IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

dokumen-dokumen yang mirip
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB IV. PEMBAHASAN Profil Peternakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. PLESUNGAN RAYA GONDANGREJO, KARANGANYAR

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sapi Potong

VII. ANALISIS FINANSIAL

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

USAHA YANG MENJANJIKAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani,

MATERI DAN METODE. Materi

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. SUMBER BAJA PERKASA KABUPATEN KLATEN

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Bakalan

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Materi

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

HASIL DAN PEMBAHASAN

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah bata dan kaki bagian bawah berwarna putih (Gunawan, 1993). Menurut

PENGGEMUKAN SAPI Oleh : Arif fachul anam BP3K Binangun

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil PT. Pandanaran Arta Perkasa. 1. Sejarah PT. Pandanaran Arta Perkasa

Karya ilmiah Peluang bisnis

VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MANAJEMEN PAKAN PADA PERUSAHAAN PETERNAKAN SAPI POTONG CV. SUMBER BAJA PERKASA KABUPATEN KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penggemukan sapi potong. Sapi-sapi potong disini merupakan sapi impor dengan

memiliki potensi dapat tumbuh optimal setelah digemukkan. Prioritas utama bakalan sapi yang dipilih yaitu kurus, berusia remaja, dan sepasang gigi

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

Komparasi Kelayakan Finansial Usaha Perkebunan Sawit Rakyat dengan Sistem Integrasi Sawit-Sapi dengan Usaha Perkebunan Sawit Tanpa Sistem Integrasi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Bangsa-bangsa Sapi

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Peternakan Dewi merupakan peternakan rakyat yang bergerak di bidang peternakan sapi potong (penggemukan), berlokasi Di Desa Gupit Rt.05 / Rw.08, Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah. Peternakan sapi potong Dewi Farm milik Bapak Lasi berdiri sejak 5 April 2015. Peternakan ini berdiri karena keinginan Bapak Lasi untuk mencoba usaha baru dalam karirnya yang sudah dahulu berhasil dalam bidang sembako di Ambon. Awal berdiri peternakan ini memiliki 20 ekor sapi potong dengan bangsa sapi seperti Sapi Simmental, Sapi Limousin, Sapi Brahman dan Sapi Peranakan Ongole. Hasil pertama yang didapatkan dari peternakan sapi potong yang menguntungkan membuat Bapak Lasi berminat untuk melanjutkan kegiatan peternakan sapi potong tersebut. Peternakan ini didirikan dengan melihat peluang pasar yang cukup luas yaitu dengan melihat kebutuhan atau konsumsi masyarakat Indonesia yang semakin meningkat dari tiap tahunnya. Keuntungan bukan dari penjualan sapi tapi juga di dapat dari penjualan limbah ternak berupa feses. Peternakan ini mempunyai visi yaitu untuk memenuhi kebutuhan daging di daerah ini agar tidak tergantung dari luar. 2. Kondisi Umum Lokasi a. Lokasi Peternakan Peternakan Dewi berlokasi di Desa Gupit, Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah merupakan dataran rendah dengan keadaan topografi tanah yang datar, suhu antara 28 ºC - 32ºC dan kelembapan mencapai 70% - 80%. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2002) yang menyatakan bahwa pada umumnya sapi potong dapat tumbuh optimal di daerah dengan kisaran 10 ºC - 27ºC. Ketersedian bahan pakan 15

16 seperti konsentrat dan hijauan pakan ternak sangat melimpah, sehingga sangat mendukung usaha peternakan sapi potong. Kelembapan yang baik untuk pemeliharaan sapi potong adalah sebesar 60% - 80%. Lokasi kandang berdekatan dengan pemukiman penduduk sekitar 20 m. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Sarwono dan Arianto (2002) yang menyatakan bahwa sebaiknya lokasi peternakan cukup jauh dari pemukiman agar bau dari limbah peternakan tidak menggangu pemukiman sekitar kandang, jarak kandang dari tempat pemukiman minimum sekitar 50 m. Batas wilayah peternakan yaitu sebelah Barat dengan Desa Plesan, sebelah Timur dengan Desa Tanjung, sebelah Utara dengan Desa Tanjung dan sebelah Selatan dengan Desa Daleman. b. Luas Areal Peternakan Luas area dari Peternakan Dewi sekitar 2000 m 2 yang digunakan untuk peternakan sapi potong. Jenis-jenis bangunan yang ada di lokasi tersebut dapat dilihat pada tabel 1 : Tabel 1. Bangunan-bangunan dilokasi perkandangan Peternakan Dewi Jenis Penggunaan Luas Bangunan (m 2 ) Keterangan 1. Bangunan Penunjang a. Gudang Pakan 12 Tempat menyimpan pakan b. Ruang Istirahat Dan Tempat Istirahat 6 Kamar Mandi Dan Untuk Mandi c. Gudang Jerami 15 Tempat Fermentasi d. Penampungan Feses 45 Tempat Menampung feses e. Penampungan Air 2 Tempat Tandon Air 2. Bangunan Kandang a. Kandang 1 150 b. Kandang 2 165 Luas Bangunan Total 395 Sumber: Peternakan Dewi (2015) Luas areal tanah yang dimiliki Peternakan Dewi kurang lebih sekitar 2000 m 2, sedangkan luasan tanah yang digunakan untuk lokasi peternakan adalah 395 m 2, meliputi bangunan kandang, gudang pakan,

17 gudang jerami, ruang istirahat dan kamar mandi, penampungan air dan penampungan feses. Sisa luasan tanah yang belum digunakan seluas 1605 m 2 yang masih berupa tegalan belum dimanfaatkan. Rencana akan memanfaatkan sisa luasan tanah untuk membangun tempat pengolahan feses yang akan dijadikan kompos. c. Struktur Organisasi Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu perencanaan yang terorganisasi. Struktur organisasi yang baik di harapkan dapat menunjang kegiatan oprasional perusahaan. Fungsi dari struktur organisasi adalah untuk menentukan seorang tenaga kerja yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan kepada siapa harus melaporkan hasil kegiatannya, hal tersebut diperlukan agar setiap tenaga mengetahui hak dan kewajiban. Bagan dibawah ini adalah struktur organisasi Peternakan Dewi, seperti terlihat pada gambar 1 berikut : Pemilik Gambar 1. Struktur Organisasi Peternakan Dewi Pemimpin tertinggi dari Peternakan Dewi adalah pemilik sekaligus pemimpin dan manajemen peternakan itu sendiri yaitu Bapak Soelasi. Tugas sebagai pemimpin serta pengawas kandang yang dilakukan adalah: Anak Kandang a. Mengelola usaha penggemukan sapi secara intensif agar mencapai tujuan yang diinginkan. b. Mengawasi dan melakukan pencatatan terhadap sapi yang masuk maupun yang keluar.

18 c. Melakukan pengawasan transaksi keuangan seperti pembelian bakalan dan pakan. berikut : Anak Kandang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai a. Melaksanakan semua aktifitas yang ada di peternakan tersebut. b. Membantu mengawasi ternak serta kandang. Pelaksanaan serta pembagian tugas di Peternakan Dewi sampai saat ini sudah cukup baik walaupun perusahaan belum berdiri lama. Jalannya aktivitas di peternakan sudah jelas yang bertanggung jawab sehingga kegiatan kerja dapat berjalan dengan baik. B. Kegiatan Kuliah Kerja Lapang Kegiatan yang dilakukan di peternakan sapi potong milik Bapak Soelasi adalah proses penggemukan sapi potong. Kegiatan yang rutin dilakukan di Peternakan Dewi yaitu pemeliharaan, pemberian pakan, penanganan kesehatan dan pembersihan kandang. Peternakan milik Bapak Soelasi memberdayakan masyarakat sekitar untuk memperbaiki perekonomiannya dengan cara menjadikan beberapa warga sekitar sebagai tenaga kerja. Terdapat 1 tenaga kerja yang berada di Peternakan Dewi sebagai anak kandang yang merupakan masyarakat sekitar. Kegiatan kerja di Peternakan Bapak Soelasi ini memiliki waktu kerja 6 hari dalam 1 minggu. Jam kerja di Peternakan Dewi berlangsung pada pagi hari pukul 07.00-09.00 WIB, dengan kegiatan berupa membersihkan kandang, memberi pakan dan memberi air minum, sedangkan pada siang hari aktivitas berlangsung pada pukul 15.00-17.00 WIB dengan kegiatan yang sama yaitu membersihkan kandang, memberi pakan dan memberi air minum. Pekerja mendapatkan jatah makanan ringan 2 kali sehari di pagi hari dan siang hari. Pemberian gaji di lakukan setiap satu bulan sekali dengan jumlah sebesar Rp. 1.200.000,-/orang. Peternakan sapi potong dengan program penggemukan sangat dibutuhkan pertambahan bobot badan ternak yang besar sebagai tolak ukur keberhasilan dalam proses pemeliharaan, berikut ini adalah tabel pengukuran pertumbuhan

19 bobot badan ternak per hari dengan menggunakan timbangan yang ada di Peternakan Dewi sebagai berikut : Tabel 2. Pertambahan Bobot Badan Per Hari Sapi Hari Ke 1 Hari Ke 7 Selisih PBBH 1 457 466 9 1,2 2 462 472 10 1,4 3 456 462 6 0.8 4 461 471 10 1,4 5 473 482 9 1,2 Rata-Rata 1,2 Sumber : Data Sekunder Peternakan Dewi (2016) Berdasarkan lima sampel sapi yang diambil secara acak di Peternakan Dewi, diperoleh pertumbuhan bobot badan ternak rata-rata 1,2 Kg/hari dengan perhitungan selama seminggu atau tujuh hari. C. Sapi Bakalan Pemilihan ternak sapi disesuaikan dengan usaha peternakan yang akan dijalankan. Tipe ternak yang dipelihara untuk tujuan menghasilkan daging, misalnya dipilih ternak sapi tipe pedaging atau sapi potong. Ciri-ciri sapi tipe pedaging adalah tubuh dalam besar, bentuk badan persegi empat, kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan, laju pertumbuhannya cepat dan efisiensi pakannya tinggi (Santoso, 2003). Peternakan Dewi memiliki berbagai jenis sapi potong yang dipelihara untuk proses penggemukan seperti Peranakan Simmental dan Peranakan Limousin. Sapi bakalan didapat dari pasar hewan yang ada di sekitar lokasi peternakan seperti Pasar Hewan Kliwonan Bekonan, Pasar Hewan Praci, Pasar Hewan Purwantoro dan penduduk sekitar. Pemilihan bakalan dipilih langsung oleh pemilik ternak yaitu Bapak Soelasi dengan bantuan sesama peternak menggunakan cara penafsiran bobot badan (Judging), sehingga dapat memilih bakalan yang sesuai dengan pemeliharaan di Peternakan Dewi serta memiliki potensi laju pertumbuhan yang cepat. Pertimbangan dalam pemilihan bakalan yang paling utama adalah kaki yang kuat untuk menopang

20 tubunya nanti serta bentuk badan sapi, selain bentuk badan dan kaki yang digunakan sebagai pertimbangan adalah umur, kesehatan dan harga. Sapi potong yang ada di Peternakan dewi dapat dilihat pada tabel 3 : Tabel 3. Jenis Sapi Potong di Peternakan Dewi Jenis Sapi Jumlah Peranakan Limousin 4 Ekor Peranakan Simmental 6 Ekor Sumber : Peternakan Dewi (2016). Penafsiran harga pembelian bakalan dan penjualan sapi disesuaikan dengan harga pembelian bakalannya. Pengambilan bakalan dari pasar hewan maka penafsiran harga untuk membeli bakalan dengan melihat kemampuan produksi daging yang akan dihasilkan, metode ini dibutuhkan pengalaman yang tinggi. Sapi bakalan yang dibeli mempunyai rata-rata bobot badan 400 kg dengan umur 1,5 tahun seharga rata-rata Rp. 18.000.000,-/ekor. Pembelian bakalan dengan bobot rata-rata 400 kg diharapkan setelah melalui proses penggemukan di Peternakan Dewi selama 4 bulan dapat dijual dengan bobot badan sekitar 550-600 Kg. D. Pakan 1. Jenis Pakan Peternakan sapi potong milik Bapak Soelasi untuk memenuhi kebutuhan pakan yang diberikan pada ternak dengan memanfaatkan limbah pertanian. Jenis pakan yang diberikan pada ternak di Peternakan Dewi adalah hijauan dan konsentrat. Hijauan yang diberikan berupa jerami fermentasi, perlakuan fermentasi pada jerami untuk memperbaiki kualitas jerami sebagai pakan ternak. Konsentrat yang diberikan untuk ternak merupakan konsentrat jadi buatan pabrik dengan nama produk Kingfeed yang diproduksi di Wonogiri. Pakan tambahan yang diberikan pada ternak di Peternakan Dewi berupa pollard dan ampas tahu. Bahan tambahan yang digunakan sangat mudah ditemukan atau didapat karena didaerah sekitar lokasi peternakan ada yang menjual pollard dan ampas tahu.

21 2. Sumber Pakan Pakan hijauan yang berupa jerami diperoleh dari sisa hasil panen padi ladang sawah sendiri dan ladang sawah warga sekitar yang tidak digunakan lagi. Jerami tersebut dilolah dengan proses fermentasi agar nilai nutrisi jerami menjadi baik. Konsentrat jadi buatan pabrik didapat dari pabrik pakan di daerah Wonogiri. Pakan tambahan berupa pollard di dapat dari toko peternakan di Dukuh Plesan, Desa Nguter, Sukoharjo, sedangkan ampas tahu di dapat dari pabrik tahu di Desa Nguter, Sukoharjo. Setiap jenis pakan mempunyai harga yang masing-masing berbeda seperti konsentrat dan hijauan berupa jerami. Pakan tambahan berupa pollard dan ampas tahu pun mempunyai harga masing-masing. Berikut adalah daftar harga pakan yang ada di Peternakan Dewi : Tabel 4. Daftar Harga Pakan No Jenis Pakan Harga Harga/Kg Keterangan 1 Konsentrat Rp 85.000,- Rp 1.700,- Beli 2 Pollard Rp 180.000,- Rp 3.000,- Beli 3 Ampas Tahu Rp 60.000,- Rp 500,- Beli 4 Tetes - Rp 2.000,-/litter Beli 5 Jerami - - Milik Sendiri 6 Air - - Milik Sendiri Sumber : Data Sekunder Peternakan Dewi Tahun 2015 Tabel 5. Kandungan Nutrien Bahan Pakan BK PK LK SK TDN No Komposisi (%) (%) (%) (%) (%) 1 Kingfeed 29,41% 88,34 13,27 2,41 36,55 67,46 2 Pollard 17,65% 89,57 16,41 4,01 5,86 74,83 3 Ampas Tahu 17,65% 10,78 25,65 5,32 14,53 76 4 Jerami Fermentasi 35,29% 79,1 7,7 2,4 32,2 54,6 Sumber: Data Sekunder Peternakan Dewi (2015)

22 3. Jumlah Pemberian Pakan Pakan yang diberikan di Peternakan Dewi ini memiliki konsep yang sama yaitu dengan menghitung kebutuhan pakan ternak yaitu 3% dari bobot badan ternak, hal tersebut sesuai dengan pendapat Umiyasih dan Anggraeny (2007) kebutuhan pakan untuk ternak sapi potong program penggemukan yaitu 3 % dari bobot badan ternak. Perbandingan konsentrat dengan hijauan yang diberikan pada peternakan tersebut sebesar 60:40 dimana konsentrat lebih banyak dibanding hijauan. Pakan yang diberikan pada ternak sebanyak 17 Kg setiap hari dengan komposisi konsentrat 5 Kg, pakan tambahan 6 Kg dan hijauan berupa jerami fermentasi 6 Kg. Pemberian pakan konsentrat dan pakan tambahan dicampur dan dikombor dengan air secukupnya sembari memenuhi bak air minum, sedangkan pakan hijauan diberikan setelah konsentrat habis. Jumlah konsumsi pakan dapat dilihat pada Tabel 5. Perhitungan konsumsi pakan dalam bahan kering : Konsentrat = 5 Kg 88,34 / 100 = 4,42 kg Pollard = 3Kg 89,75 / 100% = 2,69 kg Ampas Tahu = 3 10,78 / 100% = 0,32 kg Jerami Fermantasi = 6 79,1 / 100% = 4,746 kg Tabel 5. Konsumsi Pakan Per Hari di Peternakan Dewi Jenis Pakan Konsumsi (as feed) Konsumsi (Bahan Kering) Konsentrat 5 kg 4,42 kg Pollard 3 kg 2,69 kg Ampas Tahu 3 kg 0,32 kg Jerami Fermentasi 6 kg 4,75 kg Jumlah 17 kg 12,18 kg Sumber : Data Quesioner Kuliah Kerja Lapang

23 Pemberian pakan jenis konsentrat diberikan dalam jumlah besar untuk mempercepat proses penggemukan sapi potong. Konsentrat diberikan dalam jumlah besar karena mengandung protein yang sangat tinggi, sehingga pertumbuhan badan sapi akan semakin cepat. Konsumsi pakan dan konversi pakan yang dihasilkan dari bahan pakan di Peternakan Dewi yaitu sebesar : Konversi pakan = Jumlah Bahan Kering yang Dikonsumsi Pertumbuhan Bobot Badan per hari = 12,18 Kg 1,2 Kg = 10,15 Kg Konversi pakan yang didapatkan di peternakan tersebut sebesar 10,15 Kg, dimana dibutuhkan pakan dalam bentuk bahan kering sebenyak 10,15 Kg untuk mendapatkan pertumbuhan bobot harian sebesar 1,2. Berdasarkan kebutuhan nutrisi sapi potong sumber dari NRC (1984), dengan rata-rata bobot badan sapi bakalan yang dibeli oleh Bapak Soelasi seberat 400 Kg didapat kebutuhan nutrisinya adalah 9,50% BK (Bahan Kering), 12,70% PK (Protein Kasar) dan 86% TDN (Total Disgestible Nutrient) untuk mendapat pertumbuhan bobot badan 1 Kg/hari. Pakan yang diberikan di Peternakan Dewi memiliki kandungan nutrisi yaitu 71,6% BK (Bahan Kering), 14,04% PK (Protein Kasar) dan 65,73% TDN (Total Disgestible Nutrient) dengan rata-rata pertumbuhan badan 1,2 Kg/hari. Kandungan pakan peternakan milik Bapak Soelasi walaupun berbeda dengan tabel NRC tetapi memiliki kenggulan yaitu dimana dapat meningkatkan pertumbuhan bobot badan harian rata-rata stabil. 4. Frekuensi Pemberian Pakan Pemberian pakan di Peternakan Dewi dilakukakn dua kali dalam satu hari yaitu pagi dan sore hari. Pemberian pakan pada pagi hari di lakukan pada jam 07.00 WIB yaitu berupa konsentrat dan jam 08.00 WIB untuk hijauan berupa jerami fermentasi. Pemberian pakan pada siang hari

24 dilakukan pada jam 15.00 WIB yaitu berupa konsentrat dan jam 17.00 WIB diberikan hijauan berupa jerami fermentasi. Pakan konsentrat dan pakan tambahan dicampur dengan komposisi 2,5 Kg konsentrat, 1,5 Kg pollard, air 3 liter dan 1,5 Kg ampas tahu. Ampas tahu diberikan setelah pakan comboran konsentrat dan pollard habis. Komposisi tersebut untuk sekali makan satu ternak dan diulang pemberiannya pada sore hari. Hijauan berupa jerami fermentasi diberikan 1-2 jam setelah konsentrat habis dan tercerna baik, pemberian jerami fermentasi pada pagi yaitu 3 Kg dan diberikan ulang pada sore hari dengan jumlah yang sama dengan pemberian pada pagi hari 5. Pemberian Air Minum Kebutuhan air untuk minum sapi sangat penting karena dalam tubuh sapi mengandung 70% air. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi sapi, terutama pada masa pertumbuhan dan pada suhu udara panas sapi akan membutuhkan air untuk minum. Air didalam tubuh ternak berfungsi untuk mengatur suhu badan, membantu proses pencernaan, dan mengangkut sari pakan ke seluruh bagian tubuh. Pemberian air minum di Peternakan Dewi ini dilakuakan setelah palung pakan dan palung air dibersihkan atau bersamaan dengan pemberian pakan konsentrat. Pemberian air minum di Peternakan Dewi ini menyesuaikan volume bak tampung palung minum yang sebanyak 15 liter. Kebutuhan air untuk ternak baik untuk minum atau kebersihan kandang bersumber dari sumur sendiri yang memiliki bak penampungan dengan skala tampung 5000 liter. E. Manajemen Perkandangan Kandang yang ada di Peternakan Dewi adalah kandang koloni dengan tipe head to head. Peternakan Dewi memiliki 2 kandang yang setiap satu kandang dapat menampung 20 ekor sapi. Kandang yang pertama menghadap ke arah selatan dan kandang kedua menghadap ke arah timur, upaya pembangunan kandang dengan arah tersebut bermaksud untuk mendapatkan sinar matahari di saat pagi hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Abidin

25 (2002) bahwa sinar matahari terutama pada pagi hari harus dapat masuk secara langsung ke dalam kandang. Sinar matahari sangat baik untuk membunuh kuman-kuman penyakit yang hidup di dalam kandang. Kontruksi kandang yang berupa dinding kandang dan tiang kandang terbuat dari beton yang aman bagi ternak dan tahan dalam waktu lama. Lantai kandang terbuat dari cor semen dengan kemiringan lantai 3 o, dimaksudkan agar feses dan urine dapat mudah dibersihkan. Atap kandang berbentuk monitor dengan sudut kemiringan 30 o, bahan atap terbuat dari genting dengan bahan penyangga berupa kayu. Bahan atap ini sesuai dengan pendapat Siregar (1996) yang menyatakan bahwa bahan atap dapat digunakan asbes, seng, genting, daun tebu, daun ijuk dan alang-alang. Kandang sapi potong di Peternakan Dewi memiliki ukuran panjang 15 m, lebar 5 m dan tinggi 4 m, dengan jumlah ternak sebanyak 20 ekor dimana satu ekor ternak memiliki luasan kandang 2,5 m. Menurut Sarwono dan Arianto (2006) luasan kandang untuk bangsa sapi eropa membutuhkan kandang seluas 3 m/ekor. Tempat pakan ternak memiliki ukuran panjang 2,5 m, lebar 0,8 m dan tinggi 0,7 m. Tempat minum ternak memiliki ukuran panjang 0,7 m, lebar 0,7 m dan tinggi 0,7 m. Kandang yang ada di Peternakan Dewi memiliki selokan agar dalam proses sanitasi kandang mudah tidak tergenang air dan urine. Keadaan jalan di kandang memiliki lebar 1 m untuk deretan sapi yang berhadapan. Selokan dibuat tepat di belakang jajaran sapi dari ujung ke ujung kandang dengan kedalaman 10 cm dan lebar 25 cm. Peralatan yang ada di kandang terdiri dari sekop sebanyak 4 buah, ember kecil 4 buah, selang 2 buah, garu 2 buah, sapu lidi 2 buah dan angkong 2 buah. Peralatan tersebut berguna untuk memudahkan dalam tata laksana pemeliharaan ternak seperti membersihkan kandang, pengangkutan kotoran ke penampungan kotoran yang berada di samping kandang dan memudahkan dalam pemberian pakan. F. Kesehatan Ternak Pengontrolan kesehatan di Peternakan Dewi dilakukan secara berkala oleh para petugas kandang dengan pemberian vitamin, obat cacing dan

26 kebersihan lingkungan kandang. Pembersihan kandang adalah salah satu upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan, agar ternak terbebas dari serangan penyakit. Menurut Abidin (2006) sanitasi lingkungan dilakukan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi peternak maupun ternak yang dipelihara, serta bebas dari gangguan penyakit yang dapat merugikan ternak. Pemberihan kandang dan palung pakan serta palung minum dilakukan setiap ternak akan diberi pakan di pagi hari dan sore hari. Upaya yang dilakukan di Peternakan Dewi dalam menanggulangi penyakit yaitu dengan pemberian vitamin dan vaksin. Vitamin yang diberikan kepada ternak agar memiliki nafsu makan tinggi dan pertumbuhannya baik adalah berupa vitamin B-complex dengan dosis 10-20 cc/ekor dilakukan dengan cara injeksi intramuscular setiap 1 bulan sekali. Penambah kalsium pada ternak berupa Calcidex Plus yang diberikan kepada ternak untuk menambah kalsium ternak agar tidak terjadi kelumpuhan dengan dosis 10 cc/ekor dilakukan dengan cara injeksi intramuscular setiap 2 bulan sekali. Pemberian antibiotik juga diberikan secara injeksi intramuscular dengan dosis 10 cc/ekor, diberikan setiap 2 bulan sekali. Pemberian obat cacing diberikan saat sapi bakalan masuk ke kandang secara oral dengan dosis 20 cc/ekor dan diulang pemberiannya 2 bulan sekali. Penyakit yang sering menyerang sapi di Peternakan Dewi yaitu luka pada tubuh sapi yang diakibatkan gesekan dengan lantai atau dinding dan kotoran yang menempel pada tubuh ternak dan terkelupas yang mengakibatkan luka pada kulit ternak. Penanganannya yaitu dengan diberikan obat spray Gusanex dengan cara disemprotkan jarak semprot 10 cm dari luka. Penyemprotan obat spray ini dilakukan sekali dalam sehari sampai lukanya kering G. Penanganan Limbah Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan. Limbah ternak tersebut meliputi limbah padat (feses) dan limbah Cair (urine) (Sarwono dan Arianto, 2002). Limbah padat yang ada di Peternakan Dewi dikumpulkan pada saat pembersihan kandang setiap hari

27 lalu ditumpuk disamping kandang tanpa ada upaya pengolahan limbah oleh pemilik peternakan, hal ini dikarenakan belum ada pengetahuan tentang pengolahan limbah dan alat untuk mengolah kotoran menjadi kompos. Feses yang dikumpulkan di samping kandang dibiarkan kering dan digunakan oleh pemilik ternak sebagai pupuk kompos bagi ladang sawahnya dan diambil oleh penduduk sekitar secara cuma-cuma untuk pupuk sawah miliknya. Limbah cair yang berupa urine dan air bekas pemakaian untuk sanitasi kandang dialirkan ke samping kandang yang merupakan lahan tanaman ketela milik peternak sendiri, hal ini bermaksud untuk memupuk tanaman ketela. Pemilik peternakan Bapak Soelasi sudah memiliki niatan untuk mengolah limbah padat sebagai pupuk kompos. Limbah kandang padat yang dijadikan kompos atau pupuk organik banyak diminati masyarakat. Hal ini disebabkan harga pupuk kimia relatif mahal dan merusak sifat fisik tanah. Pengolahan limbah sapi menjadi kompos jika dilakukan dengan benar akan menjadi sumber penghasilan tambahan (Sudono et al., 2003). H. Pemasaran Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 2001). Pemasaran hasil dari Peternakan Dewi yang berjalan dalam usaha ternak sapi potong yaitu berupa sapi saja sampai saat ini, karena pemilik peternakan belum melakukan pemanfaatan limbah kotoran ternak yang dapat menambah keuntungan. Pemasaran yang dilakukan adalah menjual sapi kepada jagal, perorangan ataupun ke pasar ternak wilayah sekitar. Pembeli sapi di Peternakan Dewi baik jagal maupun perorangan yang langsung datang ke kandang membeli ternak sesuai bobot badan ternak yang sudah dirupiahkan, sehingga pemilik ternak dan pembeli tidak saling dirugikan. Pemilik ternak juga menjual ternaknya ke pasar hewan di sekitar peternakan, dipasar hewan pembeli membeli sapi dengan sistem penafsiran bobot sapi yang akan dibeli.

28 Sistem pembelian dengan menafsir bobot badan ternak ini menuntut pemilik ternak memiliki pengetahuan tentang harga sapi yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan serta keuntungan baginya. Harga sapi yang ditentukan di Peternakan Dewi sebesar Rp. 42.000,-/Kg, harga tersebut bisa berubah-berubah sesuai harga pasaran. Peternak melakukan upaya pemasaran saat umur pemeliharaan ternak memasuki pertengahan bulan ke-4, hal ini dikarenakan pemilik ternak menggunakan proses pemeliharaan selama 4 bulan, selain itu juga untuk memudahkan dalam pencatatan pembukuan untuk mengetahui analisis usahanya. Proses pemeliharaan selama 4 bulan sekali sapi keluar sebanyak 40 ekor maka dalam satu tahun akan terjadi proses penjualan sebanyak 3 periode, dimana periode kedua menjual sapi pada saat waktu Idul Qurban. I. Analisis Usaha 1. Investasi a. Tanah = Rp 175.250.000,- b. Kandang = Rp 190.750.000,- c. Pompa Air dan Tandon Air = Rp 5.250.000,- Total Investasi = Rp 371.250.000,-

29 2. Input Hari Biasa a. Biaya Tetap 1) Upah Tenaga Kerja Tenaga Kerja (1 orang @ 1.200.000) Rp 1.200.000 1 4 bulan = Rp 4.800.000,- b. Biaya Tidak Tetap 1) Biaya Transportasi = Rp 850.000,- 2) Rekening Listrik = Rp 150.000,- 3) Peralatan = Rp 500.000,- 4) Biaya lain-lain = Rp 550.000,- 5) Sumbangan = Rp 500.000,- Total Biaya Tetap dan Tidak Tetap 1 periode = Rp 7.350.000,- c. Biaya Operasional 1) Pakan a) Konsentrat 5 Kg 10 ekor 30 hari = Rp 10.200.000,- 4 bulan Rp 1.700,- b) Pollard 3 Kg 10 ekor 30 hari 4 = Rp 10.800.000,- bulan Rp 3.000,- c) Ampas Tahu 3 Kg 10 ekor 30 hari = Rp 1.800.000,- 4 bulan Rp 500,- d) Jerami Fermentasi 1 periode = Rp 1.700.000,- 2) Beli Bakalan 10 Ekor = Rp 180.000.000,- 3) Obat-Obatan = Rp 550.000,- Total Biaya Operasional 1 periode = Rp 205.050.000,- Total Biaya Periode 1 = Rp 7.350.000,- + Rp 205.050.000,- = Rp 212.400.000,- 3. Input Persiapan Idul Qurban a. Biaya Tetap 1) Upah Tenaga Kerja Tenaga Kerja (1 orang @ 1.200.000) Rp 1.200.000 1 4 bulan = Rp 4.800.000,-

30 b. Biaya Tidak Tetap 1) Biaya Transportasi = Rp 1.250.000,- 2) Rekening Listrik = Rp 150.000,- 3) Peralatan = Rp 150.000,- 4) Biaya lain-lain = Rp 550.000,- 5) Sumbangan = Rp 500.000,- Total Biaya Tetap dan Tidak Tetap 1 periode = Rp 7.400.000,- c. Biaya Operasional 1) Pakan a) Konsentrat 5 Kg 20 ekor 30 hari = Rp 20.400.000,- 4 bulan Rp 1.700,- b) Pollard 3 Kg 20 ekor 30 hari 4 = Rp 21.600.000,- bulan Rp 3.000,- c) Ampas Tahu 3 Kg 20 ekor 30 = Rp 3.600.000,- hari 4 bulan Rp 500,- d) Jerami Fermentasi 1 periode = Rp 3.400.000,- 2) Beli Bakalan 20 Ekor = Rp 360.000.000,- 3) Obat-Obatan = Rp 1.100.000,- Total Biaya Operasional 1 periode = Rp 410.100.000,- Total Biaya Periode 2 = Rp 7.400.000,- + Rp 410.100.000,- = Rp 417.500.000,- 4. Input Hari Biasa Periode Ke-3 a. Biaya Tetap 1) Upah Tenaga Kerja Tenaga Kerja (1 orang @ 1.200.000) Rp 1.200.000 1 4 bulan = Rp 4.800.000,- 2) Penyusutan bangunan = Rp 19.750.000,- 3) Penyusutan Pompa dan Tandon Air = Rp 525.000,- 4) Pajak = Rp 525.000,- b. Biaya Tidak Tetap 1) Biaya Transportasi = Rp 850.000,-

31 2) Rekening Listrik = Rp 150.000,- 3) Peralatan = Rp 150.000,- 4) Biaya lain-lain = Rp 550.000,- 5) Sumbangan = Rp 500.000,- Total Biaya Tetap dan Tidak Tetap 1 periode = Rp 27.800.000,- c. Biaya Operasional 1) Pakan a) Konsentrat 5 Kg 10 ekor 30 hari = Rp 10.200.000,- 4 bulan Rp 1.700,- b) Pollard 3 Kg 10 ekor 30 hari 4 = Rp 10.800.000,- bulan Rp 3.000,- c) Ampas Tahu 3 Kg 10 ekor 30 = Rp 1.800.000,- hari 4 bulan Rp 500,- d) Jerami Fermentasi 1 periode = Rp 1.700.000,- 2) Beli Bakalan 10 Ekor = Rp 180.000.000,- 3) Obat-Obatan = Rp 550.000,- Total Biaya Operasional 1 periode = Rp 205.050.000,- Total Biaya Periode 3 = Rp 27.800.000,- + Rp 205.050.000,- = Rp 232.850.000,- Total biaya yang dikeluarkan dalam 1 tahun proses produksi usaha penggemukan sapi di Peternakan Dewi terbagi menjadi 3 periode yaitu pada periode 1 sebesar Rp. 212.400.000,-, periode 2 sebesar Rp. 417.500.000,-, periode 3 sebesar Rp. 232.850.000,-. Jadi total biaya dari ke 3 periode yaitu sebesar Rp. 862.750.000,-. Total dana keseluruhan dalam 1 tahun: a. Modal Investasi = Rp 371.250.000,- b. Input selama 3 periode = Rp 862.750.000,- Total Modal = Rp 1.234.000.000,- 5. Output a. Penjualan sapi dengan bobot = 544 Kg Rp 42.000,- 10 ekor = Rp 228.480.000,- 2 periode

32 = Rp 456.960.000,- b. Penjualan sapi Hari Besaran = Rp 25.000.000,- 20 ekor = Rp 500.000.000,- Total Output selama 1 tahun = Rp 956.960.000,- 6. Benefit Cost Ratio (BCR) BCR = = Benefit Cost Rp. 647.425.000,- Rp. 371.250.000,- = 1,74 BCR merupakan hasil perbandingan antara nilai total benefit dengan total biaya sebagai indikator bisa diterima atau tidaknya investasi yang dijalankan dalam perusahaan. Semakin besar B/C ratio maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh perusahaan mengalokasikan faktor produksi dengan lebih efisien (Soekartawi, 2003). Hal ini sesuai dengan analisis peternakan sapi potong di Peternakan Dewi yang menghasilkan nilai BCR >1 yaitu sebesar 1,74 sehingga membuktikan bahwa perusahaan ini layak untuk dikembangkan. 7. Payback Period of Credits (PPC) PPC =Tahun + =3 + Rp.88.620.000,- Rp.94.210.000,- = 3,9 tahun Net Cash Flow (-Cummulativ Net Cash Flow) Payback Period digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi yang dihitung dengan membagi investasi semua dengan cash in flow (Sugiyono, 2009). Berdasarkan perhitungan dengan rumus untuk mencari pengembalian modal usaha peternakan tersebut didapat lama balik modal usaha peternakan selama 3,9 tahun.

33 8. Internal Rate of Return (IRR) IRR = i + = 12% + NPV NPV-NPV I (i-ii ) Rp.68.631.675 Rp.68.631.675-(-Rp.60.088.895) = 12% + 0,53 13% = 18,89% (25% - 12%) IRR adalah suatu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi adalah suatu tingkat bunga dimana seluruh net cash flow setelah dikalikan discount factor. Hasil IRR ternyata lebih besar dari bunga bank maka dapat dikatakan bahwa investasi yang dilakukan lebih menguntungkan jika dibandingkan modal yang dimiliki disimpan di bank (Soetriono, 2006 ). Nilai IRR menunjukkan >12% yaitu 18,89% sehingga usaha penggemukan sapi potong di Peternakan Dewi layak untuk dijalankan.