BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari. Menurut Kotler (2003) dalam jurnal (M. FarisNaufal, 2014) kebutuhan adalah suatu keadaan perasaan kekurangan akan kepuasan dasar tertentu. Membicarakan mengenai kebutuhan memang tidak ada habisnya. Setiap manusia pasti mempuyai kebutuhan yang tidak terbatas dan selalu berusaha untuk memenuhinya. Hal tersebut membuat daftar kebutuhan manusia selalu bertambah setiap harinya. Terutama kebutuhan bagi perempuan yang bisa dikatan lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan laki-laki. Contohnya kebutuhan untuk tampil menarik, sangat banyak cara yang dilakukan oleh para perempuan agar dirinya tampil menarik salah satunya dengan menggunakan kosmetik. Saat ini telah banyak perusahaan yang mengeluarkan produk-produk kosmetik. Menurut survei yang diprakarsai oleh Vitality Show melibatkan 3.000 responden wanita lebih dari setengah responden mengaku percaya diri tanpa make-up saat bertemu teman, keluarga atau pasangan. Namun 70% mengatakan, mereka tidak ingin dilihat oleh rekan kerja atau bos tanpa make-up dan rambut yang tertata rapi. Sehingga, wanita bangun setengah jam lebih cepat daripada pria untuk bersiap-siap. Masih dalam survei yang sama, ditemukan wanita membutuhkan 21 menit setiap paginya untuk mengaplikasikan make-up. Tujuannya agar tampil cantik saat ke kantor (http://www.wolipop.com diakses pada 14 September 2015). Penelitian dari Departemen Riset IFT menunjukkan bahwa rata-rata wanita menggunakan kosmetik secara bertahap di usia 15-64 tahun. Ditemukan pula jumlah persentase wanita Indonesia pengguna kosmetik dari usia 15-64 tahun pada tahun 2010 hingga tahun 2015 menunjukan peningkatan seiring bertambahnya jumlah wanita yang berusia lebih dari 15-64 tahun di tiap tahunnya yang dapat dilihat pada grafik 1.1 1
2 Grafik 1.1 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Wanita Indonesia Usia 15-64 Tahun Sumber: indonesiafinancetoday.com diakses pada 14 September 2014 Dari grafik diatas terlihaat bahwa pertumbuhan jumlah penduduk wanita di Indonesia usia 15-64 tahun terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya pula peningkatan jumlah konsumen yang menggunakan kosmetik. Peningkatan tersebut membuat persaingan industri kosmetik menjadi salah satu peluang yang dapat meningkatkan pendapatan. Adapun grafik tingkat penjualan kosmetik di Indonesia pada tahun 2009 hingga tahun 2013 adalah sebagai berikut :
3 Grafik 1.2 Tingkat Penjualan Kosmetik di Indonesia (dalam triliyun rupiah) 12 10 8 7,56 8,9 8,5 9,76 11,2 6 4 2 0 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: http://indonesianconsume.blogspot.com Dalam grafik diatas terlihat bahwa penjualan kosmetik di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Adapun penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan yang tidak begitu signifikan. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa persaingan dalam industri kosmetik di Indonesia semakin ketat dan semakin banyak penduduk Indonesia khususnya kaum wanita yang menggunakan kosmetik. PT. Paragon Technology Innovation adalah salah satu perusahaan yang memproduksi kosmetik. Produknya diproduksi dalam beberapa merek, diantaranya Make Over, Putri, IX, Vivre, Hair Addict, Nusilk, dan Wardah. Dalam penelitian ini digunakan studi kasus dengan merek Wardah. Pemilihan ini didasarkan pada merek andalan yang dimiliki oleh PT. Paragon Technology Innovation. Berikut ini disajikan grafik tingkat penjualan kosmetik Wardah di Indonesia periode 2010 sampai 2014:
4 Grafik 1.3 Tingkat Penjualan Kosmetik Wardah di Indonesia (dalam Milyar rupiah) 14 12 10 8 6 4 2 0 8,78 7,67 4,98 9,23 12,35 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: http://wardahbeauty.com Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2010 sampai pada tahun 2012 mengalami penurunan. Akan tetapi pada tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini menandakan bahwa semakin banyak konsumen yang menggunakan kosmetik merek Wardah di Indonesia. Tentu saja hal ini bisa menjadi peluang bagi perusahaan Wardah untuk bisa menjadi pangsa pasar industri kosmetik di Indonesia. Bandung merupakan Kota yang seringkali dijadikan contoh riset para produsen untuk melihat minat konsumen pada sebuah produk, yang dapat dijadikan spekulasi berhasil atau tidaknya produk di pasaran. Bandung yang memiliki julukan Kota kembang di Indonesia identik dengan wanita cantik. Jumlah penduduk wanita di Kota Bandung sebesar 1.200.704 jiwa pada tahun 2011. Dari tahun 2008 penduduk wanita usia produktif (15-64 tahun) di kota Bandung mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,28% pertahun (http://regionalinvestment.bkpm.go.id diakses pada 14 September 2015). Bertambahnya jumlah penduduk wanita di Kota Bandung dapat mengidentifikasi bertambah pula akan segala kebutuhan, terlebih Wanita sangat identik dengan produk kecantikan atau kosmetik, hal ini mengindikasikan adanya kenaikan
