METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014 bertempat di Laboratorium

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 juli 2014 bertempat di

Biota kultur yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL Lampung.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya

III. METODOLOGI. Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Balai. Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura -Lampung

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

III. BAHAN DAN METODE

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Nopember 2011, dilakukan di

LAMPIRAN. Formulasi :... (1) pengamatan yang dilakukan adalah sebanyak 3 kali pengulangan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

KANDUNGAN LEMAK TOTAL Nannochloropsis sp. PADA FOTOPERIODE YANG BERBEDA ABSTRAK

I. METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari 2012 di Balai Besar Pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Perlak uan Uji Persiapan Alat dan Bahan

Kontaminasi No Perlakuan U1 U2 U3 U4 U5 U6 Total 1 B B B B B

Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juli 2010 di Laboratorium PT. Suri

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perlakuan dalam penelitian ini diulang

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN PUPUK CAIR TNF UNTUK BUDIDAYA Nannochloropsis sp ABSTRAK

Modul Praktikum Plankton Budidaya Chlorella

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan

III. METODELOGI PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 hingga bulan April

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

PENGARUH SALINITAS DAN NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN TOTAL Nannochloropsis sp. ABSTRAK

3. BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

Lampiran A : Komposisi Media MS

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2014 sampai dengan Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

II. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan BAP dan 2,4-D pada Percobaan Induksi Mata Tunas Aksilar Aglaonema Pride of Sumatera Secara In Vitro

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1 Media pupuk untuk pertumbuhan Spirulina fusiformis

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Perancangan Percobaan 2. 2 Prosedur Penelitian Persiapan Eksplan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Persentase Data Pengamatan Kultur yang Membentuk Kalus. Ulangan I II III. Total A 0 B

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

3. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

I. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain:

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014 bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Uji protein dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung, dan uji kandungan nitrat dilakukan di Laboratorium Kualitas Air Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL), Lampung. B. Materi Penelitian B.1 Biota Uji Biota uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tetraselmis sp. yang diperoleh dari balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Tetraselmis sp. yang digunakan dikultur secara semi masal dengan menggunakan akuarium volume 100 l dengan kepadatan 1-2 x 10 5 sel/ml. B.2 Media Uji Media yang digunakan untuk kultur Tetraselmis sp. merupakan media cair atau larutan yang tersusun dari senyawa kimia (pupuk) yang merupakan sumber nutrient untuk pertumbuhan biota uji. Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah Conwy. Pada penelitian ini digunakan dua komposisi pupuk Conwy yang

berbeda. Pertama pupuk dengan komposisi standar (Tabel 1) dan kedua pupuk dengan komposisi pengurangan kadar NaNO 3 sebanyak 50% dari jumlah standar (Tabel 2). Tabel 1. Komposisi pupuk Conwy untuk fitoplankton skala laboratorium (1 liter) No Bahan Kimia Takaran Per Liter 1 Aquabides hingga 1 liter 2 EDTA 45,00 g 3 FeCl 3 1,50 g 4 H 3 BO 3 33,60 g 5 NaH 2 PO 4 20,00 g 6 MnCl 2 0,50 g 7 NaNO 3 100,00 g 8 Trace metal solution 1,00 cc ZnCl 2 2,10 g CoCl 2 2,00 g CuSO 4 2,00 g (NH 4 )MO 7 0,90 g Distilled 100,00 ml Tabel 2. Komposisi pupuk Conwy untuk fitoplankton skala laboratorium dengan pengurangan kadar NaNO 3 50% (1 liter) No Bahan Kimia Takaran Per Liter 1 Aquabides hingga 1 liter 2 EDTA 45,00 g 3 FeCl 3 1,50 g 4 H 3 BO 3 33,60 g 5 NaH 2 PO 4 20,00 g 6 MnCl 2 0,50 g 7 NaNO 3 50,00 g 8 Trace metal solution 1,00 cc ZnCl 2 2,10 g CoCl 2 2,00 g CuSO 4 2,00 g (NH 4 )MO 7 0,90 g Distilled 100,00 ml 17

B.3 Alat dan Bahan Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No Alat Jumlah 1. Akuarium ukuran 15x15x30 cm 26 buah 2. Toples volume 4 liter 4 buah 3. Selang dan aerasi 30 buah 4. Kertas whatman 30 buah 5. Haemacytometer 1 buah 6. Spektrofotometer 1 buah 7. Lampu TL 36 watt 4 buah 8. ph meter 1 buah 9. DO meter 1 buah 10. Thermometer 1 buah 11. Plastic wrap 1 buah 12. Cawan petri 42 buah Tabel 4. Bahan yang digunakan dalam penelitian No. Bahan Jumlah 1. Bibit Tetraselmis sp. 1-2 x 10 4 sel/ml 2. Air laut steril ± 50 l 3. Pupuk Conwy ± 1 l B.4 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua perlakuan, dengan tujuh kali pengamatan dan masing-masing tiga kali ulangan. Perlakuan A : Pemberian NaNO 3 sebanyak 100%, sesuai komposisi pupuk standar. Perlakuan B : Pemberian NaNO 3 sebanyak 50%, pengurangan jumlah dari komposisi pupuk standar Pengamatan dilakukan dua jam sekali, pada jam ke 0, 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 18

C. Prosedur Penelitian C.1 Persiapan Penelitian Alat dan bahan yang akan digunakan disterilkan, agar terbebas dari mikroba, sehingga tidak merusak media dan tidak mengkontaminasi. Selang dan batu aerasi direndam dalam larutan kaporit 150 ppm, lalu dicuci bersih dan disemprot alkohol. Sterilisasi air laut dilakukan dengan ozonisasi dan diberi penyinaran UV. Setelah itu direbus dua kali selama ±30 menit dan disaring menggunakan planktonet berukuran 20 µm. C.2 Perhitungan Kepadatan sel Tetraselmis sp. Perhitungan kepadatan sel Tetraselmis sp. diperoleh melalui persamaan garis hubungan regesi linier antara kepadatan Tetraselmis sp. dan absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer. Muhaemin (2008) menyatakan bahwa optical density (OD) spektofotometer yang optimal dalam pengukuran kepadatan fitoplankton adalah sebesar 650 nm. Langkah perhitungan persamaan garis regesi linier untuk menghitung kepadatan sel Tetraselmis sp. disajikan pada lampiran 1. 19

C.3 Pelaksanaan Penelitian Tahap awal dalam penelitian ini yaitu persiapan alat dan bahan serta pembuatan pupuk Conwy. Setelah itu wadah kultur disiapkan disusun diatas rak kultur dan diberi aerasi serta pencahayaan lampu, kemudian diisi air dan diberi pupuk Conwy dengan perbandingan 1ml/l kultur. Lalu bibit Tetraselmis sp. dikultur dengan kepadatan awal 10-20 x 10 4 sel/ml. Tetraselmis sp. dipanen total pada jam kultur ke 0, 2, 4, 6, 8, 10, dan 12. Kemudian diambil sebanyak 40 ml untuk pengamatan absorbansi, sisa hasil kemudian disaring menggunakan kertas Whatman. Hasil saring berupa supernatan kemudian dilakukan uji protein dan pada airnya dilakukan uji kandungan nitrat (lampiran 2). Pelaksanaan penelitian secara ringkas disajikan dalam Gambar 5. D. Parameter yang diamati D.1 Kepadatan Sel Tetraselmis sp. Kepadatan fitoplankton dihitung dari hasil panen total yang diambil sebanyak 40 ml. kemudian diamati absorbansinya menggunakan spektrofotometer. Hasil yang diperoleh dimasukkan ke persamaan garis Y=ax+b untuk mengetahui kepadatannya. 20

Mulai Persiapan alat dan bahan Pembuatan pupuk Conwy Air laut + pupuk Conwy Kultur bibit Tetraselmis sp. Panen total pada jam ke 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12 Diambil 40ml untuk pengamatan absorbansi Hasil disaring Supernatan Air Uji protein Uji nitrat Analisis data Selesai Gambar 6. Tahapan alur penelitian 21

D.2 Konsentrasi Protein Total Nilai protein total didapatkan dari uji proksimat protein pada Tetraselmis sp. dengan menggunakan metode Gunning (lampiran 3). Nilai persentasi protein diperoleh menggunakan rumus berikut: % Protein = % N X Faktor Konversi D.3 Kandungan Nitrat Anorganik Pada Media Kultur Uji kandungan nitrat dalam Tetraselmis sp. dilakukan pada air laut steril (N -1 ), saat setelah pupuk dimasukkan (N 0 ) dan pada jam kultur ke- 0, 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 dengan menggunakan spektrofotometer. Cara pengujian nitrat secara rinci digambarkan pada lampiran 4. E. Analisis Data Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji t untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan terhadap kepadatan dan kandungan nitrat pada media kultur. Uji t (t-test) digunakan untuk membandingkan dua nilai tengah contoh bebas apabila n 1 = n 2 = n, dengan anggapan bahwa kedua populasi menyebar normal dan memiliki ragam sama yang tidak diketahui nilainya (Steel dan Torrie, 1993). 22

t = S 2 = ( ) ( ) S x1-x2 = Keterangan: n t = jumlah sampel = Koefisien t S 2 S db = rata-rata sampel = ragam = simpangan baku = derajat bebas = 2 (n-1) Analisis regesi dan korelasi digunakan untuk mempelajari hubungan antara nitrat anorganik pada media kultur dengan kepadatan, kepadatan dengan kandungan protein total, serta nitrat pada media kultur dengan kandungan protein total. Analisis regresi tersebut digunakan dengan maksud bahwa dari hubungan tersebut dapat memperkirakan besarnya dampak kuantitatif yang terjadi dari perubahan satu kejadian terhadap kejadian lainnya. Regesi polinomial merupakan model hubungan antara dua variabel berdasarkan persamaan garis polinomial berikut (Supangat, 2007): 23

Koefisen korelasi merupakan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Korelasi merupakan ukuran atau besaran yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang bersangkutan dinyatakan dengan notasi (r). Nilai korelasi (r) dapat diartikan sebagai tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih (besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel yang mempengaruhi), baik secara langsung maupun tidak langsung. Tingkat korelasi bernilai antara -1 < r < 1, dijelaskan bahwa jika r mendekati -1 nilai korelasi berlawanan yang artinya korelasi negatif. Jika r mendekati 1, maka nilai korelasi searah yang artinya korelasi positif (Supangat, 2007). Penentuan nilai korelasi menggunakan persamaan berikut (Supangat, 2007): [ ][ ] Keterangan: r = nilai korelasi n X Y = jumlah sampel = data kepadatan Tetraselmis sp. = data protein total Tetraselmis sp. 24