PENALARAN DALAM ARTIKEL RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS

dokumen-dokumen yang mirip
PENALARAN DALAM ARTIKEL MAHASISWA BARU JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2012

ANALISIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMKN 12 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Analisis. Analisis diuraikan secara singkat memiliki arti penyederhanaan data.

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

Catt: kedua kalimat pertama dapat dibuktikan kebenarannya. Kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena fakta yang menentang kebenarannya.

JURNAL PENALARAN ARGUMENTASI DALAM WACANA TULIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KEDIRI

Keterampilan Dasar Menulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Penalaran Matematis. a. Pengertian Penalaran Matematis

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

METODOLOGI PENULISAN ILMIAH

PENALARAN. Nurul Bahiyah, M.Kom.

TULI SAN POPULER & ARTI KEL I LMI AH

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER UNIVERSITAS GUNADARMA

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang berakal. Dengan adanya akal manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008) dalam bukunya yang berjudul Metode

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk bertindak sesuai dengan pikirannya.

1. Menghimpun fakta untuk penulisan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol

K BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABDUL JAMIL, S.KOM., MM TATA TULIS KARYA ILMIAH TAHUN AKADEMIK 2016/

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB II MENULIS WACANA ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TUGAS RANGKUMAN TEORI AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

KORUPSI MENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL. Oleh : Kolonel Chk Hidayat Manao, SH Kadilmil I-02 Medan

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

ARTIKEL PENALARAN SISWA KELAS X4 SMA NEGERI 4 SINGARAJA KETIKA MEMBERIKAN TANGGAPAN TERHADAP WACANA KONTROVERSI PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BAB III. Metodelogi Penelitian. Pembelajaran Kewirausahaan Di SMP Jati Agung menggunakan Penelitian

KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH. Oleh Novi Resmini. Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 40 tahun 1999 Tentang Pers, telah ditetapkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rafina Widowati, 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD

Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi dan Reformasi Hukum

MATERI KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dari hukum acara pidana adalah untuk mencari dan

Oleh: Retno Arifingtyas NIM. E BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di

Outlook Dana Desa 2018 Potensi Penyalahgunaan Anggaran Desa di Tahun Politik

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bernegara diatur oleh hukum, termasuk juga didalamnya pengaturan dan

WACANA ARGUMENTASI DALAM RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS DI SMA SKRIPSI

Jurus 4B dalam Pembelajaran Ilmu Hukum 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN. filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan kita ditandai pencapaian academic standard dan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. menggunakan metode deksriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor

CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar

I. PENDAHULUAN. karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

