BAB III PROFIL PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB III ANALISA MASALAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Uraian Tugas Rumah Sakit

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB II HASIL SURVEY. untuk memberikan nama Dr. R. Sososdoro Djatikoesoemo tahun 1990.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Sejarah Rumah Sakit Internasional Bintaro

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis peran..., Rizka Arofani, FKM UI, 2009

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN. A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

BAB III ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB III OBJEK PENELITIAN. Sejarah singkat RS St. Borromeus diawali dengan kedatangan enam orang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr.

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

4. Pengisian dan pengelolaan data perawatan dan rekam medis

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

PANDUAN MENJALANKAN PROGRAM

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 111 PROSES PELAKSANAAN MAGANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

J A S A P E L A Y A N A N PADA B A D A N LAYANAN U M U M D A E R A H R U M A H SAKIT U M U M D A E R A H

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BUPATI MANDAILING NATAL

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 1999 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT KUSTA

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH A.

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

BUPATI SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan

LOGO. Briging SIMRS SEP INACBG & Pengembangan SIMRS Go Open Source. RS. Ketergantungan Obat Jakarta (RSKO)

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Rumah Sakit Santo Borromeus Rumah Sakit Santo Borromeus berdiri pada tanggal 18 September 1921 oleh enam biarawati dan tarekat cinta kasih Santo Carolus Borromeus. Enam biarawati tersebut yaitu Sr. Crispine CB, Sr. Judith CB, Sr. Gaudentia CB, Sr. Ludopha CB, Sr. Ambrosine CB, dan Sr. Lioba CB. Mereka mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bidang perawatan kesehatan. Awalnya Rumah sakit ini hanya sebuah rumah bekas poliklinik yang hampir tanpa perabot, milik dr. Merz di jalan Dago, berawal dari rumah itulah kemudian Rumah Sakit Santo Borromeus berdiri dan berada di bawah sebuah yayasan yang diketuai oleh dr. Groot. Rumah sakit Santo Borromeus memulai langkah nya sebagai rumah sakit yang hanya mempunyai 17 tempat tidur. Dalam kurun waktu 3 sampai 4 tahun kemudian Rumah Sakit Santo Borromeus telah diperluas sehingga menampung 90 tempat tidur dan pelayanan kesehatan lainnya. Setelah melalui beberapa masa sulit selama perang dunia II, perang kemerdekaan dan awal berdirinya Republik Indonesia, pembangunan dan pengembangan fasilitas kesehatan dilanjutkan kembali. Pada tahun 1990-an, pembangunan 2 gedung baru telah selesai, yaitu Gedung Maria yang mempunyai 4 lantai dan Gedung Yosef yang mempunyai 5 lantai. Kedua gedung tersebut dapat menampung sekitar 370 tempat tidur dan berbagai fasilitas kesehatan baru sehingga 16

menjadikan Rumah Sakit Santo Borromeus sebagai rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang memadai di kota Bandung. Rumah Sakit Santo Borromeus pada tahun 2010 memperoleh sertifikat ISO 9001:2008. Kemudian pada tahun 2005 pembangunan Gedung Carolus selesai dengan 7 lantai dan 3 basement untuk parkir. Saat ini, Rumah Sakit Santo Borromeus mampu menyediakan 407 tempat tidur dengan dilengkapi peralatan medis yang canggih. Kemudian tahun 2006 Rumah Sakit Santo Borromeus menyediakan perayanan rawat jalan bagi anak-anak Borromeus Children Medical Center (BCMC) dan secara komprehensif disediakan pelayanan anak untuk rawat inap. Sehubungan dengan hal tersebut, tahun 2007 di resmikan gedung Irene untuk menampung pasien rawat inap bagi anakanak. 3.2 Visi, Misi, Falsafah, Nilai-nilai dan Tujuan Rumah Sakit Santo Borromeus 3.2.1 Visi Rumah Sakit Santo Borromeus Dalam terang dan semangat Iman Kristiani, Rumah Sakit Santo Borromeus mengabdi seutuhnya untuk keselamatan jiwa dan raga bagi sesame umat manusia tanpa membedakan suku, kebangsaan, golongan, warna kulit, asal usul, status social-ekonomi, agama dan kepercayaan. Tugas mewartakan Kabar Keselamatan bagi umat manusia adalah tugas mulia, Rumah Sakit Santo Borromeus menghormati martabat serta nilai-nilai kemanusiaan yang luhur dan mendasar. Rumah Sakit Santo Borromeus peduli kepada mereka yang kurang mampu untuk mengurangi kesesakan hidup. 17

Organisasi kegiatan Rumah Sakit Santo Borromeus berwujud organisasi nirlaba yang ingin tumbuh berkembang dan mandiri serta peduli terhadap perubahan menuju masa depan yang lebih baik. Apa yang telah diperoleh selalu Rumah Sakit Santo Borromeus kembalikan kepada masyarakat. Para pengabdi kehidupan dan karya sosial ini menjadi sumber daya yang utama dan amat bernilai. 3.2.2 Misi Rumah Sakit Santo Borromeus Dengan semangat cinta kasih kristiani kepada sesama manusia serta pengabdian yang tulus, Rumah Sakit Santo Borromeus menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi yang membutuhkan kesehatan jiwa dan raga. Rumah Sakit Santo Borromeus selalu berbuat dan memberikan yang terbaik untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat dibidang kesehatan di Indonesia. 3.2.3 Falsafah dan Nilai-nilai Rumah Sakit Santo Borromeus yaitu : Dalam semangat cinta kasih Kristus, kami mengabdi. Sedangkan perilaku yang di harapkan diwarnai oleh nilai-nilai : cinta kasih, menghargai kehidupan sebagai kurnia Allah, mengutamakan pasian, sifat-sifat setia, kesiap sediaan, jujur, sederhana, ramah, bertanggung jawab dan mengutamakan mutu pelayanan. 3.2.4 Tujuan Rumah Sakit Santo Borromeus Dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Santo Borromeus mempunyai tujuan yaitu : Memberikan pelayanan terbaik 18

Meningkatkan mutu kesehatan masyarakat Menyelenggarakan pendidikan kesehatan yang bermutu Meningkatkan kesejahteraan karyawan 3.3 Motto Rumah Sakit Santo Borromeus Rumah Sakit Santo Borromeus mempunyai motto kami peduli kesehatan anda. 3.4 Stuktur Organisasi Rumah Sakit Santo Borromeus Rumah Sakit santo Borromeus dalam melaksanakan tugas pelayanan terhadap pasien mempunyai beberapa bagian dari top manajemen sampai dengan low manajemen yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab. Sumber : RSB 2013 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Santo Borromeus 19

Dari gambar struktur organisasi di atas, Direktur Utama merupakan pimpinan Rumah Sakit yang membawahi Direktur Keuangan dan Kepala Biro Keuangan. Kepala Biro Keuangan membawahi 2 (dua) Kepala Seksi yaitu Kepala Seksi Akuntansi dan Kepala Seksi Administrasi Keuangan. Dalam aktivitas pelayanan pasien umum rawat jalan, petugas administrasi FO rawat jalan bertanggung jawab terhadap Kepala Sub Seksi Rekening, dimana Kepala Sub Seksi Rekening bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Administrasi Keuangan. 3.5 Deskripsi Jabatan Rumah Sakit Santo Borromeus Berikut ini uraian tugas bagian-bagian yang berhubungan dengan pendaftaran pasisen rawat jalan dan administrasi Rumah Sakit Santo Borromeus : Kepala Seksi Administrasi Keuangan : Kepala Seksi Administrasi Keuangan mempunyai tanggung jawab sebagai berikut : 1. Merencanakan dan melaksanakan sistem pengelolaan sumber dana dan transaksi Rumah Sakit Santo Borromeus. 2. Memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas staf agar sesuai prosedur yang berlaku. 3. Menyusun dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya agar sesuai prosedur yang berlaku. 4. Membina koordinasidan kerjasama yang baik dengan subseksi dibawahnya dan melaksanakan pembinaan/coaching dan counseling bagi karyawan dibawahnya. 20

