ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA KODING/INDEKSING BPJS DENGAN METODE WISN DI RS. PANTI WILASA Dr.CIPTO SEMARANG TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA PETUGAS ASSEMBLING DAN KODING BERDASARKAN TEORI WISN DI RSUD UNGARAN TAHUN 2016

Analisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA.

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASAKAN BEBAN KERJA UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL TAHUN 2015

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN WISN DI BAGIAN KODING INDEKSING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 2 No 1 - Januari 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kapasitas Kerja. a. Umur b. Keterampilan c. Pendidikan d. Lama Bekerja e. Jenis Kelamin

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN PENDAFTARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE WISN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRACT

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

ANALYSIS OF THE NEEDS OF LABOR IN PART THE FILINGS OUTPATIENT ACCORDING TO THE THEORY WISN IN RSI SULTAN AGUNG SEMARANG THE YEAR 2015

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN TEORI WISN DI BAGIAN FILING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009

Program Studi DIII Rekam Medis & Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2013 ABSTRAK

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

PREDIKSI KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA DI BAGIAN LOKET PENDAFTARAN RAWAT JALAN POLI RADIOTERAPI RSUP DR KARIADI SEMARANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit mempunyai

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. Tinjauan Spesifisitas Penulisan Diagnosis Dan Ketepatan Kode Berdasarkan ICD-10 Pada

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

: Delay Repayment, Of Medical Record Documents, Assembling

ANALISIS BEBAN KERJA PETUGAS FILING BERDASARKAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016

ANALISIS BEBAN KERJA PETUGAS TPPRJ RSUD TUGUREJO SEMARANG BERDASARKAN METODE WISN PADA TAHUN 2015

: DIKA BAYU SETIANTO NIM D

Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016

TINJAUAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN DRM PASIEN BPJS DARI BANGSAL RAWAT INAP KE ASSEMBLING DI RS. BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENYERAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS DARI RAWAT INAP KE BAGIAN FILING DI RS PANTI WILASA DR.CIPTO SEMARANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

ANALISIS BEBAN KERJA BERDASARKAN METODE WISN PETUGAS ASSEMBLING DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2015

ANALISA KUANTITATIF TERHADAP KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT PANTI WILASA DR.CIPTO SEMARANG TRIWULAN IV

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

ANALISA BEBAN KERJA PETUGAS ASSEMBLING PASIEN BPJS DENGAN METODE WISN DI RSUD KOTA SEMARANG PADA TAHUN 2015 ABSTRAK

dimiliki oleh suatu instansi. Man yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) adalah petugas yang bertanggung jawab mengisi formulir / berkas.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

QUANTITATIVE AND QUALITATIVE ANALYSIS OF THE IN-PATIENT MEDICAL RECORD DOCUMENTS FOR PATIENTS WITH HYPERTENSION AT THE PANTI WILASA DR

LAELA MIFTAHUL JANNAH

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PADA PERIODE BULAN MEI 2013 ARTIKEL

ANALISIS KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA DI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM GEMOLONG

Halaman Pengesahan. Artikel Ilmiah

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

ANALISIS BEBAN KERJA PETUGAS ASSEMBLING DENGAN METODE WISN DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 2014

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan. dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR TAHUN 2016 NI LUH ODELLIA PITAYUSA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin. Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan

Analisis Kebutuhan Petugas Rekam Medis Berdasarkan Beban Kerja di Instalasi Rekam Medis RS Aisyiah Muntilan

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA ASSEMBLING REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD DR.ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. isi, akurat, tepat waktu, dan pemenuhan persyaratan aspek hukum. berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

EVALUASI KINERJA ASSEMBLING DALAM PENGENDALIAN KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI ASSEMBLING RSUD UNGARAN TAHUN Devi Ayu Kumalasari*),

HUBUNGAN ANTARA SPESIFITAS PENULISAN DIAGNOSIS TERHADAP AKURASI KODE PADA RM 1 DOKUMEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG

TINJAUAN AKURASI KODE DIAGNOSA UTAMA MENURUT ICD-10 PADA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI BKPM WILAYAH SEMARANG PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

Keywords: Quality assurance, qualitative and quantitative analysis, filling

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ASTRI SRI WARIYANTI J

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

FAKTOR FAKTOR KETERLAMBATAN PENGEKLAIMAN BPJS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL ILMIAH ANALISA KEBUTUHAN RAK FILE BERDASARKAN POLA PERTAMBAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILING RSU PKU MUHAMMADIYAH GUBUG PERIODE

Kata Kunci PENDAHULUAN

BEBAN KERJA, KAPASITAS KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA. Oleh: ENI MAHAWATI, SKM, M.KES

HUBUNGAN KUALIFIKASI PETUGAS FILING DENGAN KETEPATAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS DI RS BHAYANGKARA POLDA DIY

ANALYSIS OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF MEDICAL RECORD OFFICER CODE OF DETERMINATION IN DISEASE AND INA CBGS Hospital DR. H. SOEWONDO KENDAL 2015

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Nugrahaning Pundi Astanti

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

TINJAUAN PROSEDUR PELAYANAN DOKUMEN REKAM MEDIS POLIKLINIK DARI FILING RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN Eltina Lupitasari Dewi

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

Tri Purnama Sari. : Kendala Petugas Rekam Medis, Kode Penyakit, BPJS ABSTRACT

Aditia Novitasari *), ArifKurniadi, M.Kom **)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

SKRIPSI. HUBUNGAN KUALIFIKASI CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS RAWAT JALAN BERDASARKAN ICD-10 DI RSPAU dr S HARDJOLUKITO YOGYAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

Isfi Arichah. Abstrak

Metode Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

ANALISA PELAKSANAAN INDEKS PENYAKIT PADA BAGIAN KODING/INDEKSING DI RSI KENDAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. representasi bagi data tersebut. Dalam bidang kesehatan, koding berarti

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012

Retno Mukti*), Arif Kurniadi**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. 1. standar profesi rekam medis dan informasi kesehatan. Standar profesi rekam

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 1 Januari Jaminan Kesehatan Nasional ialah asuransi

HUBUNGAN BEBAN KERJA CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN ICD-10 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI DI RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG

Dyah Ernawati 1, Eni Mahawati Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 50131

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP PADA PERIODE TRIWULAN I DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

Transkripsi:

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA KODING/INDEKSING DENGAN METODE WISN DI RS. PANTI WILASA Dr.CIPTO SEMARANG TAHUN 2015 Oleh Elsa Dita Rusdiana*), Maryani Setyowati**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula 1 No 5 11 Semarang Email : elsaditaar@gmail.com ABSTRACT Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang is one hospital type C in the Semarang City. In the era coding section is an important part in supporting sustainability codefication disease associated with competence to claim the cost of health services to. Based on the initial survey were obtained from the calculation of the number of documents inpatient and outpatient coding in code by officers, It is known outpatient coding section requires additional coding clerk. This study aims to determine the power requirements of coding based indicators of workload in the Unit of Medical Record RS. Panti Wilasa Dr cipto Semarang 2015. This is a descriptive study, the process of data collection is done through observation with cross sectional approach. The population in this study is inpatient coding officers and outpatient with inpatient a staff sample as much as 63 DRM, attendant hospitalization and as many as 52 DRM, and 93 outpatient DRM officer with the study table. Research results obtained hospitalization average time officer activities in providing disease code and action code as well as the completeness crosscheck DRM for staff A at 5.17 minutes, 5.28 minutes B officers and for officers outpatient 4,05 minutes. The quantity of the main activities in 2015 for officers inpatient coding A total 13.113 DRM, and as many as 13.068 officers and officers DRM coding 122.958 outpatient DRM. Effective days per year for hospitalization a staff A 279 days, staff B 297 days, and the outpatient staff 297 days. The standard workload for officers obtained inpatient coding A 22665,38 DRM, and officer B 23.625 DRM, outpatient officer coding 30.800 DRM. From the calculation of the WISN method known amount of coding labor needs hospitalization is 2 officers and for officers outpatient coding 4 officers. Then concluded for outpatient need no additional personnel to fit the standard amount of workload and for coding clerk there needs to be an evaluation of hospitalization associated with the workings and related coding part. Keywords: coding, workload, labor requirements, WISN Keperpustakaan: 14 (1994 2013) 1

