribusi frekuensi. Analisis Bivariat menggunakan Crosstab, yaitu menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom yang datanya berskala nominal dan ordinal, dengan analisis uji Chi- Square untuk menguji apakah ada hubungan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dimana kriteria penilaian adalah bila nilai signifikansi p 0.05, dapat disimpulkan ada hubungan antara variabel bebas (tata cara penyajian makanan, jadwal penyajian makanan, suasana lingkungan tempat perawatan, makanan dari luar rumah sakit, dan mutu makanan) dengan variabel terikat (sisa makanan pasien), demikian pula sebaliknya bila nilai p> 0.05, dapat disimpulkan tidak ada hubungan antar variabel. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik karena skala pengukuran variabel terikat dan variabel bebas berskala nominal dan ordinal, dengan menguji faktor mana yang paling dominan berhubungan dengan sisa makanan pasien. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian didapatkan bahwa umur pasien 21-30 tahun dan 41-50 tahun sebanyak 22 responden (24,4%). Hasil penelitian diperoleh bahwa pendidikan terakhir yang terbanyak pada pendidikan SD sebanyak 28 responden (31,1%). Dilihat dari status pekerjaan pasien terbanyak didapatkan pada pekerjaan petani dan IRT sebanyak 21 responden (23,3%); status penghasilan bulanan pasien terbanyak didapatkan pada gaji <Rp.2.400.000,- sebanyak 62 responden (68,9%). 1. Hubungan antara Tata Cara Penyajian Makanan dengan Sisa Makanan Pasien Hasil penelitian tabel di atas menunjukkan bahwa 47 responden berpendapat tata cara penyajian makanan baik yaitu ada sisa makanan sebesar 16,7 % dan sebesar 35,6% tidak ada sisa. Data juga menunjukkan bahwa dari 43 responden yang menilai tata cara penyajian makanan tidak baik bahwa sebesar 11,1% ada sisa makanan, sedangkan yang tidak ada sisa sebesar 36,6%. Hasil uji x 2 pada tingkat kemaknaan 95% atau nilai α = 0,05, diperoleh nilai signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,496 (p>0,05), maka H 1 ditolak atau tidak terdapat hubungan antara tata cara penyajian makanan dengan kejadian sisa makanan pasien di Kelas III Penyakit dalam. 90

Tabel 1. Hubungan antara Tata Cara Penyajian Makanan dengan Sisa Makanan Pasien Tata Cara Sisa Makanan Total Penyajian Tidak Sisa Sisa 95% CI P Makanan N % N % N % Baik 32 35,6 32 35,6 47 52,3 0,606- Tidak Baik 33 36,6 33 36,6 43 47,7 3,945 Total 65 72,2 65 72,2 90 100,0 0,496 Hasil penelitian ini didapatkan bahwa penilaian responden pada tata cara penyajian makanan yaitu sebesar 52,3% baik, dan pada tata cara penyajian makanan sebesar 47,7% tidak baik. Penilaian pada tata cara penyajian Kandou Kota Manado semakin baik. Penilaian pasien menyisakan makanan dengan tata cara penyajian makanan terutama dalam hal kurangnya nafsu makan yang sangat berkurang dan tidak tidak terbiasa dengan kondisi yang ada. makanan yang baik menjadikan ada sisa Penelitian Priyanto (2009), makanan pasien sebesar 16,7% ini lebih melalui judul Faktor-Faktor yang kecil dibanding dengan tidak ada sisa makanan pada pasien sebesar 35,6%, sedangkan penilaian tidak baik terhadap tata cara penyajian makanan yang Berhubungan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota Semarang bahwa ditemukan tidak adanya hubungan tata menjadikan ada sisa makanan pasien cara penyajian makanan dengan sebesar 11,1% ini lebih kecil di banding yang tidak ada sisa makanan pasien yaitu sebesar 36,6%. Hasil Uji statistik Chi-Square didapatkan hasil nilai p = 0,496 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada tidak hubungan antara tata terjadinya sisa makanan, dimana hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi variabel tata cara penyajian makanan diperoleh sebesar 1,000. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyani (2003) dengan judul Beberapa cara penyajian makanan dengan sisa Faktor Penyebab Terjadinya Sisa makanan pasien di Kelas III Penyakit Makanan Biasa pada Pasien Rawat Inap Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. di RSUD Kraton Kabupaten dr. R.D. Kandou Kota Manado, yaitu tata cara penyajian makanan yang Pekalongan, dengan pendekatan cross sectional study menemukan bahwa tidak semakin baik maka akan menghasilkan terdapat hubungan yang bermakna tidak ada sisa makanan pada pasien di antara tata cara penyajian makanan Ruang Irina C RSUP Prof. dr. R.D. 91

