TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

dokumen-dokumen yang mirip
TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

DIAGNOSIS IMUNODEFISIENSI

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Sarkoidosis DEFINISI PENYEBAB

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

leukemia Kanker darah

6. Untuk donor wanita : apakah anda saat ini sedang hamil? Jika Ya, kehamilan keberapa?...

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

Makalah Biologi. Oleh : Ifa Amalina Esa Rosidah Muhammad Rizal

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Sri Mulatsih RSUP Dr Sardjito,Yogyakarta

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

Penyebab Rambut Rontok

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

Wabah Polio. Bersama ini kami akan membagi informasi mengenai POLIO yang sangat berbahaya, yang kami harap dapat bermanfaat untuk kita semua.

Inilah 10 Gejala Serangan Jantung di Usia Muda

Sistem Imun BIO 3 A. PENDAHULUAN SISTEM IMUN. materi78.co.nr

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Apa yang terjadi selama menggunakan obat aborsi?

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh. Mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman aerob yang mudah mati dan

Mata Kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN

Mengapa disebut sebagai flu babi?

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

Bicara Immunologi: Bersama Abdulhadi Suwandi, Ph.D dalam Teleconference SMA Muhammadiyah 2 Yo. Written by edhiemaz

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi marn.

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE

MEMAHAMI STROKE. Berdasarkan Pengalamanku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RPKPS Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Dan Bahan Ajar IMUNUNOLOGI FAK Oleh : Dr. EDIATI S., SE, Apt

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

Tanya-jawab herpes. Apa herpes itu? Seberapa umum kejadian herpes? Bagaimana herpes menular? Apa yang terjadi saat herpes masuk tubuh?

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Komplikasi infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) terhadap

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

Dasar Determinasi Pasien TB

SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS

Berbagai Penyakit. Yang Menyerang Liver (Hati)

BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terutama di Asia dan Afrika. Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah

MENGENAL GUILLAIN BARRE SYNDROME) (GBS) Tutiek Rahayu Dosen Jurdik Biologi FMIPA UNY

BAHAN AJAR V ARTERITIS TEMPORALIS. kedokteran. : menerapkan ilmu kedokteran klinik pada sistem neuropsikiatri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TERAPI GEN. oleh dr.zulkarnain Edward MS PhD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

Transkripsi:

IMUNODEFISIENSI PRIMER TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA 1

IMUNODEFISIENSI PRIMER Imunodefisiensi primer Tata laksana imunodefisiensi primer: panduan untuk pasien dan keluarga (edisi pertama), Januari 2012 International Patient Organisation for Primary Immunodeficiencies (IPOPI), 2012 Penerbit: IPOPI (www.ipopi.org)

TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA APAKAH IMUNODEFISIENSI PRIMER? Booklet ini menjelaskan definisi imunodefisiensi primer (IDP) dan bagaimana penanganannya. Imunodefisiensi primer (IDP) adalah sekelompok besar gangguan yang terjadi akibat beberapa komponen sistem imun (terutama sel-sel dan protein) tidak bekerja dengan baik. Saat ini diperkirakan terdapat 1 2000 orang didiagnosis IDP, namun beberapa jenis IDP memiliki angka kejadian yang lebih jarang dibanding IDP lainnya. Beberapa gejala IDP umumnya bersifat ringan, tetapi beberapa lainnya bersifat berat. IDP sering ditemui pada masa anak, tetapi dapat juga didiagnosis pada masa dewasa. Pengobatan IDP tergantung dari komponen sistem imun yang terganggu. IDP dibagi menjadi delapan kelompok: predominan defisiensi antibodi (predominantly antibody deficiencies); defisiensi kombinasi sel T dan sel B (combined T- and B cell deficiencies); IDP terkait sindrom (other well-defined syndromes); penyakit regulasi imun (diseases of immune regulation); defek jumlah atau fungsi fagosit kongenital, atau keduanya (congenital defects of phagocyte number or function, or both); defek; penyakit auto-inflamasi (auto-inflammatory diseases); dan defisiensi komplemen (complement deficiencies). Limfosit B ( sel B ) memproduksi imunoglobulin yang dikenal juga sebagai antibodi. Imunoglobulin adalah protein yang mampu menetralisasi serangan mikro-organisme dan membantu sel fagosit untuk mengenali, mencerna, dan membunuh mikro-organisme. Limfosit T ( sel T ) menyerang serangan mikro-organisme yang berada di dalam sel pejamu, seperti virus. Sel T juga memproduksi sitokin, yang membantu merekrut dan mengatur sel-sel imun lainnya. Fagosit menelan (atau mencerna ) dan membunuh mikro-organisme. Komplemen adalah protein yang dapat membunuh mikro-organisme, dan membantu sel-sel lain dalam sistem imun. IDP disebabkan gangguan sistem imun secara herediter atau genetik. IDP tidak berhubungan dengan AIDS ( acquired immunodeficiency syndrome ), yang disebabkan oleh infeksi virus (HIV). IDP tidak menular IDP tidak dapat ditularkan kepada orang lain. Seorang anak dapat mendapat IDP dari orangtua sehingga pasien dengan IDP harus mengetahui kondisi genetik mereka apabila mereka menginginkan seorang anak. Sistem imun secara normal membantu tubuh untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh kuman (atau mikroorganisme) seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Akibat sistem imun yang tidak dapat bekerja secara baik, pasien dengan IDP lebih rentan terhadap infeksi dibanding lainnya. Infeksi yang terjadi biasanya tidak lazim dibanding infeksi pada umumnya, gejalanya lebih berat atau sulit diatasi, atau disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak biasa atau umum. Infeksi ini dapat terjadi sepanjang tahun. Tata laksana IDP dapat: Mengurangi angka dan tingkat keparahan infeksi Mengobati gejala-gejala lain Membantu banyak anak dan dewasa dengan IDP untuk menikmati hidup secara normal Pasien IDP biasanya ditangani oleh dokter yang ahli di bidang penyakit imunologi. Bagaimana seorang pasien diobati tergantung jenis IDP yang dimilikinya, dan beberapa faktor lainnya. Isi booklet ini selanjutnya akan menjelaskan jenis tata laksana utama pada IDP. 3

IMUNODEFISIENSI PRIMER TERAPI PENGGANTI IMUNOGLOBULIN Imunoglobulin adalah protein yang dapat mengenali mikro-organisme dan membantu sel imun untuk menetralisasi mikro-organisme tersebut. Kebanyakan IDP menyebabkan tubuh memproduksi imunoglobulin dalam jumlah kecil, bahkan tidak mampu memproduksi imunoglobulin sama sekali. Terapi pengganti imunoglobulin adalah pengobatan yang paling penting pada IDP yang membantu untuk melindungi tubuh terhadap sejumlah nfeksi dan untuk mengurangi gejala autoimun. Imunoglobulin digunakan untuk mengobati berbagai jenis IDP, seperti common variable immunodeficiency (CVID), agamaglobulinemia yang berhubungan dengan kromosom-x (X-linked agammaglobulinaemia), sindrom hiper-imunoglobulin yang berhubungan dengan kromosom-x (X-linked hyper-imunoglobulin/higm syndrome), sindrom Wiskott-Aldrich, dan imunodefisiensi kombinasi berat (severe combined immunodeficiency/scid). Pengobatan harus diberikan secara teratur karena hanya dapat memberikan perlindungan sementara, dan biasanya diberikan seumur hidup. Imunoglobulin diberikan melalui jalur infus. Infus imunoglobulin dapat diberikan melalui dua jalur yang berbeda. Kedua jalur pemberian ini sama efektifnya, dan masing-masig memiliki kelebihan dan kekurangan. Infus intravena (IV): Pada cara ini imunoglobulin diberikan langsung ke dalam aliran pembuluh darah melalui pembuluh darah balik atau vena. Setiap pemberian membutuhkan waktu 2-4 jam. Kelebihan utama pemberian secara infus IV adalah dapat memberikan imunoglobulin dosis tinggi bila diperlukan, dan pengobatan hanya diperlukan setiap 3 atau 4 minggu. Kekurangannya adalah pemberian infus IV harus dilakukan di rumah sakit atau klinik oleh dokter atau perawat, atau di rumah oleh perawat atau kerabat yang terlatih. Selain itu, beberapa pasien juga dapat merasa tidak nyaman selama atau setelah pemberian infus IV (lihat keterangan selanjutnya). Dosis imunoglobulin yang diberikan disesuaikan dengan kondisi pasien untuk menjamin jumlah imunoglobulin yang cukup di dalam darah dan dapat mengontrol infeksi. Sebagaimana terdapat beberapa nama dagang imunoglobulin yang sedikit berbeda satu dengan lainnya, dan mungkin dapat ditoleransi berbeda oleh beberapa individu, maka orangtua dan pasien harus mengingat nama dagang yang mereka biasa gunakan sehingga mereka dapat memastikan mendapat produk yang tepat dan benar. 4

TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA Infus subkutaneus (SK): Pada cara ini imunoglobulin diberikan melalui suntikan di bawah kulit di daerah kaki, perut, atau lengan menggunakan jarum dan pompa infus yang mudah dibawa (atau pengatur semprotan / syringe driver ) atau teknik tekanan. Infus SK hanya membutuhkan waktu 1-2 jam tetapi biasanya diberikan satu kali atau lebih dalam seminggu. Infus SK berguna saat terdapat masalah pada pemberian jalur infus IV. Selain itu, infus SK dapat diberikan di rumah oleh pasien sendiri, atau oleh orangtua dan pengasuh. Tetapi sayangnya, hal ini tidak cocok atau sesuai dengan semua pasien IDP. Pasien dan pengasuh yang mengobati sendiri di rumah harus bersedia dan mampu mengikuti jadwal pemberian dan mereka diminta untuk membuat buku harian pengobatan. Hal ini dapat dilakukan setelah dilakukan pelatihan oleh staf kesehatan. APA KEMUNGKINAN EFEK SAMPINGNYA? Kebanyakan pasien tidak mengalami efek samping yang serius dari imunoglobulin. Beberapa pasien mengalami gejala seperti sakit kepala, pusing, demam, menggigil, mual, muntah atau sakit pada otot atau punggung. Efek samping yang lebih berat seperti meningitis aseptik, hilangnya sel darah merah ( hemolitik anemia), peristiwa tromboemboli (pembekuan darah, misalnya di jantung, otak atau paru-paru) dan reaksi alergi yang serius sangat jarang terjadi. Efek samping ini umumnya terjadi lebih sedikit pada penggunaan imunoglobulin SK daripada dengan imunoglobulin IV. Pemeberian secara infus SK kadang-kadang menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit di tempat suntikan. Meskipun pengganti imunoglobulin dapat melindungi terhadap banyak infeksi yang umum dan serius, tetapi tetap tidak dapat mencegah semua infeksi. Pasien yang mendapat pengobatan imunoglobulin masih perlu waspada terhadap infeksi, seperti menjaga kebersihan yang baik atau dalam beberapa kasus mendapat pengobatan antibiotik. Pasien atau orangtua harus menghubungi dokter setiap dicurigai adanya infeksi. Dokter atau perawat dapat memberikan saran jenis infeksi yang harus diwaspadai. Terapi imunoglobulin terbuat dari plasma manusia yang disumbangkan oleh donor yang sehat. Terapi imunoglobulin memiliki catatan keamanan yang sangat baik. Oleh karena semua produk biologi dapat berisiko sangat kecil terhadap infeksi virus, tetapi dengan imunoglobulin risiko ini diminimalisasi dengan pemilihan donor plasma secara hati-hati, melakukan uji terhadap donasi dan keamanan proses pada manufaktur itu sendiri. Imunoglobulin tersedia di sebagian besar negara (lihat www.ipopi.org), tetapi sering hanya terdapat di pusat kesehatan yang memiliki ahli dalam mengobati IDP. Pembiayaan terapi imunoglobulin dibayar (atau diganti ) oleh sistem kesehatan bervariasi antar berbagai negara dan asuransi kesehatan. Pasien dan pengasuh perlu memeriksa situasi lokal dan penyandang kesehatan mereka dan meminta saran dari dokter mereka. Pasien juga dapat menghubungi organisasi pasien nasional mereka (melalui www.ipopi.org) untuk informasi lebih lanjut. 5

IMUNODEFISIENSI PRIMER TRANPLANTASI SEL PUNCA (ATAU SUMSUM TULANG) Sel punca atau sel induk adalah sel yang belum matang yang dapat membelah dan tumbuh menjadi berbagai jenis sel imun. Transplantasi sel punca adalah pengobatan khusus yaitu sel-sel yang diambil dari sumsum tulang atau darah tali pusat donor yang sehat diberikan kepada pasien dengan IDP tertentu yang tidak memiliki sel-sel imun atau sel-sel imunnya tidak bekerja dengan benar. Transplantasi sel induk dapat sangat efektif, tetapi hanya dapat digunakan untuk mengobati beberapa jenis IDP berat, seperti SCID, sindrom HIGM, penyakit granulomatosa kronis (CGD), sindrom Wiskott-Aldrich dan sindrom Duncan. Risiko yang mungkin terjadi pada transplantasi adalah sistem kekebalan tubuh pasien dapat menyerang sel-sel yang disumbangkan, atau sebaliknya yaitu selsel yang disumbangkan dapat menyerang tubuh pasien. Untuk menghindari hal ini, donor sel induk yang ideal adalah saudara kandung pasien yang memiliki sel-sel yang cocok dengan pasien. Namun, kadang-kadang donor yang berasal dari kerabat tidak cocok dengan pasien, atau donor yang berasal bukan dari kerabat cocok untuk pasien. Beberapa pasien perlu mendapat kemoterapi untuk mempersiapkan sistem kekebalan tubuhnya untuk transplantasi sel punca. Terapi sel punca hanya diberikan oleh unit transplantasi sumsum tulang dan ketersediaannya bervariasi di seluruh dunia. Pasien dan pengasuh perlu memeriksa situasi dan penyandang kesehatan lokal mereka, dan dengan dokter mereka. ANTIBIOTIK DAN PENGOBATAN LAINNYA Pasien IDP sering membutuhkan antibiotik untuk mengobati, dan kadangkadang untuk mencegah infeksi. Antibiotik bekerja melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Obat-obatan lain mungkin juga diperlukan untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh jamur (seperti thrush ) atau virus (seperti cacar). Obat-obatan ini biasanya dapat diminum, tetapi dalam beberapa situasi obatobatan ini harus diberikan melalui suntikan atau infus. Pasien IDP sering perlu mengkonsumsi obat ini untuk jangka waktu yang lama. Seperti semua obat-obatan yang diresepkan, penting untuk mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter, perawat atau apoteker. 6

TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA Pengobatan lain yang dapat diberikan meliputi: Granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) : atau faktor yang merangsang koloni granulosit: G-CSF digunakan untuk meningkatkan produksi sel sistem imun yang disebut granulosit pada pasien IDP tertentu, misalnya CGD dan HIGM. G-CSF diberikan secara suntikan subkutan. Interferon gamma: Interferon gamma adalah protein yang membantu sel-sel sistem imun tubuh untuk membunuh mikro-organisme dalam tubuh. Pasien IDP tertentu (terutama CGD) dapat diberikan interferon gamma untuk membantu melindungi terhadap infeksi. Gamma interferon diberikan secara suntikan subkutan. PEG adenosine deaminase (ADA): Pasien dengan defisiensi adenosine deaminase (ADA)-SCID, yaitu salah satu jenis imunodefisiensi kombinasi yang berat, kekurangan enzim (sejenis protein) yang disebut ADA. Pasien-pasien ini dapat diberikan terapi pengganti dengan PEG-ADA melalui suntikan ke dalam otot. Terapi gen: terapi ini berfungsi untuk memperbaiki gen yang rusak dalam sel induk pasien. Saat ini, terapi ini hanya digunakan untuk mengobati IDP berat tertentu dan gen yang rusak telah diidentifikasi, misalnya SCID dan CGD. Terapi ini masih dalam tahap pengujian dan tidak tersedia secara rutin. Fisioterapi: Pasien IDP kadang mendapat fisioterapi untuk membantu pernapasan mereka, terutama jika paru-paru telah rusak oleh infeksi dada. Pengobatan untuk gejala autoimun : IDP dapat menyebabkan sistem imun tubuh menyerang tubuh sendiri - ini disebut auto-imunitas. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan/radang pada sendi, yang dikenal sebagai artritis. Hal ini juga dapat menyebabkan ruam kulit, hilangnya sel darah merah (anemia) atau sel keping darah yang terlibat dalam pembekuan darah, peradangan pembuluh darah, diare dan penyakit ginjal. Pasien dengan beberapa IDP juga lebih cenderung memiliki alergi dan asma. Masalah autoimun (seperti artritis) diobati dengan menggunakan berbagai macam obat yang dapat membantu untuk menghentikan sel-sel imun menyerang tubuh. Steroid (atau kortikosteroid ) paling sering digunakan untuk hal ini. Selain berfungsi untuk menekan sistem imun tubuh, steroid dapat meningkatkan risiko infeksi. Obat ini harus digunakan dibawah bimbingan seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam mengobati pasien IDP. Penting untuk mengikuti petunjuk yang diberikan pada obat ini maunpun pada setiap obat lain yang diresepkan. Pengobatan komplementer: Obat-obatan pelengkap (atau alternatif ) tidak dapat menggantikan pengobatan yang diberikan oleh rumah sakit atau klinik. Pasien atau oran tua harus berbicara dengan tim kesehatan mereka sebelum mengonsumsi obat komplementer. 7

IMUNODEFISIENSI IMUNODEFISIENSI PRIMER PRIMER TIM KESEHATAN Pasien IDP biasanya dirawat di pusat atau klinik imunologi. Kunjungan rutin ke pusat ini biasanya diperlukan, tergantung pada jenis IDP tertentu dan pengobatan yang diberikan. Selain dokter spesialis, beberapa anggota staf kesehatan lain perlu membantu merawat pasien IDP. Ini termasuk perawat spesialis, ahli fisioterapi, ahli gizi atau ahli diet, dan apoteker. Pusat imunologi biasanya akan memberikan info terkini mengenai pengobatan pasien kepada dokter umum (dokter keluarga). Pasien atau orangtua harus memastikan bahwa staf kesehatan lain tahu tentang kondisi mereka - ini termasuk dokter bedah, dokter gigi, perawat dan apoteker lokal. INFORMASI LEBIH LANJUT DAN DUKUNGAN Buku ini telah diproduksi oleh the International Patient Organisation for Primary Immunodeficiencies (IPOPI atau Organisasi Pasien Internasional untuk Imunodefisiensi Primer. Sebuah buku pendamping berjudul Immunodefisiensi Primer. Tetap sehat! Panduan untuk pasien dan keluarga juga tersedia. Untuk informasi lebih lanjut, dan rincian mengenai organisasi pasien IDP di 40 negara di seluruh dunia, silakan kunjungi www.ipopi.org.????????????????????????????? indonesian.pips@gmail.com