BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kasongan adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan hasil kerajinan gerabahnya (Gambar 1.1). Daerah ini terletak di Pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar 6 km dari Alun-alun Utara Yogyakarta ke arah Selatan. Gambar 1.1. Gapura Desa Wisata Kasongan yang terletak di Jalan Raya Yogya Bantul. Di Desa Wisata Kasongan tersebut terdapat banyak kerajinan gerabah, baik tradisional maupun modern. Supantono dkk (2006) menyebutkan bahwa pusat kerajinan gerabah Kasongan pada awalnya berkembang di salah satu Dusun Kajen yaitu Kasongan. Namun lama- kelamaan semakin menyebar ke dusun-dusun lain, seperti Kalipucang, Tirto, Gedongan dan dusun-dusun di Kajen lainnya. Sampai saat ini produk kerajinan tersebut tetap memakai nama Kasongan walaupun pembuatannya tidak berada di Kasongan. Bahan baku utama yang digunakan oleh pengrajin gerabah di Kasongan adalah lempung yang berasal dari Desa Bangunjiwo, yang terletak berdekatan dengan 1
sentra industri gerabah Kasongan. Lempung dari Bangunjiwo tersebut kemudian dicampur dengan lempung dari daerah lain dan pasir untuk dijadikan adonan bahan gerabah (Perdana dkk, 2012). Untuk selanjutnya, penyebutan lempung Kasongan dalam tesis ini menggunakan istilah lempung Bangunjiwo, sesuai nama administratif lokasi tempat pengambilan lempung tersebut. Dengan semakin berkembangnya industri kerajinan gerabah Kasongan ini, maka diperlukan bahan baku yang semakin banyak. Karena ditambang secara terusmenerus akibatnya cadangan lempung di daerah Bangunjiwo sebagai pemasok utama bahan baku lempung, semakin berkurang. Seiring waktu, persediaan lempung Bangunjiwo semakin terbatas dan kualitasnya semakin menurun (Perdana dkk, 2012). Akibatnya para pengrajin kesulitan untuk mencari bahan baku lempung untuk menjaga keberlangsungan industri keramik yang telah berlangsung turun-temurun tersebut. Usaha yang telah dilakukan para pengrajin untuk memenuhi kebutuhan bahan baku lempung tersebut adalah dengan mencari lempung di tempat lain. Usaha ini cukup membantu pemenuhan bahan baku, akan tetapi masalah yang dihadapi adalah lempung dari tempat lain tersebut mempunyai kualitas yang tidak sebagus lempung Bangunjiwo, sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik yang dipersyaratkan dalam industri gerabah di beberapa lokasi di daerah Yogyakarta, yang diharapkan dapat menjadi pengganti bahan baku industri gerabah Kasongan. Berdasarkan studi literatur, diketahui ada beberapa daerah di sekitar industri gerabah Kasongan yang terdapat endapan lempung sehingga dapat dilakukan penelitian apakah lempung pada daerah tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku industri gerabah Kasongan, menggantikan lempung Bangunjiwo. Daerah tersebut antara lain Gunung Ngampon (Seyegan, Sleman), Bukit Godean (Godean, Sleman) dan Pendoworejo (Girimulyo, Kulon Progo). 2
I.2. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan bisa tidaknya endapan lempung di daerah penelitian (hal. 4) digunakan sebagai bahan baku industri gerabah Kasongan menggantikan lempung Bangunjiwo yang selama ini digunakan dan cadangannya sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan lagi. Tujuan penelitian adalah: 1. Mengetahui karakteristik lempung yang dipersyaratkan dalam industri gerabah, baik karakteristik fisik, kimia maupun mineralogi, pada endapan lempung Bangunjiwo dan genesisnya 2. Menentukan karakteristik lempung yang dipersyaratkan dalam industri gerabah, baik karakteristik fisik, kimia dan mineralogi di lokasi penelitian (Gunung Ngampon, Seyegan, Bukit Godean dan Pendoworejo, Kulon Progo) dan genesis lempung tersebut. 3. Menentukan lempung yang paling sesuai untuk digunakan sebagai pengganti lempung Bangunjiwo sebagai bahan baku industri gerabah Kasongan. I.3. Rumusan Masalah 1. Bagaimana karakteristik mineral lempung Bangunjiwo yang dipakai sebagai bahan baku industri gerabah Kasongan, meliputi karakteristik fisik dan kimia dan mineraloginya? 2. Bagaimana genesis mineral lempung Bangunjiwo yang merupakan bahan baku industri gerabah Kasongan? 3. Apakah mineral lempung di daerah penelitian (Gunung Ngampon, Seyegan, Bukit Godean dan Pendoworejo, Kulon Progo) mempunyai genesis yang sama dengan mineral lempung Bangunjiwo? 4. Bagaimana cara membedakan lempung hasil pelapukan dan alterasi hidrotermal? 3
