PROSES PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN DALAM TRANSFER ILMU KEMAHIRAN DUNIA PRAKTIK. Oleh: Lise Yolanda, SH. 1. Abstraksi

dokumen-dokumen yang mirip
MEKANISME PENYELESAIAN KASUS KEJAHATAN KEHUTANAN

Tinjauan Yuridis terhadap Pelaksanaan Prapenuntutan Dihubungkan dengan Asas Kepastian Hukum dan Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap manusia yang ada di muka bumi ini. Maka dalam. membicarakan hukum tidak dapat lepas dari membicarakan tentang

1. HUKUM ACARA PIDANA ADALAH hukum yang mempertahankan bagaimana hukum pidana materil dijalankan KUHAP = UU No 8 tahun 1981 tentang hukum acara

PERLUNYA NOTARIS MEMAHAMI PENYIDIK & PENYIDIKAN. Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N. Disampaikan pada Konferda INI Kota Surakarta, Tanggal, 10 Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN. dapat lagi diserahkan kepada peraturan kekuatan-kekuatan bebas dalam

ALUR PERADILAN PIDANA

BLOCK BOOK HUKUM ACARA PIDANA Kode Mata Kuliah : WUI 5342

I. PENDAHULUAN. mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi merupakan salah satu kejahatan yang merusak moral

Hukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual

dikualifikasikan sebagai tindak pidana formil.

BAB II KEWENANGAN JAKSA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA. diatur secara eksplisit atau implisit dalam Undang-undang Dasar 1945, yang pasti

PENGEMBALIAN BERKAS PERKARA TINDAK PIDANA DARI KEJAKSAAN KEPADA KEPOLISIAN 1 Oleh : Ridwan Afandi 2

Fungsi Pra Penuntutan Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Penuntutan Perkara Pidana Oleh Penuntut Umum. Cakra Nur Budi Hartanto *

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. negara harus berlandaskan hukum. Dalam Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan yang berlaku. Salah satu upaya untuk menjamin. dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP ).

PRAPENUNTUTAN DALAM KUHAP DAN PENGARUH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA 1 Oleh: Angela A.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MEDAN AREA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik, maka berdasarkan

BAB II PRAPERADILAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA. A. Sejarah Praperadilan dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. penegak hukum yang memiliki hubungan fungsional sangat erat. Institusi

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan tentang pelanggaran (overtredingen), kejahatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RINGKASAN SKRIPSI/ NASKAH PUBLIKASI TANGGUNG JAWAB KEJAKSAAN DALAM PRA PENUNTUTAN UNTUK MENYEMPURNAKAN BERKAS PERKARA PENYIDIKAN

PERANAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM PROSES PENYUSUNAN SURAT DAKWAAN DI KEJAKSAAN NEGERI TANJUNG BALAI KARIMUN. Abstrak

BAB II PENAHANAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TERHADAP TERSANGKA ANAK DIBAWAH UMUR. penyelidikan yang merupakan tahapan permulaan mencari ada atau tidaknya

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyelidikan dan Penyidikan. Pengertian penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan

Bagian Kedua Penyidikan

SURAT TUNTUTAN (REQUISITOIR) DALAM PROSES PERKARA PIDANA

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. pertanggungjawaban pidana, dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyidikan tindak pidana tertentu berdasarkan undang- undang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara Hukum. Hal ini

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Hukum acara pidana di Belanda dikenal dengan istilah strafvordering,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka tidak tahu tentang batasan umur yang disebut dalam pengertian

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hukum materiil seperti yang terjelma dalam undang undang atau yang

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kelima, Penyidikan Oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)

BAB V PENUTUP. Praktek kerja lapangan yang dilakukan oleh Penulis selama kurang lebih 2

Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan adalah suatu permasalahan yang terjadi tidak hanya di dalam suatu

Pemeriksaan Sebelum Persidangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam konstitusi Indonesia, yaitu Pasal 28 D Ayat (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendahuluan sebelum pemeriksaan sidang di pengadilan. 1 Istilah praperadilan

I. PENDAHULUAN. Penanganan dan pemeriksaan suatu kasus atau perkara pidana baik itu pidana

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan salah satunya lembaga tersebut adalah Pengadilan Negeri. Saat

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian perkara pidana, keterangan yang diberikan oleh seorang saksi. pidana atau tidak yang dilakukan terdakwa.

