BAB III METODE PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Pengelolaan Persediaan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Subjek yang akan

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

Manajemen Operasional. Metode EOQ

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Economic Order Quantity dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Manajemen ISSN:

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

BAB II LANDASAN TEORI

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

MANAJEMEN PERSEDIAAN

LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2016 menjadi awal mula pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi

menghitung EOQ Menghitung EOQ

MANAJEMEN PERSEDIAAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

BAB V PENGELOLAAN PERSEDIAAN

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

Manajemen Persediaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian pada dasarnya untuk menunjukkan kebenaran dan memecahkan masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu dilakukan metode yang tepat dan relevan. Menurut Sugiyono (2014:2), Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan komparatif, hal ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti mencoba membandingkan dua metode yg berbeda. Menurut Sugiyono (2014:22), Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk mengetahui bagaimana kebijakan pengendalian persediaan khususnya dalam bahan baku kain woven untuk pembuatan produk blouse & dress di PT. Big Golden Bell. Sedangkan, metode penelitian komparatif menurut Sugiyono (2012:92) adalah penelitian yg membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua sample yang berbeda atau pada waktu yang berbeda. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode komparatif yang bertujuan untuk membandingkan metode pengendalian persediaan yang digunakan oleh PT. Big Golden Bell dengan metode pengendalian persediaan menggunakan metode EOQ, re-order 85

86 point dan safety stock. Perbandingan tersebut nantinya digunakan oleh peneliti untuk dapat menyimpulkan seberapa besar perbedaan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyediakan persediaan dengan metode yang digunakan oleh PT. Big Golden Bell dengan metode EOQ, re-order point dan safety stock. 3.2 Definisi Variable Penelitian Variable merupakan suatu objek yang ditetapkan oleh peneliti yang nantinya akan dipelajari dan diteliti sehingga menghasilkan data atau informasi. Menurut Sugiyono (2014:58), Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian mengenai kebijakan bahan baku dengan metode EOQ untuk menentukan jumlah pemesanan ekonomis guna meminimumkan biaya persediaan pada PT. Big Golden Bell. Adapun definisi dari setiap variable dalam penelitian ini yaitu persediaan dan biaya persediaan. Dimana definisi dari setiap variable adalah sebagai berikut : 1. Persediaan (inventory) adalah stock atau simpanan barang-barang yang disimpan perusahaan dalam persediaan yang berhubungan dengan bisnis yang dilakukan (Stevenson dan Chuong, 2014:180). Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan setengah jadi, bahan pembantu, komponen dan barang jadi. Didalam persediaan ini, selanjutnya menghitung jumlah pemesanan yang paling ekonomis (EOQ), persediaan pengaman (safety stock), dan jumlah pemesanan kembali (reorder point).

87 2. Biaya Persediaan adalah biaya-biaya yang timbul untuk keperluan persediaan, Menurut Stevenson dan Choung (2014:87) biaya persediaan meliputi biaya pemesanan (ordering cost), biaya penyimpanan (holding cost) dan biaya kekurangan. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data primer maupun sekunder adalah menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Studi lapangan (Field Reseach) Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data primer dalam penelitian ini yang dilakukan melalui teknik : a. Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melakukan penelitian secara cermat dengan melakukan tinjauan langsung ketempat produksi untuk memperoleh data yang asli terkait dengan masalah pengendalian persediaan yang berada di perusahaan. b. Interview (Wawancara) Teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab kepada pihak informan yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian. Adapun wawancara itu sendiri berisi tentang bagaimana proses produksi yang dilakukan PT. Big Golden Bell, bagaimana pengendalian persediaan yang digunakan di perusahaan tersebut dan seluruh aspek yang berkaitan dengan proses produksi dan pengendalian persediaan.

88 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data berupa data sekunder yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan, teknik pengumpulan data sekunder tersebut melalui studi kepustakaan diantaranya dengan mempelajari buku-buku pedoman, literatur-literatur, catatan-catatan kuliah, dokumen-dokumen perusahaan dan data-data umum yang ada di perusahaan seperti struktur organisasi serta data perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti mengenai pengendalian persediaan guna meminimumkan biaya persediaan. Studi kepustakaan digunakan sebagai landasan untuk menganalisis masalah-masalah serta sebagai pedoman untuk melakukan studi lapangan peenelitian. 3.4 Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah selesai melakukan pengumpulan data-data dengan berbagai teknik yang dilakukan sebelumnya. Adapun langkah-langkah dalam mencari data-data perusahaan tersebut dimulai dengan mencari tahu data jumlah pesanan yang dipesan oleh konsumen pada subkontrak yang telah disepakati, setelah diketahui jumlah pesanan yang diminta, kemudian langkah selanjutnya menentukan jumlah kebutuhan permintaan tahunan, berapa kali perusahaan melakukan pembelian bahan baku, berapa jumlah barang yang dipesan setiap kali pembelian bahan baku, berapa lama leadtime yang dibutuhkan dari mulai barang dipesan hingga barang datang ke perusahaan, berapa biaya pemesanan (ordering cost) yang