5. Apakah mineral lempung di daerah penelitian (Gunung Ngampon, Seyegan, Bukit Godean dan Pendoworejo, Kulon Progo) bisa digunakan sebagai pengganti bahan baku industri gerabah Kasongan? I.4. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di beberapa daerah di sekitar industri gerabah Kasongan yang terdapatendapan lempung, dimana daerah tersebut masih berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (Gambar 1.2). Daerah tersebut adalah Gunung Ngampon (Seyegan, Sleman), Gunung Wungkal dan sekitarnya (Godean, Sleman) dan Pendoworejo (Girimulyo, Kulon Progo). Gambar 1.2. Lokasi penelitian berada di Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dan beberapa daerah di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdapat endapan lempung. 4
I.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah mengetahui karakteristik lempung yang dipersyaratkan dalam industri keramik dan gerabah terhadap lempung Bangunjiwo, serta lempung di daerah Gunung Ngampon (Seyegan), Bukit Godean (Godean) dan Pendoworejo (Girimulyo, Kulon Progo), meliputi karakteristik fisik, kimia dan mineralogi. Selain itu juga dapat mengetahui karakteristik lempung pada masingmasing daerah tersebut setelah dibentuk dan dibakar menjadi gerabah. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui lempung dari daerah penelitian yang mana yang dapat menggantikan lempung Bangunjiwo sebagai bahan baku industri gerabah Kasongan sehingga diharapkan dapat menjaga keberlangsungan industri gerabah Kasongan yang telah berlangsung turun-temurun. I.6. Batasan Masalah Penelitian ini mengambil tempat di Desa Bangunjiwo sebagai lokasi pengambilan lempung yang merupakan bahan baku industri gerabah Kasongan dan beberapa lokasi lain di daerah Yogyakarta dan sekitarnya, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari daerah sentra industri gerabah Kasongan, yaitu di Kecamatan Seyegan dan Godean, Kabupaten Sleman dan Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo. Selain itu, ruang lingkup penelitian ini hanya mencakup penentuan karakteristik lempung yang dipersyaratkan dalam industri gerabah, baik karakteristik fisik, kimia maupun mineralogi dan pemetaan geologi untuk menentukan genesis lempung di daerah penelitian, dan tidak sampai pada penghitungan cadangan lempung pada tiap lokasi penelitian. I.7. Penelitian Terdahulu Subyoto dkk, 2000, melakukan penelitian dengan judul Persebaran Geografis Industri Genteng Terhadap Pendapatan Penduduk Serta Usaha Untuk Melestarikan Lingkungannya (Suatu Penelitian Survei di Kawasan Perbukitan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta). Dalam penelitian ini 5
dapat diketahui bahwa industri genteng di daerah tersebut kebanyakan terdapat di sekitar Perbukitan Godean yang mencakup wilayah Kecamatan Godean dan Seyegan dimana endapan lempung biasanya menempati morfologi berombak dan bergelombang pada kaki dan lereng perbukitan tersebut. Budiadi, 2009, melakukan penelitian dengan judul Kajian Mineral Lempung Sebagai Bahan Galian Industri di Daerah Siwareng Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam penelitian ini diketahui bahwa mineral lempung di daerah tersebut adalah haloisit dan didapatkan kesimpulan bahwa lempung tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembuatan keramik. Perdana dkk, 2012, melakukan penelitian dengan judul Karakteristik Bahan dan Termal Lempung Lokal Sebagai Bahan Baku Alternatif Keramik Kasongan. Dalam penelitian ini diperoleh data bahwa mineral lempung daerah Bangunjiwo adalah kaolinit dan haloisit. Priyono, 2012, melakukan penelitian dengan judul Kajian Mineral Lempung pada Kejadian Bencana Longsorlahan di Pegunungan Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe, jenis dan jumlah mineral lempung dan pengaruhnya terhadap intensitas kejadian longsorlahan di Pegunungan Kulon Progo, termasuk daerah Girimulyo. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan data bahwa mineral lempung yang dominan di Pegunungan Kulon Progo adalah kaolinit dan smektit/monmorilonit. 6