Daftar Pustaka Rudi Wiboyo dan Subiyono, 2005. Agribisnis Tebu. Perhepi. Jakarta Rudi Wibowo, 2007. Revitalisasi Komoditas Unggulan Perkebunan Jawa Timur. Perhepi. Jakarta. Rudi Wibowo. 2015. Materi Kuliah Manajemen Perusahaan Perkebunan (MPP) 1,2 dan 3. Jember. Kabul Santoso. 2013. Tembakau : Dibutuhkan dan Dimusuhi. UPT Penerbitan UNEJ. Jember Koentjoro. 2012. Bahan Sekolah Lapang Tembakau. Jember. (tidak dipublish) Ade Setiawan dan Yani Trisnawati, 1993. Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Tembakau. Penebar Swadaya. Jakarta. Susanto. 1994. Tanaman Kakao. Yogyakarta : Kanisius. Natawidjaya, Herdradjat. 2012. Pedoman Teknis Penanganan Pascapanen Kakao. Jakarta: Direktorat Pascapanen Dan Pembinaan Usaha Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius. Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. Bandung : Penerbit ITB. Manajer Kebun Kalikempit PTPN XII. 2015 www.bps.go.id http://gardapatipertiwi.com www.scalp-trading.com Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian RI. 2007. Jakarta
Kakao Kakao (Thebroma cacao) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara.
Gambaran Kakao Dunia Kakao merupakan tumbuhan tahunan (periennial) berbentuk pohon. Tanaman kakao merupakan salaha satu komoditas andalan perkebunan yang peranananya cukup tinggi bagi perekonomian nasional Indonesia. Sebagai produsen kakao terbesar ke 3 di dunia, setelah Pantai Gading dan Ghana, nilai ekspor Indonesia akan komoditas kakao selalu meningkat tiap tahunnya. Perubahan arah konsumsi masyarakat terhadap cokelat, yang mana lebih memilih coklat yang mengandung kadar kakao lebih besar (dark chocolate), memperlihatkan potensi investasi akan kakao yang sangat menjanjikan.
Produksi Kakao Dunia
Konsumsi Kakao Dunia
Produksi Kakao di Indonesia Produksi kakao Indonesia memiliki laju peningkatan yang cukup stabil. Berdasaran data yang diperoleh pada tahun 2012, terdapat lonjakan yang cukup tinggi dari tahun 2011. Angka ini diestimasi akan terus meningkat. Hal ini dipengaruhi harga di dalam negeri (Indonesia), kakao terus mengalami peningkatan harga. Berdasar informasi Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian (2007) bahwa biji kakao Indonesia memiliki keunggulan melting point Cocoa Butter yang tinggi, serta tidak mengandung pestisida dibanding biji kakao dari Ghana maupun Pantai Gading.
Perkembangan Produksi Biji Kakao Indonesia Tahun 1996-2013 sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan
Luas Areal Kakao di Indonesia Untuk perkebunannya sendiri, Indonesia memiliki lahan yang sangat luas yang telah digunakan untuk perkebunan kakao. Tiap tahunnya luas lahan ini terus mengalami peningkatan.
Peta Persebaran Lahan Kakao Indonesia Tahun 2013 Sumber : http://gardapatipertiwi.com
Sebaran Produsen Kakao Indonesia Terdapat tiga jenis produsen kakao di Indonesia, yaitu perkebunan rakyat, perkebunan milik negara, dan perkebunanan swasta. Dari tiga produsen tersebut, masing-masing memiliki lahan konsentrasi yang berbeda-beda. Untuk perkebunan rakyat, wilayah terpusat pada pulau Sulawesi, dengan kawasan terbesar pada Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah. Untuk perkebunan negara terpusat di Jember, jawa Timur. Sedangkan untuk perkebunan swasta, terletak di Sumatera, dengan wilayah terbesar pada Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, dan Lampung.
Kakao di Jawa Timur Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang menyumbang kakao nasional. Terlebih, perusahaan negara yang mengelola kakao terdapat di Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Jember.
Manajemen Pengolahan Kakao Indonesia sebenarnya berpotensi untuk menjadi produsen utama kakao dunia, apabila berbagai permasalahan utama yang dihadapi perkebunan kakao dapat diatasi dan manajemen agribisnis kakao dikembangkan dan dikelola secara baik. Pengembangan usaha maupun investasi baru di bidang kakao dapat dilakukan mulai dari usaha pertanian primer yang menangani perkebunan kakao, usaha agribisnis hulu dalam memenuhi kebutuhan pertanian kakao seperti peralatan dan sarana produksi kakao, serta usaha agribisnis hilir yang memproduksi hasil olahan biji kakao.
Industri Pengolahan Kakao di Indonesia Sumber : Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian
Pohon Industri Kakao Sumber : www.kadin-indonesia.or.id
Manajemen Perkebunan Kakao Implementasi Manajemen yang baik dalam Pengelolaan Perkebunan Kakao. Kunci Fungsi dalam Manajemen Agribisnis : 1. Marketing Management 2. Financial Management 3. Operation/Logistic Management 4. Human Resource Management (materi manajemen, proses manajemen, tingkatan manajer dan organisasinya, dapat dilihat pada file : kuliah 3 MPP_Prof. Dr. Ir. Rudi Wibowo, MS. )
Permasalahan Manajemen Perkebunan Kakao Indonesia Manajemen SDM petani Manajemen mutu produk kakao Hilirisasi Produk Kakao yang lemah Perlunya Good Governance Infrastruktur
Skenario Solusinya : 1. Pelatihan, penyuluhan dan pendampingan serta sosialisasi diseminasi riset dan teknologi kakao SDM Petani Kakao Pengolahan Kakao 4. Penciptaan iklim usaha hilirisasi kakao 2. Perbaikan Varietas Kakao yang unggul Mutu Kakao Infrastruktur 5. Perbaikan akses jalan, gudang fermentasi 3. Automatic detention, transparansi, dan penerapan kebijakan tarif BK Good Governance 5 (lima) skenario solusi manajemen perkebunan kakao Pada intinya good governance yang merupakan kebijakan Pemerintah (sub sistem manajemen agro-support) adalah yang utama agar kesemua solusi dapat terealisasi.
tembakau K A K A O kopi tebu Selamat Belajar Berusaha dan Berdoa akan melancarkan Kesuksesan see you next time... http://adamjulian.net