A. Latar Belakang Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, maka perekam medis mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan yang tepat sesuai klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang penyakit dan tindakan medis dalam pelayanan dan manajemen kesehatan.kodefikasi penyakit erat kaitannya dengan biaya pelayanan rumah sakit yang akan dibebankan kepada pasien atau perusahaan asuransi, oleh karena itu sangatlah penting bagi tenaga rekam medis untuk mengkode diagnosis penyakit secara tepat dan akurat. [1] Pada awal tahun 2014, Indonesia membentuk Badan Pengelola Jaminan Sosial (). Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia. Dengan diberlakukannya sistem jaminan kesehatan tersebut, rekam medis menjadi bagian yang sangat penting dalam mendukung keberlangsungannya kaitannya dengan kompetensi kodefikasi penyakit untuk klaim biaya pelayanan kesehatan kepada. [2] Berdasarkan survei awal terdapat3 (tiga) orang petugas koding (koder). 2 (dua) orang petugas koding rawat inap yang bertugas untuk menerima dokumen dari bagian assembling, mengecek kelengkapan DRM, memberikan kode penyakit dan kode tindakan, memasukkan data ke dalam komputer, mengekspedisi ke bagian filing, dan satu orang petugas koding rawat jalan bertugas menerima berkas dari bagian verifikasi, memberikan kode penyakit dan kode tindakan, mengcrosscheck pelayanan tindakan rawat jalan, memasukkan data ke dalam komputer, mengekspedisi ke bagian filing. Dari survei awal terlihat masih ada dokumen yang menumpuk di bagian rawat inap dan rawat jalan karena beban kerja yang tinggi dan jumlah petugas yang kurang, meski petugas sudah melakukan job 2

description yang melebihi standar jam kerja. Adanya beban kerja petugas koding/indeksing di RS Panti Wilasa Dr. Cipto yang tinggi yang mengakibatkan tingginya jumlah DRM yang menumpuk dan tidak sesuai dengan ketentuan batas waktu untuk proses pengeklaiman, maka memunculkan pertanyaan penelitian yaitu : Berapa jumlah kebutuhan tenaga koding/indexing di Unit Rekam Medis RS. Pantiwilasa Dr. Cipto Semarang tahun 2015 berdasarkan indikator beban kerja dengan metode WISN? B. Metode Metode penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, adalah metode yang menggambarkan yaitu beban kerja petugas koding/indeksing pada saat ini berdasarkan data faktual, data yang terkumpul kemudian disusun, diolah, dan disajikan dalam bentuk laporan. Proses pengambilan data dilakukan melalui observasi yaitu peneliti mengamati secara langsung keadaan masalah yang akan di teliti dengan menggunakan metode pendekatan secara cross sectional yaitu meneliti data secara langsung pada saat penelitian dilakukan dengan metode WISN. 1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah petugas koding/indexing RS. Pantiwilasa Dr. Cipto Semarang saat pengamatan yaitu selama waktu kerja dalam 1 (satu) hari pelayanan dengan jumlah petugas 3 (tiga) orang, meliputi 2 (dua) orang petugas koding rawat inap dan 1 (satu) petugas koding rawat jalan. Sampel yaitu total populasi yang diharapkan mewakili populasi. Sampel dari penelitian yang dilakukan adalah DRM. Dari hasil pengamatan 10 DRM maka didapatkan hasil petugas koding Rawat Inap A sebanyak 63 DRM, petugas koding Rawat Inap B sebanyak 52 DRM dan petugas koding Rawat Jalan C sebanyak 93 DRM. C. Hasil dan Pembahasan 1. Identifikasi Tugas Pokok Bagian koding Rawat Inap dan Rawat Jalan RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang terletak di lantai 2 yaitu di ruang Rekam Medis. Petugas koding berjumlah 3 (tiga) orang yaitu 2 (dua) petugas koding Rawat Inap dan 1 (satu) petugas koding Rawat Jalan masing-masing petugas memiliki tugas utama yaitu : 3

No. Tabel 1 Tugas Pokok Petugas Koding Kategori SDM 1. Petugas Koding Rawat Inap 2. Petugas Koding Rawat Jalan Tugas Pokok Petugas koding Rawat Inap di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang bertugas memberikan kode diagnosis pasien dengan menggunakan ICD-10 dan kode tindakan menggunakan ICD-9- CM, selain itu masingmasing petugas juga memiliki tambahan menganalisa kelengkapan tugas yaitu DRM rawat inap (seperti : tidak tertulis diagnosis pada RM 1 dan Resume Keluar). Kemudian setelah itu memasukkan data ke dalam program Ina Cbg s. Petugas koding Rawat Jalan di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang juga bertugas memberikan kode diagnosis pasien dengan Petugas Koding/in deksing Rawat Inap Koding/In deksing Rawat Jalan menggunakan ICD-10 dan kode tindakan menggunakan ICD-9- CM, selain itu masingmasing petugas juga memiliki tambahan menganalisa kelengkapan persyaratan tugas yaitu berkas rawat jalan, seperti ketidakcocokan No. SEP pada saat diinput dan tidak adanya billing. 2. Kapasitas Kerja Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil karakteristik responden sebagai berikut : Tabel 2 Karakteristik Petugas Koding Umur Karakteristik Petugas Pendi dikan 34 thn DIII RMIK 27 thn DIII RMIK 32 thn DIII RMIK Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Perempuan Lama Kerja 1 thn 8 bln 7 bln 4

Jam kerja efektif petugas koding/indeksing dalam satu tahun adalah : Jumlah hari kerja dalam 1 tahun = 312 hari (A) Cuti Tahunan = Petugas A= 18 hr/thn (B) Petugas C (Rawat Jalan) = Volume kegiatan per hari x hari kerja efektif per tahun = 414 x 297 = 122.958 DRM/tahun b. Standar Beban Kerja Petugas B = 0 hr/thn Petugas C = 0 hr/thn Libur Nasional = 15 hari (D) Ketidakhadiran (personal) =Petugas A = 0 hari (E) Petugas B = 0 hari Petugas C = 0 hari Waktu Kerja = 7 jam/hari (F) a. Kuantitas Kegiatan Pokok Petugas A (Rawat Inap) = Volume kegiatan per hr x hr kerja efektif per thn = 47 x 279 = 13.113 DRM/tahun Petugas B (Rawat Inap) = Volume kegiatan per hari x hari kerja efektif per tahun = 44 x 297 Standar beban kerja petugas A (Rawat Inap) = waktu kerja tersedia rata rata waktu per kegiatan 1953 jamx 60 = = 22.665,38 menit 5.17 Standar beban kerja petugas B (Rawat Inap) = = waktu kerja tersedia rata rata waktu per kegiatan 2079 jamx 60 5,28 = 23.625 menit Standar beban kerja petugas C (Rawat Jalan) = = waktu kerja tersedia rata rata waktu per kegiatan 2079 jam x 60 4,05 = 30.800 menit c. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Metode WISN Kebutuhan Staf Petugas A (Rawat Inap) = Kuantitas kegiatan Standar Beban Kerja x FKK = 13.113 x 1,08 = 0,62 = 1 22.665,38 = 13.068 DRM/tahun 5

Kebutuhan Staf Petugas B (Rawat Inap) = Kuantitas kegiatan Standar Beban Kerja x FKK = 13.068 X 1,08 = 0,59 = 1 23.625 Kebutuhan Petugas Koding Rawat Inap = A + B = 1 + 1 = 2 Kebutuhan Staf Petugas C (Rawat Jalan) = Kuantitas kegiatan Standar Beban Kerja x FKK = 122..958 30.800 x 1,05 = 4.1 Kebutuhan Petugas Koding Rawat Jalan = 4.1 = 4 D. Hasil dan Pembahasan 1. Koding Rawat Inap Berdasarkan hasil pengamatan di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang memiliki 2 (dua) petugas Koding rawat inap dengan job description yaitu memberikan kode penyakit menggunakan buku ICD-10 dan kode tindakan menggunakan buku ICD-9CM, dengan tugas tambahan mengcrosscheck DRM. mengcosscheck kelengkapan Seharusnya, kelengkapan merupakan tupoksi dari petugas assembling dan hal tersebut menyebabkan beban petugas koding meningkat. Sesuai hasil wawancara yang telah dilakukan, karakteristik kedua petugas yaitu petugas Rawat Inap A dengan umur 34 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan DIII RMIK, dan lama kerja 1 tahun. Sedangkan petugas Rawat Inap B berumur 27 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan DIII RMIK, dan lama kerja 8 bulan. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa lama kerja dan pengalaman sesuai usia petugas dapat menentukan kecepatan rata-rata waktu per kegiatan, dan mempengaruhi banyaknya kuantitas kegiatan pokok per tahun seorang petugas dalam mengkode DRM. Dengan jam kerja petugas koding rawat inap masingmasing adalah 7 jam per hari. Kedua petugas mendapat cuti masing-masing 18 hari per tahun untuk petugas A, sedangkan petugas B belum mendapat waktu cuti karena pengalaman petugas yang belum ada 1 (satu) tahun bekerja.faktor kelonggaran dari kedua petugas berupa rapat sebanyak 12 kali per tahun dengan waktu 2 jam, menerima telepon selama 15 menit sebanyak 360 kali per tahun, dan konsultasi dokter selama 15 menit sebanyak 120 kali per tahun. Berdasarkan protap yang berlaku di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang, pengertian tugas utama koder adalah memberi kode 6

diagnosis utama, sekunder, cedera luar dan kematian serta kode tindakan yang telah ditentukan dengan menggunakan buku ICD- 10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk diagnosis prosedur, hasil koding diinput ke dalam software Ina Cbg s. Tetapi dengan adanya tugas tambahan seperti menganalisa kelengkapan DRM hal ini menyebabkan beban kerja petugas bertambah dan tingkat kelelahan petugas tinggi, yang ditandai dengan penurunan perhatian serta perlambatan dan hambatan persepsi (faktor penyebab kelelahan seperti lelah otot, lelah visual, lelah menatl dan monotoris). Bila hal ini terjadi terusmenerus maka akan berdampak pada pekerjaan petugas seperti motivasi kerja menurun dan menyebabkan kualitas kerja rendah, banyak terjadi masalah, cedera, penyakit akibat kerja, dan bisa terjadi kecelakaan akibat kerja. [2] Rata-rata waktu kegiatan masing-masing petugas dalam melakukan tugasnya yaitu memberikan kode dan tugas tambahan menganalisa kelengkapan DRM adalah petugas A 5,17 menit. Kuantitas kegiatan pokok tahun 2015 sebanyak 13.113 DRM, dengan hari kerja efektif 279 hari dan standar beban kerja dalam satu tahun yaitu 22.665,38 menit. Petugas B 5,28 menit. Kuantitas kegiatan pokok tahun 2015 sebanyak 13.068, dengan hari kerja efektif 297 hari dan standar beban kerja dalam satu tahun yaitu 23.625 menit. Dari hasil perhitungan tersebut dengan metode WISN didapatkan kebutuhan tenaga kerja sebanyak 2 (dua) petugas. Pada kenyataannya di bagian koding rawat inap terdapat 2 (dua) petugas yang mengkode DRM dan menganalisis kelengkapan DRM, jadi tidak perlu adanya penambahan petugas. Meskipun petugas terkadang bertugas melebihi jam kerja tetapi dokumen tetap menumpuk, karena adanya tugas tambahan yang dilakukan petugas koding rawat inap yaitu menganalisa kelengkapan DRM rawat inap dan pengembalian DRM dari bangsal ke assembling terlambat. 2. Koding Rawat Jalan Berdasarkan hasil pengamatan di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang memiliki 1 (satu) petugas Koding DRM rawat jalan dengan job description yaitu memberikan kode penyakit menggunakan buku ICD-10 dan kode tindakan menggunakan buku ICD-9CM, dengan tugas tambahan 7

mengcrosscheck kelengkapan DRM. Seharusnya, mengcosscheck kelengkapan merupakan tupoksi dari petugas assembling dan hal tersebut menyebabkan beban petugas koding meningkat. Sesuai hasil wawancara yang telah dilakukan, karakteristik petugas yaitu petugas C dengan umur 32 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan DIII RMIK, dan lama kerja 7 bulan. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa lama kerja dan pengalaman sesuai usia petugas dapat menentukan kecepatan rata-rata waktu per kegiatan, dan mempengaruhi banyaknya kuantitas kegiatan pokok per tahun seorang petugas dalam mengkode DRM. Dengan jam kerja petugas koding rawat jalan adalah 7 jam per hari. Petugas C belum mendapat waktu cuti karena pengalaman petugas yang belum ada 1 (satu) tahun bekerja.faktor kelonggaran dari petugas C berupa rapat sebanyak 12 kali per tahun dengan waktu 2 jam, menerima telepon selama 15 menit sebanyak 180 kali per tahun, dan konsultasi dokter selama 15 menit sebanyak 120 kali per tahun. Berdasarkan protap yang berlaku di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang pengertian tugas utama koder adalah memberi kode diagnosis utama, sekunder, cedera luar dan kematian serta kode tindakan yang telah ditentukan dengan menggunakan buku ICD- 10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk diagnosis prosedur, hasil koding diinput ke dalam software Ina Cbg s. Tetapi dengan adanya tugas tambahan seperti menganalisa kelengkapan DRM hal ini menyebabkan beban kerja petugas bertambah dan tingkat kelelahan petugas tinggi, yang ditandai dengan penurunan perhatian serta perlambatan dan hambatan persepsi (faktor penyebab kelelahan seperti lelah otot, lelah visual, lelah menatl dan monotoris). Bila hal ini terjadi terusmenerus maka akan berdampak pada pekerjaan petugas seperti motivasi kerja menurun dan menyebabkan kualitas kerja rendah, banyak terjadi masalah, cedera, penyakit akibat kerja, dan bisa terjadi kecelakaan akibat kerja. [2] Rata-rata waktu kegiatan petugas koding rawat jalan dalam melakukan tugasnya yaitu memberikan kode dan tugas tambahan menganalisa kelengkapan DRM adalah petugas C 4,05 menit. Kuantitas kegiatan pokok tahun 2015 sebanyak 122.958 DRM, dengan hari kerja 8

