`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

DESAIN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI GEJALA MENOPAUSE ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

Rina Setya Utami F

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dari pada penduduk berjenis kelamin laki-laki. Sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. dengan bertambahnya usia. Semakin bertambahnya usia maka gerak-gerik, tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

I. PENDAHULUAN. perempuan menopause (Rachmawati, 2006). usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan Istri dalam Menghadapi Menopause

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. menopause seorang wanita akan mengalami gejala-gejala, baik gejala fisik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan selanjutnya. (Manuaba,1998). dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. simbol terjadinya transisi ke arah kedewasaan (Zajicek, dalam Strong dan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009).

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

GAMBARAN ANTARA PERSEPSI PERUBAHAN FISIK DENGAN KECEMASAN IBU MENOPAUSE DI DESA DERMASANDI KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

Transkripsi:

`BAB I PENDAHULUAN F. Latar Belakang Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada besar badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dari fungsi yang kompleks (Hurlock, 1980). Menurut siklus kehidupan manusia normal, setiap orang yang berusia panjang akan mengalami proses mulai dari bayi, masa kanakkanak, remaja, dewasa dan tua. Kehidupan wanita juga mengalami proses perkembangan tersebut, termasuk fase-fase yang berkaitan dengan fungsi organ reproduksi wanita. Dimana gadis remaja mengalami perkembangan fungsi organ reproduksi yang diawali dengan datangnya haid untuk pertama kali, biasanya sekitar umur 10 sampai 16 tahun hingga masa wanita memasuki masa menopause, ditandai dengan berhentinya menstruasi. Wanita mengalami menopause dimulai dari tahap pramenopause yang mengandung arti akhir masa menstruasi, tapi secara umum pramenopause mempunyai makna transisi atau peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Ketika memasuki masa menopause, bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa bulan. Penelitian membuktikan, bahwa pada usia empat puluh tahun banyak wanita telah mengalami perubahan-perubahan dalam kepadatan tulang dan pada usia empat puluh empat tahun banyak yang mengalami menstruasi lebih sedikit atau lebih pendek waktunya dibandingkan biasanya, atau malah lebih banyak bahkan lebih lama.

Pada usia empat puluh tahun keatas, sekitar 80% wanita mulai tidak teratur siklus menstruasinya. Kenyataannya, hanya sekitar 10% wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya. Wanita mengalami transisi pramenopause yang berlangsung antara dua hingga delapan tahun (Lestary, 2010). Pramenopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan berkurangnya hormon estrogen dan progesteron. Dengan terjadinya pramenopause, biasanya diikuti dengan berbagai gejolak meliputi aspek fisik maupun psikologis (Lestary, 2010). Hasil penelitian Departemen Obsetri dan Ginekologi di Sumatera salah satu kota di Indonesia, keluhan masalah kesehatan yang dihadapi oleh perempuan menopause terkait dengan rendahnya kadar estrogen atau androgen di dalam sirkulasi darah, sehingga muncul keluhan nyeri senggama (93,33%), keluhan pendarahan paska senggama (84,44%), vagina kering (93,33%), dan keputihan (75,55%), keluhan gatal pada vagina (88,88%), perasaan panas pada vagina (84,44%), nyeri kemih (77,77%), inkontenensia urin (68,88%), (Hardians dalam Nasution, 2010).Tidak hanya perubahan fisik yang terjadi pada masa pramenopause, perubahan-perubahan psikis pun muncul pada saat ini. Masalah-masalah yang timbul dari perubahan psikis ini menimbulkan rasa cemas pada kebanyakan wanita. Kecemasan yang dialami oleh wanita usia pramenopause ini dilihat dari adanya kenyataan bahwa terdapat banyak mitos tentang menopause yang bukan hanya omong kosong belaka. Faktanya Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai keluhan (Mapiare dalam Nasution, 2010). Neugarten (dalam Nasution, 2010) mengatakan bahwa wanita yang belum menopause (usia klimakterik) bersikap

negatif terhadap menopause, karena mereka belum siap menjadi tua, sedangkan wanita yang sudah menopause lebih dapat menerima keadaan karena mereka telah mempunyai pengalaman menopause. Sehingga dapat dikatakan bahwa wanita yang usianya masih dalam proses menuju pada menopause lebih merasakan dampak stresnya yang diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan dalam diri dibandingkan mereka yang telah melewati masa-masa tersebut. Keadaan ini mengakibatkan gangguan psikomatik, seperti cepat marah, merasa khawatir terus-menerus, merasa tidak percaya diri, depresi hingga menangis, bahkan ada yang tidak mau bertemu orang lain. Hal ini tetap tidak akan sembuh karena masalah ini disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem hormon. Penelitian Nasution (2010), menemukan hubungan antara penurunan kadar estrogen dengan perubahan mood yang terjadi pada masa pramenopause. Dikatakan bahwa ditemukan depresi sebanyak 37,9% pada wanitapramenopause yang mengalami penurunan kadar estrogen. Kadar estrogen yang rendah memiliki resiko untuk menjadi depresi 3,7 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mengalami penurunan estrogen. Dari penelitian yang dilakukan oleh Robertson (dalam Nasution, 2010) di MenopauseClinic Autralia, dari 300 pasien usia menopause terdapat 31,3% pasien yang mengalami depresi dan kecemasan. Stres sering terjadi pada wanita pramenopause. Hal ini terkait dengan adanya penurunan hormon estrogen yang akan berpengaruh pada hilangnya kecantikan yang selama ini dibanggakan. Takut membayangkan munculnya keriput dan tanda lainnya pada kulit mereka. Keyakinan itu akan membuat wanita tidak menarik lagi dan khawatir suami atau pasangan akan mencari pengganti yang lebih muda (Mulyani, 2013).

Menurut lazarus (dalam Nasution, 2010) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya.stres juga berarti suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis (Chapplin, 1999).Stres adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stres individual sifatnya (Kuntjoro, 2002).Setelah individu mengalami kejadian yang membuat stres, individu biasanya berusaha untuk mengatasinya. Pusadan (dalam Nasution, 2010) menyatakan bahwa beban individu dapat sedikit berkurang jika individu tersebut melakukan pengalihan atau upaya penanganan dari stres yang dialami yang disebut sebagai coping. Metode coping dibutuhkan untuk mengatasi stres yang dialami saat menghadapi masa pramenopause. Lazarus dkk (dalam Smet, 1994) mendefinisikan coping sebagai suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutantuntutan baik itu tuntutan yang berasal dari lingkungan dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressful. Strategi coping merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitifmaupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya (Pusadan dalam Nasution, 2010). Individu akan memberikan reaksi yang berbeda untuk mengatasi stres.secara umum, stres dapat diatasi dengan melakukan transaksi denganlingkungan, dimana hubungan transaksi tersebut merupakan proses dimana seseorangberusaha untuk menangani atau mengatasi situasi stres yang menekan dengan caramelakukan perubahan

kognitifmaupun perilaku. Hal tersebut berfungsi untukmemperoleh rasa aman dalam diri individu (Lazarus, 1996).Seseorang yang tengah mengalami kesulitan membutuhkan orang lain untuk dapat menolongnya, membangkitkan kembali semangat serta rasa percaya dirinya dalam menghadapi kesulitan yang sedang dihadapi. Kepedulian dan dukungan sosial terutama dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan dalam menghadapi masa pramenopause. Menurut Fleming & Baum (dalam Sarafino, 2006), seseorang senantiasamembutuhkan dukungan sosial di dalam segala aspek kehidupannya. Apabila seseorang mendapatkan dukungan sosial yang banyak, maka ia akan memperolehkehidupan yang baik (seperti kesehatan yang baik), dan sebaliknya kekurangandukungan sosial akan menyebabkan hal yang tidak baik (seperti stres). Dengankata lain, dukungan sosial dapat menyebabkan seseorang memiliki pandanganyang lebih baik terhadap dirinya sehingga dapat menjalani kehidupan dengan baikpula. Indie (2009), berpandangan bahwa dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi individu dari efek negatif kecemasan sehingga menimbulkan ketenangan batin, perasaan senang dalam diri, aman, nyaman sehingga dapat mengurangi kecemasan wanita tersebut. Berbagai dukungan sosial dapat diterima dari lingkungan berupa emotional support (dukungan emosi), network support (dukungan kebersamaan), esteem support (dukungan penghargaan), tangible support (dukungan berupa bantuan langsung), dan informational support (dukungan informasi) akan membantu wanita dalam mengurangi stres pada masa pramenopause(smet, 1994). Stres yang dialami wanita pramenopause tergantung pada penilaiannya terhadap pramenopause. Bagi wanita yang menganggap pramenopausesebagai suatu ketentuan

yang harus diterima dengan ikhlas, yang akan dihadapi semua wanita, maka individu tidak akan mengalami stres. Sebaliknya bagi wanita yang menilai atau menganggap pramenopause itu sebagai peristiwa yang menakutkan (stressor)dan berusaha untuk menghindarinya, maka stres juga sulit dihindari. Sehingga disimpulkan bahwa wanita pramenopauseyang mengalami stres sangat membutuhkan dukungan sosial terutama dukungan dari keluarga dan suami, sehingga individu mampu menghadapi dan melewati masa pramenopausehingga masa pascamenopause dengan baik. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan dukungan sosial dengan coping stress pada wanita pramenopause. G. Identifikasi Masalah Melihat banyaknya masalah mengenai hubungan dukungan sosial dengan copingstress, peneliti membatasi masalah diantaranya responden yang menjadi subjek penelitian ini adalah wanita pramenopause dengan batasan usia antara 45 tahun sampai 50 tahun di Jalan sei Padang kecamatan Medan selayang. H. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakangyang diuraikan diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada hubungan dukungan sosial dengan coping stress pada wanita pramenopause?.

I. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan dukungan sosial dengan coping stress pada wanita pramenopause. J. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini akan memberikan banyak informasi tentang dukungan sosial dengan coping stresspada wanita pramenopause dan memberikan tambahan ilmu dibidang psikologi dan kesehatan. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat melakukan fungsi coping dengan baik. Dengan memanfaatkan dukungan sosial yang didapat untuk memperbaiki fisik dan psikis wanita pramenopuse.