89 dikeluarkan perusahaan untuk setiap kali pesan bahan baku dari mulai biaya telepon/email, biaya administrasi, ongkos kirim, biaya bongkar muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan, serta berapa biaya penyimpanan (carraying cost) yang dibutuhkan perusahaan untuk setiap unit bahan baku per tahun adapun biaya tersebut meliputi biaya listrik, biaya gaji pegawai gudang, biaya asuransi, biaya kerusakan/kehilangan persediaan. Setelah semua data tersebut diperoleh maka langkah yang dilakukan selanjutnya memasukkan kedalam rumus metode analisis yang digunakan yaitu model pengendalian persediaan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan analisis ini adalah sebagai berikut : 1. Metode EOQ (Economic Order Quantity) Langkah pertama untuk mengetahui bagaimana menentukan jumlah pemesanan atau pembelian bahan baku yang optimal serta kapan pemesanan itu dilakukan. Jumlah atau besarnya pesanan hendaknya dapat meminimumkan biaya-biaya yang timbul seperti biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost), dengan memasukkan data-data seperti permintaan pertahun, biaya pemesanan setiap kali pesan dan biaya penyimpanan per unit per tahun kedalam rumus perhitungan EOQ maka diperoleh jumlah pesanan dengan kuantitas yang optimal. Dimana persamaan dalam model EOQ dapat dihitung sebagai berikut menurut Heizer & Render (2015): EOQ atau Q = 2DS H

90 Dimana: Q* : kuantitas optimal (quantity optimal) D S H : permintaan per-tahun (demand) : biaya pemesanan (cost of ordering) : biaya penyimpanan (cost of holding) Mencari EOQ yaitu dengan mengkalikan nilai permintaan per tahun (D) dan biaya pemesanan (S) setelah itu dikalikan 2. Kemudian membagi dengan nilai biaya penyimpanan (H). Dari hasil perolehan pembagian tersebut dilakukan pengakaran sehingga diperoleh nilai dari EOQ. Langkah selanjutnya setelah mencari EOQ dan didapat nilai kuantitas pesanan yang optimal, dilakukan perhitungan nilai total biaya (total cost) dari biaya pemesanan (cost of ordering) dan biaya penyimpanan (cost of holding) per satuan bahan baku. Dari perhitungan TC maka dapat diketahui berapa biaya total yang harus dikeluarkan untuk persediaan bahan baku dengan rumus sebagai berikut (Heizer dan Render, 2015): TIC/TC = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan TIC/TC = D Q S + Q 2 H Dimana: Q : Jumlah unit per pesanan D : Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan S : Biaya pemesanan untuk setiap pesanan H : Biaya penyimpanan persediaan per unit per tahun

91 Menghitung rumus TC sebelumnya dicari berapa nilai biaya pemesanan dari jumlah permintaan tahunan (D) dibagi dengan jumlah unit per pesanan (Q) setelah itu dikalikan dengan biaya pemesanan untuk setiap kali pesan (S). Kemudian mencari nilai dari biaya penyimpanan yaitu dengan membagi 2 jumlah unit per pesanan (Q) lalu kalikan dengan biaya penyimpanan (H). Apabila biaya penyimpanan diketahui berapa persen dari nilai persediaan maka cara perhitungannya yaitu dengan mengkalikan biaya penyimpanan dalam % (h) dengan harga barang per unit (c) sehingga diperoleh nilai biaya penyimpanan. Setelah itu perhitungan selanjutnya yaitu dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan tersebut agar nilai TC (total cost) diketahui. 2. Analisis Frekuensi Pemesanan Langkah kedua menganalisis frekuensi pemesanan (N) untuk mengetahui berapa frekuensi pemesanan selama satu tahun. Dari hasil perhitungan nilai EOQ sebelumnya dapat diperoleh acuan sebagai dasar perhitungan dalam menentukan berapa kali frekuensi pemesanan untuk satu periode. Untuk menghitung berapa kali frekuensi pemesanan dilakukan yaitu membagi jumlah permintaan per tahun (D) dengan kuantitas pesanan yang sebelumnya diperoleh dari hasil perhitungan EOQ (Q*). Rumus persamaan yang dapat kita hitung adalah sebagai berikut (Heizer & Render, 2015) : N = Permintaan (D) Kuantitas Pesanan (Q )