5 permintaan produk kosmetik di pasaran setiap tahunnya. Berikut ini disajikan grafik penjualan kosmetik merek Wardah pada gerai Wardah Ciwalk Bandung: Grafik 1.4 Tingkat Penjualan Kosmetik Wardah di Gerai Ciwalk Kota Bandung (dalam Ratusan Juta Rupiah) 14 12 10 8 6 4 2 0 7,56 6,75 3,45 9,76 12,23 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Gerai Kosmetik Wardah Ciwalk Bandung Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa penjualan kosmetik Wardah di kota Bandung mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 dan meningkat cukup baik pada tahun 2014 sampai pada tahun 2015. Hal ini ini di duga karena harga dan kualitas produk yang dimiliki kosmetik Wardah. Hal ini mengindikasikan semakin tahun semakin banyak konsumen yang menggunakan kosmetik Wardah di kota Bandung. Oleh karena itu sudah saatnya bagi kosmetik wardah untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan kosmetik wardah yang tepat khususnya di kota Bandung, guna meningkatkan penjualan kosmetik wardah sehingga konsumen dapat membeli kosmetik wardah secara berulang-ulang. Menurut Cronin dkk (1992) dalam jurnal (M. Faris Naufal 2014) minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespons positif terhadap kualitas pelayanan suatu perusahaan dan berniat melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut.
6 Harga yang merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang seringkali dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan pembelian tidak bisa dikesampingkan oleh perusahaan. Menurut Kotler (2005) dalam jurnal (Fakru Rizky dan Hanifa Yasin, 2014) pada dasarnya kebutuhan dan keinginan konsumen selalu mengalami perubahan bahkan cenderung meningkat dari waktu ke waktu maka perusahaan perlu mengadakan suatu riset pemasaran dalam usahanya untuk mengetahui produk apa yang sebenarnya dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Selain harga, kualitas produk juga menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi minat beli ulang konsumen. Kualitas produk, menjadi faktor penting yang berpengaruh dalam penciptaan kepuasan pelanggan. Kualitas produk adalah faktor penentu kepuasan konsumen setelah melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk. Menurut Hidayat (2009) dalam jurnal (Deny Irawan dan Edwin Japarianto, 2013) Kualitas produk adalah suatu bentuk dengan nilai kepuasan yang kompleks. Dengan kualitas produk yang baik maka keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap suatu produk akan terpenuhi. Jika mutu produk yang diterima lebih tinggi dari yang diharapkan, maka kualitas produk yang dipersepsikan akan memuaskan. Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa harga dan kualitas produk merupakan faktor penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli ulang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN KOSMETIK MEREK WARDAH DI KOTA BANDUNG.
7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena yang terjadi dan ketidak konsistenan temuan dari beberapa peneliti yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh harga terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung? 2. Bagaimana pengaruh kualitas produk harga terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung? 3. Bagaimana pengaruh harga dan kualitas produk terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung? 4. Seberapa besar pengaruh harga dan kualitas produk terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung 3. Untuk mengetahui pengaruh harga dan kualitas produk terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh harga dan kualitas produk terhadap minat beli ulang konsumen kosmetik wardah di kota Bandung
8 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan guna memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, seperti perusahaan, ilmu pengetahuan, dan penulis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan kepada pimpinan dan pihak manajemen perusahaan dalam meningkatkan kesuksesan kosmetik Wardah. 2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiranpemikiran atau ide-ide terutama di dalam bidang manajemen pemasaran. 3. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan perbendaharaan referensi bagi peneliti-peneliti lain di bidang yang berkaitan di masa yang akan datang. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif verifikatif. Menurut Sugiyono (55:2012) metode deskriptif verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Disamping itu penulis dalam memperoleh data yang diperlukan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Penelitian lapangan Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dengan turun langsung untuk meninjau dan meneliti ke perusahaan yang diteliti oleh penulis serta melakukan: a. Observasi Yaitu pengamatan langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian dengan jalan mengamati objek penelitian tersebut guna kelengkapan data dan memperoleh gambaran mengenai perusahaan sehingga diharapkan data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
9 b. Wawancara Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga dapat diperoleh keterangan dan data-data yang diperlukan. c. Kuesioner Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan suatu daftar pertanyaan/pernyataan yang cukup terperinci dan lengkap tentang objek yang diteliti pada responden. 2. Penelitian Pustaka Dalam mengumpulkan data ini penelitian memperoleh data melalui litelatur yang sesuai dengan pokok-pokok masalah untuk mendapatkan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian.