BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup adalah, kesatuan ruang dengan semua benda, daya, mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
|
|
- Yulia Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan hidup adalah, kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (UU No.32 tahun 2009). Lingkungan hidup terdiri dari lingkungan abiotik, lingkungan biotik, dan lingkungan sosial. Tiga komponen tersebut terjadi interaksi dan menghasilkan hubungan yang dinamis, sehingga setiap perubahan yang terjadi pada salah satu komponen lingkungan akan mempengaruhi komponen lingkungan lainnya. Setiap kegiatan penambangan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik bersifat positif maupun negatif. Dampak positif kegiatan penambangan antara lain memberi nilai tambah secara nyata bagi pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan asli daerah, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan perekonomian sektor dan sub sektor lain di sekitarnya. Kegiatan penambangan yang tidak mempertimbangkan keseimbangan dan daya dukung lingkungan, serta tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif akibat dari kegiatan
2 2 penambangan antara lain : perubahan morfologi, perubahan iklim mikro yang disebabkan perubahan kecepatan angin, gangguan habitat biologi berupa flora dan fauna, penurunan produktivitas tanah, akibat tanah menjadi tandus atau gundul, meningkatkan intensitas erosi di daerah perbukitan, kerusakan jalan yang dilalui kendaraan pengangkut bahan tambang, dan mengganggu kondisi air tanah. Eksploitasi bahan galian di Desa Siderejo dilakukan secara terus-menerus dalam jumlah yang sangat besar ( 41,25 ton/hari). Hasil tambang digunakan untuk pembuatan genteng, gerabah dan batu bata. Eksploitasi tersebut menyebabkan berkurangnya sumberdaya bahan galian dan kerusakan lingkungan. Kondisi pasca tambang bahan galian golongan C di Desa Sidorejo menyebabkan kerusakan lingkungan yaitu, mengubah morfologi dan hilangnya vegetasi. Setiap kegiatan pertambangan mempunyai kewajiban untuk mereklamasi lahan penambangan, baik selama maupun setelah kegiatan penambangan selesai. Perusahaan penambangan besar pada umumnya telah melaksanakan reklamasi sesuai dengan rencana yang tercantum dalam dokumen AMDAL, sedangkan perusahaan penambangan yang berskala lebih kecil, termasuk penambangan lempung di Desa Sidorejo, sama sekali tidak melaksanakan kewajiban reklamasi. Bekas penambangan lempung ditinggalkan dan diterlantarkan. Bekas penambangan ini secara individu umumnya tidak terlalu luas namun secara keseluruhan merusak lingkungan dan sulit dalam perencanaan pemanfaatan lahan secara optimum.
3 3 Salah satu upaya untuk mengurangi dampak negatif yang timbul dapat dilakukan reklamasi lahan bekas tambang. Hal ini juga sesuai dengan Undangundang No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan, Peraturan Pemerintah RI No. 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, KepMen Pertambangan dan Energi No K/008/M.PE/1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran Lingkungan pada Kegiatan Pertambangan Umum, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi Dan Penutupan Tambang, Perda Kabupaten Sleman No. 16 Tahun 1996 tentang Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C. Aturan-aturan mengenai reklamasi ini ditujukan agar pembukaan lahan untuk pertambangan dilakukan seoptimal mungkin, dan setelah digunakan segera dipulihkan fungsi lahannya. Disamping itu reklamasi harus dilaksanakan secepatnya sesuai dengan kemajuan tambang, dan merupakan bagian dari skenario pemanfaatan lahan pascatambang (Iskandar, 2008). 1.2 Permasalahan Penelitian Desa Sidorejo kaya akan bahan galian lempung, dengan kandungan kaolin, sehingga Desa Sidorejo merupakan sentra industri kecil untuk pembuatan genteng dan batubata. Kegiatan penambangan lempung di Desa Sidorejo sejak tahun 1958 hingga sekarang. Penambangan lempung dilakukan secara tradisional dengan menggunakan cangkul dan sekop. Kegiatan penambangan dilakukan saat ada permintaan lempung sebagai bahan baku. Penambangan lempung secara tradisional tanpa pengelolaan lahan pasca tambang
