Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Pemakaian Afiks pada Kumpulan Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufiq Ismail

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

ANALISIS AFIKSASI DALAM ALBUM RAYA LAGU IWAN FALS ARTIKEL E-JOURNAL. Muhammad Riza Saputra NIM

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

PROSES MORFOLOGIS KATA MAJU BESERTA TURUNANNYA INTISARI

HEADLINE RIAU PREFIXES IN THE POS ISSUE 10 JUNE TO 30 JUNE 2016

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

KATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

pada Fakultas Sastra Universitas Andalas

ANALISIS AFIKSASI BAHASA MELAYU SUB DIALEK MANTANG BESAR KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESALAHAN AFIKS DALAM CERPEN DI TABLOID GAUL

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE NI MADE SURYANINGSIH WIRYANANDA

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAMBI

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi sesuatu yang terjadi di sekitarnya juga berkembang. Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

PROSES MORFOLOGIS PEMAKAIAN KATA HANCUR DALAM MEDIA ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

ANALISIS AFIKSASI SUB DIALEK MELAYU TEMBELING KAMPUNG GUNTUNG KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN

AFIKSASI BAHASA MELAYU DIALEK NGABANG

REDUPLIKASI DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA

ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN TEMBILAHAN RIAU

ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG

ANALISIS MORFOLOGIS DALAM NOVEL SARINAH: KEWADJIBAN WANITA DALAM PERDJOANGAN REPUBLIK INDONESIA KARYA Ir. SUKARNO BESERTA IMPLEMENTASINYA DI SMA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia lainnya. Menurut Wedhawati dkk (2006: 1-2), Bahasa Jawa

BAB II LANDASAN TEORI. tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal. Dari

PENGGUNAAN REDUPLIKASI (KATA ULANG) PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

THE AFFIXATION OF JAVA LANGUAGE KRAMA INGGIL DIALECT OF EAST JAVA IN THE VILLAGE SUAK TEMENGGUNG DISTRIC OF PEKAITAN ROKAN HILIR

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk

MORFOLOGI BAHASA DAYAK POMPAKNG ARTIKEL PENELITIAN OLEH NURSUKI MUSTAQIM NIM F

ANALISIS KESALAHAN PROSES MORFOLOGIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KRADENAN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

REDUPLIKASI DALAM KUMPULAN CERPEN PILIHAN KOMPAS 2014DI TUBUH TARRA, DALAM RAHIM POHON

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT RANTAU PANJANG KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BUKU AJAR. Bahasa Indonesia. Azwardi, S.Pd., M.Hum

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS AFIKSASI SUBDIALEK BAHASA MELAYU PULAU LAUT KABUPATEN NATUNA KEPULAUAN RIAU

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN AFIKSASI DALAM KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 11 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

INTERFERENSI MORFOLOGIK BAHASA JAWA DALAM BAHASA INDONESIA PADA RUBRIK SMS 24 JAM RADAR BANYUMAS EDISI JANUARI-MEI 2016

ANALISIS MORFOLOGIS DALAM NOVEL SARINAH: KEWADJIBAN WANITA DALAM PERDJOANGAN REPUBLIK INDONESIA KARYA Ir. SUKARNO BESERTA IMPLEMENTASINYA DI SMA

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

PERBANDINGAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA DENGAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU SUBDIALEK KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka.

BAB II LANDASAN TEORI. Proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan

Oleh: RIA SUSANTI A

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

VERBA YANG BERKAITAN DENGAN AKTIVITAS MULUT: KAJIAN MORFOSEMANTIK

KEKELIRUAN REDUPLIKASI BAHASA INDONESIA oleh Suci Sundusiah, S.Pd.

ANALISIS AFIKSASI BAHASA MELAYU SUBDIALEK TAMBELAN KABUPATEN BINTAN

PENGGUNAAN BAHASA DALAM TEKS DESKRIPSI KARYA SISWA KELAS VII.6 SMP NEGERI 25 PADANG

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI DALAM SKRIPSI MAHASISWA PBSI IKIP PGRI MADIUN TAHUN AKADEMIK 2013/2014.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

SEBUAH KAJIAN MORFOLOGI GENERATIF DALAM SATUA BALI TALES FROM BALI

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 2, Nomor 2, Juli Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Studi Kontrastif)

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

Transkripsi:

Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu Eighty Risa Octarini 1, I Ketut Darma Laksana 2, Ni Putu N. Widarsini 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya-Universitas Udayana 1 [email: risaoctarini08@gmail.com], 2 [email: darmalaksana27@yahoo.com], 3 [email: putuwidarsini61@gmail.com] * Corresponding Author Abstract This research aims to analyze the process of word formation in the short story collection 1 Perempuan 14 Laki-Laki by DjenarMaesa Ayu. The data used in this research was obtained from the book that contains 14 short stories in it. Collecting data in this research using simak method. Data were analyzed by applying the agih method, by exposing using the morphology theory. With the approach and the theory, presented the process of word formation in the short story collection1 Perempuan 14 Laki-Laki by DjenarMaesaAyu. The process of word formation in the short story collection 1 Perempuan 14 Laki-Laki by DjenarMaesa Ayu consists of affixation, reduplication, and composition. The process of word formation examined on the form, function, and meaning. Affixation consist of a prefix, infix, suffix, convix, and simulfix. Prefixes that found in the collection of short stories 1 Perempuan 14 Laki-Laki by DjenarMaesa Ayu are meng-, ke-, ber-, di-, se-, per-, peng-, and ter-. Infixes that found are -el- and -em-. Suffixes that found are -an, -i, -kan, and -nya. Confixes that found are ke-... -an, ber-... -an, per-... -an, peng-... -an, and se-...-nya. Meanwhile, simulfixes that found are meng-... -kan, meng-... -i, and meng-per... -kan. Besides affixation, there is a process of word forming by reduplication. The reduplications that found are morphological reduplication. Morphological reduplication consists of two kinds, namely root reduplication and affixed reduplication. Beside that, there are also the process of word formation through the composition. The composition that found only nominal composition. Nominal composition consists of grammatical meaningful nominal composition and idiomatic meaningful nominal composition. Keyword: process of word formation, collection of short stories, and DjenarMaesaAyu 1. Latar Belakang Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2011:364), cerita pendek adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Dalam penelitian ini digunakan salah satu karya Djenar Maesa Ayu yang berupa kumpulan cerpen yang berjudul 1 Perempuan 14 Laki-laki. Dalam penelitian ini digunakan teori morfologi. Morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk struktur kata serta pengaruh perubahanperubahan struktur kata terhadap 75

golongan dan arti kata (Ramlan, 1985:2). Bahasa karya sastra dituangkan dalam bentuk kata-kata. Kata dalam bahasa Indonesia dibentuk melalui proses morfologis dan di luar proses morfologis. Proses morfologis, yaitu proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Dengan kata lain, proses morfologis adalah proses penggabungan satu morfem dengan morfem yang lain agar menjadi kata. Ciri kata yang sudah mengalami proses morfologis adalah (1) kata tersebut sudah berubah bentuk, (2) kata tersebut mengalami perubahan makna, dan (3) kata tersebut mengalami perubahan jenis kata. Ada beberapa cara pembentukan kata melalui proses morfologis, yaitu afiksasi, reduplikasi, pemajemukan, derivasi balik, abreviasi, dan penganamatopean (Simpen, 2009:47-50). Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya digunakan tiga proses pembentukan kata, yaitu afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan atau komposisi. Cerpen 1P14LK dijadikan objek penelitian karena di dalamnya terdapat kata-kata yang jarang digunakan masyarakat pada umumnya. Biasanya pembaca harus berpikir untuk memahami hal yang ingin disampaikan oleh pengarang. Dalam cerpen tersebut banyak kata yang jarang digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi sehari-hari. Di samping itu, dalam kumpulan cerpen tersebut cukup banyak terdapat proses morfologi, seperti afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan. 2. Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai 1) Proses afiksasi apa sajakah yang terdapat pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu? 2) Proses reduplikasi apa sajakah yang terdapat pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki- Laki karya Djenar Maesa Ayu? 3) Pemajemukan apa sajakah yang terdapat pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu? 3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diuraikan tujuan penelitian. Adapun tujuan yang ingin 76

dicapai dalam penelitiam ini sebagai 1) Menganalisis afiksasi pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu. 2) Menganalisis reduplikasi pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu. 3) menganalisis pemajemukan pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu. 4. Metode Penelitian Dalam penelitian ini terdapat tiga tahapan metode dan teknik, yaitu (1) metode dan teknik pengumpulan data, (2) metode dan teknik analisis data, (3) metode dan teknik penyajian hasil analisis data. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik catat. Metode dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih dengan teknik urai unsur terkecil atau UCA (ulitimate constituent analysis). Selanjutnya, metode dan teknik penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode formal dan informal. 5. Hasil dan Pembahasan Dalam kumpulan cerpen 1P14LK karya Djenar Maesa Ayu ditemukan hanya tiga proses morfologis, yaitu afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan atau komposisi. Dalam hal ini hanya afiksasi yang dijelaskan bentuk, fungsi, dan maknanya, sedangkan reduplikasi dan pemajemukan atau komposisi tidak. 5.1 Afiksasi Afiksasi adalah proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Dalam proses ini, leksem (1) berubah bentuknya, (2) menjadi kategori tertentu, sehingga berstatus kata (atau bila telah berstatus kata berganti kategori), (3) sedikit banyak berubah maknanya (Kridalaksana, 1989:28). Afiks dibagi menjadi lima jenis, yakni prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Sementara itu, prosesnya disebut dengan prefiksasi, infiksasi, sufiksasi, konfiksasi, dan simulfiksasi. Dalam data kumpulan cerpen 1P14LK karya Djenar Maesa 77

Ayu ditemukan semua proses afiksasi dan dijelaskan sebagai 5.1.1 Bentuk 5.1.1.1 Prefiks Prefiks adalah imbuhan yang dilekatkan di depan kata dasar (mungkin kata dasar mungkin juga kata jadian) (Arifin dan Junaiyah, 2009:6). Prefiks ada delapan jenis, yaitu meng-, ke-, ber-, di-, se-, peng-, per-, dan ter-. Dalam data kumpulan cerpen 1P14LK karya Djenar Maesa Ayu ditemukan semua jenis prefiks. Contoh sebagai meng- + ubah mengubah (KKDB:02) ke- + kasih kekasih (KKDB:01) ber- + ratus beratus (KDL:44) di- + ucapkan diucapkan (KKDB:08) se- + pasang sepasang (KKDB:03) per- + nyanyi penyanyi (KKDB:02) peng- + halang penghalang (KK:40) ter- + lihat terlihat (KKDB:04) 5.1.1.2 Infiks Bahasa Indonesia memiliki sisipan atau infiks -el-, -em-, -er-, dan - in-, yang tidak lagi produktif. Sekarang kata dengan infiks cenderung dianggap sebuah kata (Arifin dan Junaiyah, 2009:57-58). Pada kumpulan cerpen 1P14LK ditemukan infiks -el- dan -em- saja. gembung + -el- gelembung (BM:81) getar + -em- gemetar (RK:89) 5.1.1.3 Sufiks Sufiks atau akhiran merupakan morfem terikat yang dilekatkan di belakang suatu bentuk dasar dalam membentuk kata (Putrayasa, 2008:27). Jumlah sufiks dalam bahasa Indonesia hanya ada empat, yaitu -an, -i, -kan, dan -nya. Sufiks yang terdapat pada 1P14LK adalah sebagai akhir + -nya akhirnya (KKDB:02) cinta + -i cintai (KKDB:08) pecah + -an pecahan (MKDWT:19) nikah + -kan nikahkan (MKDWT:21) 5.1.1.4 Konfiks Konfiks adalah imbuhan tunggal yang terdiri atas dua unsur yang terpisah, satu unsur terletak di sebelah kiri dan satu unsur lagi di sebelah kanan bentuk dasar yang dilekatinya (Arifin dan Junaiyah, 2009:75). Konfiks yang terdapat pada 1P14LK adalah sebagai ke- + mungkin + -an kemungkinan (KKDB:02) ber- + gandeng + -an bergandengan (KK:33) per- + sanggrah + -an pesanggrahan (BM:81) 78

peng- + inap + -an penginapan (BM:83) se- + benar + -nya sebenarnya (BL:113) 5.1.1.5 Simulfiks Simulfiks atau imbuhan gabung adalah dua imbuhan atau lebih yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap (Arifin dan Junaiyah, 2009:7). Pada kumpulan cerpen1p14lk ditemukan beberapa data yang mengalami simulfiksasi seperti biar +-kan biarkan meng- + biarkan membiarkan (KKDB:02) 5.1.2 Fungsi 5.1.2.1 Prefiks Prefiks meng- memiliki fungsi sebagai pembentuk kata kerja aktif, baik itu transitif maupun intransitif (Arifin dan Junaiyah, 2009:34). Perhatikan contoh di bawah ini. Semula dia hanya ingin menyiksa kanvas putih itu dengan warna hitam saja (CHBE:12). 5.1.2.2 Sufiks Sufiks -an memiliki fungsi sebagai pembentuk kata benda serta dalam ragam cakapan sufiks -an berfungsi sebagai pembentuk kata sifat dan sebagai pembentuk kata kerja (Arifin dan Junaiyah, 2009:58). Pada kumpulan cerpen 1P14LK hanya ditemukan data sufiks -an sebagai pembentuk kata benda, seperti: Sebagai pembentuk kata benda bayangan (RR:25) 5.1.2.3 Konfiks Konfiks ke- -an dalam bahasa Indonesia memiliki tiga jenis fungsi Begitu juga halnya dengan kumpulan cerpen 1P14LK. a) ke- -an sebagai pembentuk kata kerja, seperti pada contoh kehabisan (KDL:45) b) ke- -an sebagai pembentuk kata sifat, seperti pada contoh keletihan (BM:80) c) ke- -an sebagai pembentuk kata benda, seperti pada contoh 5.1.3 Makna 5.1.3.1 Prefiks kesejukan (MKDWT:16) Prefiks meng- melakukan, mengerjakan, seperti terlihat pada data di bawah ini. Segalanya tak lagi sama, seperti ketika ia menciumnya pertama kali dulu (KKDB:01). Makna mencium melakukan pekerjaan. 79

5.1.3.2 Sufiks Sebagai pembentuk kata benda, sufiks -an memiliki makna hasil, perolehan, akibat, atau yang dikenai laku, seperti pada data meminta tambahan pada pelayan karena khawatir dia juga memesan bir (KK:34). Makna tambahan yang dikenai laku tambah atau yang ditambahkan. 5.1.3.3 Konfiks Sebagai pembentuk kata kerja, konfiks ke- -an berarti menderita atau mengalami kejadian, menderita atau mengalami keadaan, seperti pada contoh Ketika kehabisan napas, Roselyn (NDBK:79). Makna kehabisan mengalami keadaan habis. 5.2 Reduplikasi Reduplikasi atau pengulangan adalah proses morfologis yang mengubah leksem menjadi kata setelah mengalami proses morofologis reduplikasi, pengulangan suku awal, pengulangan penuh, pengulangan penuh yang berubah bunyi, dan pengulangan suku akhir (Arifin dan Junaiyah, 2009:11). Jadi, reduplikasi atau pengulangan adalah proses atau hasil pengulangan satuan bahasa, baik itu pengulangan seluruh, pengulangan sebagaian, dan pengulangan berafiks. 5.2.1 Reduplikasi Morfemis Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, bentuk dasar berafiks, dan bentuk dasar komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian (Chaer, 2008:181). 5.2.1.1 Reduplikasi akar Bentuk dasar yang berupa akar memiliki tiga macam proses reduplikasi, yakni reduplikasi utuh, reduplikasi berubah bunyi, dan reduplikasi sebagian. 1) Pengulangan utuh adalah bentuk dasar diulang tanpa perubahan. Pada kumpulan cerpen 1P14LK ditemukan sebagai laki-laki (KKDB:09) ibu-ibu (MKDWT:16) 2) Pengulangan dengan perubahan bunyi adalah bentuk dasar itu diulang, tetapi disertai dengan perubahan bunyi, yang berubah bisa vokalnya atau konsonannya. Bentuk yang berubah bunyi bisa menduduki unsur pertama, bisa juga menduduki unsur kedua. Pada kumpulan cerpen 80

1P14LK ditemukan proses sebagai warna-warni (MKDWT:22) gigi-geligi(mdkm:56) 3) Pengulangan sebagian adalah kata yang diulang dari bentuk dasar itu hanya salah satu suku katanya disertai dengan pelemahan bunyi. Pada kumpulan cerpen 1P14LK ditemukan proses sebagai lelaki (MKDWT:16) tetangga (MKDWT,16) 5.2.1.2 Reduplikasi berafiks Dalam reduplikasi berafiks ada tiga macam pembubuhan afiks. Satu, sebuah akar diberikan afiks terlebih dahulu, baru kemudian diulang. Dua, sebuah akar diulang dulu baru kemudian diberikan afiks. Tiga, sebuah akar diberikan afiks dan diulang secara bersamaan. Akar berprefiks ber- Ada dua macam pengulangan akar yang berprefiks ber-, yaitu seperti Pada akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber- lalu dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya. Seperti: berbisik-bisik (MKDWT:16) Dua, pengulangan dilakukan serentak dengan pengimbuhan prefiks ber-. Seperti: 5.3 Komposisi beratus-ratus (KDL:44) Pemajemukan adalah proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata (Kridalaksana, 1989:104). Jadi, komposisi adalah proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar yang memiliki makna berbeda agar menjadi satu kesatuan kata dan memiliki makna baru. Pada kumpulan cerpen 1P14LK ditemukan contoh sebagai Komposisi nominal dapat dibentuk dari dasar nomina + nomina. seperti terlihat pada data buah dada (KKDB:01) bola mata (CHBE:13) matahari (MDKM:50) Komposisi nominal memiliki fungsi sebagai wadah/tempat untuk konsepkonsep yang ada dalam kehidupan nyata, tetapi belum ada kosakatanya dalam bentuk tunggal. Sementara itu, makna komposisi nominal yang terdapat dalam kumpulan cerpen 1P14LK hanya ada dua, yaitu komposisi nominal bermakna gramatikal dan idiomatik. 81

Dalam komposisi nominal bermakna gramatikal hanya terdapat satu makna, yaitu makna bagian. Di antara kedua unsurnya bisa disisipkan kata dari, seperti terlihat pada data di bawah ini. buah dada (KKDB:01) buah dari dada bola mata (CHBE:13) bola dari mata Sementara itu, komposisi nominal bermakna idiomatik dalam kumpulan cerpen 1P14LK hanya ditemukan satu contoh sebagai 6. Simpulan matahari (MDKM:50) Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kumpulan cerpen 1P14LK terdapat afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks yang memiliki bentuk, fumgsi, dan makna yang berbeda. Reduplikasi terdiri atas reduplikasi morfemis. Reduplikasi morfemis terdiri atas dua macam, yaitu reduplikasi akar dan reduplikasi berafiks. Selain itu, juga terdapat komposisi nominal. Komposisi nominal terdiri atas komposisi nominal bermakna gramatikal dan komposisi nominal bermakna idiomatik. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z. dan Junaiyah. 2009. Morfologi Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. Chaer, A. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kridalaksana, H. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi (Bentuk Derivasional dan Infleksional). Bandung: PT Rafika Aditama. Ramlan, M. 1985. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono. Simpen, I Wayan. 2009. Morfologi Sebuah Pengantar Ringkas. Denpasar: Udayana University Press. 82