PROSES PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN DALAM TRANSFER ILMU KEMAHIRAN DUNIA PRAKTIK Oleh: Lise Yolanda, SH. 1 Abstraksi Mata Kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan merupakan satu diantara beberapa mata kuliah kemahiran hukum yang bersifat pilihan. Perubahan kurikulum 2002 ke kurikulum 2008 membawa perubahan ke arah keterampilan dalam praktik. Perkuliahan dengan pemberian materi dan analisis kasus melalui metode pendekatan terapan sebagai bekal bagi mahasiswa menghadapi tantangan global dan persaingan dunia kerja. Aplikasi ilmu diharapkan lebih pada kemahiran berpraktik ketika terjun di dunia kerja baik dalam lingkup akademisi hukum maupun praktisi hukum. Perubahan (Konversi) Kurikululum 2002 Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia ke kurikulum 2008 dalam kelompok mata kuliah kemahiran hukum (MKKH) mengantarkan pada perubahan yang signifikan ke arah pemahaman dunia 1 Penulis adalah Staf Kurikulum Pusdiklat fakultas Hukum UII 1
praktik agar mahasiswa nantinya mampu memahami ilmu dan keterampilan hukum yang sudah diperoleh selama di perguruan tinggi serta mampu mengaplikasikannya di masyarakat maupun di dunia kerja. Perubahan kurikulum tersebut tidak hanya pada penamaan sebuah nama mata kuliahnya namun juga pada silabus beberapa mata kuliah kemahiran yang bersangkutan. Perubahan silabus tersebut telah disesuaikan dengan perkembangan Ilmu Hukum saat ini yang memuat aspek-aspek falsafah, teori, hukum positif, azasazas hukum yang disertai dengan analisis kasus dengan menggunakan metode pendekatan terapan (applied approach). 2 Mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan sebelumnya dikenal dengan nama mata kuliah Teknik Investigasi. Mata kuliah tersebut merupakan salah satu mata kuliah institusional pilihan pendidikan kemahiran hukum atau disebut juga mata kuliah keahlian berkarya (MKB). Mata kuliah ini bersifat pilihan diantara beberapa mata kuliah keahlian berkarya (MKB) lainnya yang masing-masingnya berbobot 2 (dua) sks (Vide: Buku Panduan Akademik FH UII 2008-2009). Pilihan yang dimaksud adalah bahwa mahasiswa Fakultas Hukum UII wajib mengambil salah satu mata kuliah kemahiran atau keahlian berkarya (MKB) dengan memilih satu mata kuliah MKB. Diantara pilihan tersebut adalah mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan. 2 Buku Panduan Akademik Fakultas Hukum UII 2008-2009, hlm. 61. 2
Perubahan nama mata kuliah dari Teknik Investigasi ke Praktik Penyidikan dan Penuntutan karena perubahan kurikulum dari dari kurikulum 2002 menjadi kurikulum 2008, yang secara mutatis mutandis merenovasi silabus maupun satuan acara perkuliahannya (SAP). Hal mana pada kurikulum 2002, silabus teknik investigasi lebih menekankan pada tingkat penuntutan dan tuntutan (Requisitoir) saja, sedangkan pada kurikulum 2008 dengan perubahan nama menjadi mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan maka silabusnya tidak hanya dalam tingkat penuntutan saja melainkan juga pada tingkat penyidikan. Sehingga kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan merupakan mata kuliah yang mengantarkan mahasiswa untuk memahami proses dan strategi dalam penyidikan dan penuntutan. Bahkan tidak hanya sampai disitu, didalam silabus juga diberikan materi pendalaman tentang penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, praperadilan dan tuntutan (requisitoir) serta praktik membuat rekes-rekes yang digunakan dalam proses penuntutan maupun tuntutan (Requisitoir). 3 Namun demikian, perubahan nama tersebut pada prinsipnya tidak mengalami perubahan yang begitu mendasar karena masih di dalam lingkup hukum acara pidana. Perubahan tersebut lebih pada sebuah penambahan materi dan penekanan pada sisi praktiknya dalam memahami dan membuat rekes-rekes yang berkaitan dengan penyidikan, penuntutan dan requisitoir. Praktik disini belum halnya mahasiswa berpraktik secara langsung di lapangan, seperti halnya bertugas menjadi seorang 3 Silabus kurikulum 2002 mata kuliah Teknik Investigasi dan Silabus kurikulum 2008 mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan FH UII. 3
Penyidik ataupun Jaksa Penuntut umum karena hal tersebut belum dapat direalisasi dengan pertimbangan berbagai macam hal. Maka dari itu, praktik disini adalah lebih kepada praktik membuat rekes-rekes yang berhubungan dengan penyidikan dan penuntutan seperti membuat surat dakwaan dan tuntutan (requisitoir) yang merupakan kewenangan seorang Jaksa Penuntut umum. Oleh karenanya, Dosen pengajar mata kuliah ini pun adalah seorang Jaksa Penuntut Umum yang memang selalu berkecimpung dalam hal ini, sehingga disini tidak hanya menjelaskan materi saja melainkan praktiknya pun akan diuraikan dengan jelas oleh dosen tersebut. Namun disini, mata kuliah praktik penyidikan dan penuntutan tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa yang bercita-cita berprofesi sebagai Jaksa Penuntut umum. Tetapi mata kuliah ini juga sangat bermanfaat dan merupakan bekal bagi mahasiswa ketika sudah masuk di dunia kerja yang konsentrasi dalam dunia akademisi dan praktisi hukum pidana, khususnya bagi mahasiswa yang bercita-cita berprofesi menjadi seorang Penyidik (Polisi atau PNS tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang), Advokat, Hakim, Ahli hukum pidana maupun Ahli hukum acara pidana. Dikatakan profesi selain jaksa penuntut umum sangat dianjurkan dan bermanfaat untuk mengambil mata kuliah ini dengan alasan diantaranya bahwa bagaimana seorang advokat dalam mendampingi dan membela kliennya ketika ia sendiri tidak paham apakah dakwaan ini bermasalah atau tidak, kemudian bagaimana seorang hakim akan memutus dengan benar ketika ia sendiri tidak paham surat dakwaan itu baik formil maupun materiil, bagaimana seorang penyidik akan mencari 4
serta mengumpulkan bukti ketika ia tidak paham suatu surat dakwaan yang isinya merupakan perkara hasil penyidikan yang nantinya dianggap sudah lengkap atau tidak (proses prapenuntutan) agar dapat dilimpahkan ke pengadilan negeri untuk diadili, dan lain sebagainya. Mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan ini juga dapat dikatakan sebagai pendalaman beberapa bagian dari hukum acara pidana meskipun prasyarat untuk mengambil mata kuliah ini harus sudah lulus mata kuliah keadvokatan yang dulunya bernama Advokatur. 4 Hal mana prasyarat tersebut masih relevan dengan hukum acara pidana karena selain prasyarat untuk mengambil mata kuliah Keadvokatan adalah sudah lulus atau pernah tempuh hukum acara pidana juga mata kuliah keadvokatan masih berhubungan erat dengan mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan khususnya dalam hal ketika proses hukum acara sudah masuk pada tingkat pemeriksaan di sidang pengadilan. Selain itu juga, mata kuliah ini juga dibuka satu kelas di setiap semester. Sebagai sebuah pengantar, maka tulisan ini akan memaparkan secara ringkas tentang materi secara umum mata kuliah praktik penyidikan dan penuntutan sebagai sebuah pengenalan awal bagi mahasiswa. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa materi mata kuliah praktik penyidikan dan penuntutan ini tidak hanya diberikan materi saja melainkan lebih pada praktiknya. Materi disini hanyalah sebagai penunjang untuk memahami dan memudahkan dalam membuat rekes-rekes 4 Mata kuliah keadvokatan merupakan mata kuliah kemahiran yang bersifat wajib diambil oleh mahasiswa 5
surat dakwaan dan tuntutan (requisitoir) secara tepat dan benar. Hal mana kedua rekes tersebut memiliki strategi dan teknik pembuatannya masing-masing. Ketika seorang jaksa penuntut umum akan membuat surat dakwaan yang merupakan kewenangannya kemudian surat dakwaan tersebut dilimpahkan ke pengadilan atau dilakukan penuntutan 5 maka terlebih dahulu ia menentukan suatu perkara hasil penyidikan apakah sudah lengkap ataukah tidak untuk dilimpahkan ke pengadilan negeri untuk diadili (Pasal 139 KUHAP). Oleh karena itulah sebelumnya Penuntut umum menerangkan dengan mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan (4) KUHAP dengan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik (Pasal 14 butir b KUHAP). Penyidikan itu sendiri adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang (KUHAP) untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. 6 Kemudian bagian-bagian hukum acara pidana yang menyangkut penyidikan adalah ketentuan tentang alat-alat penyidik, ketentuan tentang diketahui terjadinya delik, pemeriksaan ditempat kejadian, pemanggilan tersangka atau terdakwa, penahanan, penahanan sementara, penggeledahan, pemeriksaan atau interogasi, Berita acara (penggeledahan, interogasi, dan pemeriksaan di tempat), penyitaan, penyampingan 5 Didalam Pasal 1 butir 7 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke Pengadilan Negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan. 6 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana 6
perkara, serta pelimpahan perkara kepada penuntut umum dan pengembaliannya kepada penyidik untuk disempurnakan. 7 Kesemuanya itu akan dijelaskan di dalam perkuliahan ini guna mendukung dan memudahkan dalam membuat surat dakwaan nantinya. Ketika seorang penyidik 8 telah selesai melakukan penyidikan, kemudian penyidik menyerahkan berkas perkara itu kepada penuntut umum, penuntut umum setelah menerima hasil penyidikan tersebut segera mempelajari dan menelitinya. Dalam hal hasil penyidikan ternyata belum lengkap maka penuntut umum mengembalikan berkas perkara kepada penyidik disertai petunjuk tentang hal yang harus dilakukan untuk dilengkapi dan dalam batas waktu 14 hari harus sudah menyampaikan kembali berkas perkara itu kepada penuntut umum (Vide: Pasal 110 dan 138 KUHAP). Dalam hal inilah, penyidikan dan penuntutan tidak dapat dipisahkan secara tajam tapi hanya dapat dibedakan. Kemudian, jika menurut pertimbangan penuntut umum suatu perkara tidak cukup bukti-bukti untuk diteruskan ke pengadilan ataukah suatu perkara tersebut bukan merupakan suatu delik, maka penuntut umum membuat suatu ketetapan mengenai hal itu yang kemudian diberitahukan kepada Tersangka, keluarga dan penasihat hukumnya, pejabat rumah tahanan Negara, penyidik dan hakim (Pasal 140 ayat (2) butir b dan c KUHAP), surat tersebut lebih dikenal dengan SP3 (Surat Penetapan Penghentian Penuntutan). Jika ada pihak yang keberatan atas penetapan 7 Andi Hamzah, Pengantar hukum Acara Pidana,edisi revisi, CV. Artha Jaya, Jakarta, 1996, hlm. 122 8 Didalam KUHAP, Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara RI dan Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang. 7
(SP3) tersebut maka upaya yang dapat dilakukan adalah mengajukan Permohonan Praperadilan ke Pengadilan Negeri setempat (Vide: Pasal 77,78,79,80,81 KUHAP). Tapi jika pertimbangan penuntut umum suatu perkara cukup bukti-bukti untuk diteruskan ke pengadilan maka penuntut umum akan melakukan penuntutan yang sebelumnya telah disiapkan surat dakwaannya. Dakwaan merupakan dasar hukum acara pidana karena berdasarkan dakwaan itulah pemeriksaan di persidangan dilakukan. 9 Sebelum membuat surat dakwaan, terlebih dahulu harus memahami apa itu surat dakwaan dan fungsi surat dakwaan, kapan surat dakwaan dibuat, syarat-syarat membuat dakwaan, hal-hal yang membatalkan surat dakwaan, kapan dapat menggabungkan beberapa perkara dalam satu surat dakwaan, kapan surat dakwaan dapat diubah, jenis surat dakwaan, apa yang menyebabkan dakwaan dinyatakan kabur, bagaimana menentukan jenis dakwaan, uraian isi dakwaan. Kesemuanya itu akan didapatkan secara rinci didalam mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan ini. Dalam perkuliahan tersebut ada praktik membuat surat dakwaan oleh mahasiswa dan mahasiswa dituntun bagaimana cara meneliti berkas perkara, cara menentukan dakwaan, serta cara membuat surat dakwaan yang tepat karena membuat surat dakwaan mempunyai teknik atau cara tersendiri. Kemudian, ketika penuntutan selesai diajukan ke Pengadilan maka proses pemeriksaan persidangan pun berjalan sampai dengan masuk acara pembuktian, 9 Andi Hamzah, Pengantar hukum Acara Pidana, Op.Cit, hlm.170. 8
setelah acara pembuktian maka dilanjutkan dengan tuntutan (Requisitoir). Sama halnya dengan membuat surat dakwaan, requisitoir pun memiliki tekniknya sendiri. Dalam membuat surat tuntutan (requisitoir) seorang penuntut umum harus paham terlebih dahulu arti dari sebuah surat tuntutan dan fungsi surat tuntutan, Kapan surat tuntutan dibuat, Bagaimana cara menyusun tuntutan, Apa yang perlu diperhatikan dalam membuat tuntutan, Apa yang diinginkan dalam surat tuntutan, Hal-hal yang tidak perlu dimasukkan dalam surat tuntutan, Dalam perkuliahan tersebut pun ada Praktik membuat surat tuntutan oleh mahasiswa dan dituntun bagaimana cara membuat surat tuntutan yang tepat. Dari kesemua uraian diatas, diharapkan dapat memberi gambaran bagi mahasiswa khususnya bagi mahasiswa FH UII sehingga diharapkan mahasiswa memahami tujuan, manfaat serta materi dari mata kuliah ini. Kesimpulan Perubahan nama mata kuliah Teknik Investigasi menjadi Praktik Penyidikan dan Penuntutan tidak mengalami perubahan secara mendasar dalam silabusnya, hanya perubahan tersebut lebih pada sebuah penambahan materi dalam silabus mata kuliah ini sebagai sebuah penunjang praktik mata kuliah praktik penyidikan dan penuntutan sehingga memudahkan dalam memahami dan membuat rekes-rekes surat dakwaan dan tuntutan (requisitoir). 9
Mata kuliah praktik penyidikan dan penuntutan ini sangat bermanfaat dan merupakan bekal bagi mahasiswa ketika sudah masuk di dunia kerja yang konsentrasi dalam dunia akademisi dan praktisi hukum pidana, khususnya bagi mahasiswa yang bercita-cita menjadi seorang Penyidik (Polisi atau PNS tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang), Jaksa Penuntut Umum, Advokat, Hakim, Ahli hukum pidana maupun Ahli hukum acara pidana. Mata kuliah ini berbobot 2 (dua) sks dibuka satu kelas pada setiap semester dengan prasyarat telah lulus mata kuliah keadvokatan/ Advokatur. Oleh karenanya, sangatlah beralasan bagi mahasiswa khususnya yang ingin mendalami hukum pidana dan acara pidana untuk mengambil mata kuliah ini agar dapat mendalami materi maupun praktik dari proses penyidikan dan penuntutan. 10
11