BAB I PENDAHULUAN. tantangan. Restu dan Yusri (2013) mengungkapkan bahwa mitos yang sering

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kebaikan dan perilaku yang terpuji. Akan tetapi, banyak kita

BAB lv HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sejumlah 30 siswa agar layak dan cukup memenuhi kriteria sampel skripsi.

BAB I PENDAHULUAN. dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. individu dan memungkinkan munculnya agresi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sampel Penelitian. 1. Teknik Komputer Jaringan siswa. 2. Multimedia siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMK PGRI 1 Salatiga dengan total siswa 90

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses timbulnya perilaku tersebut ialah ketika seseorang dalam suatu titik. perilaku yang dinamakan perilaku agresif.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan salah satunya perubahan emosi. Menurut Goleman

BAB I PENDAHULUAN. perilaku agresi, yaitu; agresif fisik (Physical Aggression), agresi verbal (Verbal

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pemberitaan di Jakarta menyatakan ham p ir 40% tindak

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. alkohol, napza, seks bebas) berkembang selama masa remaja. (Sakdiyah, 2013). Bahwa masa remaja dianggap sebagai suatu masa dimana

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang digunakan berjumlah 146 siswa. Tabel 4.1 Subyek Penelitian Sebaran Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut. dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah. Perkelahian tersebut sering kali menimbulkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Garmen. Dimana jurusan ini diambil pada saat kelas X. SMK Muhammadiyah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dipandang sebagai periode perubahan baik dalam hal fisik, minat,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampingan, manusia membutuhkan adanya interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Salatiga. Surat ijin dari fakultas pada tanggal 26Juli 2013, Diantar ke Progdi

BAB I PENDAHULUAN. agresif atau korban dari perilaku agresif orang lain tersebut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengikuti perkuliahan yang berjumlah 31 mahasiswi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Otomotif SMKSaraswati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tepatnya berada di Jln KH.Ahmad Dahlan.Lokasi sekolah SMA Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

BAB ll KAJIAN TEORI. bahkan pada dirinya sendiri. Definisi ini berlaku bagi semua makhluk vertebrata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembentukan konsep diri anak menurut (Burns, 1993). bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN

STUDI TENTANG PERILAKU AGRESIF SISWA DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selain sebagai makhluk pribadi, juga merupakan makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. dengan apa yang ia alami dan diterima pada masa kanak-kanak, juga. perkembangan yang berkesinambungan, memungkinkan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah periode perkembangan disaat individu mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. mulai memasuki masa dewasa. Oleh karena itu, periode remaja dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada masa awal periode akhir masa remaja (Hurlock, 1999). Buss dan Perry (1992) mendefinisikan perilaku agresif sebagai suatu

BAB IV PEMBAHASAN. Negeri 3 Satu Atap Kedungjati berjumlah 177 siswa. Untuk kelas VIII berjumlah. Kedungjati A B

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk mengikuti pendidikan di Kota ini. Khusus untuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F dan VIII G di SMP Negeri 1 Suruh.

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dijelaskan bahwa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB II LANDASAN TEORI. dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya. bijaksana dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan salah satu periode penting dalam kehidupan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dikenal dengan masa yang penuh dengan pergolakan emosi yang diiringi

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. Salatiga pada kelas V A dan V B. Populasinya adalah seluruh siswa kelas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. persiapan penelitian, hasil analisis data penelitian dan pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi belum dapat disebut orang dewasa. Taraf perkembangan ini pada umumnya disebut

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa. Tabel Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber informasi yang sangat penting bagi masyarakat. Di antara berbagai media

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laki-laki dan perempuan. Responden siswa laki-laki sebanyak 37 siswa atau 60 %.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan berhubungan sekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. budaya di negara kita sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Menurut Kartini Kartono (2010: 21) pada umumnya bentuk perilaku

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini para remaja yang sedang masa transisi mengalami banyak tantangan. Restu dan Yusri (2013) mengungkapkan bahwa mitos yang sering dipercaya tentang ciri remaja yang sedang berkembang adalah sebagai permunculan tingkah laku yang negatif, seperti suka melawan, gelisah, periode badai, tidak stabil dan berbagai label buruk lainnya. Remaja memperlihatkan tingkah laku negatif, karena lingkungan yang tidak memperlakukan merekasesuai dengan tuntutan atau kebutuhan perkembangan mereka. Tingkah laku negatif tersebut tidak sesuai dengan tahap perkembangan remaja yang normal menurut Hurlock. Freud (Krahe, 2005) dengan teorinya berpandangan bahwa perilaku individu didorong oleh dua kekuatan dasar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sifat kemanusiaan, yaitu perilaku agresif itu berasal dari insting mahluk hidup yang pada dasarnya pada diri manusia terdapat dua macam insting, yaitu insting kehidupan (eros) dan insting kematian (thanatos). Hal tersebut terbukti dengan maraknya perilaku agresif berupa tawuran antar pelajar yang terjadi akhir-akhir ini seperti yang di beritakan metrotvnews.com pada tanggal 15 mei 2013. Tawuran itu terjadi antara pelajar SMK 35 dan SMK 53 Cengkareng yang menewaskan satu pelajar yang ikut dalam tawuran tersebut. Menurut data Komnas Perlindungan Anak, jumlah tawuran pelajar tahun 2011 sebanyak 339 kasus dan memakan korban jiwa 82 orang. Tahun sebelumnya,

jumlah tawuran antar-pelajar sebanyak 128 kasus. Hingga September 2012 terjadi 86 kali tawuran antarpelajar dengan 26 korban meninggal. Peristiwa di atas membuktikan perilaku agresif terjadi pada masa remaja yang cenderung justru merugikan.loeber dan Hay (Krahe,2005) mengemukakan bahwa perilaku agresif berubah tingkat dan polahnya pada masa remaja dan pada masa dewasa muda. Verlinden, Hersen.dan Thomas (Krahe, 2005) mengungkapkan perilaku agresif cenderung menjadi lebih merugikan karena tingginya prevalensi senjata api dan senjata lain di kalangan remaja laki-laki.menurut peneliti perilaku agresif itu sudah terjadi sejak usia dini yang di pengaruhi oleh keluarga yang sering melakukan kekerasan dan lingkungan masyarakat yang tidak mendukung. Moffitt (Krahe, 2005) memperlihatkan bahwa 73% anak laki-laki yang pernah di penjara karena melakukan penyerangan di sertai kekerasan pada usia 18 tahun teryata juga memiliki sejarah perilaku antisosial yang menetap sejak masa kanakkanaknya. Dalam penelitian (Mofftiff) itu juga di temukan bahwa 23% pelaku penyerangan di seratai kekerasan belum pernah memperlihatkan masalah perilaku antisosial sebelum mereka menginjak masa remaja. Tingkah laku negatif merupakan penyimpangan perilaku sosial. Penyimpangan perilaku sosial merupakan bagian dari proses interaksi sosial seorang individu di dalam kelompoknya. Setiap individu termasuk remaja memiliki kemampuan untuk berinteraksi. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (dalam Ibrahim 2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain

(Baron & Byrne, 1991 dalam Ibrahim, 2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Menurut Buzan, ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya merupakan pemahaman mengenai kecerdasan sosial. Dayakisni dan Hudaniah (2009) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mengurangi hambatan untuk berperilaku agresif adalah rendahnya kesadaran diri. Rendahnya kesadaran diri itu menghasilkan seseorang mempunyai kesempatan untuk berperilaku agresif. Kesadaran diri itu juga terdapat dalam kecerdasan sosial yang berupa kesadaran sosial,yang mengarah kepada perasaan mampu memahami orang lain (Golemen,2006) Wulandari(2010) melakukan penelitian dengan judul Hubungan kecerdasan sosial dengan perilaku agresif pada siswa SMK muhammadiyah Piyungan Yogyakarta dengan hasil yang menunjukan nilai rxy 0,421 dengan p= 0,001(p<0,01) dengan angka tersebut membuktikan bahwa ada hubungan negatif dan signifikan antara kecerdasan sosial dengan perilaku agresif pada siswa SMK Muhammadiyah Piyungan Yogyakarta. Sedangkan dari hasil pra penelitian mengenai hubungan kecerdasan sosial dengan perilaku agresif pada siswa kelas Xl PM SMK T & I kristen Salatiga menunjukan nilai rxy 0,632 dengan p=0, 000. Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan sosial dan perilaku agresif pada siswa SMK T& I Kristen Salatiga.

Kendall's tau_b KECSOSIA L AGRESIF Correlations Correlation Coefficient KECSOSIA L AGRESI F 1.000.632 ** Sig. (2-tailed)..000 N 22 22 Correlation Coefficient.632 ** 1.000 Sig. (2-tailed).000. N 22 22 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan penjelasan di atas dan hasil penelitian Wulandari (2010) yang berbeda dengan hasil pra penelitian peneliti, maka penelliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan kecerdasan sosial dengan perilaku agresif pada remaja di SMK T&I Kristen Salatiga. Peneliti mengambil sampel remaja di SMK T&I Kristen Salatiga. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pembimbing di SMK tersebut mengungkapkan bahwa siswa sekolah ini sering terlibat tawuran dengan pelajar dari sekolah lain, sering berkelahi, minumminuman keras, membolos.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini didasarkan pada permasalahan sebagai berikut: Adakah hubungan yang signifikan antara kecerdasan sosial dengan perilaku agresif pada remaja siswa SMK T&I Kristen Salatiga 1.3 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kecerdasan sosial dengan perilaku agresif pada remaja siswa SMK T&I Kristen Salatiga 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini di harapkan mampu memberikan sumbangan bagi teori kecerdasan sosial dan keterkaitanya dengan perilaku agresif 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini di peruntukan untuk guru pembimbing di SMK T&I Kristen Salatiga sebagai bahan acuan penyusunan layanan bk untuk mengurangi perilaku agresif siswa di SMk tersebut