Transkripsi:

KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Oktober 2015, Volume 1, Nomor 2, hlm 205-211 PISSN 2442-7632 EISSN 2442-9287 205 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/ kembara/index PENALARAN DALAM ARTIKEL RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS Masyithah Maghfirah Rizam Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pamekasan cthacix@gmail.com Abstrak: Penelitian ini mendeskripsikan (1) unsur-unsur pembangun penalaran, (2) varian penalaran induktif dan deduktif, dan (3) struktur penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan orientasi teoritis analisis isi. Sumber data dalam penelitian ini adalah Surat Kabar Harian Jawa Pos. Hasil penelitian menggambarkan (1) unsur pembangun penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos yaitu: (a) pendirian, (b) bukti, dan (c) penyimpulan. (2) varian penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos yaitu: (a) penalaran induktif dan (b) penalaran deduktif. (3) struktur penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos yaitu: (a) bagian pembuka/pendirian, (b) batang tubuh/bukti, dan (c) bagian penutup/ penyimpulan. Kata Kunci: penalaran, artikel rubrik opini, Jawa Pos Abstract: This study aimed to describe (1) the elements that build reasoning, (2) the variants of inductive and deductive reasoning, and (3) the structure of reasoning in the articles of opinion rubric of Jawa Pos daily newspaper. This study used a qualitative research design with the theoretical orientation to content analysis. The data source of this study was the Jawa Pos daily newspaper. Research results showed: (1) the elements that build reasoning in the articles of opinion rubric of Jawa Pos daily newspaper, namely: (a) establishment, (b) evidence, and (c) conclusion; (2) the variant of reasoning in the articles of opinion rubric of Jawa Pos daily newspaper, namely: (a) inductive reasoning and (b) deductive reasoning; and (3) the structure of reasoning in the articles of opinion rubric of Jawa Pos daily newspaper, namely: (a) the opening/introduction section, (b) the article body/evidence, and (c) closing section/conclusion. Keywords: reasoning, article of opinion rubric, Jawa Pos PENDAHULUAN Cara berbahasa seseorang, termasuk menulis, akan dipengaruhi oleh caranya bernalar, sebab dalam mengemukakan gagasan atau pendapatnya, penulis harus menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikannya, sehingga dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap gagasan atau pendapat penulisan. Menurut Keraf (1982: 5), penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis adalah argumentasi. Melalui argumentasi, penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 1982: 3). Menurut Suparno (2006: 1.12-1.13), argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Salah satu bentuk argumentasi adalah artikel rubrik opini dalam Surat Kabar Harian Jawa Pos. Pemilihan Surat Kabar Harian Jawa Pos didasarkan pada riset dari Nielsen Media Reseach pada akhir tahun 2009 yang menyatakan bahwa Surat Kabar Harian Jawa Pos merupakan surat kabar nomor 1 yang diminati pembaca. Surat Kabar Harian Jawa Pos juga merupakan salah satu surat kabar terbesar di Indonesia yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur. Penelitian ini difokuskan pada penalaran artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos yang 205 Masyithah Maghfirah Rizan, Penalaran dalam Artikel Rubrik Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos

206 meliputi unsur pembangun penalaran, varian penalaran induktif dan deduktif, dan struktur penalaran. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini bukan termasuk masalah baru. Penelitian yang berkaitan dengan penalaran sudah pernah dilakukan oleh peneliti lainnya. Dawud (2008) melakukan penelitian yang berjudul Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif. Hasil temuan penelitian Dawud (2008), antara lain, penalaran dalam karya tulis populer argumentatif memiliki tiga unsur pokok, yakni pendirian, bukti, dan penyimpulan. Bentuk penalaran dalam karya tulis populer argumentatif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bentuk penalaran asosiatif, yakni quasi logis, analogi, generalisasi kejadian dan contoh, dan kausalitas. Adapun pola penalaran dalam karya tulis populer argumentatif dapat digolongkan atas penalaran yang berpola rumit, yakni penalaran yang terdiri atas dua bukti secara bebas mendukung sebuah pendirian, dua atau tiga bukti secara kombinasi mendukung sebuah pendirian, dan penalaran rumit mata-rantai yang berupa rangkaian sebuah bukti mendukung sebuah pendirian bawahan serta pendirian bawahan itu mendukung sebuah pendirian utama. Bertolak dari paparan dan fakta tersebut, masih diperlukan kajian tentang penalaran khususnya dalam bidang jurnalistik. Atas dasar pemikiran itulah dilakukan penelitian Penalaran dalam Artikel Rubrik Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, secara umum penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos. Secara khusus, penelitian ini mendeskripsikan (1) unsur-unsur yang membangun penalaran, (2) varian penalaran induktif dan deduktif, dan (3) struktur penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos. Secara teoretis kegunaan penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan terhadap kajian bidang ilmu logika khususnya pada unsur-unsur penalaran, penalaran induktif dan deduktif, dan struktur penalaran yang terdapat dalam bidang jurnalistik. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam menulis artikel rubrik opini di media cetak khususnya Surat Kabar Harian Jawa Pos. Para guru diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam proses belajar-mengajar di sekolah, khususnya pada wacana argumentasi. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan sejenis. METODE Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif karena objek penelitian ini adalah objek yang alamiah (apa adanya, tidak dimanipulasi peneliti), peneliti berperan sebagai instrumen kunci, dan analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak peneliti menyusun proposal, melaksanakan pengumpulan data di lapangan, sampai peneliti mendapatkan seluruh data. Penelitian ini menggunakan ancangan analisis isi yang diarahkan untuk menyusun interpretasi penelitian yang sesuai dan komprehensif tentang penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos. Data penelitian adalah kalimat, alinea, dan wacana yang mengandung unsur-unsur pembangun penalaran dan varian penalaran induktif dan deduktif. Data yang diperoleh dari Surat Kabar Harian Jawa Pos berlabel Opini sejumlah 39 tulisan. Instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti sebagai instrumen kunci dan pedoman analisis. Alasan penetapan peneliti sebagai instrumen kunci karena peneliti (1) berfungsi menetapkan fokus penelitian, (2) menetapkan sumber data, (3) melakukan pengumpulan data, (4) melakukan klasifikasi data, (5) menilai kualitas data, (6) analisis data, (7) menafsirkan data, dan (8) menarik kesimpulan atas temuannya. Instrumen sekunder berupa tabel kodifikasi data. Data penelitian ini dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Data penelitian dianalisis melalui beberapa tahapan, yaitu reduksi data (memilih dan memusatkan perhatian pada data), penyajian data (menyajikan data secara sistematik), dan penarikan kesimpulan (merumuskan unsur pembangun, varian penalaran induktif dan deduktif, dan struktur penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos). Pengecekan keabsahan temuan dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi sumber dan ahli. HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan penelitian ini, hasil penelitian dan pembahasannya disajikan dengan urutan (1) unsur-unsur pembangun penalaran, (2) varian penalaran induktif dan deduktif, dan KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 205-211