4 4 mempengaruhi kondisi morfologi, hidrologi, vegetasi, sosial dan ekonomi penduduk. Secara garis besar dari berbagai permasalahan yang terjadi di daerah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut ini: 1. Berapakah besar tingkat kerusakan lingkungan oleh kegiatan penambangan lempung didaerah penelitian. 2. Bagaimanakah land improvement di lahan bekas tambang lempung sesuai dengan tingkat kerusakan. 3. Bagaimanakah arahan rekayasa yang cocok dalam upaya land improvement supaya dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan potensinya. 4. Bagaimanakah pengaruh aktivitas penambangan terhadap kondisi sosial ekonomi. 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai kerusakan lahan pada bekas penambangan telah banyak dilakukan antara lain dilakukan oleh Sitorus (2008), Yudhistira (2011), Najib (2011) dan Widodo (2011). Telaah pustaka mengenai hasil hasil penelitian sebelumnya dengan perbedaan tempat, tujuan, metode dan hasil disajikan pada Tabel 1.1. Masing-masing penelitian memiliki ciri tersendiri dan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti pada dasarnya berbeda dari penelitian penelitian terdahulu. Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan reklamasi tambang adalah sebagai berikut : 1. Sitorus dan L.Nubaiti, (2008), melakukan penelitian dengan judul Karakteristik dan Rehabilitasi Lahan Pasca Penambangan Timah di Pulau
5 5 Bangka dan Singkep. Tujuan penelitian adalah, mempelajari karakteristik dan perubahan alami sifat fisik dan kimia tanah serta vegetasi alami pada empat tingkat umur tailing setelah penambangan, mempelajari teknik rehabilitasi lahan pasca tambang timah untuk tanaman kehutanan, mempelajari pengaruh pemberian amelioran terhadap sifat fisik, kimia dan kadar logam berat. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis vegetasi dengan pengulangan sebanyak lima kali. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu, sifat fisik, kimia dan kadar logam berat tanah serta vegetasi alami. Cara mendapatkan data dalam penelitian yaitu, dengan pengambilan sampel tailing dan tanah asli. Cara analisis data dalam penelitian dengan cara analisis sidik ragam (ANOVA). Hasil dari penelitian antara lain: penambangan timah menyebabkan penurunan kualitas tanah dan jumlah jenis vegetasi alami. Tailing pasca penambangan timah di Sungai Lita pada empat tingkat umur tailing mempunyai sifat fisik dan kimia tanah yang buruk. 2. Yudhistira, Hidayat dan Hadiyarto, (2011), melakukan penelitian dengan judul Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi. Tujuan penelitian adalah: mengkaji tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi di lokasi penambangan pasir, mengkaji dampak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat penambangan pasir, dan mengajukan usulan pengelolaan lokasi penambangan pasir. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survei lapangan dan selanjutannya di teliti di
6 6 laboratorium. Pengambilan sampel dengan metode puposive sampling. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu, indek erosivitas hujan, faktor erodibilitas tanah, panjang lereng, dan kemiringan lereng. Cara mendapatkan data dengan pengambilan sampel di lapangan dan studi pustaka. Cara analisis data dalam penelitian dengan pendekatan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian yaitu, tingkat erosi yang ada di daerah penelitian termasuk kategori tinggi. Faktor penyebab tingginya tingkat bahaya erosi adalah karena penambangan pasir yang tidak mengindahkan konservasi tanah dan lahan serta faktor geografis dan geologis daerah penelitian. Kegiatan penambangan pasir menimbulkan dampak fisik dan dampak sosial ekonomi. Pelaksanaan pengelolaan penambangan pasir berwawasan lingkungan dengan tujuan akhir penambangan yaitu, mengatasi kerusakan lingkungan, mengendalikan laju erosi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Najib, (2011), melakukan penelitian dengan judul Studi Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Bahan Galian Golongan C Wilayah Sungai di Kabupaten Pekalongan. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui seberapa besar kerusakan lahan yang sudah terjadi di wilayah sungai Kabupaten Pekalongan. Metode yang digunakan adalah pengukuran dilapangan. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu, teknik penambangan, kecepatan penambangan, kedalaman tebing galian, luas lubang galian, perbedaan relief dasar galian, sifat batuan penyusun tebing galian, kemiringan tebing galian, pengelolaan top soil, overburden,
7 7 tingkat erosi, tutupan vegetasi dan upaya reklamasi. Hasil dari penelitian yaitu, kerusakan lahan ringan sebagian besar terjadi di daerah alur sungai. Kerusakan lahan berat terjadi di Sastrodirjan, Dororejo dan Krompeng. Kerusakan lahan berat pada penambangan daratan terjadi di wilayah Pododadi dan Kaligawe. 4. Widodo (2011) melakukan penelitian dengan judul Kajian Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Skala Kecil Untuk Pertanian (Studi Kasus : KUD Mandiri Panca Usaha, Kertajaya, Simpenan, Sukabumi). Tujuan dari penelitian adalah: mengetahui sifat fisik dan kimia tanah serta kondisi kesuburan tanah pasca penambangan, reklamasi dengan budidaya tanaman jagung, cabe merah dan kacang tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah: pengukuran lapangan dan laboratorium. Data yang diperlukan tektur tanah, ph, bahan organik, susunan kation, KTK, dan kejenuhan basa. Cara mendapatkan data dengan pengambilan sampel di lapangan. Cara analisis data dalam penelitian dengan analisis uji laboratorium sifat fisik dan kimia tanah. Hasil dari penelitian yaitu sifat tanah agak masam karena bijih emas yang berupa urat mengandung mineral-mineral sulfida. Kandungan unsur hara karbon (C) dan kandungan unsur hara nitrogen (N) termasuk kategori sedang, serta kandungan unsur fosfor (P), nilai kejenuhan basa (KB) termasuk kategori rendah. Nilai tukar kation (NTK) dari unsur-unsur kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K) dan natruim (Na) kategori rendah. Lahan terganggu di wilayah bekas kegiatan tambang KUD Mandiri Panca Usaha tidak dapat langsung
8 8 digunakan sebagai lahan pertanian, dengan cara dilakukan pengolahan dan pengaturan ph tanah serta pemupukan sebelum ditanami dengan tanaman jagung, cabe merah dan kacang tanah. Banyak hasil penelitian yang dilakukan mengenai pertambangan bahan galian golongan C, akan tetapi penekanan pembahasan sangat bervariasi diantaranya bahan tambang, kondisi lingkungan yang berbeda dan metode penelitian. Pembahasan penelitian mengenai penambangan galian golongan C telah banyak dibahas, seperti pasir, sirtu, gamping, akan tetapi jarang sekali pembahasan mengenai penambangan lempung. Kondisi lingkungan fisik yang berbeda disetiap daerah, dengan demikian tujuan yang akan dicapai setiap daerah juga berbeda. Metode penelitian, penelitian terdahulu menggunakan metode survei atau penelitian lapangan dan laboratorium, tetapi dalam penelitian ini selain metode survei, analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis spasial yang digambarkan kedalam bentuk peta tingkat kerusakan lingkungan.
9 9 Tabel 1.1 Beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan No. Penulis Judul Tujuan Metode Hasil (a) (b) (c) (d) (e) (f) 1. Sitorus, S., E. Kusumastuti, dan L. Nurbaiti (2008) Karakteristik dan Rehabilitasi Lahan Pasca Penambangan Timah di Pulau Bangka dan Singkep 2. Yudhistira, Hidayat, W.K, Hadiyarto, A. (2011) Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi 1. Mempelajari karakteristik dan perubahan alami sifat fisik dan kimia tanah serta vegetasi alami pada empat tingkat umur tailing setelah penambangan; 2. Mempelajari teknik rehabilitasi lahan pasca tambang timah untuk tanaman kehutanan, 3. Mempelajari pengaruh pemberian amelioran terhadap sifat fisik, kimia, dan kadar logam berat tanah 1. Mengkaji tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi di lokasi penambangan pasir, 2. Mengkaji dampak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat penambangan pasir, 3. Mengajukan usulan pengelolaan lokasi penambangan pasir 1. Metode : analisis vegetasi dengan pengulangan sebanyak lima kali 2. Data yang diperlukan : sifat fisik, kimia, dan kadar logam berat tanah serta vegetasi alami 3. Cara mendapatkan data : Pengambilan sampel di lokasi tailing dan tanah asli 4. Cara analisis data yaitu : Analisis Sidik Ragam (ANOVA) 1. Survei lapangan dan laboratorium. Pengambilan sampel purposive sampling metode. 2. Data yang diperlukan : Indek erosivitas hujan, faktor erodibilitas tanah, faktor panjang lereng, faktor kemiringan lereng, 3. Cara mendapatkan data : Pengambilan sampel dilapangan, studi pustaka 4. Cara analisis data : Pendekatan analisis kuantitatif 1. Penambangan timah menyebabkan penurunan kualitas tanah dan jumlah jenis vegetasi alami. Tailing pasca penambangan timah di Sungai Liat Bangka pada empat tingkat umur tailing mempunyai sifat fisik dan kimia tanah yang buruk. 2. Teknik rehabilitasi lahan dengan menggunakan kombinasi antara media tanam pupuk kandang, inokulan cendawan mikoriza arbuskula dan lamtoro (Leucaena lecocephala) merupakan teknik yang terbaik dalam merehabilitasi lahan pasca tambang timah. 3. Semua kadar logam berat tanah setelah panen dipengaruhi secara nyata oleh meningkatnya proporsi amelioran. 1. Tingkat erosi yang ada didaerah penelitian termasuk kategori ringan. Faktor penyebab tingginya tingkat bahaya erosi adalah karena penambangan pasir yang tidak megindahkan konservasi tanah dan lahan serta faktor geografis dan geologis daerah penelitian. 2. Kegiatan penambangan pasir di daerah penelitian menimbulkan dampak fisik dan dampak social ekonomi. 3. Pelaksanaan pengelolaan penambangan pasir yang berwawasan lingkungan dengan tujuan akhir penambangan yaitu mengatasi kerusakan lingkungan, mengendalikan laju erosi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
10 10 (a) (b) (c) (d) (e) (f) 3. Najib (2011) Studi Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan BGGC Wilayah Sungai di Kabupaten Pekalongan Mengetahui seberapa besar kesrusakan lahan yang sudah terjadi di wilayah sungai di Kabupaten Pekalongan 4. Widodo (2011) Kajian Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Skala Kecil Untuk Pertanian. Studi Kasus: KUD Mandiri Panca Usaha, Kertajaya, Simpenan, Sukabumi 1. Mengetahui sifat fisik dan kimia tanah serta kondisi kesuburan tanah pasca penambangan 2. Reklamasi dengan budidaya tanaman jagung, cabe merah dan kacang tanah 1. Metode yang digunakan terdiri dari beberapa tahap yaitu : tahapan pengukuran, analisa dan pengolahan data serta penyusunan data. 2. Data yang diperlukan : Teknik penambangan, kecepatan penambangan, kedalaman tebing galian, luas lubang galian, perbedaan relief dasar galian, sifat batuan penyusun tebing galian, kemiringan tebing galian, pengeloaan top soli, overburden, tingkat erosi, tutupan vegetasi dan upaya reklamasi. 3. cara mendapatkan data : pengukuran langsung dilapangan 1. Metode yang digunakan : penelitian lapangan dan laboratorium 2. Data yang diperlukan : tekstur, ph, bahan organik, susunan kation, KTK, dan kejenuhan basa 3. Cara mendapatkan data : Pengambilan sampel di lapangan 4. Cara analisis data : Analisis laboratorium sifat fisik dan kimia tanah Kerusakan lahan akibat penambangan bahan galian golongan C di Kabupaten Pekalongan bervariasi. Kerusakan lahan ringan sebagian besar terjadi di daerah alur sungai. Pada daerah sempadan bervariasi dari kerusakan ringan hingga berat. Kerusakan lahan yang berat terjadi di Sastrodirjan (Kecamatan Wonopringgo), Dororejo (Kecamatan Doro) dan Krompeng (Talun). Di bagian wilayah penambangan daratan / deposit bar, kerusakan lahan juga bervariasi dari rusak ringan hingga berat. Kerusakan berat terjadi di wilayah pododadi (Kecamatan Karanganyar), sastrodirjan (Kecamatan Wonopriggo) dan Kaligawe (Kecamatan Karangdadap). Tekstur tanah pada lahan bekas tambang yaitu lempung berpasir. Sifat tanah agak asam karena bijih emas yang berupa urat mengandung mineral-mineral sulfida. Kandungan unsur hara karbon (C) dan kandungan unsure hara nitrogen (N) termasuk kategori sedang, serta kandungan unsur fosfor (P), nilai kejenuhan basa (KB) termasuk kategori rendah. Sedangkan nilai tukar kation (NTK) dari unsur-unsur kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K) dan natruim (Na) kategori rendah. Lahan terganggu di wilayah bekas kegiatan tambang KUD Mandiri Panca Usaha tidak dapat langsung digunakan sebagai lahan pertanian, terlebih dahulu dilakukan pengolahan dan pengaturan ph tanah serta pemupukan sebelum ditanami dengan tanaman jagung, cabe merah dan kacang tanah.
11 11 (a) (b) (c) (d) (e) (f) 5. Anafiati, I., Kajian Kerusakan 1. Menganalisis tingkat (2013) Lingkungan Akibat kerusakan lingkungan Penambangan Lempung di oleh kegiatan Desa Sidorejo Kecamatan penambangan lempung Godean Kabupaten Sleman 2. menganalisis land Daerah Istimewa improvement/ perbaikan Yogyakarta lahan di lahan bekas tambang lempung. 3. Menyusun arahan teknik penambangan dan arahan reklamasi yang cocok dalam upaya land Sumber : Telaah Pustaka (2013) improvement tersebut supaya dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan potensinya. 4. Menganalisis faktorfaktor sosial yang mempengaruhi penambangan. aktivitas 1. Metode yang digunakan adalah metode survei dan pengharkatan 2. Data yang di perlukan : Batas tepi galian, batas kedalaman galian, relief dasar galian, batas kemiringan lereng, tinggi dinding galian, kedalaman muka airtanah, keterdapatan mataair, kondisi jalan, kecepatan penambangan, tutupan vegetasi, tingkat erosi, upaya reklamasi, lama menambang, pendapatan penambang dan tingkat pendidikan. 3. Cara mendapatkan data : Pengukuran di lapangan dan data sekunder 4. Cara analisis data : Analisis empiris, spasial, dan deskriptif 1. Tingkat kerusakan lingkungan akibat penambangan lempung di daerah penelitian termasuk kategori kerusakan sedang dan berat. 2. Perbaikan lahan di bekas tambang lempung yaitu dengan prioritas reklamasi. Tingkat kerusakan berat maka mendapat prioritas reklamasi 1dan tingkat kerusakan sedang mendapat prioritas reklamasi Arahan teknik penambangan dengan pola terasering. Arahan reklamasi dengan kombinasi rekalamsi teknik dan vegetative. 4. Faktor-faktor social yang mempengaruhi kegiatan penambangan yaitu lama menambang, pendapatan penambang dan tingkat pendidikan.
12 Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis tingkat kerusakan lingkungan oleh kegiatan penambangan lempung 2. Menganalisis land improvement/perbaikan lahan di lahan bekas tambang lempung. 3. Menyusun arahan teknik penambangan dan arahan reklamasi yang cocok dalam upaya land improvement agar lahan bekas penambangan dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan potensinya. 4. Menganalisis faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi aktivitas penambangan. 1.5 Manfaat penelitian 1. Dapat memperkaya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya ilmu lingkungan dalam kaitannya dengan kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan.. 2. Memberikan informasi kepada pemerintah tentang kajian kerusakan lingkungan akibat penambangan lempung di Desa Sidorejo Kecamatan Godean Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap kondisi lingkungan fisik, lingkungan biotik dan lingkungan social, sehingga dalam membuat kebijakan mengenai reklamasi dan untuk mempertimbangkan
13 13 hasil yang diperoleh serta dapat dijadikan pertimbangan untuk mengatasi masalah lingkungan yang terjadi di Desa Sidorejo.
Arahan Penataan Lahan Kritis Bekas Kegiatan Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan di Sekitar Kaki Gunung Tampomas, Kabupaten Sumedang
Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: 2460-6480 Arahan Penataan Lahan Kritis Bekas Kegiatan Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan di Sekitar Kaki Gunung Tampomas, Kabupaten Sumedang 1 Thaariq
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penambangan batubara dapat dilakukan dengan dua cara: yaitu penambangan dalam dan penambangan terbuka. Pemilihan metode penambangan, tergantung kepada: (1) keadaan
Lebih terperinciREKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN
REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PENDAHULUAN Masalah utama yang timbul pada wilayah bekas tambang adalah perubahan lingkungan. Perubahan kimiawi berdampak terhadap air tanah dan air permukaan. Perubahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan ekologi. Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan ekologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan hakekatnya merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dari generasi ke generasi. Sudah sejak lama, komitmen pertambangan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kualitas tanah dalam hal kemampuannya untuk menyediakan unsur hara yang cocok dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang mendayagunakan sumberdaya alam dan diharapkan dapat. menjamin kehidupan di masa yang akan datang. Sumberdaya alam yang tidak
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pertambangan adalah bagian dari kegiatan pembangunan ekonomi yang mendayagunakan sumberdaya alam dan diharapkan dapat menjamin kehidupan di masa yang akan datang.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil tambang merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat potensial. Penambangan telah menjadi kontributor terbesar dalam pembangunan ekonomi Indonesia selama lebih
Lebih terperinciTATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan
22 TATACARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan di empat lokasi
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA KERUSAKAN LAHAN PENAMBANGAN SISTEM TAMBANG TERBUKA DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciINDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA
INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA Antung Deddy Asdep Keanekaragaman Hayati dan Pengendalian Kerusakan Lahan Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan
Lebih terperinciKESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU
KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU Ni Wayan Suryawardhani a, Atiek Iriany b, Aniek Iriany c, Agus Dwi Sulistyono d a. Department of Statistics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Brawijaya
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu ekosistem, yaitu lingkungan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 12 desa dengan luas ± 161,64 km2 dengan kemiringan kurang dari 15% di setiap
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan produksi tanaman sangat mungkin dilakukan mengingat luasnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan produksi dan produktivitas dalam bidang pertanian dapat dilakukan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi. Ekstensifikasi tidak selalu melakukan pembukaan
Lebih terperinciKAJIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TEMPEL KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KAJIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TEMPEL KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Agung Dwi Sutrisno Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi
Lebih terperinciSTUDI KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT PENAMBANGAN BGGC WILAYAH SUNGAI DI KABUPATEN PEKALONGAN. Najib *)
STUDI KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT PENAMBANGAN BGGC WILAYAH SUNGAI DI KABUPATEN PEKALONGAN Najib *) Abstract Pekalongan Residence has a relatively many sand and gravel deposits particularly in river area.
Lebih terperinciSoal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)
Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa) 1. Cara memperbaiki tanah setelah mengalami erosi yaitu dengan cara?? Konservasi Tanah adalah penempatansetiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Ultisol dan Permasalahan Kesuburannya Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami kesuburan tanah marginal tergolong rendah. Hal ini ditunjukan
Lebih terperinciTUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN
TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN Penanggulangan Kerusakan Lahan Akibat Erosi Tanah OLEH: RESTI AMELIA SUSANTI 0810480202 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. buruh timah. Dampak positif selalu disertai dampak negatif, hal tersebut berupa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pulau Bangka merupakan pulau penghasil timah terbesar di Indonesia. Hampir mayoritas penduduk di sana bekerja sebagai penambang timah. Pada awalnya penambangan timah di
Lebih terperinciBAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat 11 profil tanah yang diamati dari lahan reklamasi berumur 0, 5, 9, 13 tahun dan lahan hutan. Pada lahan reklamasi berumur 0 tahun dan lahan hutan, masingmasing hanya dibuat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun
Lebih terperinciREHABILITASI KERUSAKAN LAHAN AKIBAT KEGIATAN PERTAMBANGAN 1. Iskandar
REHABILITASI KERUSAKAN LAHAN AKIBAT KEGIATAN PERTAMBANGAN 1 Iskandar Staf pengajar Dept. Ilmu Tanah & Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB, dan Peneliti pada Pusat Studi Reklamasi Tambang, LPPM IPB
Lebih terperinciPerkembangan Potensi Lahan Kering Masam
Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam ANNY MULYANI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber : SINAR TANI
Lebih terperinciTri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Fitriani et al.: Evaluasi Kuanlitatif dan Kuantitatif Pertanaman Jagung Vol. 4, No. 1: 93 98, Januari 2016 93 Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif Pertanaman
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara, pada takaran dan kesetimbangan tertentu secara berkesinambung, untuk menunjang pertumbuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan salah satu penghasil batubara terbesar di Indonesia. Deposit batubara di Kalimantan Timur mencapai sekitar 19,5 miliar ton
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR PETA... xii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor pada bidang ekonomi dan telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam meningkatkan perekonomian nasional. Berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah marginal merupakan tanah yang memiliki mutu rendah karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah marginal merupakan tanah yang memiliki mutu rendah karena adanya beberapa faktor pembatas seperti topografi yang miring, dominasi bahan induk, kandungan unsur
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR PETA... xii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sumber daya alam merupakan suatu bentuk kekayaan alam yang pemanfaatannya bersifat terbatas dan berfungsi sebagai penunjang kesejahteraan makhluk hidup khususnya manusia
Lebih terperinciDampak pada Tanah, Lahan dan Ruang Dampak pada Komponen Udara Dampak pada Kualitas Udara Dampak pada Komponen Iklim Dampak pada Fauna dan Flora
AMDAL (AGR77) Dampak pada Tanah, Lahan dan Ruang Dampak pada Komponen Udara Dampak pada Kualitas Udara Dampak pada Komponen Iklim Dampak pada Fauna dan Flora Dampak pada Komponen Iklim Dampak pada Hidroorologis
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang memiliki prospek pengembangan cukup cerah, Indonesia memiliki luas areal
Lebih terperinciBAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup sehingga dalam pengelolaan harus sesuai dengan kemampuan agar tidak menurunkan produktivitas
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 63 TAHUN 2003
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 63 TAHUN 2003 TENTANG KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN BAHAN
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor selain faktor internal dari tanaman itu sendiri yaitu berupa hormon
Lebih terperinciANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG
ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG Rossi Prabowo 1*,Renan Subantoro 1 1 Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Sifat Kimia Tanah Data sekunder hasil analisis kimia tanah yang diamati yaitu ph tanah, C-Org, N Total, P Bray, kation basa (Ca, Mg, K, Na), kapasitas
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan yaitu : 1. Hasil analisis laboratorium terhadap unsur hara makro tanah vulkanik berupa ph tanah, unsur N, P,
Lebih terperinciREKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG
REKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG DISAMPAIKAN PADA BIMBINGAN TEKNIS REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi INTISARI... xiii ABSTRACT... xiv BAB
Lebih terperinciBARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran
K-13 Geografi K e l a s XI BARANG TAMBANG INDONESIA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kegiatan pertambangan. 2. Memahami
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel. Kontrol I II III
LAMPIRAN Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel Kontrol 0-20 0.12 0.25 0.94 20-40 0.34 0.41 0.57 40-60 0.39 0.45 0.50 60-80 0.28 0.39 0.57 80-100 0.23
Lebih terperinciTEKNIK KEBERHASILAN REKLAMASI DAN PENUTUPAN TAMBANG: Keberhasilan Reklamasi Lahan Bekas Tambang untuk Tujuan Revegetasi 1.
TEKNIK KEBERHASILAN REKLAMASI DAN PENUTUPAN TAMBANG: Keberhasilan Reklamasi Lahan Bekas Tambang untuk Tujuan Revegetasi 1 Iskandar Staf pengajar Dept. Ilmu Tanah & Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian
Lebih terperinciKAJIAN PENILAIAN KEBERHASILAN REKLAMASI TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN DI PT. SUGIH ALAMANUGROHO KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KAJIAN PENILAIAN KEBERHASILAN REKLAMASI TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN DI PT. SUGIH ALAMANUGROHO KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Fanny Crosby Elisabeth Wona Program Studi Teknik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Material Vulkanik Merapi Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan bahkan
Lebih terperinciDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN
UJI VIABILITAS DAN EFEKTIVITAS BAKTERI PELARUT FOSFAT PADA MEDIA KOMBINASI SENYAWA HUMIK, MOLLASE DAN ZEOLIT PADA TANAH MASAM KARYA ILMIAH TERTULIS (S K R I P S I) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciTINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Agung Dwi Sutrisno, Ag. Isjudarto Jurusan Teknik Pertambangan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pulau Bangka yang memiliki luas daratan 1160000 ha (PPTA 1996), sebagian besar terdiri atas dataran rendah dengan beberapa bukit dengan perbedaan iklim yang relatif kecil (Faber
Lebih terperinciKAJIAN TEKNOLOGI REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATU BARA DI PROVINSI JAMBI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
KAJIAN TEKNOLOGI REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATU BARA DI PROVINSI JAMBI Rima Purnamayani, Jon Hendri, Hendri Purnama, Busyra, Nur Imdah, Salam Lubis Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi www.jambi.litbang.pertanian.go.id
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 2.1 Survei Tanah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hartini Susanti, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan mineral, seperti batubara, timah, minyak bumi, nikel, dan lainnya. Peraturan Presiden
Lebih terperinciGambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang
Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 4. Lahan Kebun Campuran di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 5. Lahan Kelapa Sawit umur 4 tahun di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 6. Lahan Kelapa Sawit
Lebih terperinciAplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 6, Nomor 1, Januari 2014 Hal. 26-37 Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.138, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAMBANGAN. Reklamasi. Pasca Tambang. Prosedur. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5172) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi dimana faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaan lahannya (Hardjowigeno et
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat melimpah. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia adalah sumber daya mineralnya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Analisis Tanah Awal Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian Tanah
Lebih terperinciSIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH
SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH 4. Phosphor (P) Unsur Fosfor (P) dlm tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan & mineral 2 di dlm tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pd ph
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung memiliki kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat, tepatnya di Desa Karanglayung dan Desa Narimbang. Secara
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik
No.1048, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion. Norma. Standar. Prosedur. Kriteria. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperincidampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau
dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau ABSTRAK Sejalan dengan peningkatan kebutuhan penduduk, maka kebutuhan akan perluasan lahan pertanian dan perkebunan juga meningkat. Lahan yang dulunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paradigma pembangunan berkelanjutan mengandung makna bahwa pengelolaan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan sekarang tidak boleh mengurangi kemampuan sumberdaya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik
TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki potensi pertambangan yang sangat potensial. Secara geologist Indonesia berada pada tumbukan dua lempeng besar yaitu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi 4.1.1. Kakteristik Ultisol Gunung Sindur Hasil analisis pendahuluan sifat-sifat kimia tanah disajikan pada tabel.1.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sebagai sumber daya alam sangat penting dalam meyediakan sebahagian besar kebutuhan hidup manusia, terutama pangan. Pada saat ini kebutuhan akan pangan tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan lingkungan seperti banjir, erosi dan longsor terjadi dimana-mana pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau terjadi kekeringan dan kebakaran hutan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG
e-j. Agrotekbis 4 (5) : 559-564, Oktober 2016 ISSN : 2338-3011 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Evaluation
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertambangan mineral bukan logam dan pertambangan batuan andesit, tanah liat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Kecamatan Godean dan Seyegan merupakan kawasan peruntukan pertambangan mineral bukan logam dan pertambangan batuan andesit, tanah liat atau lempung (Pasal
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciBAB III TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PERTAMBANGAN TERHADAP LAHAN BEKAS TAMBANG
BAB III TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PERTAMBANGAN TERHADAP LAHAN BEKAS TAMBANG A. Kondisi Lahan Bekas Tambang Batu bara merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Batu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu
TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang
Lebih terperinciKONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI. Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono
KONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono ABSTRAK Erupsi Gunung Merapi telah menghasilkan sekitar
Lebih terperinciTEKNOLOGI BUDIDAYA LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG
110 PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011 TEKNOLOGI BUDIDAYA LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG Yulius Ferry dan Kurnia Dewi Sasmita Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri ABSTRAK
Lebih terperinciII. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH
5 II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH 2.1. Karakteristik tanah tropika basah Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversitas di kawasan tropika basah, tetapi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan
4 TINJAUAN PUSTAKA Debu Vulkanik Gunung Sinabung Abu vulkanik merupakan bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara pada saat terjadi letusan.secara umum komposisi abu vulkanik terdiri atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang penting bagi kehidupan manusia sekarang ini. Lahan mempunyai beberapa fungsi penting bagi manusia diantaranya dapat
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Tutupan Lahan dan Vegetasi Terdapat 6 jenis tutupan lahan yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang ada dalam Tabel 4. Arsyad (2010) mengelompokkan penggunaan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena
Lebih terperinciIV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di 4 (empat) desa di Kecamatan Windusari yaitu Desa Balesari, Desa Kembangkunig, Desa Windusari dan Desa Genito. Analisis terhadap
Lebih terperinci