dengan sisa makanan di rumah sakit dengan nilai signifikan sebesar 0,452. Penyelenggaraan tata cara penyajian makanan di rumah sakit merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusia makanan kepada pasien, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Sasaran penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah pasien maupun karyawan rumah sakit tersebut (Anonim, 2003). 2. Hubungan antara Jadwal Penyajian Makanan dengan Sisa Makanan Pasien Hasil penelitian tabel di atas menunjukkan bahwa 46 responden berpendapat jadwal penyajian makanan baik yaitu ada sisa makanan sebesar 13,3 % dan sebesar 37,8% tidak ada sisa. Data juga menunjukkan bahwa dari 44 responden yang menilai jadwal penyajian makanan tidak baik bahwa sebesar 14,4% ada sisa makanan, sedangkan yang tidak ada sisa sebesar 34,5%. Hasil uji x 2 pada tingkat kemaknaan 95% atau nilai α = 0,05, diperoleh nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,001 (p<0,05), maka H 1 diterima atau terdapat hubungan antara jadwal penyajian makanan dengan kejadian sisa makanan pasien di Kelas III Penyakit dalam. Tabel 2. Hubungan antara Jadwal Penyajian Makanan dengan Sisa Makanan Pasien Sisa Makanan Jadwal Penyajian Total Tidak Sisa Sisa Makanan N % N % N % 95% CI P Tepat Waktu 34 37,8 12 13,3 46 51,1 0,356- Tidak Tepat Waktu 31 34,5 13 14,4 44 48,9 2,253 Total 65 72,3 25 27,7 90 100,0 0,001 Hasil penelitian ini didapatkan waktu pada variabel jadwal penyajian bahwa responden menjawab jadwal makanan yang menjadikan pasien penyajian makanan di Ruang Irina C tepat waktu yaitu sebesar 51,1% dan mengatakan jadwal penyajian makanan tidak tepat waktu sebesar 48,9%. Hasil penelitian dalam hal penilaian tepat menyisakan makanan sebesar 13,3% lebih kecil dibandingkan pasien yang tidak menyisakan makanan yaitu sebesar 37,8%, sedangkan penilaian tidak tepat waktu pada variabel jadwal penyajian 92

makanan yang menjadikan pasien menyisakan makanan sebesar 14,4% ini lebih kecil dibanding dengan pasien yang tidak menyisakan makanan sebesar 34,5%. Hasil Uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p = 0,001 (p<0,05). Penelitian ini membuktikan ada hubungan jadwal penyajian makanan dengan sisa makanan pasien yaitu semakin tepat waktu penyajian makanan pasien, maka pasien juga akan merasa puas terhadap pelayanan di Ruang Irina C RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado. Penilain pasien tentang penyajian makanan di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado tidak tepat waktu terutama dalam terjadi dikarenakan hal prosedur penerimaan bahan baku makanan selalu telah dan kesiangan, sehingga proses masak dapat selesai terlambat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Priyanto (2009) dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota Semarang menghasilkan bahwa tidak ada hubungan jadwal penyajian makanan dengan sisa makanan dalam penelitian ini, dimana hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan pada variabel jadwal penyajian makanan sebesar 0,396. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyani (2003), dengan metode observasi analitik dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling menemukan bahwa ada hubungan antara jadwal penyajian makanan dengan sisa makanan pasien dimana hal ini ditunjukkan dengan nilai p = 0,012, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara jadwal penyajian makanan dengan sisa makanan pasien. Moehyi (2005) mengatakan bahwa waktu pembagian makanan yang tepat dengan jam makan pasien serta jarak waktu yang sesuai antara makan pagi, siang, dan malam hari dapat mempengaruhi habis tidaknya makanan yang disajikan. Bila jadwal pemberian makan tidak sesuai, maka makanan yang sudah siap akan mengalami waktu penungguan, sehingga pada saat makanan akan disajikan ke pasien, makanan menjadi tidak menarik karena mengalami perubahan dalam suhu makanan tersebut dan tidak enak untuk dikonsumsi kembali. Heryawanti (2004) berpendapat bahwa waktu penyajian makanan merupakan faktor eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya sisa makanan. Waktu penyajian yang tidak tepat akan dapat menyebabkan berkurangnya selera untuk menghabiskan makanan yang 93