efektif 297 hari dan standar beban kerja dalam satu tahun yaitu 30.800 berkas. Dari hasil perhitungan tersebut dengan metode WISN didapatkan penambahan kebutuhan tenaga kerja sebanyak 3 (tiga) petugas. Pada kenyataannya di bagian koding rawat jalan terdapat 1 (satu) petugas yang mengkode berkas dan menganalisa kelengkapan berkas. Meskipun petugas terkadang bertugas melebihi jam kerja tetapi dokumen tetap menumpuk, karena adanya tugas tambahan yang dilakukan petugas koding rawat jalan yaitu menganalisa kelengkapan berkas rawat jalan. Sehingga mengakibatkan terjadinya kesalahan koding karena konsentrasi petugas menurun, serta meningkatnya tingkat kelelahan petugas. E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Kegiatan petugas koding Rawat Inap di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang adalah menerima DRM dari assembling yang sudah dirakit, memberikan kode penyakit sesuai buku pedoman ICD-10 dan kode tindakan yang sesuai buku pedoman ICD-9 CM, mengcrosscheck kelengkapan DRM (seperti tertulis atau tidak diagnosis pada RM 1, kekonsistensian diagnosis dan kelengkapan pemeriksaan penunjang), kemudian memasukkan data tersebut kedalam komputer rawat inap. Sedangkan kegiatan petugas koding Rawat Jalan di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang adalah menerima berkas dari bagian verifikasi, memberikan kode penyakit sesuai buku pedoman ICD-10 dan kode tindakan yang sesuai buku pedoman ICD-9 CM, mengcrosscheck kelengkapan berkas (seperti ketidakcocokan No SEP pada saat dicek dalam Ina Cbg s, kelengkapan pemeriksaan penunjang, dan billing), kemudian memasukkan data tersebut kedalam program Ina Cbg s. b. Terdapat 2 petugas koding Rawat Inap dengan karakteristik petugas A umur 34 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan DIII RMIK, lama kerja 1 tahun dengan hari kerja 279 hari per tahun dan 1953 jam per tahun dalam menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan petugas B umur 27 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan DIII RMIK, lama kerja 8 bulan dengan hari kerja 297 hari per tahun dan 2079 jam per tahun dalam menyelesaikan tugasnya. Petugas koding Rawat Jalan dengan karakteristik umur 32 tahun, jenis 9

kelamin perempuan, pendidikan DIII RMIK, lama kerja 7 bulan dengan hari kerja 297 hari per tahun dan 2079 jam per tahun dalam menyelesaikan tugasnya. c. Kuantitas kegiatan pokok petugas koding Rawat Inap tahun 1025 adalah petugas A sebanyak 13.113 DRM/tahun dengan standar, petugas B sebanyak 13.068 DRM/tahun, dengan standar kelonggaran 7,74%. Sedangkan kuantitas pokok petugas koding Rawat Jalan pada tahun 2015 sebanyak 122.958 DRM/tahun dengan standar kelonggaran 4,51%. d. Untuk rata-rata waktu kegiatan petugas koding Rawat Inap dalam menyelesaikan pekerjaanya yaitu petugas A 5,17 menit, petugas B 5,28 menit dan petugas koding Rawat Jalan 4,05 menit. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode WISN didapatkan jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk koding Rawat Inap adalah 2 petugas dan untuk petugas koding Rawat Jalan adalah 3 petugas. 2. Saran a. Pada bagian koding Rawat Inap harus di evaluasi apa yang menyebabkan terlambatnya DRM dari bangsal. Karena apabila terjadi terus - menerus petugas koding Rawat Inap tidak bekerja sesuai SOP yang berlaku dan akan bertugas membantu menyelesaikan pekerjaan petugas koding Rawat Jalan. b. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja menggunakan metode WISN di bagian koding Rawat Jalan di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang pada tahun 2015 adalah 4 petugas, sedangkan pada kenyataannya hanya ada 1 petugas. Maka koding Rawat Jalan memerlukan penambahan petugas sebanyak 3 petugas. F. Daftar Pustaka 1. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377/Menkes/SK/III/2007. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan 2. GTZ/EPOS HRD in the Health Sector Project INDONESIA. 2009. Perlengkapan Kerja WISN. Jakarta : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan 10