BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kotler (2003 (M. FarisNaufal, 2014) Vitality Show diakses pada 14 September 2015). Departemen Riset IFT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dasarnya saja. Persaingan sekarang bukanlah apa yang diproduksi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Zaman terus berkembang, begitu pula dengan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. oleh akhlak yang baik dari seorang wanita. Menjadi seorang wanita dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar, setiap perusahaan berusaha menarik perhatian konsumen melalui. pemberian informasi tentang produk yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman di era modern ini, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. sering menggunakan kosmetik dibanding laki-laki. Wanita adalah makhluk

bukan lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik Berikut adalah tabel perkembangan pasar industri kosmetik di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Periklanan merupakan fenomena sosial yang menjadi salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. suka akan keindahan kepada wanita. Cara wanita memelihara. itulah wanita membutuhkan sesuatu yang akan membuat dirinya

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar S1 Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh: Paramita Putri Kusuma

BAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan menggemanya semangat back to nature, banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya

BAB I PENDAHULUAN. dalam era globalisasi. Ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru baik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. Gencarnya iklan pada berbagai produk menjadikan konsumen. mengetahui lebih banyak merek sebagai pilihan produk mereka.

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia yang semakin modern, menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2007: 44) perilaku konsumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan ide-ide baru baik dari bidang makanan, pakaian, kosmetik, dan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak lepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

ANALISIS PERBANDINGAN PERSEPSI KONSUMEN TENTANG KUALITAS PRODUK KOSMETIK MEREK WARDAH DAN PIXY

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk bukan lagi untuk memenuhikebutuhan (need), melainkan karena

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan kosumen, menyebabkan setiap

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan

I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dilingkungan bergejolak dan dinamis tersebut, sudah saat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN KENDARAAN BERMOTOR RODA 2 DI SURAKARTA (Studi Kasus Sepeda Motor Bebek Merk Honda)

BAB I PENDAHULUAN. dalam produksi pembalut wanita dengan Charm sebagai merek dagangnya.

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan situasi perekonomian semakin pesat, terlebih pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin berkembangnya masyarakat modern seringkali dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN. mana yang dapat dipercaya, sehingga masing-masing perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi secara ketat, tidak terkecuali perusahaan distributor yang bersaing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. smartphone telah menjadi kebutuhan gaya hidup yang dianggap penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

I. PENDAHULUAN. kebutuhan manusia yang semakin kompleks, kebutuhan-kebutuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang baik. Salah satu jenis sepatu olah raga yang banyak diminati

BAB 1 PENDAHULUAN. ingin menunjukkan eksistensi dirinya dalam sosialitas. Bagi wanita, kecantikan

UKDW. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah. Kecantikan dan keindahan wajah merupakan dambaan dan daya tarik tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. ketat khusunya untuk perusahaan yang sejenis. mereka dituntutuntuk memiliki

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN(MAHASISWA) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BIRO ADMINISTRASI UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DAFTAR ISI. HALAMAN PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN...

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar untuk membeli produknya. merek yang mapan, sehingga telah memiliki kekuatan pasar. Di tengah

BAB I PENDAHULUAN. permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 8-10% setiap tahunnya atau setara dengan 83 milyar batang dengan pangsa. pasar 49 % dari pasar domestik.

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi dan dunia bisnis, mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, yang diikuti dengan semakin berkembangnya gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bagi perempuan, serta menjadi salah satu hal yang paling diminati untuk

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan masyarakat akan perawatan kecantikan. Klinik-klinik

BAB I PENDAHULUAN. prenadamedia, 2010, h.65. Jakarta: Kencana Prenada media group, 2006, h. 57

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang penuh persaingan, perubahan yang cepat dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat Product Domestic Bruto (PDB) pada berita resmi dari Badan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari. Menurut Kotler (2003) dalam jurnal (M. FarisNaufal, 2014) kebutuhan adalah suatu keadaan perasaan kekurangan akan kepuasan dasar tertentu. Membicarakan mengenai kebutuhan memang tidak ada habisnya. Setiap manusia pasti mempuyai kebutuhan yang tidak terbatas dan selalu berusaha untuk memenuhinya. Hal tersebut membuat daftar kebutuhan manusia selalu bertambah setiap harinya. Terutama kebutuhan bagi perempuan yang bisa dikatan lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan laki-laki. Contohnya kebutuhan untuk tampil menarik, sangat banyak cara yang dilakukan oleh para perempuan agar dirinya tampil menarik salah satunya dengan menggunakan kosmetik. Saat ini telah banyak perusahaan yang mengeluarkan produk-produk kosmetik. Menurut survei yang diprakarsai oleh Vitality Show melibatkan 3.000 responden wanita lebih dari setengah responden mengaku percaya diri tanpa make-up saat bertemu teman, keluarga atau pasangan. Namun 70% mengatakan, mereka tidak ingin dilihat oleh rekan kerja atau bos tanpa make-up dan rambut yang tertata rapi. Sehingga, wanita bangun setengah jam lebih cepat daripada pria untuk bersiap-siap. Masih dalam survei yang sama, ditemukan wanita membutuhkan 21 menit setiap paginya untuk mengaplikasikan make-up. Tujuannya agar tampil cantik saat ke kantor (http://www.wolipop.com diakses pada 14 September 2015). Penelitian dari Departemen Riset IFT menunjukkan bahwa rata-rata wanita menggunakan kosmetik secara bertahap di usia 15-64 tahun. Ditemukan pula jumlah persentase wanita Indonesia pengguna kosmetik dari usia 15-64 tahun pada tahun 2010 hingga tahun 2015 menunjukan peningkatan seiring bertambahnya jumlah wanita yang berusia lebih dari 15-64 tahun di tiap tahunnya yang dapat dilihat pada grafik 1.1 1

2 Grafik 1.1 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Wanita Indonesia Usia 15-64 Tahun Sumber: indonesiafinancetoday.com diakses pada 14 September 2014 Dari grafik diatas terlihaat bahwa pertumbuhan jumlah penduduk wanita di Indonesia usia 15-64 tahun terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya pula peningkatan jumlah konsumen yang menggunakan kosmetik. Peningkatan tersebut membuat persaingan industri kosmetik menjadi salah satu peluang yang dapat meningkatkan pendapatan. Adapun grafik tingkat penjualan kosmetik di Indonesia pada tahun 2009 hingga tahun 2013 adalah sebagai berikut :

3 Grafik 1.2 Tingkat Penjualan Kosmetik di Indonesia (dalam triliyun rupiah) 12 10 8 7,56 8,9 8,5 9,76 11,2 6 4 2 0 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: http://indonesianconsume.blogspot.com Dalam grafik diatas terlihat bahwa penjualan kosmetik di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Adapun penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan yang tidak begitu signifikan. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa persaingan dalam industri kosmetik di Indonesia semakin ketat dan semakin banyak penduduk Indonesia khususnya kaum wanita yang menggunakan kosmetik. PT. Paragon Technology Innovation adalah salah satu perusahaan yang memproduksi kosmetik. Produknya diproduksi dalam beberapa merek, diantaranya Make Over, Putri, IX, Vivre, Hair Addict, Nusilk, dan Wardah. Dalam penelitian ini digunakan studi kasus dengan merek Wardah. Pemilihan ini didasarkan pada merek andalan yang dimiliki oleh PT. Paragon Technology Innovation. Berikut ini disajikan grafik tingkat penjualan kosmetik Wardah di Indonesia periode 2010 sampai 2014:

4 Grafik 1.3 Tingkat Penjualan Kosmetik Wardah di Indonesia (dalam Milyar rupiah) 14 12 10 8 6 4 2 0 8,78 7,67 4,98 9,23 12,35 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: http://wardahbeauty.com Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2010 sampai pada tahun 2012 mengalami penurunan. Akan tetapi pada tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini menandakan bahwa semakin banyak konsumen yang menggunakan kosmetik merek Wardah di Indonesia. Tentu saja hal ini bisa menjadi peluang bagi perusahaan Wardah untuk bisa menjadi pangsa pasar industri kosmetik di Indonesia. Bandung merupakan Kota yang seringkali dijadikan contoh riset para produsen untuk melihat minat konsumen pada sebuah produk, yang dapat dijadikan spekulasi berhasil atau tidaknya produk di pasaran. Bandung yang memiliki julukan Kota kembang di Indonesia identik dengan wanita cantik. Jumlah penduduk wanita di Kota Bandung sebesar 1.200.704 jiwa pada tahun 2011. Dari tahun 2008 penduduk wanita usia produktif (15-64 tahun) di kota Bandung mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,28% pertahun (http://regionalinvestment.bkpm.go.id diakses pada 14 September 2015). Bertambahnya jumlah penduduk wanita di Kota Bandung dapat mengidentifikasi bertambah pula akan segala kebutuhan, terlebih Wanita sangat identik dengan produk kecantikan atau kosmetik, hal ini mengindikasikan adanya kenaikan

5 permintaan produk kosmetik di pasaran setiap tahunnya. Berikut ini disajikan grafik penjualan kosmetik merek Wardah pada gerai Wardah Ciwalk Bandung: Grafik 1.4 Tingkat Penjualan Kosmetik Wardah di Gerai Ciwalk Kota Bandung (dalam Ratusan Juta Rupiah) 14 12 10 8 6 4 2 0 7,56 6,75 3,45 9,76 12,23 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Gerai Kosmetik Wardah Ciwalk Bandung Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa penjualan kosmetik Wardah di kota Bandung mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 dan meningkat cukup baik pada tahun 2014 sampai pada tahun 2015. Hal ini ini di duga karena harga dan kualitas produk yang dimiliki kosmetik Wardah. Hal ini mengindikasikan semakin tahun semakin banyak konsumen yang menggunakan kosmetik Wardah di kota Bandung. Oleh karena itu sudah saatnya bagi kosmetik wardah untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan kosmetik wardah yang tepat khususnya di kota Bandung, guna meningkatkan penjualan kosmetik wardah sehingga konsumen dapat membeli kosmetik wardah secara berulang-ulang. Menurut Cronin dkk (1992) dalam jurnal (M. Faris Naufal 2014) minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespons positif terhadap kualitas pelayanan suatu perusahaan dan berniat melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut.

6 Harga yang merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang seringkali dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan pembelian tidak bisa dikesampingkan oleh perusahaan. Menurut Kotler (2005) dalam jurnal (Fakru Rizky dan Hanifa Yasin, 2014) pada dasarnya kebutuhan dan keinginan konsumen selalu mengalami perubahan bahkan cenderung meningkat dari waktu ke waktu maka perusahaan perlu mengadakan suatu riset pemasaran dalam usahanya untuk mengetahui produk apa yang sebenarnya dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Selain harga, kualitas produk juga menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi minat beli ulang konsumen. Kualitas produk, menjadi faktor penting yang berpengaruh dalam penciptaan kepuasan pelanggan. Kualitas produk adalah faktor penentu kepuasan konsumen setelah melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk. Menurut Hidayat (2009) dalam jurnal (Deny Irawan dan Edwin Japarianto, 2013) Kualitas produk adalah suatu bentuk dengan nilai kepuasan yang kompleks. Dengan kualitas produk yang baik maka keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap suatu produk akan terpenuhi. Jika mutu produk yang diterima lebih tinggi dari yang diharapkan, maka kualitas produk yang dipersepsikan akan memuaskan. Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa harga dan kualitas produk merupakan faktor penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli ulang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN KOSMETIK MEREK WARDAH DI KOTA BANDUNG.

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena yang terjadi dan ketidak konsistenan temuan dari beberapa peneliti yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh harga terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung? 2. Bagaimana pengaruh kualitas produk harga terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung? 3. Bagaimana pengaruh harga dan kualitas produk terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung? 4. Seberapa besar pengaruh harga dan kualitas produk terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung 3. Untuk mengetahui pengaruh harga dan kualitas produk terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh harga dan kualitas produk terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung

8 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan guna memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, seperti perusahaan, ilmu pengetahuan, dan penulis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan kepada pimpinan dan pihak manajemen perusahaan dalam meningkatkan kesuksesan kosmetik Wardah. 2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiranpemikiran atau ide-ide terutama di dalam bidang manajemen pemasaran. 3. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan perbendaharaan referensi bagi peneliti-peneliti lain di bidang yang berkaitan di masa yang akan datang. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif verifikatif. Menurut Sugiyono (55:2012) metode deskriptif verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Disamping itu penulis dalam memperoleh data yang diperlukan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Penelitian lapangan Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dengan turun langsung untuk meninjau dan meneliti ke perusahaan yang diteliti oleh penulis serta melakukan: a. Observasi Yaitu pengamatan langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian dengan jalan mengamati objek penelitian tersebut guna kelengkapan data dan memperoleh gambaran mengenai perusahaan sehingga diharapkan data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

9 b. Wawancara Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga dapat diperoleh keterangan dan data-data yang diperlukan. c. Kuesioner Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan suatu daftar pertanyaan/pernyataan yang cukup terperinci dan lengkap tentang objek yang diteliti pada responden. 2. Penelitian Pustaka Dalam mengumpulkan data ini penelitian memperoleh data melalui litelatur yang sesuai dengan pokok-pokok masalah untuk mendapatkan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian.