dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB 1 : PENDAHULUAN. pertumbuhan industry dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id


BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi di segala bidang maka perindustrian di

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Lemahnya

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian serta lingkungan. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act)


BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan datang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. standar kualitas pasar internasional. Hal tersebut semakin mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerja seperti yang tercantum dalam UU No.13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan.secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang. yang dapat mengakibatkan kecelakaan(simanjuntak,2000).

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan layout untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Layout

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan berarti memberi. kesempatan kepada karyawan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan. Istilah risiko (risk) memiliki banyak definisi,

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem perdagangan dunia di samping isu lingkungan, produk bersih, HAM, pekerja anak, dan pengupahan (Ramli, 2010).

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produktivitas kerja yang tinggi. Produktivitas dan efisiensi kerja yang baik

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. produk yang akan dihasilkan untuk memenuhi persaingan pasar. Dalam masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan

Transkripsi:

pekerja. 4 Data kasus kecelakaan kerja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia dan atau harta benda. 1 Akibat dari kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian berupa cidera atau kematian pada pekerja, harta benda (properti), kerusakan lingkungan dan terganggunya proses produksi. 2 Menurut data dari International Labour Organization (ILO) pada tahun 2013 mencatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK sebanyak 2 juta kasus setiap tahun, dan menyatakan 1 (satu) orang pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. 3 Berdasarkan data PT Jamsostek (Persero) yang saat ini telah berubah menjadi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, pada tahun 2016 di seluruh Indonesia jumlah peserta yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 105.182 kasus, dengan korban jiwa mencapai 2.375 orang, 75,8% berjenis kelamin laki-laki dan 46.692 berjenis kelamin perempuan, dari jumlah kecelakaan tersebut sebagian besar atau sekitar 69,59% terjadi di dalam perusahaan ketika mereka bekerja, sedangkan yang diluar perusahaan sebanyak 10,26% dan sisanya atau sekitar 20,15% merupakan kecelakaan lalu lintas yang dialami para jumlah kasus kecelakaan yang ada ditempat kerja sebanyak 7.888 kasus. Kasus kecelakaan tertinggi adalah karena kecelakaan lalu lintas dalam hubungan kerja sebanyak 1.473 kasus, kecelakaan kerja karena mesin pons, mesin pres, gergaji, mesin bor mesin tenun sebanyak 544 kasus, karena perkakas kerja tangan sebanyak 358 kasus, kecelakaan kerja karena permukaan lantai kerja sebanyak 100 kasus. 5 1

Dari beberapa penelitian para ahli memberikan indikasi bahwa suatu kecelakaan kerja tidak dapat terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terjadi oleh satu atau beberapa faktor penyebab kecelakaan sekaligus dalam suatu kejadian. 6 Menurut ILCL (International Loss Control Institute), secara umum ada dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja, yaitu penyebab langsung dan penyebab dasar. Penyebab langsung merupakan tindakan tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition), sedangkan penyebab dasar dasar terdiri dari dua yaitu faktor manusia atau pribadi (personal factor) dan faktor kerja atau lingkungan (job/work environment factor). Faktor-faktor penyebab kecelakaan lainnya yaitu faktor manusia (umur, masa kerja, jenis kelamin, tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan), faktor lingkungan (terdiri dari faktor ergonomic, fisik, biologi, kimia dan manajemen) dan faktor peralatan. 2 Kecelakaan menyebabkan beberapa kerugian bagi individu itu sendiri maupun bagi perusahaan, ada 5 kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan. Lima kerugian tersebut adalah kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan, kelalaian dan cacat, dan kematian. 6 Kecelakaan yang sering terjadi disebabkan oleh kelalaian (unsafe human acts) dan kesalahan manusia (human error) atau biasa disebut tindakan tidak aman (unsafe action). Kecelakaan kerja yang disebabkan tindakan tidak aman (unsafe action) mencapai 80-85%. 7 Kelalaian dan kesalahan manusia tersebut meliputi faktor dari tidak seimbangnya fisik tenaga kerja dengan alat atau mesin, kurang pendidikan seperti kurang pengalaman yang mengakibatkan kesalahan pemakaian alat kerja, pemakaian Alat Pelindung Diri () hanya pura-pura, dan menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian. 8 Akibat dari tindakan tidak aman (unsafe action) terjadinya cidera, cacat sampai kematian. 1 Menurut penelitian yang dilakukan oleh di PT. Bukit Barisan Indah Prima Jambi tahun 2014, pekerja yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 32,7% dan pekerja yang melakukan tindakan tidak aman (unsafe action) sebanyak 61,77%. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara tindakan tidak aman (unsafe action) dengan kecelakaan 2

kerja. 9 Unsafe condition atau kondisi tidak aman merupakan suatu kondisi fisik di tempat kerja yang berbahaya memungkinkan secara langsung timbulnya kecelakaan. 10 Faktor lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Lingkungan kerja adalah lingkungan tempat tenaga kerja melakukan kegiatan yang ada hubungannya dengan suatu kegiatan di tempat kerja. 11 Faktor lainnya adalah peralatan dan pengaman atau pelindung yang tidak memadai atau tidak memenuhi syarat, bahan atau peralatan yang rusak, ventilasi dan penerangan yang kurang, kerapihan/tata letak (house keeping) yang buruk dan lingkungan berbahaya/beracun seperti gas, debu, uap, asap. 6 Lingkungan kerja seperti pada pencahayaan yang kurang di tempat kerja dapat mengganggu aktivitas saat bekerja sehingga dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK). Akibat dari kondisi tidak aman tersebut sering terjadinya pekerja terpeleset atau jatuh karena lantai licin, kerusakan lingkungan dan terganggunya proses produksi. 12,13 Menurut penelitian yang dilakukan di Proyek pembangunan Pabrik Indarung VI tahun 2016, pekerja yang mengalami kecelakaan kerja di area proyek pembangunan pabrik Indarung sebanyak 71,9%, pada kondisi tidak aman sebanyak 66,7%. Berdasarkan uji statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara unsafe condition atau kondisi tidak aman dengan kecelakaan kerja. 14 Unit usaha pengrajin monel ini terletak di Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara. Unit usaha pengrajin monel merupakan salah satu sektor informal yang mempunyai tingkat bahaya dan risiko yang cukup tinggi. Data yang didapat dari sektor informal pengrajin monel didapatkan bahwa di Jepara terdapat 25 unit usaha dengan jumlah pekerja 126 orang. Berdasarkan dari hasil wawancara dari 10 pekerja, melaporkan mengalami kecelakaan kerja meliputi tangan terluka, lecet, kejatuhan alat, terpeleset ditempat kerja, dan terkena percikan dari pengelasan juga dari alat gerinda dengan beberapa proses pekerjaan seperti pada proses menggergaji logam monel, pemilinan kawat, penempaan logam dengan palu, pemotongan bola gelang dengan alat palu, dan proses pemolesan logam dengan alat gerinda. 3

Serta pada lingkungan kerja akibat dari tata letak barang-barang yang kurang tertata rapi, ventilasi yang kurang membuat pencahayaan kurang dan tempat kerja yang sangat panas sehingga mengganggu aktivitas pekerja. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa di unit usaha pengrajin monel tersebut masih terdapat kasus kejadian unsafe action seperti praktik penggunaan dan unsafe condition seperti pencahayaan, dengan demikian penulit tertarik meneliti mengenai Hubungan Karakteristik Pekerja, Penggunaan dan Pencahayaan dengan kecelakaan kerja pada Pekerja Monel di Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara B. Rumusan Masalah Unit usaha pengrajin monel adalah salah satu sektor informal yang mempunyai tingkat bahaya dan risiko yang cukup tinggi sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan di tempat kerja tersebut. Faktor yang banyak menyebabkan kecelakaan kerja yaitu pekerja yang kurang hati-hati dalam pekerjaan, pekerja juga tidak pernah menggunakan. Faktor lainnya penempatan barang yang tidak ditata sehingga menyebabkan pekerja tersandung atau terjatuh, ventilasi yang kurang, tekanan panas yang tinggi sehingga kurangnya konsentrasi saat bekerja. Hasil wawancara dari beberapa pekerja bahwa didapatkan 5 dari 10 pekerja melaporkan mengalami kecelakaan kerja meliputi tangan terluka, lecet, kejatuhan alat, terpeleset ditempat kerja, dan terkena percikan dari pengelasan juga dari alat gerinda. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut Apakah ada hubungan Karakteristik Pekerja, Penggunaan dan Pencahayaan dengan kecelakaan kerja pada Pekerja Monel di Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan karakteristik pekerja, penggunaan dan pencahayaan dengan kecelakaan kerja pada pekerja monel di Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara. 4

2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan kecelakaan kerja pada pekerja Monel di Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara. b. Mendeskripsikan karakteristik pekerja (umur, pendidikan, lama kerja dan masa kerja) pekerja Monel di Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara c. Mendeskripsikan penggunaan pekerja Monel di Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara d. Mengukur pencahayaan di tempat pengrajin Monel di Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara e. Menganalisis hubungan umur pekerja dengan kecelakaan kerja di tempat pengrajin Monel Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara f. Menganalisis hubungan pendidikan pekerja dengan kecelakaan kerja di tempat pengrajin Monel Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara g. Menganalisis hubungan lama kerja pekerja dengan kecelakaan kerja di tempat pengrajin Monel Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara h. Menganalisis hubungan masa kerja pekerja dengan kecelakaan kerja di tempat pengrajin Monel Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara i. Menganalisis hubungan penggunaan dengan kecelakaan kerja di tempat pengrajin Monel Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara j. Menganalisis hubungan pencahayaan dengan kecelakaan kerja di tempat pengrajin Monel di Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi pihak pekerja Memahami pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. b. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan data dari informasi sebagai bahan pustaka dalam aplikasi ilmu kesehatan masyarakat khususnya keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Manfaat Teoritis dan Metodologis 5

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, informasi sekaligus bahan pertimbangan mengenai tindakan tidak aman (Unsafe Act) dan peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sesuai kebijakan instalasi. E. Keaslian Penelitian No Peneliti Judul Jenis Penelitian 1. Bayu Faktor yang cross Wibisono 15 berhubungan sectional dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja tambang pasir gali di Desa Pegiringan Kabupaten Pemalang Tahun 2013 2. Dornaria Pinggian 16 3. Dwi Sapta Aryantiningsih 17 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Kerja pada Buruh Angkut Sampah di Kota manado Kejadian kecelakaan kerja pada pekerja aspal mixing plant di PT. LWP Pekanbaru tahun 2015 4. Ratri Evifania 18 Hubungan faktor lingkungan fisik dan penggunaan dengan kecelakaan kerja PTPN XIII Parindu Sanggau 2013 Cross sectional cross sectional cross sectional Variabel bebas dan terikat -Umur -Masa Kerja -Penggunaan -Peralatan Kerja -Perilaku Berbahaya -kecelakaan kerja -Umur -Masa kerja -Tingkat pendidikan -Penggunaad -Kecelakaan kerja -Umur -Masa Kerja -Tingkat pendidikan -Penggunaan -Kecelakaan kerja -Pencahayaan -Penggunaan -Kebisingan -Suhu lingkungan Hasil Didapatkan ada hubungan penggunaan dan perilaku berbahaya dengan kecelakaan kerja, sedangkan tidak ada hubungan antara umur, masa kerja, dan peralatan kerja dengan kecelakaan kerja. Adanya hubungan tingkat pendidikan dan penggunaan dengan kecelakaan kerja, sedangkan pada umur dan masa kerja didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan. Didapatkan adanya hubungan antara umur dan penggunaan dengan kecelakan kerja, sedangkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dan masa kerja dengan kecelakaan kerja. Didapatkan ada hubungan pencahayaan dan penggunaan dengan kecelakaan kerja, sedangkan didapatkan tidak ada hubungan antara kebisingan dan suhu lingkungan dengan kecelakaan kerja. 6

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah tempat penelitian dan tahun penelitian. Tempat penelitian yang digunakan objek pada penelitian ini adalah Unit usaha pengrajin monel di Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara. 7