5. Merencanakan program pembinaan dan pelatihan bagi staf secara berkala. 6. Membuat laporan kinerja setiap bulan dan dilaporkan kepada Biro Keuangan Kepala SubSeksi Rawat Jalan : Kepala Sub Seksi Rawat Jalan mempunyai tugas yaitu : 1. Merencanakan dan melaksanakan sistem pengelolaan sumber dana dari transaksi pasien Rumah Sakit Santo Borromeus, yang meliputi penerimaan dari pasien rawat jalan dan akurasi pencatatan nya. 2. Memberikan saran kepada Kepala Seksi administrasi Keuangan tentang kebijakan sistem transaksi Rumah Sakit Santo Borromeus. 3. Memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas staf agar sesuai dengan prosedur yang berlaku 4. Mengatur jadwal dinas staf 5. Melakukan penilaian kerja staf secara berkala 6. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang berhubungan dengan bagian rekening rawat jalan dan yang diberikan oleh Kepala Seksi Administrasi Keuangan 7. Membuat laporan kinerja setiap bulan dan dilaporkan kepada Kepala Seksi Administrasi dan Keuangan 21

Administrasi Front Office (FO) Rawat Jalan: Pelayanan pasien umum teidak terlepas dari petugas Front Office Rawat Jalan yang mempunyai tugas : 1. Memasukan seluruh data transaksi berdasarkan status pasien. 2. Mencetak nota perincian biaya rawat jalan. 3. Mencantumkan nomor CM pada resep, jika pasien tersebut menyerahkan resep ke bagian Farmasi untuk kalkulasi harga. 4. Memberikan perincian biaya rawat jalan beserta resep ke petuga farmasi untuk perhitungan biaya obat jika pasien hendak membeli obat. 5. Memberi persetujuan serta mencantumkan kode kontraktor untuk pasien yang dirujuk ke Unit Penunjang Medis ( UPM), setelah dilakukan verifikasi berdasarkan surat perjanjian kerja sama. 6. Memanggil pasien atau keluarga pasien untuk memberikan informasi tentang biaya yang harus dibayar oleh pasien umum dan meminta tanda tangan untuk pasien kontraktor. 7. Menuliskan keterangan belum bayar pada status pasien yang sampai batas waktu tertentu tidak memenuhi panggilan petugas FO, sebelum status pasien tersebut kembali ke Rekam Medik rawat jalan. 8. Melakukan pengecekan transaksi satu hari sebelumnya. 9. Mencetak resep transaksi harian dan menyerahkan perincian biaya rajal ke bagian Verifikasi data. 22

3.6 Pengendalian Rumah Sakit Santo Borromeus Dalam aktivitas rawat jalan di Rumah Sakit Santo Borromeus ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian dari manajemen rumah sakit agar tidak terjadi hal yang akan merugikan perusahaan dan semuanya berhubungan dengan sumber daya manusia di rumah sakit. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan pengendalian mengenai kartu rekam medis yang harus di tandai jika ada pasien yang kabur, petugas administrasi FO rawat jalan dan administrasi farmasi harus tepat dan cepat dalam menginput data, dan kepala rekening harus dapat menyikapi dengan bijaksana apabila ada pasien yang tidak mampu dalam hal pembayaran. 3.7 Aspek Kegiatan Rumah Sakit Santo Borromeus Rumah Sakit Santo Borromeus merupakan rumah sakit swasta di kota Bandung yang memberikan jasa pelayanan di bidang kesehatan. Dengan motto mitra anda menuju sehat Rumah Sakit Santo Borromeus konsisten terhadap pelayanan kepada pasien yang membutuhkan baik rawat jalan maupun rawat inap. Beberapa fasilitas yang ada di Rumah Sakit Santo Borromeus yaitu : a. pelayanan medis b. penunjang medis c. rawat inap d. fasilitas penunjang umum. Pelayanan medis yang ada di Rumah Dakit Santo Borromeus terdiri dari beberapa klinik rawat jalan untuk dewasa dan anak-anak, unit pelayanan hemodialisis, one day care, one day surgery, Intensive Care 23

Unit (ICU), Stroke Unit (SU), Medical Chek-Up (MCU), Klinik Kesehatan Keluarga (K3), kamar operasi. Penunjang medis yang dimiliki Rumah Sakit Borromeus yaitu : laboratorium, farmasi, radiologi, rehabilitasi medik, klinik Fisiologi, Instalasi Gizi dan rekam medis. Untuk pelayanan rawat inap Rumah Sakit Borromeus memiliki 371 ruangan rawat inap bagi pasien dengan berbagai fasilitas kamar. Sedangkan untuk fasilitas penunjang umum di Rumah Sakit Santo Borromeus menyediakan : media informasi, ATM, Bank Swasta, cafetaria, toko alat medis, toko buku, ruang bermain anak, tempat parkir yang luas dll. 24