SURVEY GEOKIMIA MINERAL LOGAM DI PROVINSI SUMATERA BARAT. Ernowo, Kisman, Armin T, Eko Yoan T, Syahya S. , P.Total, S.Total, H 2. , Al 2.

dokumen-dokumen yang mirip
INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

3. HASIL PENYELIDIKAN

EKSPLORASI UMUM MINERAL LOGAM MULIA DAN LOGAM DASAR DI DAERAH PERBATASAN MALAYSIA-KABUPATEN SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROVINSI SULAWESI UTARA

Bab III Geologi Daerah Penelitian

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PROVINSI MALUKU UTARA

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

PROSPEKSI MANGAN DI KECAMATAN TIMPEH, KABUPATEN DHARMASRAYA, PROVINSI SUMATERA BARAT

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KAB. HALMAHERA TIMUR DAN KAB. HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BESI DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

EKSPLORASI MINERAL LOGAM TIPE SEDEX DI DAERAH RANTAUPANDAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN MUARA BUNGO PROVINSI JAMBI

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN LONG PAHANGAI KABUPATEN MAHAKAM ULU, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

KETERDAPATAN MINERALISASI EMAS YANG BERASOSIASI DENGAN SINABAR DI KECAMATAN RAROWATU KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN SUBI KABUPATEN NATUNA - PROVINSI KEPULAUAN RIAU Wahyu Widodo Kelompok Penyelidikan Mineral Logam

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR PROVINSI MALUKU 2014

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

EKSPLORASI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH BUNGAMAS, KABUPATEN LAHAT PROPINSI SUMATERA SELATAN

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN KAIMANA, PROVINSI IRIAN JAYA BARAT (PAPUA BARAT)

SURVEI GEOKIMIA TANAH LANJUTAN DAERAH GUNUNG SENYANG KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Lampiran 1. Luas masing-masing Kelas TWI di DAS Cimadur. Lampiran 2. Luas Kelas TWI dan order Sungai Cimadur

termineralisasi dan tanah, akan tetapi tidak semua unsur dibahas dalam makalah ini karena tidak menunjukkan hasil yang signifikan.

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BENER MERIAH DAN KABUPATEN ACEH TENGAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

POTENSI ENDAPAN EMAS SEKUNDER DAERAH MALINAU, KALIMANTAN TIMUR

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014

EKSPLORASI UMUM EMAS DAN MINERAL IKUTANNYA DI KECAMATAN BOYAN TANJUNG KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Oleh : Franklin S A R I

BAB II GEOLOGI REGIONAL

EVALUASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DI KABUPATEN BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN DAN KABUPATEN BANGGAI LAUT, PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN MANGAN DI KABUPATEN MANGGARAI, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PENDATAAN PENYEBARAN UNSUR MERKURI PADA WILAYAH PERTAMBANGAN CIBALIUNG, KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN

GEOLOGI REGIONAL. Gambar 2.1 Peta Fisiografi Jawa Barat (van Bemmelen, 1949)

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PENELITIAN SEBARAN MERKURI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT, KABUPATEN MINAHASA UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA S A R I

BAB II TINJAUAN UMUM

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DENGAN OUTCROP DRILLING DAERAH MUARA SELAYA, PROVINSI RIAU

INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN MAMUJU DAN KABUPATEN MAMASA, PROVINSI SULAWESI BARAT

INTRUSI VULKANIK DI PERAIRAN SEKOTONG LOMBOK BARAT

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TATANAN GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan lokasi dari Struktur DNF yang ditandai

FENOMENA BARU KETERDAPATAN BIJIH BESI DI KABUPATEN TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR. Oleh : Wahyu Widodo dan Bambang Pardiarto. Sari

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB II GEOLOGI REGIONAL

EKSPLORASI UMUM BAUKSIT DI KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Oleh : Eko Yoan Toreno dan Moe tamar. , 5,91% SiO 2 dan 1,49% TiO 2

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB V SINTESIS GEOLOGI

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

SARI SURVEY GEOKIMIA MINERAL LOGAM DI PROVINSI SUMATERA BARAT Ernowo, Kisman, Armin T, Eko Yoan T, Syahya S Kegiatan survey ini dilaksanakan dalam rangka kerjasama antara China Geological Survey dengan Badan Geologi mengenai kerjasama teknik dan keilmuan di bidang Kebumian yang dilaksanakan oleh Pusat Sumber Daya Geologi melalui DIPA 2011 bersama dengan Wuhan Center of China Geological Survey. Oleh karena kerjasama ini berlangsung selama 3 (tiga) tahun (2011 2013), maka dalam periode pertama ini dipilih Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan. Maksud kegiatan penyelidikan geokimia ini adalah untuk melakukan pengambilan conto sedimen sungai aktif, sari dulang dan batuan termineralisasi di daerah penyelidikan.adapun tujuannya adalah untuk mengetahui penyebaran unsur unsur kimia logam dari conto yang diambil dan zona-zona anomali unsur logam serta daerah prospek sebagai data penunjang untuk penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP). Sebanyak 354 conto yang terdiri dari conto sedimen sungai aktif, konsentrat dulang, batuan dan apungan diambil dari lokasi Sangir Batanghari, Kabupaten Solok Selatan dan Surian Ulu Suliti yang masuk wilayah administrative Kabupaten Solok dan Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Analisis kimia dilakukan untuk conto sedimen sungai aktif dan beberapa batuan termineralisasi meliputi unsur-unsur Cu, Pb, Zn, Fe, Au, Ag, As, Sb, Fe, K, Li, Mn dan Mo, sementara untuk beberapa conto batuan mengandung bijih besi dilakukan analisis terhadap kandungan SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, Fe 3 O 4, Fe.Total, CaO, MgO, TiO 2, P.Total, S.Total, H 2 O. Analisis Fisika dilakukan terhadap conto konsentrat dulang, batuan dan apungan meliputi mineral butir, mineragrafi dan petrografi. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis terhadap data-data geokimia yang ada di lokasi penyelidikan dapat diketahui adanya mineralisasi logam mulia di daerah penyelidikan ditunjukkan dengan hadirnya butiran emas pada konsentrat dulang dalam beberapa lokasi baik di daerah Sangir Batanghari maupun, anomali logam dasar (Cu.Pb, Zn) dan logam mulia (Au,Ag) diketemukan di beberapa lokasi baik di Sangir Batanghari maupun di Surian Ulu Suliti, terutama anomali Au di daerah Sungai Abu dan mineralisasi besi dan tembaga di daerah penyelidikan adalah kontak metasomatis jenis skarn. Untuk mengetahui daerah prospek dan tipe mineralisasi yang ada di daerah penyelidikan atas dasar data anomali tersebut, perlu ditindaklanjuti dengan pemetaan geologi yang lebih rinci di daerah Sungai Abu.

PENDAHULUAN Survey geokimia merupakan salah satu tahapan kegiatan awal eksplorasi mineral logam. Data dan informasi hasil kegiatan ini sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk mendeliniasi zona-zona anomali unsur logam mulia dan logam dasar untuk menindaklanjuti dengan tahapan kegiatan selanjutnya. Pulau Sumatera merupakan salah satu wilayah yang telah dilakukan penyelidikan geokimia regional sistematik sekala 1: 250.000 dan telah menghasilkan data dan informasi yang bermanfaat untuk pelaku kegiatan eksplorasi mineral logam. Secara sistematik, kegiatan survey geokimia ini masih perlu dilanjutkan dengan sekala yang lebih rinci. Dalam rangka kerjasama antara China Geological Survey dengan Badan Geologi mengenai kerjasama teknik dan keilmuan di bidang Kebumian, salah satu implementasi yang akan dilakukan adalah survey geokimia mineral logam di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Sumber Daya Geologi melalui DIPA 2011 bersama dengan Wuhan Center of China Geological Survey. Oleh karena kerjasama ini berlangsung selama 3 (tiga) tahun (2011 2013), maka dalam periode pertama ini dipilih Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan. Maksud kegiatan penyelidikan geokimia ini adalah untuk melakukan pengambilan conto sedimen sungai aktif, sari dulang dan batuan termineralisasi di daerah penyelidikan. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui penyebaran unsur unsur kimia logam dari conto yang diambil dan zona-zona anomali unsur logam serta daerah prospek sebagai data penunjang untuk penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP). Berdasarkan hasil pendataan sekunder lokasi kegiatan penyelidikan pada tahun 2011 ini dilaksanakan di dua daerah yaitu Daerah Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan dan Daerah Surian Ulu Suliti yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan (Gambar 1). METODOLOGI Metoda penyelidikan berupa pengumpulan data yang dilakukan dalam pekerjaan ini meliputi pengumpulan data sekunder dan pengumpulan data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur hasil pemetaan dan survei mineral di daerah penelitian dengan cara : mengumpulkan data-data laporan hasil inventarisasi dan eksplorasi yang dilakukan oleh Direktorat Sumber Daya Geologi atau Pusat Sumber daya Geologi. mempelajari Peta Geologi Skala 1 : 250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G). mengumpulkan data-data laporan hasil penelitian dari pemerintah daerah setempat. Pengumpulan data primer merupakan peker-

jaan yang langsung dilakukan di lapangan yang meliputi pengambilan conto sedimen sungai, sari dulang, batuan dan pengamatan geologi, alterasi serta mineralisasi pada lintasan sungai dan di lokasi yang memiliki indikasi keterdapatan maupun secara konsep geologi memungkinkan terbentuknya endapan mineral logam berdasarkan hasil evaluasi data sekunder. Pemercontoan geokimia dengan dilakukan cara pengambilan conto endapan sungai aktif menggunakan saringan lolos 60 mesh atau 80 mesh, disertai pemercontoan konsentrat mineral berat dengan melakukan pendulangan pada lokasi yang sama. Bila ditemukan indikasi pemineralan, dilakukan pengambilan conto batuan ubahan dan termineralisasi dengan metoda grab sampling. HASIL PENYELIDIKAN Sebanyak 354 conto diambil dari lapangan didalam kegiatan penyelidikan ini (Tabel 1) untuk dilakukan analisis di laboratorium baik analisis kimia maupun fisika. Analisis kimia untuk conto sedimen sungai aktif dan beberapa batuan termineralisasi meliputi unsure-unsur Cu, Pb, Zn, Fe, Au, Ag, As, Sb, Fe, K, Li, Mn dan Mo, sementara untuk beberapa conto batuan mengandung bijih besi dilakukan analisis terhadap kandungan SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, Fe 3 O 4, Fe.Total, CaO, MgO, TiO 2, P.Total, S.Total, H 2 O. Daerah Sangir Batang Hari Morfologi daerah penyelidikan di Sangir Batanghari dan sekitarnya terbagi menjadi dua satuan yaitu satuan dataran, perbukitan (Gambar 2). Satuan morfologi dataran memiliki pola pengaliran dendritik dimana menempati daerah disekitar lembah sungai Sangir dan bagian timur daerah penyelidikan berada pada ketinggian antara 13 300 meter diatas permukaan air laut yang dimanfaatkan sebagai daerah pemukiman, persawahan dan perkebunan. Morfologi perbukitan berada di sebelah barat aliran Sungai Sangir menempati daerah pada ketinggian antara 300 852 meter diatas permukaan air laut, dengan lereng-lereng terjal dan memiliki pola pengaliran trellis. Batuan penyusun daerah penyelidikan Sangir Batanghari terdiri dari berbagai macam jenis meliputi batuan sedimen, metamorf, gunungapi maupun batuan terobosan dan endapan permukaan (Gambar 3). Batuan paling tua merupakan Formasi Barisan (Pb) yang tersusun oleh filit, batusabak, batugamping dan grewake meta. Batugamping anggota Formasi Barisan (Pbl) ini merupakan batugamping kristalin dengan sifat hablur dan pejal memiliki komposisi karbonat sekitar 80% dan mineral opak 2 %). Batuan gunungapi Formasi Palepat (Pp) juga diendapkan pada jaman Perm, tersusun oleh lava, tuff sela hablur dan tuf sela berkomposisi andesitan. Jaman Jura Awal terjadi terobosan batuan granit (Jgr) berupa granit biotit hornblende sampai granodiorit. Selanjutnya pada jaman Kapur terjadi lagi terobosan batuan granitan (Kgr) yang berupa batuan granodiorit sampai granit dan terobosan diorit (Dio).

Pada jaman Tersier kala Oligosen diendapkan batuan sedimen Formasi Sinamar (Tos). Formasi Sinamar disusun oleh litologi berupa konglomerat, batupasir kuarsa berbutir kasar, batupasir mika, batupasir arkosan, batulempung, napal, batulempung pasiran. Kala Pliosen juga terbentuk batuan terobosan andesit berupa retas-retas yang tersebar di beberapa tempat. Batuan gunungapi Kuarter (Qvu) merupakan batuan gunungapi yang tak terpisahkan tersusun oleh breksi gunungapi, lahar, breksi tuff dengan komposisi basalt sampai andesit. Terakhir adalah endapan permukaan (Qa) yang merupakan endapan-endapan pada dataran banjir sepanjang aliran Sungai Batanghari dan sungai Sangir. Struktur geologi yang berkembang di daerah Sangir Batanghari adalah sesar normal dan sesar mendatar. Sesar mendatar merupakan sesar yang membentuk aliran Sungai Sangir dengan arah umum timurlaut baratdaya. Kelurusuan struktur dengan arah dominan baratlaut tenggara yang membentuk lerenglerang terjal (gawir) pada Formasi Barisan, terutama anggota batugamping, serta rekahan rekahan yang intensif sehingga membentuk pola pengaliran trellis. Daerah Surian Ulu Suliti Morfologi daerah penyelidikan di Surian Ulu Suliti didominasi oleh satuan perbukitan dengan pola pengaliran dendritik trellis dan lereng yang bergelombang sampai terjal (Gambar 4). Daerah dataran hanya menempati sebagian kecil daerah penyelidikan yang berada pada dataran banjir dari hulu sungai Batanghari pada ketinggian antara 224 400 meter diatas permukaan air laut yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan oleh masyarakat Litologi daerah Surian Ulu Suliti tersusun oleh bermacam batuan terdiri dari batuan sedimen, gunungapi, metamorf, batuan beku, batuan ultrabasa dan endapan permukaan (Gambar 5). Batuan tertua adalah Formasi Barisan (Pb) dan anggota batugamping Formasi Barisan (Pbl) sama dengan di daerah penyelidikan Sangir Batanghari yang diendapkan jaman Perm. Selanjutnya pada jaman Jura Kapur diendapkan Formasi Siguntur (Ps) yang tersusun oleh kuarsit pejal sedikit terubah, serpih, batulanau dan Anggota Batugamping Formasi Siguntur (Jsl). Pada jaman Kapur terbentuk batuan ultrabasa (Kub) yang diikuti terobosan-terobosan batuan granit (Kgr) dan diorit (Dio). Jaman Tersier kala Miosen diendapkan batuan sedimen Formasi Ombilin (Tmo) yang tersusun oleh batulempung pasiran, batupasir tufan, batupasir kuarsa, batupasir glokonitan, batulempung napalan dan konglomerat dengan komposisi andesitan yang diikuti terobosan batuan granodiorit (Tgdr). Batuan gunungapi kuarter terdiri dari Batuan gunungapi asam yang tak terpisahkan (Qou), Batuan gunungapi yang tak terpisahkan (Qyu), Lava (Qol) dan Batuan gunungapi andesitbasal(qv). Selanjutnya terbentuk endapan permukaan hasil erosi pada dataran banjir sungai (Qa). Struktur geologi yang berkembang di daerah Surian Ulu Suliti adalah sesar normal dan

sesar mendatar. Sesar mendatar merupakan sesar yang membentuk hulu aliran Sungai Batanghari dngan arah umum baratdaya tenggara. Sesar normal membentuk lereng-lereng terjal (gawir) pada daerah sekitarnya. Daerah ini mengalami control struktur yang sangat kuat dengan ditunjukkan adanya pola aliran trellis mengikuti sesar utama hulu Sungai Batanghari. kelas dan kumulatif frekuensi didapatkan nilai background 3196,84 ppb threshold 14656 ppb erratic 27217 ppb. Di dalam Peta Sebaran dan Anomali Unsur Au (Gambar 6), anomali kuat Au (lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) pada conto SEL_136 (13246 ppb), SEL_25 (14674 ppb), SEL_27 (28603 ppb serta data out of control SEL_11 (100320 ppb). Tembaga (Cu) ANALISIS GEOKIMIA Data hasil analisis geokimia dari sedimen sungai aktif diolah menggunakan software Microsoft Excell untuk mendapatkan descriptive statistics. Anomali masing-masing unsur dan penentuan kelas didalam peta sebaran unsur dihitung dari Mean+2SDEV. Pengeplotan nilai dan pembuatan peta sebaran unsur dilakukan menggunakan bantuan software MapInfo. Daerah Sangir Batanghari Analisis statistik terhadap nilai unsur dari 62 conto sedimen sungai aktif berupa mean, standar deviasi, jumlah dianalisis, nilai minimal, nilai maksimal dan batas bawah hasil pengukuran laboratorium untuk masing masing unsur dari daerah survey di Sangir Batanghari dan sekitarnya ditampilkan dalam Tabel 2. Emas ( Au) Sebanyak 57 data hasil analisis geokimia unsur Au dengan kisaran antara 2 ppb sampai dengan 28603 ppb dianalisis statistik sehingga didapat nilai rata-rata 1546,47 ppb dan standar deviasi 4691,78 ppb. Perhitungan berdasar interval Sebanyak 61 data dianalisis untuk unsur tembaga, dengan kisaran nilai antara 8 ppm sampai dengan 236 ppm, dengan rata-rata 39,82 ppm dan standar deviasi 44,78 ppm Perhitungan berdasar interval kelas dan kumulatif frekuensi didapatkan nilai background 43,45 ppm, threshold 194,5 ppm, erratic 226,5 ppm. Didalam Peta Sebaran dan Anomali Unsur Cu (Gambar 7), diketahui adanya anomali kuat Cu (lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) pada conto SEL_02 (157 ppm), SEL_25 (229 ppm), serta data out of control SEL_27 (498 ppm) dan SEL_136 (236 ppm). Timah hitam (Pb) Sebanyak 61 data hasil analisis geokimia unsur Pb dengan kisaran antara 6 ppm sampai dengan 150 ppm dianalisis statistik sehingga didapat nilai rata-rata 26,44 ppm dan standar deviasi 32,04 ppm. Perhitungan berdasar interval kelas dan kumulatif frekuensi didapatkan nilai background 28,04 ppm, threshold 126,5 ppm, erratic 148,5 ppm. Didalam Peta Sebaran dan Anomali Unsur Pb (Gambar 8), diketahui adanya anomali kuat Pb

(lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) pada conto SEL_11 (126 ppm), SEL_12 (131 ppm), SEL_25 (150 ppm), SEL_27 (135 ppm) serta data out of control SEL_136 (222 ppm). Seng (Zn) Sebanyak 61 data hasil analisis geokimia unsur Zn dengan kisaran antara 30 ppm sampai dengan 648 ppm dianalisis statistik sehingga didapat nilai rata-rata 157,80 ppm dan standar deviasi 32,04 ppm. Perhitungan berdasar interval kelas dan kumulatif frekuensi didapatkan nilai background 158,60 ppm, threshold 614,5 ppm, erratic 614,5 ppm. Didalam Peta Sebaran dan Anomali Unsur Zn (Gambar 9), diketahui adanya anomali kuat Zn ( lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) pada conto SEL_14 (466 ppm), SEL_25 (648 ppm), SEL_27 (461 ppm), SEL_136 (598 ppm) serta data out of control SEL_117 (1315 ppm). Daerah Surian Ulu Suliti Analisis statistik terhadap nilai unsur terhadap 101 conto sedimen sungai aktif berupa mean, standar deviasi, jumlah dianalisis, nilai minimal, nilai maksimal dan batas bawah hasil pengukuran laboratorium untuk masing masing unsur dari daerah survey di Sangir Batanghari dan sekitarnya ditampilkan dalam Tabel 3. Sebaran unsur Cu (Gambar 10), diketahui adanya nilai yang lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi pada conto L082C1 (68 ppm), SEL_119 (68 ppm), SEL_120 (84 ppm), SEL_102 (86 ppm), SEL_106 (91 ppm), SEL_01 (95 ppm), serta data out of control SEL_122 (136 ppm), SEL_131 (177 ppm) dan SEL_132 (190 ppm). Nilai unsur tersebut tersebar mengikuti jalur sesar yang merupakan hulu Sungai Batanghari dari daerah Surian sampai Cubadak, Kecamatan Pantai Cermin, namun daerah tersebut dianggap sudah bukan merupakan anomali, dengan adanya aktivitas penambangan tembaga dan besi. Emas (Au) Sebanyak 91 data dianalisis untuk Au, dengan kisaran nilai antara 2 ppb sampai dengan 1150 ppb, nilai rata-rata 48,85 ppb dan standar deviasi 164,43 ppb. Dari perhitungan berdasar kumulatif frekuensi didapatkan nilai background 110,65 ppb, threshold 694,5 ppb, erratic 1156,5 ppb. Dari Peta Sebaran dan Anomali Unsur Au (Gambar 11) diketahui adanya anomali tinggi (lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) di daerah Ulu Suliti pada conto SEL_43 (642 ppb) dan nilai out of control pada conto SEL_39 (2440 ppb). Anomali lain di daerah Sungai Abu pada conto SOL_134 (863 ppb), SOL_36 (1150 ppb) serta nilai out of control SOL_138 (1519 ppb) dan SOL_34 (2309 ppb). Timah hitam (Pb) Sebanyak 99 data dianalisis untuk Pb, dengan kisaran nilai antara 8 ppm sampai dengan 315 ppm, nilai rata-rata 26 ppm dan standar deviasi 30,95 ppm. Dari perhitungan berdasar kumulatif frekuensi didapatkan nilai background 32,14 ppm, threshold 274 ppm, erratic 315 ppm. Dari Peta Sebaran dan Anomali Unsur Pb

(Gambar 12) diketahui adanya anomali tinggi (lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) di daerah Sungai Abu pada conto SOL_20 (315 ppm) serta data out of control SOL_135 (1041 ppm) dan SEL_42 (1682 ppm). Seng (Zn) Sementara itu di daerah Surian Ulu Suliti (Tabel 5) diketahui hanya Zn yang relatif berhubungan dengan Mn, sementara unsur lain tidak menunjukkan hubungan. KESIMPULAN DAN SARAN Sebanyak 98 data dianalisis untuk Zn, dengan kisaran nilai antara 8 ppm sampai dengan 252 ppm, nilai rata-rata 87,86 ppm dan standar deviasi 41,04 ppm. Dari perhitungan berdasar kumulatif frekuensi didapatkan nilai background 88,65 ppm, threshold 189 ppm, erratic 255 ppm. Dari Peta Sebaran dan Anomali Unsur Zn (Gambar 13) diketahui adanya anomali tinggi (lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) di daerah Sungai Abu pada conto SOL_133 (182 ppm), SOL_132 (241 ppm) serta data out of control SOL_134 (268 ppm), SOL_131 (271 ppm) dan SOL_19 (272 ppm). Sementara itu nilai diatas mean + 2 standar deviasi lainnya diketemukan di daerah Bulangadang yang merupakan daerah tambang. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis terhadap data-data geokimia yang ada di lokasi penyelidikan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Petunjuk adanya mineralisasi logam mulia di daerah penyelidikan ditunjukkan dengan hadirnya butiran emas pada konsentrat dulang dalam beberapa lokasi baik di daerah Sangir Batanghari maupun Surian Ulu Suliti 2. Di luar area penambangan yang sudah aktif, Anomali logam dasar (Cu.Pb, Zn) dan logam mulia (Au) diketemukan di beberapa lokasi baik di Sangir Batanghari maupun di Surian Ulu Suliti, terutama anomali Au di daerah Sungai Abu. PEMBAHASAN 3. Mineralisasi besi dan tembaga di daerah penyelidikan adalah kontak metasomatis jenis skarn Berdasarkan perhitungan angka antar unsur yang dianalisis (Tabel 4) dari daerah Sangir Batanghari diketahui beberapa unsur yang relatif berkaitan (angka hubungan > 0,5). Unsur Cu relatif berkaitan dengan Pb, Zn, Au dan As. Selain itu Zn juga dengan Mn. Mn berhubungan relatif erat dengan Fe. Perhitungan juga menunjukkan hubungan antara Au dengan As. Untuk mengetahui daerah prospek dan tipe mineralisasi yang ada di daerah penyelidikan atas dasar data anomali tersebut, perlu ditindaklanjuti dengan pemetaan geologi yang lebih rinci di daerah Sungai Abu.

DAFTAR PUSTAKA Crow, M.J., Johnson, C.C., McCourt, W.J. dan Harmanto, 1993, Geokimia Regional Lembar Painan dan Muara Siberut, Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung. Suganda, E dan Johnson, C.C., 1993, Geokimia Regional Lembar Sungai Penuh dan Ketaun, Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung Gafoer, S. dan Suharsono, 1996, Peta Geologi Lembar Painan, Sumatera skala 1 : 250.000. PPPG, Bandung.

BUKU 2 : BIDANG MINERAL Gambar 1. Peta lokasi blok penyelidikan Surian-Ulu Suliti dan Sangir Batang Hari Gambar 2. Peta morfologi daerah Sangir Batanghari

BUKU 2: BIDANG MINERAL Gambar 3. Peta geologi daerah Sangir Batanghari

BUKU 2 : BIDANG MINERAL Gambar 4. Peta morfologi daerah Surian Ulu Suliti

BUKU 2: BIDANG MINERAL Gambar 5. Peta geologi daerah Surian Ulu Suliti Gambar 6. Peta Sebaran dan anomali unsur Au daerah Sangir Batanghari

Gambar 7. Peta Sebaran dan anomali unsur Cu daerah Sangir Batanghari Gambar 8. Peta Sebaran dan anomali unsur Pb daerah Sangir Batanghari

BUKU 2: BIDANG MINERAL Gambar 9. Peta Sebaran dan anomali unsur Zn daerah Sangir Batanghari Gambar 10. Peta Sebaran dan anomali unsur Au daerah Surian Ulu Suliti

Gambar 12. Peta Sebaran dan anomali unsur Pb daerah Surian Ulu Suliti Gambar 11. Peta Sebaran dan anomali unsur Cu daerah Surian Ulu Suliti

BUKU 2: BIDANG MINERAL Gambar 13. Peta Sebaran dan anomali unsur Zn daerah Surian Ulu Suliti Tabel 1. Jumlah conto dan analisis laboratorium

Tabel 2. Rangkuman statistik daerah Sangir Batanghari Analisis mineral logam yang dominan ditunjukkan oleh unsur Au, Cu, Pb dan Zn. Tabel 3. Rangkuman statistik daerah Surian Ulu Suliti Keterangan : Cu, Pb, Zn, Mn, Ag, Li, K, As, Mo dan Sb (ppm), Au (ppb), Fe (%) Tembaga (Cu) BatangTabel 4. Angka hubungan antar unsur daerah Sangir Batanghari

BUKU 2: BIDANG MINERAL Tabel 5. Angka hubungan antar unsur daerah Surian Ulu Suliti