207 (3) struktur penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos. Unsur-unsur Pembangun Penalaran dalam Artikel Rubrik Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos Terdapat unsur pendirian pada penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos kode data SEN0102. Pendirian faktual hubungan peristiwa dikemukakan pada kutipan Banjir bandang dana asing itu menghadirkan analisis-analisis peringatan bagi kondisi ekonomi... (SEN010206). Pendirian tersebut merupakan isu atau gagasan tunggal penulis. Suatu keadaan, fakta, dan peristiwa yang terjadi dikemukakan dalam kutipan itu patut diduga berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya peristiwa yang lainnya. Pendirian faktual prakiraan hipotetis ditunjukkan pada kutipan Bencana alam meletusnya Gunung Merapi, Tsunami, dan Longsor yang berjibaku di negeri ini, dari sudut pandang media massa, mengingatkan betapa pentingnya peran jurnalisme dan media massa sebagai penyedia informasi bagi khalayak luas. Baik yang berkenaan dengan dampak bencana maupun informasi sosialisasi sistem peringatan dini terhadap bencana yang bakal terjadi (RAB030201). Pendirian prakiraan hipotetis ini didasarkan pada asumsi bahwa ada hubungan antara kondisi masa lalu, kondisi masa kini, dan kondisi yang akan datang. Kondisi masa lalu dinyatakan pada kalimat bencana alam meletusnya Gunung Merapi, Tsunami, dan longsor yang berjibaku di negeri ini, kondisi masa kini betapa pentingnya peran jurnalisme dan media massa sebagai penyedia informasi bagi khalayak luas, dan kondisi yang akan datang dinyatakan pada kalimat baik yang berkenaan dengan dampak bencana maupun informasi sosialisasi sistem peringatan dini terhadap bencana yang bakal terjadi. Pendirian hipotetis ini dijadikan pijakan awal untuk pembahasan tulisan dan jawabannya dinyatakan dalam penyimpulan di akhir tulisan. Pendirian nilai dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos ditunjukkan pada kutipan Stagnasi prestasi pemberantasan korupsi pada 2010 tentu saja merugikan. Sebab, itu berarti kita telah melewati waktu setahun dengan sia-sia (SEL020103). Pendirian nilai tersebut merupakan isu atau gagasan tunggal penulis artikel rubrik opini yang berbentuk penilaian berdasarkan kriteria yang dimiliki penulis sendiri terhadap prestasi pemberantasan korupsi pada 2010. Penulis menilai stagnansi prestasi pemberantasan korupsi pada 2010 merugikan karena waktu setahun dilewati dengan sia-sia. Pendirian kebijakan ditunjukkan pada kutipan Dalam konteks demokratisasi seperti saat ini, sistem kepartaian nasional sangat diperlukan untuk memberikan jaminan bagi keseimbangan kontestasi politik yang lebih bertanggungjawab (JUM190204). Pada kutipan tersebut, penulis mengemukakan gagasannya yakni sangat diperlukannya sistem kepartaian nasional. Pendirian tersebut merupakan pendirian kebijakan yang menyangkut tindakan tertentu yang perlu dilaksanakan yakni dibentuknya sistem kepartaian nasional. Pendirian yang telah dikemukakan disertai buktibukti. Bukti-bukti tersebut dapat disampaikan dalam bentuk data statistik seperti pada kutipan... Pada 2004, porsinya masih minim, hanya 2,69 persen atau jumlahnya masih Rp 10,74 triliun. Kemudian, pada 2005, angkanya mulai merangkak naik, menguasai 7,78 persen dengan nilai Rp 31,09 triliun (SEN010203). Pada tahun berikutnya, yakni 2006 dan 2007, komposisi kepemilikan asing semakin menggelembung dari 13,12 persen (2006) menjadi 16,36 persen (2007) atau dari Rp 54,92 triliun bertambah mencapai Rp 78,16 triliun. Pada tahun 2008, jumlahnya membiak, yakni Rp 87,61 triliun atau menguasai 16,66 persen (SEN010204). Dana asing nan gadang makin terasa pada tahun kemarin, yakni Rp 108 triliun atau sekitar 18,56 persen (Agus Suman, 2010) (SEN010205). Data statistik pada kutipan tersebut menunjukkan persentase dana asing di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun 2004-2009. Bukti lain yang mendukung pendirian juga disampaikan dalam bentuk otoritas tokoh seperti pada kutipan Suparno (2006: 125) menyebutkan bahwa partai yang berkembang adalah yang mampu mengorganisasi dan memobalisasi warganya, menyatukan perbedaan, merekrut pemimpin untuk kepentingan publik, membuat formulasi kebijakan publik, dan membangun pelayanan yang baik untuk menjembatani hubungan antara negara dan warga negara (JUM190209). Penulis mendukung pendirian yang telah dikemukakannya dengan pendapat dari Peter Mair. Peter Mair adalah ahli sosiologi politik dan juga penulis buku Party Sistem and Structures of Competition. Bukti berupa opini terhadap fakta dalam bentuk analisis ditunjukkan oleh kutipan pertama, fungsi Masyithah Maghfirah Rizan, 207 Penalaran dalam Artikel Rubrik Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos

208 dari sistem nasional sebagai payung konstitusional bagi partai agar penataan internal yang mereka lakukan bisa mempunyai korelasi positif dengan peran mereka dalam kehidupan politik bernegara (JUM190212). Kedua, mekanisme sistem nasional ini bertujuan memperkuat identifikasi kepartaian dan pola penyikapan terhadap isu-isu lokal dan nasional (JUM190214). Opini terhadap fakta pada kutipan tersebut berupa analisis terhadap fungsi dan mekanisme sistem nasional sehingga sistem kepartaian nasional sangat diperlukan untuk memberikan jaminan bagi keseimbangan kontestasi politik yang lebih bertanggung jawab seperti yang telah dikemukakan penulis dalam pendiriannya. Bukti dapat juga dikemukakan dalam bentuk opini penulis terhadap fakta berupa penilaian seperti pada kutipan Memang efek positif juga disematkan air bah dana asing tersebut. Di antaranya, menguatnya nilai mata uang negara-negara yang bergelimang dana asing, termasuk rupiah kita (SEN010209). Namun, pemerintah kita juga perlu mewaspadai berkah itu karena daya saing impor menjadi buah pahit dari penguatan nilai rupiah kita. Yakni, komoditas yang kita impor menjadi semakin mahal (SEN010210). Penyimpulan proposisi inferensi eksplisit dikemukakan pada kutipan... kecemasan dana asing yang cukup nyaring yang disuarakan beberapa lembaga finansial internasional dapat ditepis jika pemerintah siap menangani serta mengelolanya dengan berbagai kebijakan yang handal (SEN010215). Penyimpulan pada kutipan tersebut berupa saran terhadap pemerintah agar dapat mengelola dana asing dengan berbagai kebijakan yang handal, sehingga kecemasan terhadap dana asing dapat teratasi. Penyimpulan yang dikemukakan secara tidak langsung (implisit) seperti pada kutipan Tanpa desain sistem kepartaian nasional, regulasi yang mengatur pemilu dan kepartaian hanya akan menghasilkan keputusan dengan logika yang silang sengkarut. Imbasnya sangat besar, yakni timbulnya banyak inkonsistensi dalam tingkat implementasi regulasi tersebut (JUM190216). Hal yang disarankan pada kutipan penyimpulan tersebut yakni desain sistem kepartaian nasional harus segera dibentuk demi konsistensi dalam tingkat implementasi regulasi. Varian Penalaran Induktif dan Deduktif dalam Artikel Rubrik Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos Penalaran induktif varian generalisasi dengan loncatan induktif ditunjukkan pada kutipan Minimnya sumber daya politik, militer, maupun ekonomi membuat kita dengan mudahnya ikut mengiyakan hal tersebut ketika hampir seluruh media, baik nasional maupun internasional, memosikan Indonesia sebagai bangsa inferior (JUM120101). Generalisasi ini mengandung kelemahan karena mudah ditolak kalau terdapat evidensi yang bertentangan. Untuk merumuskan inferioritas bangsa Indonesia maka diperlukan ratusan gejala yang memadai dan meyakinkan. Generalisasi tanpa loncatan induktif ditunjukkan pada kutipan para petinggi lembaga penegakan hukum di Indonesia banyak berasal dari almamater yang sama. Yakni, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqqodas yang baru saja terpilih Kamis lalu (25/11) adalah alumnus sekaligus dosen Fakultas Hukum (FH) UII. Dia juga pernah menjabat dekan di FH UII...(SEN290201). Di Kejaksaan Agung, Wakil Jaksa Agung (mantan Plt Jaksa Agung) Darmono juga alumnus perguruan tinggi yang berdiri pada 8 Juli 1945 itu... Kemudian di Komisi Yudisial (KY), ada dua calon komisioner yang merupakan keluarga UII, berpeluang menjadi ketua KY pengganti Busyro. Mereka adalah Jawahir Thontowi dan Suparman Marzuki... (LKBH) UII (SEN290202). Di luar lembaga-lembaga di atas ada dua lembaga nasional lain yang terkait dengan penegakan hukum. Yakni Komnas HAM serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Dua lembaga itu dipimpin alumnus UII juga...(sen290203). Belum lagi sejumlah pengacara top di Jakarta juga dari UII. Para pengacara itu, antara lain, Henry Yosodiningrat, Ari Yusuf Amir, dan Maqdir Ismail. Henry juga dikenal sebagai ketua Granat (Gerakan Nasional Antinarkoba dan Psikotropika)...(SEN290204). Sejumlah gejala pada kutipan tersebut cukup memadai untuk dijadikan dasar generalisasi. Bertolak dari sejumlah gejala serupa tersebut kemudian ditarik kesimpulan mengenai semua gejala itu yakni kebanyakan alumnus UII memiliki posisi strategis di lembaga penegakan hukum Indonesia. Penalaran analogi tampak pada kutipan Sebagai elemen penegak hukum berwajah istimewa (khusus), KPK memang sudah berapa kali berusaha KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 205-211

209 unjuk kekuatan dengan cara mengepakkan sayapsayap perannya, khususnya dalam memasuki lembaga-lembaga yang ketika Orba dinilai paling sakral atau punya hak imun dari sentuhan tangantangan penegak hukum. Kementrian, dirjen, gubernur, dan seterusnya akhirnya menjadi proyek (KPK) setelah KPK menerima audit keuangan dari BPK atau dinilai ada keganjilan (RAB240105). Akibat keberaniannya itulah, banyak yang menilai bahwa KPK lebih tepat disebut tukang sapu yang tidak kenal patah semangat, penuh keberanian, atau selalu maju tak gentar (RAB240106). Kutipan tersebut menunjukkan kesamaan aktual antara dua hal yakni KPK dan tukang sapu. Kesamaan mereka dalam hal penting adalah tugas mereka untuk membersihkan. KPK dianggap tidak patah semangat, penuh keberanian, atau selalu maju tak gentar untuk menghadapi masalah (membersihkan kotoran). Kesamaan yang ditunjukkan oleh kedua hal tersebut (KPK dan tukang sapu) merupakan kesamaan dalam hal penting sehingga mereka pun akan sama pula dalam hal-hal yang kurang penting. Penalaran hubungan kausal berlangsung dalam tiga varian yaitu sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Penalaran hubungan kausal sebab ke akibat ditunjukkan pada kutipan terjadi gempa besar yang memicu tsunami di Mentawai, disusul Merapi yang memuntahkan piroklastik dan mengeluarkan awan panas wedhus gembel. Akibatnya, ribuan warga terpaksa mengungsi, beberapa warga terbunuh, dan juru kunci Merapi yang setia menunggu puluhan tahun meninggal (SEN010101). Hubungan kausal sebab ke akibat bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab terjadi gempa besar, kemudian bergerak maju menuju suatu kesimpulan sebagai efek memicu tsunami di Mentawai. Akibat terjadinya dua bencana alam tsunami di Mentawai dan Merapi yang memuntahkan piroklastik dan mengeluarkan awan panas wedhus gembel berupa serangkaian akibat yaitu: ribuan warga terpaksa mengungsi, beberapa warga terbunuh, dan juru kunci Merapi yang setia menunggu puluhan tahun meninggal. Penalaran hubungan kausal varian akibat ke sebab yang ditunjukkan pada kutipan Tentu akibat buah manis itu sekarang yang cukup lantang dialunkan. Sebab, memang setidaknya ada bayangbayang kecemasan dari efek capital inflow itu (SEN010207)... Hal itu akan menjadi biang keladi krisis ekonomi yang lebih parah. Sebab, sifat dana tersebut cepat hengkang dari suatu negara begitu ada insentif yang lebih besar di negara lain (SEN010208). Peristiwa yang dianggap sebagai akibat dikemukakan terlebih dahulu yakni kecemasan dan krisis ekonomi. Kemudian disusul oleh peristiwa yang dianggap sebagai sebab yakni capital inflow dan dana yang setiap saat dapat menghilang dari suatu negara begitu ada insentif yang lebih besar di negara lain. Varian penalaran induktif hubungan kausal akibat ke akibat ditunjukkan pada kutipan Yang jelas, ketika awal-awal muncul demo guru, banyak kalangan tersentak kaget. Pasalnya, selama ini guru nyaris tak pernah bertindak macam-macam di luar tugas utama sebagai pendidik. Bahkan, sekalipun harus bekerja dengan imbalan gaji minim, mereka tetap saja tulus dan enjoy menjalankan misi mencerdaskan generasi bangsa. Itulah sebabnya, guru akhirnya lekat dengan predikat pahlawan tanpa tanda jasa (KAM250105). Kutipan tersebut bertolak dari suatu akibat menuju suatu akibat yang lain, tanpa menyebut atau mencari sebab umum yang menimbulkan akibat-akibat tersebut. Tidak terdapat penalaran deduktif varian silogisme lengkap dalam Surat Kabar Harian Jawa Pos. Hal tersebut cenderung disebabkan faktor kepraktisan. Proposisi yang diprediksikan telah diketahui pembaca dihilangkan karena dianggap masih ada dalam pikiran. Oleh karena itu, silogisme muncul hanya dengan dua proposisi yang disebut entimem. Entimem ditunjukkan pada kutipan. negara Indonesia kaya raya akan sumber daya alam, tetapi begitu ironis karena mayoritas penduduknya justru terjebak dalam kemiskinan (SEL160109). negara yang kaya akan sumber daya alam selalu menjadi incaran pihak lain untuk dijajah secara halus (SEL160110). Kutipan tersebut merupakan bentuk penalaran entimem dengan premis mayor dan minor. 1. Premis mayor: semua negara yang kaya akan sumber daya alam selalu menjadi incaran pihak lain untuk dijajah secara halus. 2. Premis minor: negara Indonesia adalah negara yang kaya raya akan sumber daya alam. Untuk membuktikan keabsahan entimem pada kutipan (1) dan (2) tersebut, maka dikembalikan pada silogisme lengkap seperti pada kutipan (3), (4), dan (5) berikut. Masyithah Maghfirah Rizan, 209 Penalaran dalam Artikel Rubrik Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos

210 1. Premis mayor: semua negara yang kaya akan sumber daya alam selalu menjadi incaran pihak lain untuk dijajah secara halus. 2. Premis minor: negara Indonesia adalah negara yang kaya raya akan sumber daya alam. 3. Kesimpulan: negara Indonesia menjadi incaran pihak lain untuk dijajah secara halus. Kesimpulan pada kutipan (5) entimem tersebut diperjelas pula dalam artikel rubrik opini tersebut yang ditunjukkan kutipan... Taktik yang dilakukan adalah pengucuran utang luar negeri yang terusmenerus untuk pembangunan. Kendati berada di luar kemampuan dan penuh nuansa korupsi, utang itu tetap dibiarkan. Setelah tidak bisa mengembalikan dan para pemimpin keenakan dengan uang korupsi, barulah diatur eksploitasi sumber daya alam yang begitu merugikan Indonesia (SEL160110). Struktur Penalaran dalam Artikel Rubrik Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos Struktur penalaran merupakan gambaran umum tentang struktur unsur pembangun penalaran. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan unsur pembangun penalaran dalam Surat Kabar Harian Jawa Pos, maka bentuk struktur penalaran tersebut adalah sebagai berikut. Diagram Batang. Struktur Penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos Artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos berbentuk balok tidak sama besar. Proporsi bukti lebih besar daripada pendirian dan penyimpulan, mengisi bagian batang tubuh artikel dan berupa evidensi yang dapat menguatkan pendirian. Bagian pembuka artikel rubrik opini tersebut mengemukakan pendirian penulis berupa isu atau gagasan tunggal, baik pendirian faktual, nilai, maupun kebijakan. Bagian batang tubuh mengemukakan bukti, baik berupa data statistik, otoritas, maupun analisis. Bagian penutup mengemukakan penyimpulan yang berisi konfirmasi pendirian yang telah diajukan, dapat berupa saran dan harapan yang dinyatakan secara langsung dan tidak langsung. KESIMPULAN Penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos memiliki tiga unsur pembangun penalaran yaitu pendirian, bukti, dan penyimpulan. Unsur pendirian dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos terdiri dari tiga kategori yaitu pendirian faktual, pendirian nilai, dan pendirian kebijakan. Unsur bukti dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos berupa fakta dan opini terhadap fakta. Fakta berupa data statistik dan otoritas. Opini terhadap fakta berupa analisis dan penilaian. Analisis dan penilaian tersebut secara objektif dan secara umum telah diterima sebagai kebenaran. Penyimpulan dinyatakan dalam dua kategori berdasarkan langsung tidaknya penyimpulan tersebut dikemukakan yakni inferensi implisit dan eksplisit. Penyimpulan dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos dapat digolongkan menjadi tiga kategori yakni saran, harapan, serta saran dan harapan. Penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos dilakukan dalam dua varian penalaran yaitu penalaran induktif dan deduktif. Penalaran induktif terdiri dari generalisasi, analogi, dan hubungan kausal. Generalisasi dalam artikel rubrik opini tersebut berupa generalisasi dengan loncatan induktif dan tanpa loncatan induktif. Hubungan kausal berlangsung dalam tiga varian yakni sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Penalaran deduktif dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos tidak dilakukan dalam bentuk silogisme lengkap namun dilakukan dalam bentuk entimem. Silogisme tidak digunakan dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos ini disebabkan entimem dinilai lebih praktis, yakni hal yang dianggap telah dipahami tidak dikemukakan lagi. Struktur penalaran dalam artikel rubrik opini Surat Kabar Harian Jawa Pos didasarkan pada unsur pembangun berbentuk balok tidak sama besar. Bagian pembuka mengemukakan pendirian penulis berupa isu atau gagasan tunggal penulis. Bagian batang tubuh mengemukakan bukti. Bagian penutup mengemukakan penyimpulan yang berisi konfirmasi pendirian yang telah diajukan. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 205-211

211 DAFTAR PUSTAKA Dawud. 2008. Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif. Bahasa dan Seni, 36 (1): 41-48. Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia. Suman, Agus. 29 November 2010. Efek Ekonomi Konflik Dua Korea. Jawa Pos, hal.4. Suparno & Muhammad Yusuf. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Masyithah Maghfirah Rizan, 211 Penalaran dalam Artikel Rubrik Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos