Farmaka Volume 14 Nomor 2 19

dokumen-dokumen yang mirip
Farmaka Vol. 14 No Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2015, hal Vol. 12 No. 1 ISSN: EISSN : Online :

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2014, hal Vol. 11 No. 1 ISSN: EISSN : Online :

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

Diajukan oleh RA Oetari

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan risiko PKV seperti pembesaran ventrikel kiri, infark

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-JUNI 2014

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DENGAN METODE ATC/DDD PADA PASIEN STROKE RAWAT INAP RSUD B TAHUN 2010 DAN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR. Tugas Akhir

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2010 DAN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

Karakteristik Pasien Hipertensi di Bangsal Rawat Inap SMF Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013

Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Primer Usia 45 Tahun Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan

Tidak Semua CCB Serupa; Fokus pada Nifedipine GITS/OROS Karena Perlindungan 24 Jam Sangat Berharga

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition

PERIODE JANUARI 2012 JUNI 2012

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. VII, 2003). Diagnosis hipertensi seharusnya didasarkan pada minimal tiga kali pengukuran

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, September 2017

masalah kesehatan dengan prevalensi A. Pendahuluan yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, dimana tekanan di pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

OBAT ANTI HIPERTENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRP

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI PENGGUNAAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. manusia contohnya adalah obesitas, diabetes, kolesterol, hipertensi, kanker usus,

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KONSELING APOTEKER TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN DAN HASIL TERAPI PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Proporsi kematian

PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009

Ani Anggriani 1,Ineke Herawati 1, Jacinta Budiastuti 2 Sekolah Tinggi Farmasi Bandung (STFB) 1, Rumah Sakit di Bandung 2 ABSTRAK

Hipertensi. Andi Sri Suriati Amal, S.Si, M.Med.Sc., Apt. Putri Andini, S.Farm., Apt.

LAPORAN PENELITIAN POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanisme regulasi tekanan darah (pada pengukuran berulang tekanan darah

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi menjangkiti kira-kira 50 juta penduduk United State dan kirakira

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT DAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD TIDAR KOTA MAGELANG PERIODE JANUARI-JUNI 2012

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI DUA KOMBINASI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Hipertensi

DAFTAR ISI. 2. Evaluai Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD Deli Serdang Dengan Metode ATC/DDD Dina Yusmasrlina...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. mmhg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

POLA PENGOBATAN HIPERTENSI PADA PASIEN LANSIA DI PUSKESMAS WINDUSARI, KABUPATEN MAGELANG KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

POLA REGIMENTASI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL DI INSTALASI RAWAT INAP RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA MILHA NINDYA SASMITA

Dian Oktianti, Etika Sulistyaningrum, Nita Prasetiyowati, Dara Dwipa Tuwuh Safitri. ABSTRACT

Fransiska Yovita Dewi, M.Sc., Apt Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SARIO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTISARI. Endah Dwi Janiarti; Erna Prihandiwati; Anna Apriyanti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kematian ketiga terbanyak di negara-negara maju, setelah penyakit jantung dan

NASKAH PUBLIKASI ELIT RIZAL FALAH K Oleh :

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SOAL SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL ILMU PENYAKIT DALAM FK UNILA, SEMESTER GANJIL. MATA KULIAH : HIPERTENSI, GAGAL GINJAL DAN GERIATRI.

Transkripsi:

Volume 14 Nomor 2 19 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI FASILITAS KESEHATAN RAWAT JALAN PADA TAHUN 2015 DENGAN METODE ATC/DDD Dika P. Destiani 1, Rina S 1., Eli H 1, Ellin F 1, Syahrul N 2,3 1 Fakultas Farmasi, Universitas Padjajaran 2 Apotek Kimia Farma Bandung 3 Sekolah Tinggi Farmasi Bandung Email: dika.pramita@unpad.ac.id ABSTRAK Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Banyaknya penderita hipertensi menyebabkan berkembangnya pengobatan untuk penyakit tersebut dan penggunaannya yang sangat banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antihipertensi apa saja yang digunakan dan berapa penggunaannya pada pasien hipertensi rawat jalan di fasilitas kesehatan tahun 2015. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif, berupa data yang didapat dari resep pasien hipertensi. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung kuantitas penggunaan antihipertensi menggunakan metode ATC/ DDD. Hasil penelitian menunjukkan jumlah penggunaan antihipertensi tiga terbanyak adalah Amlodipin (171,8 DDD), Irbesartan (47,38 DDD), dan Captopril (40,74 DDD). Kata kunci : antihipertensi, ATC/DDD, rawat jalan ABSTRACT Hypertention is condition when systolic pressure more than 140 mmhg and diastolic pressure more than 90 mmhg in minimal twice measurement in 5 minutes. A lot of hypertention patients needs improvement of medication and it caused the use of hypertention drugs increased. The aim of this study are to investigate the kind of drugs for hypertention and the number of them in one of the healthcare facilities in Bandung 2015. This study is descriptive study with retrospective data from prescription. Analysis used ATC/DDD. The result of this study showed three top hypertention are amlodipine (171,8 DDD), Irbesartan (47,38 DDD), and Captopril (40,74 DDD). Keywords : antihypertention, ATC/DDD, outpatient PENDAHULUAN Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak

Volume 14 Nomor 2 20 (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena oleh WHO untuk mengevaluasi penggunaan obat. 2 Sistem klasifikasi ATC digunakan untuk mengklasifikasikan obat. Sistem ini dikontrol oleh WHO Collaborating Centre itu, partisipasi semua pihak, baik dokter for Drug Statistic Methodology, dan dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan. 1 Sistem ATC/DDD (Anatomical Therapeutic Chemical / Defined Daily Dose) merupakan sistem klasifikasi dan pengukuran penggunaan obat yang saat ini telah menjadi salah satu pusat perhatian dalam pengembangan penelitian penggunaan obat. Sistem ATC/DDD sebagai standar pengukuran internasional untuk studi penggunaan obat, sekaligus menetapkan WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology untuk memelihara dan mengembangkan sistem ATC/DDD. Evaluasi penggunaan obat dibagi menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif. Salah satu studi kuantitatif adalah dengan menggunakan metode ATC/DDD. Metode ini direkomendasikan pertama kali dipublikasikan tahun 1976. Obat dibagi menjadi kelompok yang berbeda menurut organ atau sistem dimana obat tersebut beraksi dan atau berdasarkan karakteristik terapeutik dan kimianya. Obat diklasifikasikan menjadi kelompokkelompok pada lima level yang berbeda. 3 Level pertama adalah level yang paling luas, obat dibagi menjadi 14 kelompok utama anatomi. Level kedua adalah kelompok utama farmakologi dan terdiri dari dua digit. Kelompok ketiga adalah kelompok farmakologi dan terdiri dari satu huruf. Kelompok keempat adalah kelompok kimia dan terdiri dari satu huruf. Kelompok kelima adalah kelompok zat kimia dan terdiri dari dua huruf. 3 DDD diasumsikan sebagai dosis pemeliharaan rata-rata perhari yang digunakan untuk indikasi utama orang dewasa. DDD hanya ditetapkan untuk obat

Volume 14 Nomor 2 21 yang mempunyai kode ATC. Jumlah unit DDD yang direkomendasikan pada pengobatan mungkin dinyatakan dalam satuan miligram atau gram untuk sediaan padat seperti tablet atau kapsul, atau mililiter untuk sediaan cair injeksi atau cair oral. Data penggunaan obat yang dipresentasikan pada DDD hanya memberikan perkiraan penggunaan dan tidak memberikan gambaran penggunaan yang pasti. 3 METODE PENELITIAN Sampel dalam penelitian ini diambil dari pasien dewasa rawat jalan yang menebus resep di Apotek Kimia Farma pada bulan Januari - Desember 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antihipertensi apa saja yang digunakan pada pasien hipertensi rawat jalan di Apotek Kimia Farma pada tahun 2015. Instrumen penelitian adalah data resep yang telah ditebus oleh pasien dewasa pada pelayanan kesehatan rawat jalan di Apotek Kimia Farma pada tahun 2015. Penelitian Analisis data dilakukan menggunakan obat antihipertensi, golongan obat antihipertensi, bentuk sediaan, kekuatan, jumlah penggunaan, dan jumlah kunjungan pasien rawat jalan. Setelah didapatkan data tersebut, obat antihipertensi diklasifikasikan untuk mendapatkan kode ATC berdasarkan guideline yang telah ditetapkan oleh WHO Collaborating Centre. Kemudian dihitung DDD untuk masing-masing obat antihipertensi, berdasarkan guideline yang telah ditetapkan oleh WHO Collaborating Centre. Hasil perhitungan penggunaan obat antihipertensi per tahun dengan menggunakan satuan DDD/1000 kunjungan pasien rawat jalan (KPRJ). HASIL DAN PEMBAHASAN Data jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada tahun 2015 didapatkan dari jumlah resep sebanyak 4.179. Data ini diperlukan untuk menghitung penggunaan obat antihipertensi dengan unit satuan DDD/1000 kunjungan pasien rawat jalan (KPRJ). bersifat deskriptif retrospektif.

Volume 14 Nomor 2 22 A. Jenis Obat Antihipertensi yang Digunakan Berdasarkan Klasifikasi ATC Dari data penggunaan obat antihipertensi pada tahun 2015 didapatkan data berupa nama, bentuk sediaan, dosis, jumlah penggunaan obat antihipertensi, dan kunjungan pasien. Obat antihipertensi ARB Beta Blocker Diuretik Tiazid Aldosteron Antagonis Alfa 2 Agonis Valsartan Candesartan Irbesartan Losartan Telmisartan Atenolol Bisoprolol Propanolol HCT Spironolakt on Metildopa C09CA03 C09CA06 C09CA04 C09CA01 C09CA07 C07AB03 C07AB07 C07AA05 C03AA03 C03DA01 C02AB01 terdiri dari nama generik dan nama paten yang digunakan pada tahun 2015. Bentuk sediaan dan kekuatan diperlukan untuk mengetahui kandungan zat aktif dalam setiap sediaan. Total jumlah penggunaan diperlukan untuk menghitung jumlah total kekuatan obat antihipertensi (dalam satuan gram dan miligram) yang digunakan pada tahun 2015. Penggunaan obat antihipertensi kemudia diurutkan sesuai dengan kode ATC berdasarkan WHO Collaborating Centre. Tabel 1. Nama dan Golongan Obat Antihipertensi untuk Pasien Rawat Jalan Tahun 2015 Golongan Nama Obat Kode ATC CCB Loop Diuretics ACE Inhibitor Amlodipin Nifedipin Furosemid Captopril Lisinopril Ramipril C08CA01 C08CA05 C03CA01 C09AA01 C09AA03 C09AA05 B. Kuantitas Penggunaan Obat Antihipertensi dalam Unit DDD Setelah diketahui jenis obat antihipertensi yang digunakan di Apotek Kimia Farma pada Tahun 2015, selanjutnya dilakukan perhitungan kuantitas penggunaan obat antihipertensi tersebut. Penggunaan obat antihipertensi untuk pasien rawat jalan dalam DDD/1000 KPRJ pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Berdasarkan perhitungan DDD pada tahun 2015, amlodipin adalah jenis obat antihipertensi yang terbanyak digunakan yaitu sebanyak 171,8 DDD/1000 KPRJ. Amlodipin merupakan golongan Calcium Channel Blocker (CCB). Terdapat dua kelas CCB yakni dihidropiridin (amlodipin dan nifedipin) dan non-dihidropiridin

Volume 14 Nomor 2 23 (verapamil dan diltiazem). CCB menghambat proses berpindahnya kalsium menuju sel otot jantung dan otot polos dinding pembuluh darah, dan akan 10. Losartan 50 mg 26,32 11. Telmisartan 40 mg 1,44 12. Atenolol 75 mg 1,69 13. Bisoprolol 10 mg 36,10 merelaksasi otot pembuluh darah dan menurunkan resistensi perifer serta 14. Propanolol 0,16 gr 0,60 menurunkan tekanan darah. 4 15. HCT 25 mg 17,71 16. Spironolakton 75 mg 26,72 Tabel 2. Kuantitas Penggunaan 17. Metildopa 1 gr 0,60 Antihipertensi untuk Pasien Rawat Irbesartan merupakan antihipertensi Jalan Tahun 2015 dalam Satuan DDD/1000 KPRJ No. Nama Obat DDD DDD/1000 dengan penggunaan paling tinggi kedua yaitu sebanyak 47,38 DDD/1000 KPRJ. Irbesartan merupakan antihipertensi dari KPRJ golongan ARB. Mekanisme golongan 1. Amlodipine 5 mg 171,8 2. Nifedipin 30 mg 5,58 3. Furosemid 40 mg 5,74 4. Captopril 50 mg 40,74 5. Lisinopril 10 mg 15,55 ARB adalah dengan menduduki reseptor AT I di pembuluh darah, hal ini mengurangi efek fisiologik angiotensin. 4 Captopril merupakan antihipertensi dengan penggunaan paling tinggi ketiga 6. Ramipril 2,5 mg 4,79 yaitu sebanyak 40,74 DDD/1000 KPRJ. Captopril merupakan golongan ACE 7. Valsartan 80 mg 33,98 Inhibitor yang bekerja dengan 8. Irbesartan 0,15 gr 47,38 menghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE) yang dalam keadaan 9. Candesartan 8 mg 12,44 normal bertugas menonaktifkan Angiotensin I menjadi Angiotensin II

Volume 14 Nomor 2 24 (berperan penting dalam regulasi tekanan darah). 5 Pemakaian captopril lebih banyak dibanding ACE Inhibitor lain seperti lisinopril dan ramipril. Captopril lebih banyak digunakan karena selain murah, juga lebih populer di Indonesia di antara obat lain. 4 KESIMPULAN Dari penelitian tentang evaluasi penggunaan obat antihipertensi di Apotek Kimia Farma pada pasien rawat jalan tahun 2015 dengan menggunakan metode ATC/DDD didapatkan hasil yaitu tiga obat antihipertensi terbanyak yang digunakan adalah Amlodipin (171,8 DDD/1000 KPRJ), Irbesartan (47,38 DDD/1000 KPRJ), dan Captopril (40,74 DDD/1000 KPRJ). SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disampaikan saran yaitu pada penelitian selanjutnya diharapkan data yang diambil dalam satu tahun penuh sehingga dapat menggambarkan penggunaan obat antihipertensi yang sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tentang Hipertensi. Jakrta; 2014. 2. WHO, Guidelines for ATC Classification and DDD Assignment 2011, 14 th Edition, Oslo, WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology; 2011. 3. WHO, ATC/ DDD Index 2016, Oslo, WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology; 2016. 4. Prasetyo, Eko., Detari, Wijayanti, Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Penyakit Hipertensi Disertai Gagal Ginjal Kronik (ICD I12,0) Pasien Geriatri Rawat Inap di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda pada Tahun 2012 dan 2013 dengan Metode ATC/DDD, Jurnal Farmasi Indonesia, Vol.12 hal 23-32, 2015. 5. Putra, Raden Ardhi, Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi dengan Metode ATC/ DDD pada Pasien Stroke Rawat Inap RSUD B Tahun 2010 dan 2011 (skripsi), Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2012. 6. Chen Y., Anatomical Theurapetic Chemical (ATC) classification and the Defined Daily Dose (DDD): principles for classifying and quantifying drug use, International Conference on Pharmacoepidemiology and Therapeutic Risk Management; 2014 Oktober 24-27; Whitwhouse Station, USA; 2014. 7. Pujiati, Sri, Tingkat Peresepan Antibiotik di Puskesmas X Tahun 2012 dan 2013 dengan Metode ATC/ DDD (skripsi), Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2014. 8. WHO, Guidelines for ATC classification and DDD assignment 2013, Oslo, WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology; 2013. 9. ASP, How To Calculate Antimicrobial Defined Daily Doses (DDD) and DDDs per 1000 Patient Days, Toronto,

Volume 14 Nomor 2 25 Antimicrobial Atewardship Program; 2012. 10. James, P. A., Oapril, S., Carter, B., L., Cushman, W., C., Himmelfarb, C. D., Handler, J., et al. 2013, 2014, Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults Report From the Panel Members Appointed to the Eight Joint National Commite (JNC 8), JAMA, doi: 10.1001.