disajikan, sehingga akan menyisakan makanan di tempat pembuangan dan menyebabkan anggaran membengkak. dari 43 responden yang menilai suasana lingkungan tempat perawatan tidak baik bahwa sebesar 16,7% ada sisa makanan, 3. Hubungan antara Suasana sedangkan yang tidak ada sisa sebesar 31,1 %. Lingkungan Tempat Perawatan Hasil uji x 2 pada tingkat dengan kepuasan pasien peserta JKN Hasil penelitian tabel di atas kemaknaan 95% atau nilai α = 0,05, diperoleh nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,029 (p<0,05), maka menunjukkan bahwa 47 responden H 1 diterima atau terdapat hubungan berpendapat suasana lingkungan tempat antara suasana lingkungan tempat perawatan baik yaitu ada sisa makanan perawatan dengan kejadian sisa sebesar 11,1 % dan sebesar 41,1% tidak ada sisa. Data juga menunjukkan bahwa makanan pasien di Kelas III Penyakit Dalam. Tabel 3. Hubungan antara Suasana Lingkungan Tempat Perawatan dengan Sisa Makanan Pasien Sisa Makanan Suasana Lingkungan Total Tidak Sisa Sisa Tempat Perawatan N % N % N % 95% CI P Baik 37 41,1 10 11,1 47 52,2 0.197- Tidak Baik 28 31,1 15 16,7 43 47,8 1,290 Total 65 72,2 25 27,8 90 100,0 0,029 Hasil penelitian ini didapatkan lingkungan tempat perawatan tidak baik bahwa sebagian besar responden yang menjadikan pasien menyisakan memilih suasana lingkungan tempat perawatan di rumah sakit baik yaitu sebesar 52,2% dan suasana lingkungan makanan sebesar 16,7% ini lebih kecil dibanding dengan pasien yang tidak menyisakan makanan sebesar 31,1%. tempat perawatan tidak baik sebesar Hasil Uji statistik Chi-Square 47,8%. Hasil penelitian menunjukkan didapatkan nilai p = 0,029 (p<0,05). penilaian suasana lingkungan tempat Penelitian ini membuktikan ada perawatan baik yang menjadikan pasien menyisakan makanan sebesar 11,1% lebih kecil dibandingkan pasien yang hubungan suasana lingkungan tempat perawatan dengan sisa makanan pasien yaitu semakin baik suasana lingkungan tidak menyisakan makanan sebesar tempat perawatan, maka pasien juga 41,1%, sedangkan penilaian suasana akan merasa puas terhadap pelayanan 94

makanan di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Priyanto (2009) dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota Semarang menghasilkan bahwa tidak ada hubungan suasana lingkungan tempat perawatan dengan sisa makanan dalam penelitian ini, dimana hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan pada variabel jadwal penyajian makanan sebesar 0,161. Moehyi (2002) berpendapat bahwa lingkungan yang menyenangkan di dalam pelayanan kepada pasien pada saat makan dapat memberikan dorongan atau motivasi pada pasien untuk menghabiskan makanannya. Suasana yang bersih dan tenang di ruang perawatan diduga akan dapat mempengaruhi kenikmatan pasien dalam menyantap makanan yang disajikan. 4. Hubungan antara Makanan dari Luar Rumah Sakit dengan Sisa Makanan Pasien Hasil penelitian tabel di atas menunjukkan bahwa 47 responden berpendapat makanan dari luar rumah sakit yaitu ada sisa makanan sebesar 11,1 % dan sebesar 41,1% tidak ada sisa. Data juga menunjukkan bahwa dari 43 responden yang menilai makanan bukan dari luar rumah sakit bahwa sebesar 16,7% ada sisa makanan, sedangkan yang tidak ada sisa sebesar 31,1 %. Hasil uji x 2 pada tingkat kemaknaan 95% atau nilai α = 0,05, diperoleh nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,029 (p<0,05), maka H 1 diterima atau terdapat hubungan antara makanan dari luar rumah sakit dengan kejadian sisa makanan pasien di Kelas III Penyakit Dalam. Tabel 4. Hubungan antara Makanan dari Luar Rumah Sakit dengan Sisa Makanan Pasien Makanan dari Kepuasan Pasien Luar Rumah Sakit Sisa Tidak Sisa N % N % N % Total 95% CI P dari Luar 10 11,1 37 41,1 47 52,2 0,197- Bukan dari Luar 15 16,7 28 31,1 43 47,8 0,029 1,290 Total 25 27,8 65 72,2 90 100,0 95

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memilih makanan dari luar rumah sakit yaitu sebesar 52,2% dan makanan bukan dari luar rumah sakit sebesar 47,8%. Hasil penelitian dalam hal penilaian makanan dari luar rumah sakit yang menjadikan pasien menyisakan makanan sebesar 11,1% lebih kecil dibandingkan pasien yang tidak menyisakan makanan yaitu sebesar 41,1%, sedangkan penilaian makanan bukan dari luar rumah sakit yang menjadikan pasien menyisakan makanan sebesar 16,7% ini lebih kecil dibanding dengan pasien yang tidak menyisakan makanan sebesar 31,1%. Hasil Uji statistik Chi Square didapatkan nilai p = 0,029 (p<0,05). Penelitian ini membuktikan ada hubungan makanan dari luar rumah sakit dengan sisa makanan yaitu semakin baik makanan dari dalam rumah sakit maka pasien juga akan merasa puas dan tidak menyisakan makanan di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Priyanto (2009) dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota Semarang menghasilkan bahwa tidak ada hubungan makanan dari luar rumah sakit dengan sisa makanan dalam penelitian ini, dimana hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan pada variabel jadwal penyajian makanan sebesar 0,002. Moehyi (2005), menyatakan bahwa makanan yang dikonsumsi oleh pasien yang berasal dari luar rumah sakit akan berpengaruh terhadap terjadinya sisa makanan. Rasa lapar yang tidak segera diatasi pada pasien yang sedang dalam perawatan, akan menimbulkan rasa bosan karena mengkonsumsi makanan yang kurang bervariasi dan menyebabkan pasien mencari makanan tambahan dari luar rumah sakit atau jajan, sehingga kemungkinan besar makanan yang disajikan kepada pasien tersebut tidak dihabiskan. Bila hal tersebut selalu terjadi, maka makanan yang diselenggarakan oleh pihak rumah sakit tidak dimakan sehingga terjadi sisa makanan. 5. Hubungan antara Mutu Makanan dengan Kejadian Sisa Makanan Hasil penelitian tabel di atas menunjukkan bahwa 46 responden berpendapat mutu makanan yaitu ada sisa makanan sebesar 14,4% dan sebesar 36,7% tidak ada sisa. Data juga menunjukkan bahwa dari 44 responden yang menilai mutu makanan bahwa sebesar 13,3% ada sisa makanan, sedangkan yang tidak ada sisa sebesar 35,5%. 96

Hasil uji x 2 pada tingkat kemaknaan 95% atau nilai α = 0,05, diperoleh nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,001 (p<0,05), maka H 1 diterima atau terdapat hubungan antara mutu makanan dengan kejadian sisa makanan pasien di Kelas III Penyakit Dalam. Tabel 5. Hubungan antara Mutu Makanan dengan Kejadian Sisa Makanan Sisa Makanan Total Mutu Makanan Tidak Sisa Sisa 95% CI P N % N % n % Enak 33 36,7 13 14,4 46 51,1 0,444- Tidak Enak 32 35,5 12 13,3 44 48,8 2,812 Total 65 72,2 25 27,8 90 100,0 0,001 Hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden menilai mutu makanan enak yaitu sebesar 51,1% dan mutu makanan tidak enak sebesar 48,8%. Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Priyanto (2009) dengan judul Hasil penelitian dalam hal penilaian Faktor-Faktor yang Berhubungan enak pada variabel mutu makanan yang menjadikan pasien menyisakan makanan sebesar 14,4% lebih kecil dibandingkan pasien yang tidak menyisakan makanan sebesar 36,7%, sedangkan penilaian tidak enak pada variabel mutu makanan yang menjadikan pasien menyisakan makanan sebesar 13,3% ini lebih kecil dibanding dengan pasien yang tidak menyisakan makanan sebesar 35,5%. dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota Semarang menghasilkan bahwa tidak ada hubungan mutu makanan dengan sisa makanan dalam penelitian ini, dimana hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan pada variabel jadwal penyajian makanan sebesar 0,000. Hasil penelitian yang dilakukan Sulistyani (2003) dalam penelitiannya Hasil Uji statistik Chi-Square yang berjudul Beberapa Faktor didapatkan nilai p = 0,001 (p<0,05). Penyebab Terjadinya Sisa Makanan Penelitian ini membuktikan ada Biasa pada Pasien Rawat Inap di RSUD hubungan mutu makanan dengan sisa Kraton Kabupaten Pekalongan makanan yaitu semakin enak mutu makanan maka pasien juga tidak akan menyisakan makanan di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mutu makanan dengan sisa makanan pasien dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). 97

Pendapat Moehyi (2005) bahwa penampilan makanan sewaktu disajikan ditentukan oleh beberapa faktor yaitu warna, bentuk, dan besar porsi makanan yang dihidangkan dan disajikan, sedangkan rasa makanan merupakan faktor kedua yang menetukan cita rasa makanan setelah penampilan makanan itu sendiri. Rasa makanan ditentukan oleh beberapa faktor yaitu aroma, rasa, suhu dari makanan itu yang disajikan. Apabila mutu makanan kurang baik, maka akan dapat menyebabkan pasien tidak menghabiskan makanannya dan Tabel 6. Model Awal Regresi Logistik meninggalkan sisa makanan yang telah diberikan. 6. Hubungan paling dominan dengan sisa makanan pasien Hasil analisis data tabel di atas menunjukkan bahwa makanan dari luar rumah sakit merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian sisa makanan di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado dibandingkan dengan variabel lainnya. Variabel P Nilai Tata Cara Penyajian Jadwal Penyajian Makanan Suasana Lingkungan Tempat Perawatan Makanan dari Luar Rumah Sakit Mutu Makanan 0,302 0,007 0,007 0,001 0,035 12.694 4.914 21.057 15.978 2.756 Tabel 7. Model Akhir Regresi Logistik Variabel P Nilai Jadwal Penyajian Makanan Suasana Lingkungan Tempat Perawatan Makanan dari Luar Rumah Sakit Mutu Makanan Hasil uji analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Sebelum dilakukan uji regresi logistik ditentukan variabel bebas yang bermakna dengan nilai signifikansi p < 0,05 dalam uji 0,035 12.016 0,014 12.002 0,010 13.795 0,026 2.759 hubungan dengan variabel terikat dalam uji analisis bivariat yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan uji analisis bivariat dari kelima variabel bebas yaitu tata cara penyajian makanan, jadwal penyajian makanan, suasana lingkungan 98

tempat perawatan, makanan dari luar rumah sakit, dan mutu makanan, dihasilkan 4 variabel bebas yang bermakna yaitu jadwal penyajian makanan, suasana lingkungan tempat perawatan, makanan dari luar rumah sakit, dan mutu makanan yang memiliki nilai signifikan atau probabilitas nilai p<0,05, sehingga keempat variabel bebas tersebut dapat dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Variabel bebas yang bermakna akan masuk dalam kriteria kemudian diuji dengan menggunakan nilai p<0,25. Hasil analisa mendapati bahwa variabel jadwal penyajian makanan, suasana lingkungan tempat perawatan, makanan dari luar rumah sakit, dan mutu makanan memiliki nilai p<0,25. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa variabel makanan dari luar rumah sakit merupakan variabel yang paling dominan dengan nilai PR (Prevalen Ratio) sebesar 2,040 terhadap sisa makanan pasien dibandingkan makanan bukan dari luar rumah sakit. Penelitian Priyanto (2009) dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota Semarang mendapatkan bahwa variabel makanan dari luar rumah sakit merupakan variabel paling dominan hubungannya dengan sisa makanan. Sejalan dengan penelitian Dewi (2015) juga menyimpulkan penelitian yang sama dimana variabel makanan dari luar rumah sakit merupakan paling dominan hubungannya dengan sisa makanan pasien yang berobat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Djatiroto Lumajang. Moehyi (2005), berpendapat bahwa makanan yang dimakan pasien yang berasal dari luar rumah sakit akan sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kelengkapan habisnya makanan. Makanan yang memiliki cita rasa tinggi akan mempengaruhi pasien untuk menghabiskan makanannya selama perawatan, sehingga memberikan kenikmatan dan kenyamanan bagi pasien serta memberikan kepuasan bagi pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit. KESIMPULAN Setelah melaksanakan penelitian dan menganalisis data yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu : 1. Tidak ada hubungan antara tata cara penyajian makanan dengan sisa makanan pasien di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado. 2. Ada hubungan antara jadwal penyajian makanan dengan sisa makanan pasien di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit 99

Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado. 3. Ada hubungan antara suasana lingkungan tempat perawatan dengan sisa makanan pasien di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado. 4. Ada hubungan antara makanan dari luar rumah sakit dengan sisa makanan pasien di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado. 5. Ada hubungan antara mutu makanan dengan sisa makanan pasien di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado. 6. Secara simultan ada hubungan jadwal penyajian makanan, suasana lingkungan tempat perawatan, makanan dari luar rumah sakit, dan mutu makanan dengan sisa makanan di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado, namun variabel makanan dari luar rumah sakit merupakan variabel yang paling berpengaruh (dominan) secara signifikan dengan sisa makanan pasien. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang bisa diajukan untuk peningkatan sisa makanan pasien adalah sebagai berikut : 1. Perlu adanya peningkatan mutu pelayanan makanan khususnya mampu memberikan perhatian yang tinggi terhadap pasien yang berobat dan menjalani perawatan di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado terhadap manajemen bahwa memberikan pengaturan dan penerapan penerimaan makanan dari luar disarankan sebaiknya tidak diizinkan dikarenakan pihak rumah sakit telah menyediakan makanan bagi pasien. 2. Diharapkan Direktur rumah sakit mampu memberikan penerimaan kritikan dan saran dari pasien terhadap kualitas makanan dan menu yang disajikan untuk pasien di rumah sakit. Selain itu bagi instalasi gizi terutama di dapur mampu mengontrol asupan kadar bumbu yang diberikan untuk pemasakan makanan, sehingga pasien akan puas terhadap menu makanan rumah sakit. 3. Disarankan agar para petugas kesehatan dan pengawas lebih meningkatkan pengendalian mutu 100

makanan terhadap kepuasan pasien agar tidak menyisakan makanan yang disajikan di setiap unit bagian dan lainnya dalam memberikan asupan makanan yang sesuai dengan menu yang diberikan dan ditetapkan serta yang direncanakan, sehingga terciptanya citra nama mutu makanan yang enak di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado semakin baik dan terpercaya. 4. Perlu adanya intensitas perhatian kerjasama yang baik antara pasien dan pihak rumah sakit dalam hal turut menunjang pelayanan yang terbaik dalam pelayanan mutu makanan yang terbaik sesuai peraturan yang berlaku di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 tentang pekerjaan dan praktik tenaga gizi di rumah sakit, juga memberikan kepercayaan kepada pihak rumah sakit agar pengunjung memiliki kepuasan yang tinggi terhadap pelayanan rumah sakit yang telah dilaksanakan oleh para tenaga kesehatan secara maksimal demi kelangsungan hidup pasien. 5. Diharapkan untuk peneliti lainnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan referensi pembanding dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lainnya, di mana hasil penelitian ini masih ada hubungannya dengan sisa makanan pada pasien di Kelas III Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Kota Manado, sehingga dapat memberikan manfaat bagi peneliti lainnya. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Bagi Pasien Rawat Inap. Direktorat Gizi Kesehatan. Jakarta.Anonim. 2006.. 2009. Rencana Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Heryawanti, T. 2004. Pengaruh Alat penyajian Disposible terhadap Sisa Makanan di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Kariadi Semarang. Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol.1(2):13-24. Lipoeto, N.I., N. Megasari, dan A.E. Putra. 2006. Malnutrisi dan Asupan Kalori Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit. Majalah 101

Kedokteran Indonesia. Vol. 56(11):3-12. Moehyi, S. 2002. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Penerbit Bratara. Jakarta. Moehyi, S. 2005. Pengaturan Makanan dan Diet untuk Penyembuhan Penyakit. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Persagi. 2004. Perananan Gizi Bagi Penunjang Kesembuhan Pasien di Berbagai Rumah Sakit. Direktori Gizi Indonesia. Jakarta. Priyanto, O.H. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Semarang. Ratna, M.R. 2009. Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi di Rumah Sakit Ortopedi Prof DR. R. Soeharso Surakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Sauer, A. 2011. Hospital Malnutrition : Assement and Intervention Methods. Abbot Nutrition Health Institute. New York. Sembiring, E. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Adanya Sisa makanan Biasa pada Pasien rawat Inap di Kelas III Rumah Sakit Pirngadi Medan 2014. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Medan. Shahar, S., W.S. Fun., and W.C. Chick. 2002. A Prospective Study on Malnutrition and Duration of Hozpitalization among Hospitalised Geriatric Patients Admitted to Surgical and Medical Wards of Hospital Universiti Kebangsaan Malaysia. Mal J Nutr. Vol. 8(1): 55-62. Sulistyani, B. 2003. Beberapa Faktor Penyebab Terjadinya Sisa Makanan Biasa pada Pasien Rawat Inap di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro. Semarang. 102