92 Kemudian setelah dilakukan perhitungan frekuensi pemesanan maka langkah selanjutnya yaitu menghitung waktu antara pesanan (T). Perhitungan waktu antar pesanan dilakukan dengan membagi jumlah hari kerja per tahun dengan frekuensi pemesanan (N) yang sebelumnya telah dihitung. Persamaan dari Waktu antara pesanan (T) adalah sebagai berikut (Heizer & Render, 2015): T = Jumlah Hari Kerja Per tahun Frekuensi Pemesanan (N) 3. Analisis Persediaan Pengaman (Safety Stock) Langkah ketiga menganalisis nilai safety stock. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti menyatakan bahwa ternyata perusahaan yang sedang diteliti tidak melakukan safety stock didalam pengendalian persediaannya. Adapun kebijakan yang dilakukan perusahaan dengan melebihkan jumlah pembelian persediaan tersebut tetap disesuaikan dengan subkontrak dengan konsumen. Safety stock berguna untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku yang dibeli serta mengantisipasi ketidakpastian pemesanan konsumen agar perusahaan tidak mengalami gangguan kelancaran proses produksi yang disebabkan oleh habisnya persediaan, maka dari itu peneliti tertarik untuk mengusulkan kepada perusahaan melakukan safety stock. Cara menghitung nilai Safety stock yaitu pertama, dilihat dari data historis aktual demand atau permintaan dari tingkat kebutuhan. Data actual demand tersebut kemudian dicari standar deviasinya setelah diperoleh standar deviasinya (α) dikalikan dengan

93 safety factor (Z) sehingga diperoleh berapa nilai safety stock. Selain dengan menggunakan rumus, cara lain menghitung nilai safety stock yaitu dengan menggunakan perhitungan excel 2007 yang akan peneliti lakukan. Langkah yang dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: SS = Z α Adapun pencarian nilai Z diperoleh dari tabel service factor. Kemudian langkah selanjutnya dengan mencari nilai standar deviasi dari α yaitu dengan rumus sebagai berikut: α = (X X)² n Dimana: SS Z α X X n : Persediaan pengaman (safety stock) : Standar normal deviasi (standar level) : Standar deviasi permintaan dari tingkat kebutuhan : Tingkat Persediaan : Rata rata permintaan bahan baku : Periode pemakaian bahan baku 4. Analisis Pemesanan Kembali atau Re-order Point (ROP) Re-order Point (ROP) dilakukan setelah melakukan perhitungan safety stock maka perusahaan dapat mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan pembelian bahan baku kembali. Untuk dapat melakukan perhitungan ROP sebelumnya perlu mengetahui lamanya waktu tunggu (leadtime). Leadtime merupakan perbedaan

94 waktu antara barang saat dipesan sampai barang itu datang. Cara menghitung Reorder Point (ROP) yaitu dengan mengkalikan tingkat kebutuhan per unit waktu dengan lead time, setelah diketahui nilai dari perkalian tersebut kemudian menjumlahkan dengan nilai safety stock yang telah diketahui sebelumnya. Adapun rumus yang digunakan adalah: ROP = (d L) + SS Dimana: ROP d L SS : titik pemesanan ulang (reorder point) : tingkat kebutuhan per-unit waktu : waktu tenggang (lead time) : persediaan pengaman (safety stock) Pada langkah analisis ini, setelah dilakukan perhitungan nilai EOQ, TC, frekuensi pemesanan, waktu antar pesanan, safety stock dan reorder point maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis kebijakan yang digunakan oleh perusahaan apakah kebijakan yang mengutamakan stabilitas tingkat produksi atau kebijakan yang mengutamakan stabilitas tingkat persediaan barang ataukah kebijakan kombinasi dari kedua kebijakan tersebut. Kemudian langkah selanjutnya melakukan perbandingan nilai dari biaya persediaan antara perhitungan metode yang dilakukan oleh PT. Big Golden Bell dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) guna meminimumkan biaya persediaan bahan baku kain woven. Seberapa besar perbandingan yang diperoleh dari kedua metode yang dilakukan serta metode mana yang lebih dapat meminimumkan biaya

95 persediaan bahan baku, apakah dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) ataukah metode yang selama ini digunakan oleh perusahaan. 3.5 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian skripsi ini adalah PT. Big Golden Bell Garment Manufacture, adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai tanggal 18 April 2017 hingga 15 Agustus 2017. 3.6 Flow Process Chart Bagan alur proses memberikan petunjuk-petunjuk yang lengkap tentang cara pelaksanaan suatu proses sebagaimana ynag dikemukakan oleh William J Stevenson dan Choung (2015:369), bahwa bagan alur proses (Flow Process Chart) yaitu bagan yang digunakan untuk memeriksa keseluruhan rangkaian sebuah operasi dengan memfokuskan pada perpindahan operator atau alur bahan material. Bagan-bagan ini membantu dalam mengidentifikasi bagian yang tidak produktif dari proses (misalnya penundaan, penyimpanan sementara, jarak yang ditempuh). Metode Flow Process Chart merinci proses ke dalam unsur-unsur dan simbol-simbol, seperti: Operasi (Suatu tugas atau kegiatan kerja) Transportasi (Pemindahan bahan dari satu tempat ke tempat laim) Inspeksi (Pemeriksaan kuntitas atau kualitas produk) Penundaan atau Delay (Penundaan dalam urutan-urutan operasi) Penyimpanan atau Storage (Persediaan atau oenyimpanan bahanbahan menunggu operasi selanjutnya)

96 Dengan menggunakan simbol-simbol tersebut dapat disusun kegiatan yang mencakup bagian-bagian proses, perpindahan barang, waktu inspeksi dan pengoperasian, serta kegiatan-kegiatan penundaan dan penyimpanan. Dalam Flow Process Chart terdapat informasi-informasi yang diperlukan untuk bahan analisis perbaikan sistem kerja. Informasi yang dapat diperoleh adalah: Waktu yang dibutuhkan dalam satu proses (jam) dan jarak perpindahan dalam suatu proses (meter).

97 Tabel 3.1 Flow Process Chart Pembuatan Produk Blouse No Uraian Kegiatan Lambang Jarak (meter) TK (orang) Waktu (menit) Mesin/ Alat 1 Dilakukan inspeksi bahan baku kain dan aksesoris pelengkap di warehouse 2 Membawa kain dan aksesoris pelengkap yang telah diinspeksi ke Laboratorium 3 Kain dan aksesoris pelengkap dilakukan pengecekan Laboratorium (hanya sampling) 2 1.320 Fabric Inspection Table 15 m 3 5 Stroller 2 30 Crock Master PH tester Shaker machine Button pulling tester 3 m 3 1 Stroller 4 Pemindahan bahan baku kain dan aksesoris pelengkap ke Relaxing Fabric Area 5 Penyimpanan bahan baku kain dan aksesoris 3 1440 pelengkap ke rak kain di Relaxing Fabric Area 6 Membawa bahan yang sudah di relaxing ke 10 m 3 3 Stroller tempat cutting pemotongan / pola 7 Pemotongan kain /Pola 45 15 Alat potong bahan 8 Dilakukan inspeksi cutting panel 3 3 9 Membawa hasil pola cutting ke Numbering&press area 5 m 2 1 Numering machine 10 Melakukan penomoran dan pengepresan hasil 4 6 cutting 11 Membawa hasil pola yang telah di dilakukan 5 m 3 2 Stroller penomoran ke tempat jahit sewing 12 Penjahitan (sewing) 505 30 Mesin jahit 13 Dilakukan inspeksi (in-line) hasil penjahitan (sewing) 10 3 14 Membawa blouse hasil inspeksi ke 1 m 3 4 Stroller pemasangan label hantag 15 Melakukan pemasangan label hantag 10 10 16 Membawa hasil penjahitan untuk di inspeksi QC (end-line) 2 m 15 3 Stroller 17 Dilakukan Inspeksi QC (end-line) 10 5 18 Membawa blouse hasil inspeksi QC ke washing area dan Ironing area 12 m 5 3 19 Dilakukan washing dan Ironing pada blouse 20 4 Whirlpool-washingmachine Steam press 20 Membawa blouse hasil washing dan Ironing 4 m 3 1 Stroller ke inspeksi Final QC 21 Dilakukan Final QC pada blouse 15 3 22 Membawa hasil Final QC ke pacing area 10 m 3 3 Stroller 23 Dilakukan packing 18 5 24 Dilakukan QA pre-final 7 3 25 Pemindahan ketempat Penyimpanan (storage) 4 m 3 3 Stroller 26 Disimpan di (storage) 5 5 Jumlah 6 11 7 1 1 71 m 705 2911

98