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

V. PENUTUP. 1. Alasan yang menjadi dasar adanya kebijakan formulasi Hakim Komisaris. dalam RUU KUHAP Tahun 2009 atau hal utama digantinya lembaga pra

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

Hubungan Penyidik Dan Penuntut Umum Dalam Proses Peperiksaan Perkara Pidana. Oleh : Bambang Slamet Eko S

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LARANGAN PENINJAUAN KEMBALI PUTUSAN PRAPERADILAN

BAB IV PENUTUP. 1. Pelaksanaan penyidikan terhadap anak tersangka tindak pidana Narkotika di

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan. semua tertib hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

Instrumen Perdata untuk Mengembalikan Kerugian Negara dalam Korupsi

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Mencermati Peradilan di Indonesia

Pelaksanaan Penyidik Diluar Wilayah Hukum Penyidik

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, dimana salah satu

BAB III DESKRIPSI PASAL 8 AYAT 5 UU NO. 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG SEKRETARIAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan penelitian lapangan dengan

Lex Crimen Vol. VI/No. 4/Jun/2017

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG KHALWAT (MESUM) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB III PENUTUP. praperadilan, maka dapat disimpulkan bahwa: akan memeriksa tuntutan tersebut. Tata cara atau acara dalam proses pemeriksaan

PELAKSANAAN UPAYA PAKSA TERHADAP ANGGOTA POLRI PELAKU TINDAK PIDANA DI WILAYAH HUKUM POLRES JAYAPURA KOTA

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017. PERAN TERDAKWA DALAM HUKUM ACARA PIDANA DI PENGADILAN 1 Oleh : Aris Mohamad Ghaffar Binol 2

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015

NILAI KEADILAN DALAM PENGHENTIAN PENYIDIKAN Oleh Wayan Rideng 1

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017

BAB II KEWENANGAN PENYIDIK DALAM PROSES PENYIDIKAN PIDANA ANAK. 2.1 Prosedur Penyidikan dalam Hukum Acara Pidana

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Tugas, Wewenang Hakim Dalam Peradilan Pidana

PENANGGUHAN PENAHANAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA (STUDI KASUS KEJAKSAAN NEGERI PALU) IBRAHIM / D Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PROSES PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN DALAM TRANSFER ILMU KEMAHIRAN DUNIA PRAKTIK Oleh: Lise Yolanda, SH. 1 Abstraksi Mata Kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan merupakan satu diantara beberapa mata kuliah kemahiran hukum yang bersifat pilihan. Perubahan kurikulum 2002 ke kurikulum 2008 membawa perubahan ke arah keterampilan dalam praktik. Perkuliahan dengan pemberian materi dan analisis kasus melalui metode pendekatan terapan sebagai bekal bagi mahasiswa menghadapi tantangan global dan persaingan dunia kerja. Aplikasi ilmu diharapkan lebih pada kemahiran berpraktik ketika terjun di dunia kerja baik dalam lingkup akademisi hukum maupun praktisi hukum. Perubahan (Konversi) Kurikululum 2002 Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia ke kurikulum 2008 dalam kelompok mata kuliah kemahiran hukum (MKKH) mengantarkan pada perubahan yang signifikan ke arah pemahaman dunia 1 Penulis adalah Staf Kurikulum Pusdiklat fakultas Hukum UII 1

praktik agar mahasiswa nantinya mampu memahami ilmu dan keterampilan hukum yang sudah diperoleh selama di perguruan tinggi serta mampu mengaplikasikannya di masyarakat maupun di dunia kerja. Perubahan kurikulum tersebut tidak hanya pada penamaan sebuah nama mata kuliahnya namun juga pada silabus beberapa mata kuliah kemahiran yang bersangkutan. Perubahan silabus tersebut telah disesuaikan dengan perkembangan Ilmu Hukum saat ini yang memuat aspek-aspek falsafah, teori, hukum positif, azasazas hukum yang disertai dengan analisis kasus dengan menggunakan metode pendekatan terapan (applied approach). 2 Mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan sebelumnya dikenal dengan nama mata kuliah Teknik Investigasi. Mata kuliah tersebut merupakan salah satu mata kuliah institusional pilihan pendidikan kemahiran hukum atau disebut juga mata kuliah keahlian berkarya (MKB). Mata kuliah ini bersifat pilihan diantara beberapa mata kuliah keahlian berkarya (MKB) lainnya yang masing-masingnya berbobot 2 (dua) sks (Vide: Buku Panduan Akademik FH UII 2008-2009). Pilihan yang dimaksud adalah bahwa mahasiswa Fakultas Hukum UII wajib mengambil salah satu mata kuliah kemahiran atau keahlian berkarya (MKB) dengan memilih satu mata kuliah MKB. Diantara pilihan tersebut adalah mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan. 2 Buku Panduan Akademik Fakultas Hukum UII 2008-2009, hlm. 61. 2

Perubahan nama mata kuliah dari Teknik Investigasi ke Praktik Penyidikan dan Penuntutan karena perubahan kurikulum dari dari kurikulum 2002 menjadi kurikulum 2008, yang secara mutatis mutandis merenovasi silabus maupun satuan acara perkuliahannya (SAP). Hal mana pada kurikulum 2002, silabus teknik investigasi lebih menekankan pada tingkat penuntutan dan tuntutan (Requisitoir) saja, sedangkan pada kurikulum 2008 dengan perubahan nama menjadi mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan maka silabusnya tidak hanya dalam tingkat penuntutan saja melainkan juga pada tingkat penyidikan. Sehingga kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan merupakan mata kuliah yang mengantarkan mahasiswa untuk memahami proses dan strategi dalam penyidikan dan penuntutan. Bahkan tidak hanya sampai disitu, didalam silabus juga diberikan materi pendalaman tentang penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, praperadilan dan tuntutan (requisitoir) serta praktik membuat rekes-rekes yang digunakan dalam proses penuntutan maupun tuntutan (Requisitoir). 3 Namun demikian, perubahan nama tersebut pada prinsipnya tidak mengalami perubahan yang begitu mendasar karena masih di dalam lingkup hukum acara pidana. Perubahan tersebut lebih pada sebuah penambahan materi dan penekanan pada sisi praktiknya dalam memahami dan membuat rekes-rekes yang berkaitan dengan penyidikan, penuntutan dan requisitoir. Praktik disini belum halnya mahasiswa berpraktik secara langsung di lapangan, seperti halnya bertugas menjadi seorang 3 Silabus kurikulum 2002 mata kuliah Teknik Investigasi dan Silabus kurikulum 2008 mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan FH UII. 3

Penyidik ataupun Jaksa Penuntut umum karena hal tersebut belum dapat direalisasi dengan pertimbangan berbagai macam hal. Maka dari itu, praktik disini adalah lebih kepada praktik membuat rekes-rekes yang berhubungan dengan penyidikan dan penuntutan seperti membuat surat dakwaan dan tuntutan (requisitoir) yang merupakan kewenangan seorang Jaksa Penuntut umum. Oleh karenanya, Dosen pengajar mata kuliah ini pun adalah seorang Jaksa Penuntut Umum yang memang selalu berkecimpung dalam hal ini, sehingga disini tidak hanya menjelaskan materi saja melainkan praktiknya pun akan diuraikan dengan jelas oleh dosen tersebut. Namun disini, mata kuliah praktik penyidikan dan penuntutan tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa yang bercita-cita berprofesi sebagai Jaksa Penuntut umum. Tetapi mata kuliah ini juga sangat bermanfaat dan merupakan bekal bagi mahasiswa ketika sudah masuk di dunia kerja yang konsentrasi dalam dunia akademisi dan praktisi hukum pidana, khususnya bagi mahasiswa yang bercita-cita berprofesi menjadi seorang Penyidik (Polisi atau PNS tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang), Advokat, Hakim, Ahli hukum pidana maupun Ahli hukum acara pidana. Dikatakan profesi selain jaksa penuntut umum sangat dianjurkan dan bermanfaat untuk mengambil mata kuliah ini dengan alasan diantaranya bahwa bagaimana seorang advokat dalam mendampingi dan membela kliennya ketika ia sendiri tidak paham apakah dakwaan ini bermasalah atau tidak, kemudian bagaimana seorang hakim akan memutus dengan benar ketika ia sendiri tidak paham surat dakwaan itu baik formil maupun materiil, bagaimana seorang penyidik akan mencari 4

serta mengumpulkan bukti ketika ia tidak paham suatu surat dakwaan yang isinya merupakan perkara hasil penyidikan yang nantinya dianggap sudah lengkap atau tidak (proses prapenuntutan) agar dapat dilimpahkan ke pengadilan negeri untuk diadili, dan lain sebagainya. Mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan ini juga dapat dikatakan sebagai pendalaman beberapa bagian dari hukum acara pidana meskipun prasyarat untuk mengambil mata kuliah ini harus sudah lulus mata kuliah keadvokatan yang dulunya bernama Advokatur. 4 Hal mana prasyarat tersebut masih relevan dengan hukum acara pidana karena selain prasyarat untuk mengambil mata kuliah Keadvokatan adalah sudah lulus atau pernah tempuh hukum acara pidana juga mata kuliah keadvokatan masih berhubungan erat dengan mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan khususnya dalam hal ketika proses hukum acara sudah masuk pada tingkat pemeriksaan di sidang pengadilan. Selain itu juga, mata kuliah ini juga dibuka satu kelas di setiap semester. Sebagai sebuah pengantar, maka tulisan ini akan memaparkan secara ringkas tentang materi secara umum mata kuliah praktik penyidikan dan penuntutan sebagai sebuah pengenalan awal bagi mahasiswa. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa materi mata kuliah praktik penyidikan dan penuntutan ini tidak hanya diberikan materi saja melainkan lebih pada praktiknya. Materi disini hanyalah sebagai penunjang untuk memahami dan memudahkan dalam membuat rekes-rekes 4 Mata kuliah keadvokatan merupakan mata kuliah kemahiran yang bersifat wajib diambil oleh mahasiswa 5

surat dakwaan dan tuntutan (requisitoir) secara tepat dan benar. Hal mana kedua rekes tersebut memiliki strategi dan teknik pembuatannya masing-masing. Ketika seorang jaksa penuntut umum akan membuat surat dakwaan yang merupakan kewenangannya kemudian surat dakwaan tersebut dilimpahkan ke pengadilan atau dilakukan penuntutan 5 maka terlebih dahulu ia menentukan suatu perkara hasil penyidikan apakah sudah lengkap ataukah tidak untuk dilimpahkan ke pengadilan negeri untuk diadili (Pasal 139 KUHAP). Oleh karena itulah sebelumnya Penuntut umum menerangkan dengan mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan (4) KUHAP dengan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik (Pasal 14 butir b KUHAP). Penyidikan itu sendiri adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang (KUHAP) untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. 6 Kemudian bagian-bagian hukum acara pidana yang menyangkut penyidikan adalah ketentuan tentang alat-alat penyidik, ketentuan tentang diketahui terjadinya delik, pemeriksaan ditempat kejadian, pemanggilan tersangka atau terdakwa, penahanan, penahanan sementara, penggeledahan, pemeriksaan atau interogasi, Berita acara (penggeledahan, interogasi, dan pemeriksaan di tempat), penyitaan, penyampingan 5 Didalam Pasal 1 butir 7 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke Pengadilan Negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan. 6 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana 6

perkara, serta pelimpahan perkara kepada penuntut umum dan pengembaliannya kepada penyidik untuk disempurnakan. 7 Kesemuanya itu akan dijelaskan di dalam perkuliahan ini guna mendukung dan memudahkan dalam membuat surat dakwaan nantinya. Ketika seorang penyidik 8 telah selesai melakukan penyidikan, kemudian penyidik menyerahkan berkas perkara itu kepada penuntut umum, penuntut umum setelah menerima hasil penyidikan tersebut segera mempelajari dan menelitinya. Dalam hal hasil penyidikan ternyata belum lengkap maka penuntut umum mengembalikan berkas perkara kepada penyidik disertai petunjuk tentang hal yang harus dilakukan untuk dilengkapi dan dalam batas waktu 14 hari harus sudah menyampaikan kembali berkas perkara itu kepada penuntut umum (Vide: Pasal 110 dan 138 KUHAP). Dalam hal inilah, penyidikan dan penuntutan tidak dapat dipisahkan secara tajam tapi hanya dapat dibedakan. Kemudian, jika menurut pertimbangan penuntut umum suatu perkara tidak cukup bukti-bukti untuk diteruskan ke pengadilan ataukah suatu perkara tersebut bukan merupakan suatu delik, maka penuntut umum membuat suatu ketetapan mengenai hal itu yang kemudian diberitahukan kepada Tersangka, keluarga dan penasihat hukumnya, pejabat rumah tahanan Negara, penyidik dan hakim (Pasal 140 ayat (2) butir b dan c KUHAP), surat tersebut lebih dikenal dengan SP3 (Surat Penetapan Penghentian Penuntutan). Jika ada pihak yang keberatan atas penetapan 7 Andi Hamzah, Pengantar hukum Acara Pidana,edisi revisi, CV. Artha Jaya, Jakarta, 1996, hlm. 122 8 Didalam KUHAP, Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara RI dan Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang. 7

(SP3) tersebut maka upaya yang dapat dilakukan adalah mengajukan Permohonan Praperadilan ke Pengadilan Negeri setempat (Vide: Pasal 77,78,79,80,81 KUHAP). Tapi jika pertimbangan penuntut umum suatu perkara cukup bukti-bukti untuk diteruskan ke pengadilan maka penuntut umum akan melakukan penuntutan yang sebelumnya telah disiapkan surat dakwaannya. Dakwaan merupakan dasar hukum acara pidana karena berdasarkan dakwaan itulah pemeriksaan di persidangan dilakukan. 9 Sebelum membuat surat dakwaan, terlebih dahulu harus memahami apa itu surat dakwaan dan fungsi surat dakwaan, kapan surat dakwaan dibuat, syarat-syarat membuat dakwaan, hal-hal yang membatalkan surat dakwaan, kapan dapat menggabungkan beberapa perkara dalam satu surat dakwaan, kapan surat dakwaan dapat diubah, jenis surat dakwaan, apa yang menyebabkan dakwaan dinyatakan kabur, bagaimana menentukan jenis dakwaan, uraian isi dakwaan. Kesemuanya itu akan didapatkan secara rinci didalam mata kuliah Praktik Penyidikan dan Penuntutan ini. Dalam perkuliahan tersebut ada praktik membuat surat dakwaan oleh mahasiswa dan mahasiswa dituntun bagaimana cara meneliti berkas perkara, cara menentukan dakwaan, serta cara membuat surat dakwaan yang tepat karena membuat surat dakwaan mempunyai teknik atau cara tersendiri. Kemudian, ketika penuntutan selesai diajukan ke Pengadilan maka proses pemeriksaan persidangan pun berjalan sampai dengan masuk acara pembuktian, 9 Andi Hamzah, Pengantar hukum Acara Pidana, Op.Cit, hlm.170. 8

setelah acara pembuktian maka dilanjutkan dengan tuntutan (Requisitoir). Sama halnya dengan membuat surat dakwaan, requisitoir pun memiliki tekniknya sendiri. Dalam membuat surat tuntutan (requisitoir) seorang penuntut umum harus paham terlebih dahulu arti dari sebuah surat tuntutan dan fungsi surat tuntutan, Kapan surat tuntutan dibuat, Bagaimana cara menyusun tuntutan, Apa yang perlu diperhatikan dalam membuat tuntutan, Apa yang diinginkan dalam surat tuntutan, Hal-hal yang tidak perlu dimasukkan dalam surat tuntutan, Dalam perkuliahan tersebut pun ada Praktik membuat surat tuntutan oleh mahasiswa dan dituntun bagaimana cara membuat surat tuntutan yang tepat. Dari kesemua uraian diatas, diharapkan dapat memberi gambaran bagi mahasiswa khususnya bagi mahasiswa FH UII sehingga diharapkan mahasiswa memahami tujuan, manfaat serta materi dari mata kuliah ini. Kesimpulan Perubahan nama mata kuliah Teknik Investigasi menjadi Praktik Penyidikan dan Penuntutan tidak mengalami perubahan secara mendasar dalam silabusnya, hanya perubahan tersebut lebih pada sebuah penambahan materi dalam silabus mata kuliah ini sebagai sebuah penunjang praktik mata kuliah praktik penyidikan dan penuntutan sehingga memudahkan dalam memahami dan membuat rekes-rekes surat dakwaan dan tuntutan (requisitoir). 9

Mata kuliah praktik penyidikan dan penuntutan ini sangat bermanfaat dan merupakan bekal bagi mahasiswa ketika sudah masuk di dunia kerja yang konsentrasi dalam dunia akademisi dan praktisi hukum pidana, khususnya bagi mahasiswa yang bercita-cita menjadi seorang Penyidik (Polisi atau PNS tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang), Jaksa Penuntut Umum, Advokat, Hakim, Ahli hukum pidana maupun Ahli hukum acara pidana. Mata kuliah ini berbobot 2 (dua) sks dibuka satu kelas pada setiap semester dengan prasyarat telah lulus mata kuliah keadvokatan/ Advokatur. Oleh karenanya, sangatlah beralasan bagi mahasiswa khususnya yang ingin mendalami hukum pidana dan acara pidana untuk mengambil mata kuliah ini agar dapat mendalami materi maupun praktik dari proses penyidikan dan penuntutan. 10

11