Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. SMP Ibu Kartini Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta, hal ) Esa Nur Wahyuni, Baharuddin, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,Cetakan III,Mei 2008,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

*Keperluan korespondensi, telp: ,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar. Keterampilan sosial menjadi salah satu faktor yang dikembangkan sebagai

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

PENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM (SDA) DALAM IPA DENGAN MENERAPKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

NASKAH PUBLIKASI OLEH : A54B111048

SKRIPSI. Disusun Oleh GUSTIANAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Dyah Muawiyah, Budi Utami *, dan Bakti Mulyani. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh : Indra Puji Astuti 1

Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arie Suci Margasari Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

Mahasiswa Program Studi Pendidikan kimia, Jurusan PMIPA,FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA MATA PELAJARAN MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

Wari Prastiti SMA Negeri 5 Metro

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan STAD pada materi pembiasan dan lensa terhadap prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

Kata Kunci : Hasil Belajar, Matematika, Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD)

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA CERKAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika

758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha yang bersifat sadar, sistematis, dan

Transkripsi:

Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 1, Januari 2016 ISSN 2087-3557 PENERAPAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATERI AJAR FORMULA DAN FUNGSI MICROSOFT EXCEL Mutamimah1, Slamet Seno Adi1, Sulistyono2 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia 2 SMP Ibu Kartini Semarang Abstrak Hasil belajar siswa kelas VIII SMP Ibu Kartini Semarang pada kompetensi menggunakan perangkat lunak pengolah angka Microsoft Excel tergolong masih rendah, sebanyak 47,6% dari keseluruhan siswa sudah mencapai KKM sedangkan 52,4% siswa belum mencapai KKM. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi terkait model pembelajaran dan media pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan adalah Student Teams Achievement Divisions (STAD). Disamping itu, dikembangkan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam mengajar menggunakan model pembelajaran STAD. Hasil penilaian media aspek materi pada indikator kesesuaian materi dengan silabus memperoleh skor 4,25; indikator isi materi pembelajaran dengan skor 4; dan indikator desain pembelajaran dengan skor sebesar 4,3. Di sisi perangkat lunak, indikator kemudahan pengoperasian memperoleh skor 4,33; indikator desain tampilan sistem hasil skor 4,17; dan indikator menu navigasi dengan skor 4. Hasil belajar pada indikator formula dan fungsi Microsoft Excel setelah empat kali pertemuan menunjukkan 100% siswa tuntas belajar dengan nilai 75. 2016 Didaktikum Kata Kunci: Indikator Formula; STAD; Microsoft Excel PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi suatu bangsa sebagai pendukung utama dalam upaya pemenuhan sumber daya manusia yang bermutu baik. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampun dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kegiatan pembelajaran, guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran karena guru merupakan figur sentral dalam dunia pendidikan terutama ketika terjadinya proses belajar-mengajar. Pengelolaan kelas dengan menciptakan kondisi belajarmengajar yang efektif, melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara optimal merupakan tugas dari seorang guru dalam mengabdikan profesinya. Berdasarkan kurikulum 2006, mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang SMP dan merupakan mata pelajaran yang memerlukan pemahaman serta keterampilan lebih dari siswa. Materi TIK yang diajarkan di kelas VIII semester genap dalah pengoperasian program pengolahan angka Microsoft Excel. Pembelajaran TIK kelas VIII di SMP Ibu Kartini Semarangberdasarkan data yang diperoleh dari observasi kondisi awal, hasil nilai ulangan harian semester genap untuk mata pelajaran TIK di 16 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 1 (2016)

kelas VIII masih kurang. Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran TIK kelas VIII di SMP Ibu Kartini Semarang adalah 75. Berdasarkan nilai ulangan harian pada kelas VIII A menunjukkan 47,6% dari jumlah total siswa sudah mencapai KKM sedangkan 52,4% siswa lainnya belum mencapai KKM. Menyikapi permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran, maka diperlukan inovasi atau pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran. Inovasi pada model pembelajaran dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan pemahaman siswa serta mengoptimalkan hasil belajar dengan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Menurut Arends dalam Trianto (2009) salah satu model pengajaran yang sering digunakan dan praktis digunakan guru dalam mengajar adalah pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Menurut Trianto (2007) Pembelajaran kooperatif STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Prosedur pembelajaran STAD diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Disamping model pembelajaran, inovasi pada alat atau media sebagai sarana penyampaian materi pelajaran juga sangat diperlukan. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan pada saat proses belajar berlangsung untuk memberikan pengalaman belajar yang berkualitas kepada siswa. Menurut Hamalik dalam Arsyad (2011) mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Oleh karena itu pengembangan media pembelajaran yang tepat akan sangat menunjang proses pembelajaran dan penyampaian pesan atau isi pelajaran menjadi lebih efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Merencanakan dan membuat media pembelajaran yang layak sebagai pendamping model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions pada mata pelajaran TIK kelas VIII ; 2) Untuk mengetahui tingkat perubahan hasil belajar siswa pada indikator menggunakan rumus dan fungsi Microsoft Excelmelalui implementasi media pembelajaran berbasis Student Teams Achievement Divisions.Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi guru untuk melakukan inovasi terkait model pembelajaran yang dapatmemberikan pengalaman baru bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan pada mata pelajaran TIK. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pegirim ke penerima pesan (Sadiman, 2010).Menurut Briggs pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh kemudahan (Catharina, 2012).Dengan demikian, secara umum media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat penunjang proses belajar mengajar. Media pembelajaran berupa gambar, model, objek, dan alat-alat lain dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap belajar siswa. Mills dalam Suprijono (2012) berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implokasinya pada tingkat operasional di kelas. Menurut Robert E. Slavin (2005)Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Pada model inisiswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Dalam model pembelajaran ini, guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam kelompok mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA INDIKATOR FORMULA DAN FUNGSI MICROSOFT EXCEL Mutamimah, Slamet Seno Adi, Sulistyono 17

METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Ibu Kartini Semarang tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari lima kelas, yaitu kelas VIII A hingga VIII E. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII A dengan jumlah siswa 42 orang. Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi observasi, desain media, pembuatan media, validasi pakar, uji coba guru dan siswa serta kesimpulan. Kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data terkait kurikulum yang diterapkan dalam pembelajaran dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran TIK. Desain media dilakukan dengan membuat suatu rancangan media pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah metode pembelajaran Student Teams Achievement Divisions. Setelah mendesain media maka langkah selanjutnya adalah pembuatan media. Media dibuat dengan mengikuti langkah-langkah model pembelajaran STAD secara runtut. Dalam proses pembuatan media pembelajaran, dosen pembimbing bertindak selaku ahli dengan melakukan validasi konstruk. Setiap perkembangan media dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan jika masih ada kekurangan maka dilakukan perbaikan sesuai dengan konsep media yang benar. Prosedur selanjutnya setelah media divalidasi adalah melakukan uji coba guru dan siswa. Pada tahap ini pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model STAD dengan menggunakan media pembelajaran berbasis STAD pula. Setelah semua prosedur terpenuhi maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil validasi dan uji coba yang dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pembuatan media pembelajaran dilakukan dengan beberapa prosedur yang meliputi observasi, desain media, pembuatan media, validasi pakar, uji coba guru dan siswa. Observasi dilakukan untuk menentukan SK dan KD yang digunakan sebagai pedoman dalam membuat media pembelajaran. Pada tahap desain meliputi kegiatan mendesain arsitektur media dan desain pelaksanaan pembelajaran model STAD. Desain arsitektur menghasilkan gambaran media secara keseluruhan, bermula dari tampilan pembukaan menuju menu utama yang berisi pilihan submenu SK dan KD, menu materi, menu kuis, referensi serta profil. Bagian menu materi berisi pilihan materi pada 16 kali pertemuan dimana setiap pertemuan menggambarkan alur atau langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams Achievement Divisions. Pada setiap pertemuan pembelajaran yang menggunakan metodestudent Teams Achievement Divisions mencakup kegiatan pretest, penyajian materi, siswa berkelompok latihan soal untuk kelompok dan posttest. Desain pelaksanaan pembelajaran dengan model Student Teams Achievement Divisionsdimulai dengan kegiatan guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Sebagai langkah awal untuk menggali pengetahuan siswa pada materi yang akan disampaikan guru mengajukan beberapa pertanyaan pretest terkait materi yang akan disampaikan dan dilanjutkan dengan pemaparan materi pelajaran. Siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang, pada tahap ini siswa diberi tanggungjawab untuk memastikan semua anggota dalam kelompoknya sudah menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Kemudian siswa diberi latihan soal untuk menguatkan pengetahuannya terhadap materi yang baru saja disampaikan dan kemudian dibahas bersama-sama oleh guru. Kegiatan selanjutnya yaitu kuis, guru memberikan beberapa soal seputar materi yang diajarkan dan dalam pengerjaanya siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu. Nilai dari kuis dihitung berdasarkan ketentuan model pembelajaran STAD kemudian guru memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang mempunyai perolehan skor tertinggi. 18 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 5. (2015)

Media pembelajaran berbasis model pembelajaran STAD dibuat dalam bentuk slide. Hasil akhir dari media ini yaitu berbentuk flash dengan file berekstensi.exe. Secara keseluruhan jumlah slide media pembelajaran yang telah dibuat sebanyak 361 slide dengan besar ukuran file 38MB. Tidak ada patokan untuk jumlah slide pada setiap pertemuan, dalam satu pertemuan banyaknya slide yaitu antara 20-30 halaman slide. Banyak sedikitnya slide tentu tergantung pada banyak sedikitnya materi yang disajikan pada suatu pertemuan. Dalam setiap pertemuan pembelajaran, slide selalu konsisten dengan urutan model pembelajaran STAD. Berikut beberapa tampilan hasil dari pembuatan media pembelajaran : Gambar 1. Tampilan Pembuka Gambar 2. Tampilan Menu Utama Gambar 3. Tampilan SK dan KD MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA INDIKATOR FORMULA DAN FUNGSI MICROSOFT EXCEL Mutamimah, Slamet Seno Adi, Sulistyono 19

Gambar 4. Tampilan Menu Materi Gambar 5. Tampilan Menu Materi Gambar 6. Tampilan Menu Materi Gambar 7. Tampilan Materi 20 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 5. (2015)

Gambar 8. Tampilan Menu Kuis Gambar 9. Tampilan Profil Gambar 10. Tampilan Penutup Uji kelayakan media pembelajaran yang telah dibuat meliputi 2 aspek, yaitu aspek materi dan perangkat lunak. Uji kelayakan aspek materi dilakukan dengan menilai isi materi yang terkandung di dalam media. Sedangkan uji kelayakan aspek perangkat lunak dilakukan dengan menilai aspek perangkat lunakmedia yang dibuat. Hasil uji kelayakan aspek materi disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Hasil Penilaian Aspek Materi Indikator Skor Kriteria Kesesuaian materi dengan silabus 4,25 Sangat Tinggi Isi materi pembelajaran 4 Tinggi Desain Pembelajaran 4,3 Sangat Tinggi MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA INDIKATOR FORMULA DAN FUNGSI MICROSOFT EXCEL Mutamimah, Slamet Seno Adi, Sulistyono 21

Penilaian kelayakan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru mencakup 3 indikator. Pertama, kesesuaian materi dengan silabus yang dinilai dari relevansi materi dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator yang terkandung dalam silabus pembelajaran TIK. Kedua, isi materi pembelajaran yang berkaitan dengan teknik penyajian materi dalam media pembelajaran. Ketiga, desain pembelajaran yang mencakup penilaian tentang peranan media sebagai alat bantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Berdasarkan tabel hasil penilaian aspek materi diatas, dapat diketahui bahwa pada indikator kesesuaian materi dengan silabus responden menyatakan media pembelajaran yang dibuat termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan perolehan skor sebesar 4,25. Pada indikator isi materi pembelajaran kedua responden memberikan skor sebesar 4 yang termasuk dalam kriteria tinggi, serta pada indikator desain pembelajaran diperoleh hasil skor 4,3 dari responden yang termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Hasil uji kelayakan aspek perangkat lunak disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 2. Hasil penilaian aspek perangkat lunak Indikator Kemudahan Pengoperasian Desain tampilan sistem Menu navigasi Skor 4,33 4,17 4,5 Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Hasil uji kelayakan media aspek perangkat lunak media pembelajaran mencakup 3 indikator, yaitu kemudahan pengoperasian, desain tampilan sistem dan menu navigasi. Guru menilai aspek kemudahan pengoperasian media dengan mencoba membuka dan menjalankan media pembelajaran secara mandiri. Disamping itu, ketika menjalankan media guru juga menilai desain tampilan sistem serta menu navigasi yang merupakan hal yang sangat penting dalam suatu media pembelajaran. Penilaian guru pada aspek perangkat lunak yang disajikan pada tabel diatas menunjukkan bahwa pada indikator kemudahan pengoperasian diperoleh skor 4,33 yang termasuk dalam sangat tinggi. Pada desain tampilan sistem, media yang dibuat termasuk dalam kategori tinggi dengan hasil skor 4,17. Pada indikator mebu navigasi guru menilai bahwa media termasuk dalam kategori sangattinggi dengan skor sebesar 4,5. Penilaian terhadap media pembelajaran apabila dilihat dari sudut pandang aspek materi pembelajaran meliputi 3 indikator, yaitu kesesuaian materi dengan silabus, isi materi pembelajaran, dan desain pembelajaran. Pada indikator kesesuaian materi dengan silabus, responden menilai bahwa materi dikategorikan sangat tinggi dengan hasil skor 4,25. Pemaparan materi yang ada dalam media pembelajaran sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus. Disamping itu, materi juga sudah mencakup semua indikator pencapaian kompetensi. Kaitannya dengan isi materi pembelajaran, Kedua responden memberikan hasil skor 4 dengan kriteria tinggi. Penggunaan tata bahasa dalam media pembelajaran sudah komunikatif. Hal ini dilihat dari pembahasan materi tidak menggunakan kalimat yang panjang lebar akan tetapi hanya menyampaikan pokok dari materi sehingga mudah dipahami dan diserap oleh siswa. Dari segi sistematika, media yang dibuat sudah sesuai dengan urutan danalur logika model pembelajaran STAD. Menurut kedua responden mengenai uraian pembahasan materi, contoh, serta latihan yang dipaparkan dalam media sudah jelas. Pada aspek desain pembelajaran, hasil yang diperoleh dari kedua responden dengan skor 4,3 adalah kriteria sangat tinggi. Pada aspek ini dinilai dari peran media pembelajaran sebagai alat bantu atau media pendamping dalam proses pembelajaran. Kedua respondenmenyatakan bahwa 22 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 5. (2015)

peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran tergolong sangat tinggi. Dengan adanya pembentukan kelompok-kelompok kecil siswa lebih termotivasi dan antusias dalam mengikuti pelajaran daripada belajar secara individu. Kedua responden menyatakan bahwa melaui penerapan media pembelajaran yang dibuat dapat melatih siswa agar terbiasa dengan pembelajaran berbasis komputer. Pada akhir suatu pembelajaran harus terdapat evaluasi untuk mengetahui daya serap siswa pada materi yang telah disampaikan. Menurut kedua responden soal evaluasi yang diberikan kepada siswa sudah sesuai dengan materi pembelajaran. Hasil penilaian pada aspek perangkat lunak media yang mencakup 3 indikator yaitu kemudahan pengoperasian, desain tampilan sistem dan menu navigasi. Dalam hal kemudahan pengoperasian media kedua responden memberi penilaian dengan kriteria sangat tinggi dengan hasil skor yang diperoleh sebesar 4,33. Hal ini menyatakan bahwa media mudah digunakan dan dioperasikan oleh guru sekalipun mereka belum pernah mengoperasikan sebelumnya, karena dalam media pembelajaran yang dibuat ditampilkan keterangan-keterangan yang mengarahkan guru dalam menjalankan media.di sisi lain, media pembelajaran yang dibuat dapat dimanfaatkan kembali untuk pengembangan media lain. Jadi, media pembelajaran berbasis model pembelajaran STAD ini tidak terbatas pada materi pelajaran Microsoft Excel 2007 saja akan tetapi dapat dikembangkan untuk pembelajaran lain. Dari segi desain tampilan, media termasuk dalam kategori tinggi dengan skor 4,17. Penempatan judul, subjudul dan ilustrasi tidak berlebihan atau dinyatakan seimbang. Pada tampilan media, ukuran tulisan atau huruf yang diterapkan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Gambar-gambar terkait materi sangat membantu dalam mengilustrasikan materi pelajaran, siswa semakin mudah memahami materi melalui gambar yang disajikan. Responden pertama maupun responden kedua memberi penilaian terhadap animasi yang disisipkan dalam media berada dalam proporsi yang tepat. Indikator yang ketiga adalah menu navigasi. Dalam indikator ini, guru menilai media dengan hasil skor sebesar 4,5 yang termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Menu navigasi merupakan bagian yang penting bagi suatu sistem, sebab melalui pemanfaatan menu navigasi dapat mempermudah penggunaan media pembelajaran. Kedua responden menyatakan sangat tinggi pada penilaian kemudahan penggunaan media dengan bantuan menu navigasi. Selanjutnya, penilaian responden mengenai konsistensi menu navigasi di seluruh bagian dinyatakan tinggi. Secara keseluruhan aspek materi dan aspek perangkat lunak, diketahui bahwa media yang dibuat layak dan dapat digunakan sebagai pendamping dalam proses pembelajaran menggunakan modelstudent Teams Achievement Divissions(STAD). Akan tetapi diperlukan kreativitas lebih tinggi dalam membuat media agar hasilnya semakin interaktif dan siswa lebih terdorong untuk belajar. Data hasil belajar siswa diperoleh dari evaluasi yang berupa kuis pilihan ganda pada empat kali pertemuan uji coba media pembelajaran berbasis model pembelajaran STAD. Hasil belajar siswa dalam empat kali pertemuan dirangkum dalam tabel berikut : Tabel 3. Nilai siswa empat kali pertemuan Hasil Tes Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata kelas Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa tidak tuntas Persentase Ketuntasan Pertemuan1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 100 60 76,55 28 14 66,7 % 100 70 80,71 36 6 85,7 % 100 70 85 40 2 95,2 % 100 75 88,92 42 Tidak ada 100 % MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA INDIKATOR FORMULA DAN FUNGSI MICROSOFT EXCEL Mutamimah, Slamet Seno Adi, Sulistyono 23

