BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini biasanya menyerang tanpa tanda-tanda. Hipertensi itu sendiri bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi terhadap penyakit lain, seperti penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke, dan ginjal (Depkes, 2008). Peningkatan prevalensi hipertensi pada remaja ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu peningkatan insiden obesitas dan perubahan gaya hidup seperti kurang beraktivitas, asupan makanan yang tinggi kalori, tinggi natrium, minuman yang mengandung alkohol dan kafein, kebiasaan merokok, stress mental, dan kurang tidur. Terjadinya kegemukan pada anak dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Penelitian Syarif menemukan hipertensi pada anak 20-30% anak yang menderita obesitas (Syarif, 2003) Status gizi lebih sering diklasifikasikan menjadi dua, yaitu overweight dan obesitas. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling lazim terjadi di Amerika Serikat, hampir sepertiga dari populasi Amerika Serikat termasuk dalam kategori obesitas (Ogden et al, 2003). Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan gizi berlebih. Adanya peningkatan pendapatan kelompok masyarakat tertentu di perkotaan menyebabkan perubahan gaya hidup terutama pada pola makan. Pola makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar, dan rendah lemak, berubah menjadi pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga menggeser makanan 1
kearah yang tidak seimbang. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh semakin kuatnya arus budaya asing yang disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi. Disamping hal tersebut perbaikan ekonomi juga menyebabkan berkurangya aktivitas sehingga berakibat semakin banyak penduduk golongan tertentu mengalami masalah gizi berlebih berupa obesitas (Almatsier, 2009). Secara umum penilaian konsumsi makanan dimaksud untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut (Supariasa et al, 2002). Data dari studi Framingham (AS) yang mengacu Khomsan (2010) menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sebesar 10% pada pria akan meningkatkan tekanan darah 6,6 mmhg, gula darah 2 mg/dl dan kolesterol darah 11 mg/dl. Prevalensi hipertensi pada seseorang yang memiliki IMT >30 pada lakilaki sebesar 38% dan wanita 32%, dibanding dengan 18% laki-laki dan 17% perempuan yang memiliki IMT <25 (Krummel, 2004). Obesitas pada anak dapat menyebabkan beberapa penyakit kronis yang meliputi gangguan metabolisme gulokasa, resistensi insulin, diabetes tipe2 pada remaja, hipertensi, dislipidemia, steatosis hepatik, gangguan gastrointestinal dan obstruksi pernafasan pada waktu tidur (Manhoney et al, 1996). Berdasarkan uraian permasalahan diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai asupan zat gizi (energi, protein, lemak) dan status gizi terhadap hipertensi pada remaja di SMA Kota Yogyakarta. 2
B. Perumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah asupan energi pada remaja merupakan faktor risiko terjadinya? 2. Apakah asupan protein pada remaja merupakan faktor risiko terjadinya? 3. Apakah asupan lemak pada remaja merupakan faktor risiko terjadinya? 4. Apakah perbedaan status gizi pada remaja merupakan faktor risiko terjadinya? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui asupan zat gizi (energi, protein, lemak) dan status gizi terhadap hipertensi pada remaja di SMA Kota Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui asupan energi sebagai faktor risiko terjadinya b. Untuk mengetahui asupan protein sebagai faktor risiko terjadinya c. Untuk mengetahui asupan lemak sebagai faktor risiko terjadinya 3
d. Untuk mengetahui perbedaan status gizi sebagai faktor terjadinya D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat, yaitu : 1. Bagi peneliti Penelitian ini sebagai media pembelajaran serta sarana pengembangan wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah.peneliti juga mendapatkan gambaran mengenai asupan zat gizi dan status gizi terhadap hipertensi pada remaja. 2. Bagi Instansi Terkait Gizi Sebagai bahan masukan dan gambaran permasalahan gizi yang ada di kalangan remaja mengenai hipertensi. 3. Bagi responden Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai asupan zat gizi dan status gizi terhadap hipertensi pada remaja. Kemudian peneliti berharap responden yang berpartisipasi dalam penelitian dapat menyebarkan informasi/pengetahuan yang didapat kepada orang sekitar, bahwa pentingnya menjaga asupan makan dan status gizi dengan baik untuk mencegah terjadinya penyakit. 4. Bagi peneliti lain Peneliti berharap hasil penelitian ini mampu menjadi acuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut mengenai asupan zat gizi (energi, protein, lemak) dan status gizi terhadap hipertensi pada remaja. 4
E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang dilakukan oleh Equantin (2013) berjudul kebiasaan konsumsi kopi, perilaku merokok dan kualitas tidur sebagai faktor risiko tekanan darah pada remaja di kota yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode case control pada siswa SMP di Kota Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini konsumsi kopi >6x/minggu merupakan faktor risiko terjadinya peningkatan tekanan darah, merokok dan kualitas tidur tidak termasuk sebagai faktor risiko peningkatan tekanan darah. 1) Metode yang digunakan Perbedaan : 1) Lokasi penelitian 2) Waktu penelitian 3) Subjek penelitian 2. Penelitian yang dilakukan oleh Widada (2008) berjudul Hubungan Indeks Massa Tubuh, Natrium, Kalium dengan Derajat Hipertensi Primer dan Faktor-Faktor lain yang Berhubungan dengan Hipertensi Primer di Wilayah Moyudan. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional untuk melihat adanya hubungan antara indeks massa tubuh, asupan natrium dengan derajat hipertensi primer di wilayah oyudan. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara berat badan lebih dengan kategori hipertensi primer, tetapi ada hubungan antara asupan kalium dan natrium terhadap derajat hipertensi. 1) Variabel penelitian 5
Perbedaan : 1) Metode yang digunakan 2) Subjek penelitian 3) Lokasi penelitian 3. Penelitian yang dilakukan oleh Banowati Lilis (2011) Risiko konsumsi western fast food dan kebiasaan tidak makan pagi terhadap obesitas remaja di SMAN 1 Cirebon. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pada remaja obesitas energi dalam konsumsi western fast food lebih tinggi dibandingkan dengan remaja yang tidak obes. Dan untuk frekuensi sarapan pada remaja obes lebih rendah dibandingkan dengan remaja yang tidak obes. 1) Rancangan penelitian Perbedaan : 2) Subjek penelitian 3) Lokasi dan waktu penelitian 4. Penelitian yang dilakukan oleh Riyadi et al, (2006) berjudul Asupan Gizi dan Status Gizi Sebagai Faktor Risiko Hipertensi Essensial pada Lansia di Puskesmas Curup dan Perumnas Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa asupan natrium, status gizi obesitas dan stres merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi essensial pada lansia, sedangkan untuk asupan kalium bersifat protektif. 1) Variabel penelitian 6
2) Rancangan penelitian Perbedaan : 1) Subjek penelitian 2) Lokasi dan waktu penelitian 7