HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SANTRIWATI PENGURUS ORGANISASI PELAJAR PPMI ASSALAAM (OP3MIA)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

DEWI KUSUMA WARDHANI F

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU HONORER NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Problem Focused Coping. untuk mengendalikan seperti halnya untuk menguasai, menerima, mengurangi

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

FOCUSED. Memperoleh SKRIPSI. Disusun oleh: Mutiara Nandini M2A SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI

Rina Setya Utami F

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu. Siapapun bisa terkena stres baik anak-anak, remaja, maupun

PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif *

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN IKK, UNJ

PENYESUAIAN DIRI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini berlangsung

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK

2015 EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP KONSUMTIF SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu di dunia ini melewati fase-fase perkembangan dalam

BAB V PENUTUP 5.1 Bahasan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH (COPING) DALAM PEMECAHAN KASUS PADA ANGGOTA RESERSE KRIMINAL DI KEPOLISIAN RESOR KOTA BESAR SEMARANG

Amanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

Abstrak. Kata kunci:

BAB III. Metode Penelitian. yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini, yaitu: A. Identifikasi Variabel. B. Defenisi Operasional

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

//HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM SEKOLAH DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMP. Naskah Publikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pembahasan pada bagian metodelogi penelitian ini akan diuraikan

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA WANITA BERPERAN GANDA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menstruasi atau disebut juga dengan PMS (premenstrual syndrome).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang ibu. Wanita sebagai Ibu adalah salah satu dari kedudukan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BEREMPATI DENGAN KECENDERUNGAN BURN-OUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI GROBOGAN

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan di dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut : 2. Menyusun instrumen, pengumpulan data

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS SISWA DI ORGANISASI SEKOLAH DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK KASATRIAN SOLO SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI. Oleh : NIKI FEBRIANI F

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR NONFORMAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA BAKAT NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : EVITA DEVI DHAMAR SAKTI F 100 090 225 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : EVITA DEVI DHAMAR SAKTI F 100 090 225 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 ii

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI Evita Devi Dhamar Sakti Wiwin Dinar Pratisti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta evitadedhasa@yahoo.co.id Siswa akselerasi merupakan siswa berbakat yang mengikuti program percepatan belajar dengan menempuh studi dalam waktu yang lebih singkat dari siswa regular. Sehingga siswa akselerasi dituntut untuk menguasai materi dengan waktu singkat serta dituntut untuk selalu berprestasi sesuai dengan ketentuan yang ada. Siswa akselerasi tingkat SMA berada pada rentang usia remaja, yang dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas di masa perkembangan remaja pada umumnya. Dengan begitu siswa SMA akselerasi berada pada situasi yang penuh dengan tuntutan, sehingga dapat mengakibatkan siswa rentan terhadap stres. Siswa akselerasi memerlukan dukungan sosial untuk meningkatkan coping stress, supaya siswa memiliki kemampuan yang baik dalam menyelesaikan setiap masalah yang sedang dihadapi. Sehingga selain memiliki kecerdasan IQ, siswa juga memiliki kecerdasan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan coping stress pada siswa akselerasi. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan antara dukungan sosial dengan coping stress pada siswa akselerasi. Subjek penelitian ini adalah siswa akselerasi SMAN 1 Klaten, SMAN 1 Sukoharjo, dan SMAN 1 Boyolali. Subjek yang diambil berjumlah 55 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Cluster Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara random dari suatu daerah atau wilayah geografis yang ada. Metode pengambilan data dengan menggunakan skala coping stress dan dukungan sosial yang kemudian dianalisis dengan menggunakan kolerasi product moment dengan bantuan aplikasi SPSS 15. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan coping stress pada siswa akselerasi, dimana nilai koefisien kolerasi (r) sebesar 0,697; p = 0,000 (p < 0,01). Sumbangan efektif variabel dukungan sosial dengan coping stress sebesar 48,6 %, dengan koefisien determinan (R²) sebesar 0,486. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa variabel coping stress mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 126,80 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 95 yang menunjukkan kategori tinggi, sedangkan variabel dukungan sosial mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 99,13 dan rerata hipotetik (RH) 75 sebesar yang menunjukkan kategori tinggi. Kata kunci : coping stress, dukungan sosial, siswa akselerasi v

PENDAHULUAN Lazarus (dalam Rice, 1999) mengatakan bahwa stres merupakan a mismatch between demands and coping resource yaitu ketidak sesuaian antara tuntutan atau kebutuhan dengan kemampuan untuk memenuhinya. Penanganan stres pada siswa dapat dilakukan dengan cara menggunakan strategi penanganan stres yang tepat atau sesuai dengan stres yang dialami. Kata lain dari strategi penanganan stres ialah coping stress. Coping stress menurut Taylor (dalam Smet, 1994), adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressful. Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Nevid, 2003), coping stress mempunyai dua tipe yaitu problem focused coping dan emotion focused coping. Carver, Scheier, dan Weintraub (1989) membagi coping menjadi dua yaitu: Problem focused coping, meliputi Active coping, Planning, Supression of competing activites, Restraint coping, Use of instrument support, dan Emotion focused coping, meliputi Use of emotionnal support, Positive reframing, Acceptance, Denail, Use of religion, Behavioral disengagement, Mental disengagement. Rice, 1999 & Taylor, 2003, menjelaskan bahwa keberhasilan coping stress dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dukungan sosial, ciri personal, sumber daya fisik, serta pemilihan coping stress yang tepat dan sesuai dengan jenis stres. Seseorang yang menderita stres secara langsung maupun tidak langsung membutuhkan suatu dukungan dari lingkungannya untuk mengatasi tekanan yang dialaminya tersebut atau sebagai coping stress bagi dirinya. Dukungan tersebut bisa berasal dari keluarga, pasangan, ataupun sahabat dan teman-teman (Smet, 1994). Johnson dan Johnson (dalam Almasitoh, 2011), mengungkapkan dukungan sosial memberikan manfaat bagi pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan psikis maupun fisik pada individu karena dukungan sosial memungkinkan siswa mengelola stres. Serta perwujudan dari Undangundang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 Ayat (4) menyebut bahwa warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003). Siswa akselerasi yang berada pada sekolah menengah atas (SMA) berada di rentang usia remaja. Santrock (2003), menjelakan bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologi, kognitif, sosial emosional. Pada masa ini remaja harus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Penyesuaian tersebut bukan merupakan hal yang mudah dilakukan oleh remaja, sehingga tidak sedikit masalah yng muncul sebagai perubahan tersebut. Tuntutan-tuntutan tugas perkembangan dan program akselerasi ditengarahi sebagai sebab dari stres siswa akselerasi. 1

Melihat pemaparan tersebut di atas maka muncul permasalahan: apakah benar dukungan sosial yang tinggi pada siswa akselerasi akan meningkatkan coping stress pada siswa? Sehingga berdasarkan uraian di atas muncul permasalahan "Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan coping stress pada siswa akselerasi? METODE PENELITIAN Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa siswi SMA akselerasi wilayah Eks-Solo. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 55 siswa yang berasal dari SMA Negeri 1 Klaten, SMA Negeri 1 Boyolali, SMA Negeri 1 Sukoharjo. Lebih tepatnya dari SMA Negeri 1 Klaten berjumlah 17 siswa, SMA Negeri 1 Boyolali berjumlah 20 siswa dan SMA Negeri 1 Sukoharjo berjumlah 18 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling. Cluster Random Sampling adalah pengambilan sampel secara random dari suatu daerah atau wilayah geografis yang ada (Sugiyono, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan angket dengan alat ukur skala coping stress yang diadaptasi dari Wulandari (2003) dan skala dukungan sosial yang diadaptasi dari Wulandari (2003). Berdasarkan hasil perhitungan analisis menggunakan product moment dari Person diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,697 dengan signifikan 0,00 (p<0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan coping stress pada siswa akselerasi. Semakin tinggi dukungan sosial yang didapat maka akan semakin positif coping stress yang diperoleh subjek, begitu pula sebaliknya semakin rendah dukungan sosial yang didapat maka akan semakin negatif coping stress yang dimiliki subjek. House (dalam Setiadi, 2008) menjelaskan bahwa dukungan sosial sangatlah penting bagi siswa dalam aktivitas, belajarnya membutuhkan perhatian. Disekolah para siswa menemukan berbagai permasalahan dalam proses belajarnya, sehingga dampaknya pada hasil belajar. Intensitas komunikasi lingkungan sekolah siswa dapat sebagai alat pemecahan permasalahan siswa. Dukungan ini berupa dukungan simpati, empati, cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian, siswa yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada lingkungan sosial yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhnya, bersimpati, dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau meambantu memecahkan masalah. Melakukan coping stress dapat membantu siswa dalam mengatasi hal yang menimumbulkan stres, didukung dari pendapat Lieberman (dalam Lubis, 2006) mengemukakan bahwa secara teoritis dukungan sosial dapat menurunkan kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stres. Diantara coping stress, dukungan sosial merupakan hal yang paling diperhatikan (Blair, dalam Lubis, 2006). Sarafino (dalam Dalimunthe, 2006) menjelaskan arti penting dukungan sosial dalam membantu 2

individu mengatasi stres. Begitu halnya orang terdekat salah satu bentuk dukungan sosial yang memiliki peran besar dalam individu mengatasi stres (dalam Dalimunthe, 2006). Pada sebuah penelitian, diketahui bahwa remaja dapat menangani stres dengan lebih baik bila mereka memiliki hubungan yang dekat dan penuh kasih sayang dengan orang terdekat (Wagner, dkk dalam Santrock, 2003). Siswa SMA akselerasi dikatakan remaja, hal tersebut dikarenakan siswa SMA akselerasi berada pada masa remaja dengan rentang usia 11-20 tahun. Didukung dari pendapat dukungan sosial dapat meningkatkan motivasi sehingga mengurangi dampak stres dan meningkatkan produktivitas (Johnson dalam Ruwaida, 2006). Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel dukungan sosial terhadap coping stress memiliki rerata empirik (RE) dukungan sosial sebesar 99,13 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 75 maka dukungan sosial yang diperoleh subjek termasuk dalam kategori tinggi. Hollahan (dalam Anggraini, 2002) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi proses coping adalah dukungan sosial. Dukungan sosial tersebut salah satunya adalah berasal dari keluarga dan orang-orang terdekat. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa mereka yang mendapatkan dukungan sosial akan mudah melakukan coping dibandingkan mereka yang tidak atau belum mendapatkan dukungan sosial. Dalam hal ini, dukungan sosial dipandang sangat mempengaruhi siswa dalam menghadapi stres. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan sumbangan efektif variabel dukungan sosial sebesar 48,6% yang ditunjukkan oleh koefisien determinan (R²) sebesar 0,486. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel coping stress memiliki rerata empiric (RE) sebesar 126,80 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 95, maka dapat diketahui bahwa coping stress yang dimiliki oleh subjek tergolong sangat tinggi. Coping stress adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumbersumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressful (Taylor, dalam Smet, 1994). Begitu halnya siswa akselerasi berada pada kondisi dimana banyak tuntutan dan masalah yang menjadikan siswa rentan terhadap stres, sehingga perlu coping stress untuk menangani stres yang dialami. Dengan demikian diharapkan keluarga, teman, guru, dan juga lingkungan subjek untuk tetap memperhatikan kondisi subjek baik dari segi fisik maupun psikologis. Weiss (dalam Wulandari, 2003) mengungkapkan bahwa aspek-aspek dukungan sosial, yaitu: Reassurance of worth, Social integration, Attachment, Guidance, Reliable-allince, dan Opportubity for Nurturance. Prayascitta (2010), dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada hasil yang signifikan antara coping stress dengan dukungan sosial, hal ini berarti dukungan sosial berpengaruh pada coping stress yang digunakan oleh individu. Adapun faktor lain yang mempengaruhi coping stress sebesar 51,4% di luar variabel dukungan sosial, diantaranya adalah variabel ciri personal, sumber daya fisik, serta 3

pemilihan coping stress yang tepat dan sesuai dengan jenis stres (dalam Rice, 1999 & Taylor, 2003). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian diatas dan dilihat dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh terhadap coping stress pada siswa akselerasi. Namun ada beberapa kekurangan atau keterbatasan pada penelitian ini yaitu : 1. Jumlah sampel yang kurang banyak, dikarenakan terbatasnya jumlah siswa akselerasi. 2. Banyaknya kegiatan siswa akselerasi dan terbatasnya waktu yang diberikan oleh pihak sekolah dalam pengisian skala mengakibatkan siswa kurang konsentrasi dalam mengisi. 3. Pada ruang lingkup yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda, perlu dilakukan penelitian lagi yang lebih mendalam dengan variabel yang lebih banyak, alat ukur yang lebih lengkap dan memadahi, serta waktu yang lebih lama dengan menambah ruang lingkup yang lebih luas. 4. Dalam pengisian skala oleh subjek, dimungkinkan terjadi ketidak jujuran atau menutup-nutupi informasi yang seharusnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan coping stress pada siswa akselerasi. Artinya, semakin tinggi dukungan sosial semakin tinggi keberhasilan siswa akselerasi dalam melakukan coping stress, sebaliknya semakin rendah dukungan sosial semakin rendah keberhasilan siswa akselerasi dalam melakukan coping stress.. 2. Tingkat coping stress pada siswa akselerasi tergolong tinggi. 3. Tingkat dukungan sosial pada siswa akselerasi tergolong tinggi. 4. Sumbangan efektif hubungan dukungan sosial sosial dengan coping stress masalah pada siswa akselerasi sebesar 48,6%. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis memberikan sumbangan saran yang diharapkan akan bemanfaat bagi beberapa pihak terkait. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dukungan sosial menjadi salah satu faktor keberhasilan siswa akselerasi dalam melakukan coping stress, dengan dukungan sosial yang rendah maka siswa akan kurang mampu melakukan coping stress dengan baik. Untuk menghindari siswa mengalami tingkat stres yang tinggi, dan menghindari ketidak berhasilan siswa dalam melakukan coping stress maka saran-saran yang dapat diberikan oleh peneliti antara lain adalah: 1. Bagi orang tua Diharapkan orang tua dapat memberikan dukungan sosial pada siswa seperti memberikan sarana prasarana kepada siswa, selalu memberikan bimbingan dan juga arahan, memberikan dukungan terhadap setiap keputusan yang diambil siswa selama keputusan yang diambil adalah baik sehingga siswa akan merasakan memiliki kelekatan dengan keluarga dan bisa lebih terbuka kepada keluaraga. 2. Bagi pihak sekolah 4

Diharapkan kepala sekolah dapat memberikan fasilitas untuk lebih mengasah atau menggali keterampilanketerampilan terutama coping stress siswa sehingga mampu mengoptimalkan diri dalam dalam menghadapi tuntutan dan masalah yang dialami siswa seperti memberikan pengadaan media pembelajaran yang lebih bervariatif, memberi kesempatan pada guru untuk mengikuti pelatihan khususnya pelatihan mengenai keterampilan pada coping stress pada siswa. 3. Bagi siswa akselerasi Diharapkan siswa dapat saling memberi dukungan pada proses belajar mengajar, seperti saling berdiskusi pelajaran diwaktu luang agar lebih mudah memahami materi, membantu teman yang mengalami kesulitan baik dalam hal akademik maupun non akademik. 4. Bagi peneliti selanjutnya Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa hubungan dukungan sosial dengan coping stress memberikan sumbangan efektif sebesar 48,6% sehingga keberhasilan coping stress dibalik dukungan sosial juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, yaitu variabel dalam kondisi individu, karakteristik kepribadian, hubungan dengan lingkungan social, dan coping stress. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat dilakukan lebih baik lagi seperti dikembangkannya lagi factor-faktor yang lain untuk mengetahui hubungan terhadap coping stress, memperluas populasi yang ada, dan melakukan pengumpulan data yang lebih beragam. DAFTAR PUSTAKA Aggraini, R. 2002. Perbedaan Problem Focused Coping pada Wanita Bekerja (Karier) dan Wanita Tidak Bekerja. Skripi (tidak diterbitkan). Semarang: Unika Soegijapranata. Almasitoh, U. H. 2011. Stres Kerja Ditinjau Dari Konflik Peran Ganda Dan Dukungan Sosial Pada Perawat. Psikoislamika - Jurnal Psikologi Islam. No. 8 Vol.1, 63-82. Klaten : Universitas Widya Dharma. Dalimunthe, R., dkk. 2006. Buku Pedoman Program Studi Manajemen. Medan: Universitas Sumatera Utara. Nevid, J. S., Rathus, S. A. & Beverly, G. 2003. Psikologi Abnormal. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta. Prayascitta, P. 2010. Hubungan Antara Coping Stress Dan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Belajar Remaja Yang Orangtuanya Bercerai. Other thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pemerintah Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Rice., P.L. 1999. Stress and Health. London: Brooks Cole Publishing Company. Ruwaida, A. 2006. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dan Dukungan Keluarga dengan Kesiapan Menghadapi Masa Menopause. Indigenous, Jurnal Ilmiah vol. 8, No.2. Santrock, John W. Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi 5

Keenam. Jakarta: Erlangga, 2003. Setiadi. 2008. Konsep Dan Keperawatan keluarga. Yogyakarta : Graha ilmu. Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Taylor, S.E., (2003). Health Psychology. University of California, Los Angeles: Mc Graw Hill. Wulandari., W. 2003. Coping Stress Pada Siswa Sltp Kelas Akselerasi Ditinjau Dari Dukungan Sosial. Other thesis. Semarang: Unika. 6