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari pertemuan ke-1 hingga pertemuan ke-4. Pada pertemuan ke-1 nilai rata-rata kelas sebesar 76,55 dan terus meningkat pada pertemuan selanjutnya hingga mencapai 88,92 pada pertemuan ke-4. Untuk jumlah siswa yang tuntas belajar, pada pertemuan ke-1 ada sebanyak 28 siswa dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 66,7%. Jumlah siswa yang tuntas dalam belajar semakin meningkat pada setiap pertemuan dan pada pertemuan ke-4 jumlah siswa yang tuntas terdapat 42 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 100%. Pelaksanaan pembelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran STAD pada pertemuan ke-1 hingga pertemuan ke-4 sudah sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Penerapan model pembelajaran STAD dengan berbantuan media pembelajaran pada siswa kelas VIII A SMP Ibu Kartini Semarang merupakan hal baru yang bertujuan untuk menarik siswa agar lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Pada awal penerapan model ini, peningkatan hasil belajar siswa tidak secara langsung memberikan hasil yang optimal. Hal ini dikarenakan siswa masih beradaptasi dengan suatu pembelajaran baru bagi mereka. Kemudian pada pertemuan selanjutnya, sedikit demi sedikitterjadi peningkatan hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dan banyaknya siswa yang tuntas dengan hasil belajar diatas KKM. Peningkatan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa siswa mulai terbiasa dengan model ataupun media yang diterapkan dalam pembelajaran sehingga hasil belajar terus meningkat. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan, Proses pembuatan media pembelajaran meliputi observasi, tahap desain media yang meliputi desain arsitektur media serta desain pelaksanaan pembelajaran STAD, tahap pembuatan media, validasi pakar oleh dosen pembimbing serta dilanjutkan uji coba oleh guru mata pelajaran TIK dan siswa. Berdasarkan hasil uji kelayakan oleh guru pada aspek materi dan perangkat lunak diketahui bahwa media pembelajaranyang telah dibuat layak untuk digunakan sebagai media pendamping model pembelajaran Student Teams Achievment Divisons (STAD). Pada aspek materi, penilaian untuk indikator kesesuaian materi dengan silabus memperoleh skor 4,25 dengan kriteria sangat tinggi. Indikator isi materi pembelajaran dengan hasil skor 4 termasuk kriteria tinggi, dan indikator desain pembelajaran menghasilkan skor sebesar 4,3 dengan kriteria sangat tinggi. Di sisi perangkat lunak media, penilaian pada indikator kemudahan pengoperasian memperoleh skor 4,33 dengan kriteria sangat tinggi. Indikator desain tampilan sistem dengan hasil 4,17 yang termasuk kriteria tinggi, dan indikator menu navigasi menghasilkan skor 4,5 dengan kriteria sangat tinggi. Implementasi media berbasis model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)dapat meningkatkan hasil belajar. Indikator peningkatan hasil belajar yaitu dengan membandingkan KKM dengan hasil belajar siswa pada indikator menggunakan rumus dan fungsi Microsoft Excel. Dalam uji coba empat kali pertemuan terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas serta peningkatan jumlah siswa tuntas dengan nilai 75. Pada pertemuan ke-1 rata-rata kelas yaitu 76,55 dengan 28 siswa tuntas dan 14 siswa tidak tuntas. Pada pertemuan ke-2 rata-rata kelas menjadi 80,71 dengan kenaikan jumlah siswa yang tuntas yaitu sebanyak 36 siswa dan 6 siswa tidak tuntas. Pada pertemuan ke-3 rata-rata kelas naik menjadi 85 dan masih ada 2 siswa yang tidak tuntas. Pada pertemuan ke-4 rata-rata kelas siswa naik menjadi 88,92 dimana nilai semua siswa 75 sehingga semua siswa dinyatakan tuntas. 24 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 5. (2015)

UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih ditujukan kepada Drs. Faozan Ch., selaku Kepala Sekolah SMP Ibu Kartini Semarang, Feddy Setio Pribadi, S. Pd., M. T., selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, dan Drs. Suryono, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Catharina dan Achmad Rifa i. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Mutamimah. 2015. Pengembangan Media Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada Indikator Formula dan Fungsi Microsoft Excel. Semarang: Unnes. Sadiman, Arief S. dkk. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slavin, R. E. 2005. Cooperatif Learning Teori, Riset, dan Praktik. Terjemahan Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media. Suprijono, Agus. 2012. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Trianto. 2007. Model-model pembelajaran Inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prenada Media.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.8 Juli 2003 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA INDIKATOR FORMULA DAN FUNGSI MICROSOFT EXCEL Mutamimah, Slamet Seno Adi, Sulistyono 25