KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN

dokumen-dokumen yang mirip
Kajian Aspek Teknis dan Aspek Ekonomis Proyek Packing Plant PT. Semen Indonesia di Banjarmasin

Kajian Aspek Teknis Dan Aspek Ekonomis Proyek Packing Plant PT. Semen Indonesia Di Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sketsa Pembangunan Pelabuhan di Tanah Grogot Provinsi Kalimantan Timur

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

BAB V EVALUASI KINERJA PELABUHAN

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mendistribusikan hasil bumi dan kebutuhan lainnya. dermaga, gudang kantor pandu dan lain-lain sesuai peruntukannya.

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SERUI DI KOTA SERUI PAPUA

TENTANG PEDOMAN DAN STÁNDAR TEKNIS UNTUK PELAYANAN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

BAB III METODOLOGI III-1

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1.

KAJIAN KINERJA DAN PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN MORODEMAK JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP)

ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA

Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG GARIS SEMPADAN BANGUNAN, GARIS SEMPADAN PAGAR, GARIS SEMPADAN SUNGAI, GARIS SEMPADAN PANTAI.

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis high and best value use (HBU)

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

BAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG

BAB IV METODOLOGI 4.1. TAHAP PERSIAPAN

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

BAB I PENDAHULUAN I-1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

Analisis Highest and Best Use pada Lahan di Jalan Tenggilis Timur 7 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

WALIKOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

3.2. SURVEY PENDAHULUAN

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

VII. TATA LETAK PABRIK

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

tentang pembangunan struktur gedung melainkan banyak lagi;

TATA LAKSANA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PERENCANAAN KOTA

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik I

Pengembangan Pelabuhan Batu Panjang Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

TATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. tahapan pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun. 1. Perumusan dan identifikasi masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, dirasakan sangat perlu akan kebutuhan adanya angkutan (transport) yang

FORM INSPEKSI. f. Issue Lingkungan : Air/ Udara/ Bunyi/ Keterangan : g. Analisis Resiko : Banjir/ Kebakaran/ Longsor/ Keamanan/

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI PENGOPERASIAN KAPAL 5000 GT DI PERAIRAN GRESIK-BAWEAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) D-73

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

TUGAS AKHIR Analisa Penentuan Alat Bongkar Muat Kapal dan Unitisasi Muatan untuk Meningkatkan Kinerja Operasional Kapal : Studi Kasus Cement Bag

Rumah Susun Di Muarareja Kota Tegal

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN LAMONGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VI ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL

PERENCANAAN LAYOUT DAN TIPE DERMAGA PELABUHAN PETI KEMAS TANJUNG SAUH, BATAM

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Oleh EVALUASI NILAI PASAR ASET PELABUHAN PENYEBRANGAN FERRY PENAJAM BERDASARKAN NILAI PASAR. Muh. Yusuf Basra NRP

Analisa Dampak Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Akibat Pembangunan Rumah Sakit Royal Di Kawasan Rungkut Industri Surabaya

Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Haryo Sulistyarso

BAB IV GAMBARAN LOKASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VII TATA LETAK PABRIK. kelancaran proses produksi. Pabrik T-Butyl Alcohol dengan kapasitas

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Sungai Musi mempunyai panjang ± 750 km

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

TUGAS AKHIR KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN DIYAH TRI SULISTYORINI - 3111.105.037 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Mengantisipasi Kelangkaan Semen Di Wilayah Banjarmasin Mengimbangi Permintaan Pasar Yang Semakin Besar Di Wilayah Banjarmasin Langkah Antisipasi Korporasi Terhadap Peningkatan Kapasitas Produksi Pabrik Semen Milik PT. Semen Indonesia Memudahkan Distribusi Semen Keseluruh Wilayah Pemasaran PT. Semen Indonesia

Bagaimana kelayakan dari pembangunan packing plant PT. Semen Indonesia (Persero) di Banjarmasin tersebut secara teknis? Bagaimana kelayakan dari pembangunan packing plant PT. Semen Indonesia (Persero) di Banjarmasin tersebut secara ekonomis?

Menganalisa kelayakan dari pembangunan packing plant PT. Semen Indonesia (Persero) di Banjarmasin secara teknis. Menganalisa kelayakan dari pembangunan packing plant PT. Semen Indonesia (Persero) di Banjarmasin secara ekonomis.

Obyek adalah proyek packing plant PT. Semen Indonesia (Persero) di Banjarmasin-Kalimantan Selatan. Analisa dilakukan berdasarkan data yang didapatkan dari PT. Semen Indonesia selaku owner. Metode yang digunakan adalah metode saving efisiensi biaya transportasi sehingga didapatkan efisiensi biaya transportasi secara ekonomis. Analisa investasi ditinjau dari 2 aspek yaitu aspek teknis & aspek ekonomis. Tidak meninjau strategi pemasaran.

Wilayah Darat Garis Sempadan Bangunan (GSB), untuk sisi depan untuk lebar jalan yang kurang dari 5 m letak garis sepadan adalah 2,5 m dihitung dari tepi jalan. Garis Sempadan Bangunan (GSB), untuk sisi samping kanan dan kiri minimum 1 m dari batas kavling atau atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang saling berbatasan. Garis Sempadan Bangunan (GSB), untuk sisi belakang garis sepadan untuk bangunan gedung yang dibangun di tepi sungai apabila tidak ditetapkan lain adalah 15 m untuk bangunan gedung di tepi sungai. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 60% Koefisien Daerah Hijau (KDH) : 30% Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 800% (karena pada lahan ini diperuntukan sebagai bangunan non pemukiman).

Jenis Bangunan Kebutuhan Parkir 1 Mobil Bangunan, Industri, Gudang, Bengkel Luas 5000 M2 ke atas 200 M2 Brutto Luas 5000 2000 M2 300 M2 Brutto Luas 2000 M2 ke bawah Minimum 17 truk Keterangan : Luas Lantai Brutto : termasuk WC, Gudang Tangga dan lain-lain 1 Mobil diperlukan luas parkir 25 M2 Dari seluruh luas parkir, 30 % disediakan untuk parkir sepeda motor. 1 sepeda motor = 2,1 M2

Wilayah Laut Kondisi teknik lokasi ini meliputi keadaan curah hujan rata-rata per tahunnya, kedalaman area, kondisi topografi wilayah, kondisi lapisan tanah wilayah perairan. Tinjauan gelombang Pantai/ Sungai, untuk menentukan gelombang pantai termasuk didalamnya arus pantai/ sungai maka dilakukan dengan survey Hidrografi dengan menggunakan alat current meter. Dari hasil survey ini digunakan untuk menentukan besarnya gelombang yang masuk ke dalam perairan sungai. Tinjauan Pasang Surut Muka Air Sungai, untuk menentukan muka air terendah dan tertinggi dilakukan dengan survay Hidrografi. Tinjauan Karakteristik Kapal

Analisa aspek ekonomis ini dilakukan untuk mendapatkan saving efficiensi biaya transport dengan adanya pembangunan Packing Plant atau tidak adanya pembangunan Packing Plant

EXISTING TUBAN PLANT SILOS PELSUS TUBAN BAG VESSEL WAREHOUSES PLANNING TUBAN PLANT SILOS PELSUS TUBAN BULK VESSEL PACKING PLANT IN BANJARMASIN WAREHOUSES

Pada kajian ini akan mengkaji 2 konsep yang terkait dengan kelayakan proyek dilihat dari aspek teknis dan ekonomis. Dari segi teknis analisa yang dilakukan yaitu analisa aksesbilitas terhadap lahan, analisa yang meliputi zoning lahan proyek, KDB (koefisien dasar bangunan), KLB (koefisien lantai bangunan), KDH (koefisien daerah hijau), luas efektif area parkir, dan analisa yang meliputi persyaratan/ kelayakan teknis wilayah perairan dermaga. Dari segi ekonomis analisa yang dilakukan adalah dengan perhitungan efisiensi biaya transportasi yang diharapkan menghasilkan saving biaya transportasi dari kondisi tidak adanya packing plant ke kondisi adanya packing plant.

VARIABEL INDIKATOR METODE/ ANALISA SUMBER DATA REFERENSI ASPEK TEKNIS - Tata Bangun terhadap Ketentuan Planologi - KDH (Koefisien Daerah Hijau) - KLB (Koefisien Luas Bangunan) - KDB (Koefisien Dasar Bangunan) - Kelayakan sesuai ijin mendirikan bangunan menurut perda kota setempat. Dalam skala satuan prosentase - Kelayakan sesuai ijin mendirikan bangunan menurut perda kota setempat. Dalam skala satuan prosentase - Data Hidrografi, Bathimetri dan Topografi - Perda kota Banjarmasin - Aksesbilitas Lahan Proyek - Akses menuju lokasi proyek - Anlisa jalan menuju lokasi proyek menurut studi dan kondisi lokasi - Journal, perda dan literatur - Literatur - Zoning Lokasi, GSB, Kebutuhan Lahan Parkir - Kondisi Teknis Perairan - Fungsi bangunan menurut Perda - Persyaratan Garis Sepadan Bangunan - Kebutuhan Lahan Parkir - Kondisi Teknis Lokasi - Gelombang Pantai/ Sungai - Tinjauan Sedimentasi - Tinjauan Pasang surut muka air - Tinjauan Alur Pelayaran - Tinjauan Karakteristik Kapal - Zoning menurut peraturan yang berlaku - GSB menurut Perda - Luasan lahan parkir menurut Perda Analisis syaratsyarat pelabuhan menurut data survey Hidrografi, Bathimetri dan Topografi. - Kelayakan sesuai ijin mendirikan bangunan menurut perda kota setempat. Data Hidrografi, Bathimetri dan Topografi.

VARIABEL INDIKATOR METODE/ ANALISA SUMBER DATA REFERENSI ASPEK EKONOMIS - Manfaat Ekonomi (benefit) - Manfaat akibat penghematan biaya operasional transportasi kapal - Analisa biaya tetap (Fixed cost) melalui estimasi biaya, opini ahli, servey kuantitas. - Journal, peraturan dishub dan literatur - Analisa kelayakan pengembangan pelabuhan - Analisa biaya tidak tetap (Variable cost) melalui estimasi biaya, opini ahli, servey kuantitas.

Pengumpulan Data -Tata Bangunan Terhadap Ketentuan Planologi - Kriteria Fasilitas dan Pengelolaan Fasilitas Pelabuhan Studi Literatur Data Primer Wawancara Langsung Dengan Owner Proyek Analisis Kelayakan Ekonomis Data Sekunder Kesimpulan saran Identifikasi Efficiency Biaya Transport Analisis Kelayakan Teknik Analisis Kelayakan Investasi Rumusan Masalah -Analisa Investasi Proyek -Analisa Kelayakan Proyek (Aspek Teknis dan Ekonomis) - Gambar Desain Rencana - Biaya Tetap dan Variable - Literatur yang Berkaitan Latar Belakang

Nama Proyek :Proyek Pembangunan Packing Plant PT. Semen Indonesia Banjarmasin Lokasi Proyek :Jl. Ir. PM. Noor Kelurahan Kuin Cerucuk, Kecamatan Banjarmasin Barat Pemilik Proyek :PT. Semen Indonesia (Persero) Luas lahan proyek :29.304,39 m 2 Letak dikawasan Industri Banjarmasin berdekatan dengan kawasan Pelabuhan Trisakti, PLTA Ir. P.M. Noor, lapangan penumpukan (stockpile) batubara Ir. P.M. Noor dan PLTG Trisakti. Fasilitas Bangunan Sipil : Cement Silo (flat storage) 2 x 6.000 ton Bangunan Packer Jembatan Timbang kapasitas 60 ton Dermaga kapasitas 8.000 DWT Infrastruktur penunjang (Pos jaga, Mainoffice, Pagar, Saluran, Mainsubstation, Tempat Parkir, Taman dan akses jalan).

Zoning Tinggi Gelombang Garis Sepadan Bangunan Arus Maksimum Koefisien Dasar Bangunan Koefisien Lantai Bangunan Koefisien Daerah Hijau

Proyek ini berada di area kawasan industri Banjarmasin. Bangunan yang telah ada di sekitar area antara lain Pelabuhan Trisakti, PLTA Trisakti dan PLTG Trisakti. Sehingga pada lahan tersebut dapat digunakan sebagai bangunan yang sesuai disyaratkan, minimal fungsinya seperti bangunan yang sudah ada disekitarnya.

GSB sisi depan yang dapat digunakan adalah 2,5 m dihitung dari tepi jalan. GBS proyek sejaraj 2,5 m maka GBS layak. GSB sisi samping kanan-kiri yang dapat digunakan adalah minimum selebar 1 m dari batas kavling. GBS proyek sejarak 1 m maka GBS layak GSB sisi belakang yang dapat digunakan adalah 15 m dari tepi sungai. GBS proyek sejarak 30 m maka GBS layak

KDB yang disyaratkan pada perda Banjarmasin adalah sebesar 60%, sedangkan dari analisa KDB proyek Packing Plant didapatkan KDB sebesar 36,34% maka KDB proyek Packing Plant layak/ memenuhi persyaratan.

KDH yang disyaratkan pada perda Banjarmasin adalah sebesar 30%, sedangkan dari analisa KDH proyek Packing Plant didapatkan KDH sebesar 65% maka KDH proyek Packing Plant layak/ memenuhi persyaratan.

KLB yang disyaratkan pada perda Banjarmasin adalah sebesar 800%, sedangkan dari analisa KLB proyek Packing Plant didapatkan KLB sebesar 36,34 % maka KLB proyek Packing Plant layak/ memenuhi persyaratan.

Tinggi gelombang yang terjadi sebesar kurang dari 1m sehingga wilayah perairan packing plant masih aman dari gelombang pantai karena gelombang pantai yang masuk ke perairan packing plant ini merupakan gelombang pantai rambatan dari laut yang masuk ke sungai.

Arus maksimum yang terjadi di perairan Packing plant ini berkecepatan 0,69 m/dt pada arah 162 o. Kecepatan arus ini masih di bawah dari kecepatan arus maksimal yang mampu di terima kapal agar dapat bermanuver dengan baik yaitu 3 knots = 1.5 m/dt sehingga kapal akan dapat bermanuver dengan baik di perairan ini.

EXISTING TUBAN PLANT SILOS PELSUS TUBAN BAG VESSEL WAREHOUSES PLANNING TUBAN PLANT SILOS PELSUS TUBAN BULK VESSEL PACKING PLANT IN BANJARMASIN WAREHOUSES

No. I II III IV Pembanding Biaya Tetap - Biaya Labuh Rp. 25,873,900 Rp. 17,728,500 - Biaya Tambat Rp. 116,432,550 Rp. 34,570,575 - Biaya Perbekalan Rp. 94,900,000 Rp. 65,700,000 - Biaya Bongkar Muat di Dermaga Rp. 422,500,000 - Biaya Perjalanan - Biaya Anak Buah Kapal Rp. 4,334,944,640 Rp. 941,178,240 - Biaya Pemakaian Bahan Bakar (BBM) Rp. 20,693,874,240 Rp. 7,784,640,000 - Biaya Pemakaian Pelumas Rp. 1,825,930,080 Rp. 686,880,000 Jasa Kepelabuhan Penyebrangan - Jasa Kapal Sandar untuk Dermaga Beton Rp. 253,500 - - Retribusi Tambat/Labuh kapal disetiap dermaga Rp. 7,605,000 - - Retribusi Bongkar Muat Barang di Dermaga Rp. 7,500,000 - Biaya Retribusi Sewa Perairan Pelabuhan Kondisi Existing (Tidak Ada Packing Plant) Kondisi Rencana (Ada Packing Plant) - Sewa Perairan Pelsus - Rp. 440,000 - Retribusi Bongkar Muat Barang di Dermaga - Rp. 8,000,000 TOTAL BIAYA: I Biaya Tetap Rp. 659,706,450 Rp. 117,999,075 II Biaya Perjalanan Rp. 26,854,748,960 Rp. 9,412,698,240 III Jasa Kepelabuhan Penyebrangan Rp. 15,358,500 Rp. 8,440,000 Jumlah Rp. 27,529,813,910 Rp. 9,539,137,315 Selisih (Effisiensi Biaya) Rp. 17,990,676,595

Menurut Persyaratan Garis sempadan Bangunan (GSB) dari segala sisi area Packing Plant ini layak/ memenuhi persyaratan. KDB, KLB, KDH yang disyaratkan pada perda Banjarmasin proyek Packing Plant ini telah layak/ memenuhi persyaratan. Untuk Persyaratan Kebutuhan Lahan Parkir untuk Proyek packing plant, Luasan lahan Parkir Packing Plant ini telah layak/ memenuhi persyaratan. Yang meliputi wilayah perairan baik itu tinggi gelombang, arus sungai, sedimentasi, karakteristik kapal dan alur pelayaran kapal telah layak/ memenuhi persyaratan. Berdasarkan hasil perhitungan effisiensi biaya transport antara kondisi existing danrencana didapatkan effisiensi biaya transportasi sebesar Rp. 17.990.676.595/ thn, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Packing Plant ini akan memangkas/ menghemat biaya transport