RESPON PERTUMBUHAN ANAK ITIK JANTAN TERHADAP BERBAGAI BENTUK FISIK RANSUM (GROWTH RESPONSE OF MALE DUCK RESULTING FROM DIFFERENT SHAPE OF RATIONS)

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL KURVA PERTUMBUHAN ITIK TEGAL JANTAN SAMPAI UMUR DELAPAN MINGGU

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica pada umur 15 minggu yang

SKRIPSI BERAT HIDUP, BERAT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS, GIBLET

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

Dulatip Natawihardja Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan

I PENDAHULUAN. dari generasi ke generasi di Indonesia sebagai unggas lokal hasil persilangan itik

HASIL DAN PEMBAHASAN

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. puyuh turunan hasil persilangan warna bulu coklat dengan hitam. Jumlah telur

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(4): , November 2016

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA FASE GROWER TERHADAP PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

STUDI KOMPARATIF METABOLISME NITROGEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

Model Kurva Pertumbuhan Sapi Madura Betina dan Jantan Dari Lahir Sampai Umur Enam Bulan. Karnaen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Umum Kandang Local Duck Breeding and Production Station

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN PUYUH PEJANTAN BERDASARKAN BOBOT BADAN KETURUNANNYA PADA PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN ITIK BALI SEBAGAI SUMBER PLASMA NUTFAH TERNAK (GROWTH CHARACTERISTICS OF BALI DUCK AS A SOURCE OF GERMPLASM) ABSTRACT

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

SKRIPSI BUHARI MUSLIM

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

PENGARUH UMUR DAN BOBOT TELUR ITIK LOKAL TERHADAP MORTALITAS, DAYA TETAS, KUALITAS TETAS DAN BOBOT TETAS

Efisiensi Ransum yang Mengandung Limbah Mie Pada Itik Pedaging Feed Eficiency that Contain Noodle Waste on Meat Type Duck

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN YANG DISUPLEMENTASI EKSTRAK KULIT MANGGIS DALAM RANSUM

PENGARUH PENGGUNAAN LEMAK SAPI DALAM RANSUM SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN ENERGI JAGUNG TERHADAP BERAT BADAN AKHIR DAN PROSENTASE KARKAS ITIK BALI

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

KULIAH ke: 10. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Peking. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik peking.

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jolanda Sitaniapessy 1

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

PENGARUH TINGKAT PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN ENTOK LOKAL (Muscovy Duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN. W. Tanwiriah, D.Garnida dan I.Y.

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Jantan...Rina Ratna Dewi.

Pengaruh Genotipa dan Kadar Aflatoksin dalam Ransum pada Karakteristik Awal Bertelur Itik Lokal

BOBOT POTONG, BOBOT BAGIAN EDIBLE DAN IN EDIBLE AYAM LOKAL JIMMY S FARM CIPANAS KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

PERFORMA PRODUKSI ITIK BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh perlakuan terhadap Konsumsi Bahan Kering dan Konsumsi Protein Ransum

PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

Pengukuran Sifat Kuantitatif...Fachri Bachrul Ichsan.

Efektivitas Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Performa Puyuh Petelur Umur 7-14 Minggu

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG

SKRIPSI. PERFORMAN AYAM ARAB YANG DIBERI EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA UMUR 8-13 MINGGU. Oleh: Ardianto

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

PENDUGAAN UMUR BERDASARKAN PERGANTIAN BULU PADA ITIK BETINA LOKAL PERIODE INDUKAN SKRIPSI NOVI GIANTI LOKOLLO

Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

PENGARUH KANDUNGAN PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS ENTOK (Cairina moschata)

HATCH PERIOD AND WEIGHT AT HATCH OF LOCAL DUCK (Anas sp.) BASED ON DIFFERENCE OF INCUBATOR HUMIDITY SETTING AT HATCHER PERIOD

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR PADA ITIK JANTAN LOKAL

PERUBAHAN WARNA KUNING TELUR ITIK LOKAL DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KALIANDRA

Pengaruh Pemberian Pakan Terbatas terhadap Produktivitas Itik Silang Mojosari X Alabio (MA): Masa Pertumbuhan sampai Bertelur Pertama

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

Potensi Nutrisi Tepung Azolla microphylla dalam Memperbaiki Performan Itik Manila (Cairina moschata)

Transkripsi:

RESPON PERTUMBUHAN ANAK ITIK JANTAN TERHADAP BERBAGAI BENTUK FISIK RANSUM (GROWTH RESPONSE OF MALE DUCK RESULTING FROM DIFFERENT SHAPE OF RATIONS) Dedi Rahmat Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Abstrak, Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan anak itik jantan terhadap berbagai bentuk fisik Pada penelitian ini digunakan metode eksperimental. Itik yang digunakan sebanyak 80 ekor, dibagi menjadi empat kelompok masing masing diberi ransum berbentuk crumble,pellet,mash dan pasta.hasil penelitian diperoleh bahwa pada ransum pasta dan mash pertambahan bobot badan itik paling tinggi.model kurva pertumbuhan untuk setiap ransum adalah: Crumbel Y = 122,17 + 35,36 X + 2,80 X 2 0,023 X 3 Pelet Y = 113,58 + 20,40 X + 5,23 X 2 0,110 X 3 Mash Y = 129,01 +1,69 X + 21,06 X 2 1,40 X 3 Pasta Y = 51,71 + 102,87 X - 9,50 X 2 + 1,11 X 3 Abstract The aim of this research was to predict growth response of male duck resulting from different shape of ration. The research used experimental design with 80 male ducks and four blocks fed with different shape of ration comprasing crumble, mash, pellet and paste. The result showed that paste and mash resulted in the best gain. The curve models were : Crumble Y = 122.17 + 35.36 X + 2.80 X 2 0.023 X 3 Pelet Y = 113.58 + 20.40 X + 5.23 X 2 0.110 X 3 Mash Y = 129.01 +1.69 X + 21.06 X 2 1.40 X 3 Paste Y = 51.71 + 102.87 X 9.50 X 2 + 1.11 X 3 Key word : growth response, shape of ration Pendahuluan Di Indonesia itik umumnya dipelaihara sebagai penghasil telur, usaha yang mengarah ke ternak potong dewasa ini masih jarang, meskipun minat masyarakat akan daging itik mulai banyak. Sebagai produk sampingan dari penetasan itik untuk menghasilkan anak-anak itik betina sebagai bibit penghasil telur, anak-anak itik jantan merupakan suatu potensi penghasil daging unggas lokal, dimana jumlah proporsi alami dari anak itik jantan ini sama dengan jumlah anak itik betina yang dihasilkan. Salah satu upaya untuk membuat itik local jantan menjadi ternak penghasil daging, maka system pemeliharaannya harus berorientasi kearah sitem

pemeliharaan intensif. Sebagai konsekwensinya peternak harus menyediakan ransum yang memadai karena itik tidak dapat mencari makan sendiri seperti pada pemeliharan ekstensif. Pada keadaan demikian peternak menghadapi masalah mengenai pola penyusunandan cara pemberian ransum ransum yang tepat, guna menekan biaya produksi. Ternak itik mempunyai bentuk paruh, cara mengambil makanan dan kebiasaan makan yang berbeda dengan ternak ayam. yang dikonsumsi oleh ternak itik akan masuk langsung kedalam proventiculus,oleh sebab itu pola kebiasaan makan pada itik adalah itik akan selalu mengkonsumsi ransum yang disertai dengan air minum, cara makan yang demikian akan banyak makanan yang belum sempat ditelan tercecer ke dalam air minum. Untuk menghindari banyaknya makanan yang tercecer perlu dicari bentuk fisik ransum itik yang cocok sehingga pemberian ransum menjadi efisien dengan menghasilkan pertumbuhan yang maksimal. Metode Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental,menggunakan 120 ekor itik jantan umur 2 minggu yang mempunya bobot badan seragam (koefisien variasi 7,14%). Secara acak itik tersebut ditempatkan dalam petak 20 petak kandang, sehingga setiap kandang berisi 4 ekor untuk memudahkan pengontrolan dan pengumpulan data setiap itik diberi nomor. yang digunakan terdiri atas empat macam bentuk ransum, yaitu ransum bentuk Pelet (Rpl), ransum bentuk mash (Rm), ransum bentuk crumble (Rc) dan ransum bentuk pasta (Rpt). Keempat ransum tersebut memiliki kandungan protein dan energy yang sama sebesar 19% protein dengan energy metabolis 3800 Kkal/kg. Untuk mengetahui pengaruh bentuk fisik ransum terhadap pertambahan bobot badan dianalisis dengan Analisis Ragam, kemudian diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan (Gaspersz, 1992). Model kurva pertumbuhan dianalisis menggunakan program SPSS 10.0 dengan tahapan sebagai berikut : 1. Dibuat tebaran data, kemudian dicari model fungsi penduga yang paling mendekati tebaran data tersebut. 2. Memilih model terbaik dengan melihat koefisien determinasi (R 2 ) dan dugaan kuadrat tengah sisa (s 2 ) dari masing-masing model.

Hasil dan Pembahasan Pertambahan bobot badan Untuk mengetahui pertumbuhan itik, dilakukan penimbangan bobot badan setiap minggu. Rata-rata pertambahan bobot badan itik selama delapan minggu penelitian atau sampai itik 10 minggu dapat dilihat pada table 1. Tabel 1. Pertambahan Bobot Badan Itik selama Penelitian Ulangan Crumbel Pelet Mash Pasta.................... gram.................... 1 514.50 447.20 647.96 730.55 2 426.95 503.75 510.56 672.50 3 513.90 478.40 585.63 662.00 4 542.40 461.40 489.17 563.95 5 489.50 522.50 761.00 802.65 Total 2487.25 2413.25 2994.32 3431.65 Rata-rata 497.45 482.65 598.86 686.33 Untuk mengetahui pengaruh bentuk fisik ransum terhadap pertumbuhan bobot badan itik, dilakukan analisa keragaman, hasil uji jarak berganda Duncan dapat dilihat pada table 2. Tabel 2. Uji jarak berganda Duncan Pengaruh BentukFisik terhadap Pertambahan Bobot Badan Itik. Bentuk Fisik Rata-rata Significancy (0.05) Crumbel 497.45 a Pelet 482.65 a Mash 598.86 b Pasta 686.33 b Dari table 2, tampak bahwa bentuk ransum mash dan pasta menghasilkan pertambahan berat badan lebih tinggi dari pada bentuk ransum pellet atau crumble. Antara bentuk mash dan pasta tidak berbeda nyata, demikian pula antara pellet dan crumble. Pada bentuk pasta ransum lebih mudah dimakan sehingga jumlah ransum yang dikunsumsi menjadi lebih banyak. Hasil ini sejalan dengan pendapat Reddy et al. (1980), bahwa pada bentuk pasta jumlah ransum yang dikonsumsi akan lebih banyak. Jika konsumsi ransum banyak maka kebutuhan akan zat-zat makanan terpenuhi sehingga pertumbuhannya akan lebih baik.

Model kurva pertumbuhan Dalam mempelajari pertumbuhan ternak, pemakaian model matematika sangat membantu untuk memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan (Natasasmita, 1978). Pada pendugaan model pertumbuhan bobot badan tersebut, bobot badan merupakan peubah tidak bebas dan waktu pengmatan (umur dalam minggu) merupakan peubah bebas. Pemilihan spesifikasi model yang baik untuk kurva pertumbuhan bobot badan itik yang diamati digunakan program SPSS 10.. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan model regresi yang terbaik adalah nilai koefisien determinan (R 2 ) dan dugaan ragam atau kuadrat tengah sisa (S 2 ). Makin dekat nilai R 2 kesatu dan makin kecil S 2 maka model makin baik (Ostle and Mensing, 1974; Weisberg, 1980). Berdasarkan hasil analisis tersebut model regresi yang cocok adalah fungsi kubik dengan model matematika sebagai berikut : Tabel 3. Persamaan Regresi Model Kurva Pertumbuhan Itik Pada Berbagai Bentuk Fisik. Persamaan Regresi R 2 Crumbel Y = 122.17 + 35.36 X + 2.80 X 2 0.023 X 3 0,998 Pelet Y = 113.58 + 20.40 X + 5.23 X 2 0.110 X 3 0,997 Mash Y = 120.01 + 1.69 X + 21.06 X 2 1.40 X 3 0,978 Pasta Y = 51.71 + 102.87 X - 9.50 X 2 + 1.11 X 3 0,999 Dari table 3, tampak bahwa koefisien determinasi persamaan regresi seluruhnya mendekati 1. Draper dan Smith (1996) menyatakan bahawa apabila R 2 sama dengan 1 peubah bebas dalam regresi dapat menerangkan sepenuhnya keragaman peubah tidak bebasnya. Dengan demikian regresi diatas dapat dipergunakan sebagai model kurva pertumbuhan itik jantan sampai umur 10 minggu pada berbagai bentuk fisik ransum. Kurva regresi pada masing-masing bentuk fisik ransum dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Itik pada Berbagai Bentuk Fisik Laju Pertumbuhan. Untuk mencari laju pertumbuhan bobot badan setiap periode umur didapatkan dengan jalan mencari turunan pertama atau mendiferensialkan model pertumbuhan. Model pertumbuhan yang didapatkan adalah : Y = b 0 + b 1 X + b 2 X 2 + b 3 X 3 dengan demikian laju pertumbuhannya adalah : Dy/dx = b 1 + 2b 2 X + 3b 3 X 2 Hasil perhitungan dugaan laju pertumbuhan pada setiap periode umur untuk keempat macam bentuk fisik ransum tertera pada table 4. Dari table 4, dapat ditunjukan bahwa pertumbuhan itik sampai umur 10 minggu pada setiap bentuk fisik ransum mempunyai pola yang sama yaitu laju pertumbuhan masih mempunyai kecenderungan menaik.

Tabel 4. Dugaan Laju Pertumbuhan Hasil Diperensian Model Pertumbuhan Itik pada Bentuk Crumbel, Pelet, Mash dan Pasta. Umur (minggu) Crumbel Pelet Mash Pasta.................... gram.................... 2 40.88 30.42 38.21 88.31 3 43.58 35.10 52.27 84.36 4 46.24 39.56 63.53 82.63 5 48.86 43.80 71.99 83.12 6 51.44 47.82 77.65 85.83 7 53.98 51.62 80.51 90.76 8 56.48 55.20 80.57 97.91 9 58.94 58.56 77.83 107.28 10 61.36 61.70 72.29 118.87 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Respon Pertumbuhan Anak Itik Jantan terhadap Berbagai Bentuk Fisik, dapat diambil kesimpulan : 1. Pertumbuhan bobot badan itik yang diberi ransum pasta dan mash nyata lebih baik dari pertambahan bobot badan itik yang diberi ransum crumble dan pellet. 2. Model kurva pertumbuhan terbaik untuk bobot badan pada itik yang diberi ransum : Crumbel Y = 122.17 + 35.36 X + 2.80 X 2 0.023 X 3 Pelet Y = 113.58 + 20.40 X + 5.23 X 2 0.110 X 3 Mash Y = 120.01 + 1.69 X + 21.06 X 2 1.40 X 3 Pasta Y = 51.71 + 102.87 X - 9.50 X 2 + 1.11 X 3 3. Laju pertumbuhan itik jantan sampai umur sepuluh minggu masih mempumyai kecenderungan menaik. Daftar Pustaka Draper, NR and H Smith. 1969. Applied Regression Analysis. Jhon Willey & Son. New York Gaspersz, V. 1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Penerbit Tarsito. Bandung. Natasasmita, A. 1978. Body Composition of Swam Buffalo (Bubalus bubalis) A Study of Developmental Growth and of Sex Differences. PhD Thesis. University of Melbourne. Melbourne Australia. Ostle, B and R.W. Mensing. 1974. Statistic in Research. The Iowa State University Press.

Reddy, M.S., V.R. Reddy and P.M. Reddy. 1980. Studies on Protein and Energy Requirements in Khaki Campbell Duclings. Indian.J.of Poultry Sci. 15:233 Weisberg, S. 1980. Apllied Linear Regression. Jhon Willey & Sons. New York.