DAFTAR ISI HALAMAN ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... i ii iii v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7 2.1 Kepemimpinan... 7 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan... 7 2.1.2 Fungsi Kepemimpinan... 9 2.1.3 Teori Kepemimpinan... 9 2.1.4 Gaya Kepemimpinan... 14 2.2 Kompetensi Pegawai... 16 2.2.1 Pengertian Kompetensi... 16 2.2.2 Tujuan Kompetensi... 18 2.2.3 Jenis-jenis Kompetensi... 20 2.3 Sistem Administrasi Keuangan Daerah... 21 2.4 Sarana dan Prasarana... 26 2.5 Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah... 27 2.6 Penelitian Sebelumnya... 36
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 43 3.1 Kerangka Berpikir... 43 3.2 Konsep Penelitian... 46 3.3 Hipotesis Penelitian... 51 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Kerangka Berpikir... 45 Gambar 3.2 Konsep Penelitian... 50
ABSTRAK KEMAMPUAN GAYA KEPEMIMPINAN MEMODERASI PENGARUH KOMPETENSI PEGAWAI, SISTEM ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, SARANA DAN PRASARANA PADA EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BADUNG Kompetensi pegawai, sistem administrasi keuangan daerah, sarana dan prasarana tidak linear pengaruhnya pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah melainkan tergantung pada faktor kontigensi, salah satunya adalah gaya kepemimpinan. Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan bukti empiris tentang kemampuan gaya kepemimpinan memoderasi pengaruh kompetensi pegawai, sistem administrasi keuangan daerah, sarana dan prasarana pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Badung. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari PPK dan PPTK di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif dari sumber data primer dan sekunder yang dikumpulkan dengan metode kuesioner. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 100 kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi moderasi (Moderated Regression Analysis/MRA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi kompetensi pegawai dan gaya kepemimpinan pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,290 sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan tidak mampu memoderasi pengaruh kompetensi pegawai pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Interaksi sistem administrasi keuangan daerah dan gaya kepemimpinan pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,002 sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan mampu memoderasi pengaruh sistem administrasi keuangan daerah pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Interaksi sarana dan prasarana dan gaya kepemimpinan pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,037 sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan mampu memoderasi pengaruh sarana dan prasarana pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Selanjutnya MRA (Moderated Regression Analysis) telah diuji dan memenuhi asumsi klasik, model penelitian telah dipenuhi dan R 2 sebesar 83,6%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut dengan menggunakan variabel lain untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dan bersifat umum. Kata Kunci : Kompetensi Pegawai, Sistem Administrasi Keuangan Daerah, Sarana dan Prasarana, Gaya Kepemimpinan, Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah i
ABSTRACT ABILITY TO INFLUENCE LEADERSHIP STYLE MODERATING COMPETENCE OF EMPLOYEES, LOCAL FINANCIAL ADMINISTRATION SYSTEM, FACILITIES AND INFRASTRUCTURE IN THE EFFECTIVENESS OF FINANCIAL MANAGEMENT DISTRICT BADUNG Employee competencies, local financial administrative systems, facilities and infrastructure are not linear effect on the effectiveness of financial management rather it depends on the contingency factors, one of which is the leadership style. The purpose of this study to find empirical evidence about the ability of moderate leadership style influence employee competence, regional financial administration systems, facilities and infrastructure on the effectiveness of financial management Badung regency. The data used in this study was obtained from the PPK and PPTK in the Government of Badung regency. This study uses quantitative and qualitative data from primary and secondary data sources collected by questionnaire. Questionnaires were distributed as many as 100 questionnaires. Methods of data analysis used regression analysis moderation (Moderated Regression Analysis / MRA). These results indicate that the interaction of employee competence and leadership styles on the effectiveness of financial management gained a significance level of 0.290 so it can be concluded that the style of leadership is not able to moderate the influence of employee competence on the effectiveness of financial management. Interaction regional financial administration system and style of leadership on the effectiveness of financial management gained a significance level of 0.002 so it can be concluded that the style of leadership able to moderate the influence of regional financial administration system on the effectiveness of financial management. Interaction infrastructure and leadership styles on the effectiveness of financial management gained a significance level of 0.037 so it can be concluded that the style of leadership able to moderate the effect of infrastructure on the effectiveness of financial management. Furthermore, MRA (Moderated Regression Analysis) has been tested and meets the classical assumptions, the research model has been met and R2 83.6%. The results of this study are expected to be used as the basis for further research using other variables to get better research results and general nature. Keywords: Employee Competence, Regional Finance Administration Systems, Infrastructures, Leadership Style, Effectiveness of Financial Management ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Daerah yang merupakan organisasi perangkat daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah Negara Republik Indonesia melaksanakan otonomi daerah sebagai wujud penerapan asas desentralisasi. Penerapan otonomi daerah merupakan pelaksanaan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, telah menyebabkan perubahan yang mendasar mengenai pengaturan hubungan pusat dan daerah, khususnya dalam bidang administrasi pemerintahan maupun dalam hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang dikenal sebagai era otonomi daerah. Undang-Undang tersebut menegaskan bahwa pada era otonomi daerah sekarang ini, daerah diberikan hak, kewenangan, dan kewajiban yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dimana Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Penerapan otonomi daerah mengakomodasi tiga tujuan yaitu; tujuan politis, tujuan administratif dan tujuan ekonomis (Suwandi, 2000). Hal ini diharapkan dapat mewujudkan fleksibilitas dalam mengatur strategi pembangunan
2 di daerah yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat secara terus menerus sehingga mendorong pemerintah daerah untuk memenuhi kewajiban dalam meningkatkan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat secara demokratis, adil, merata dan berkesinambungan. Kewenangan dalam pengelolaan keuangan daerah secara lebih otonom memunculkan berbagai tantangan bagi daerah dalam hal penerapan akuntabilitas dan Value of money di pemerintah daerah yang masih mengalami berbagai kendala berupa belum mampunya pemerintah daerah dalam merealisasikan anggaran sesuai dengan perencanaan, opini eksternal yang dikeluarkan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) serta temuan-temuan dari auditor yang masih relatif tinggi (Inspektorat Pemerintah Daerah Kabupaten Badung, 2014). Kondisi ini mengindikasikan bahwa tata kelola keuangan di daerah belum mencapai tingkat efektifitas yang diharapkan. Sebagai upaya untuk mewujudkan suatu organisasi pemerintah daerah yang baik, efektif dan efisien, maka perlu adanya pimpinan dinas atau lembaga teknis yang mampu mengelola organisasi tersebut secara profesional dan sejauh mana pemimpin menerapkan gaya kepemimpinannya dalam suatu unit kerja karena peran seorang pemimpin sangat menentukan untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal sehingga mampu mencapai target-target kinerja yang diharapkan. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Suryana (2010) dan Rolasmana (2013), menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan peran seorang pemimpin sangat menentukan untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal sehingga tercapailah target kinerja yang diharapkan.
3 Dalam mewujudkan efektivitas pengelolaan keuangan daerah, tersedianya sumber daya manusia (pegawai) yang memiliki kompetensi memiliki peran penting berupa kompetensi sumber daya manusia yang tinggi akan meminimalisasi tingkat kesalahan atau kekeliruan (human error) dalam pengelolaan keuangan dengan menunjuk kepada karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul (superior performer) di tempat kerja. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Dewi (2010), yang menemukan bahwa tersedianya sumber daya manusia (pegawai) yang memiliki kompetensi penting akan meminimalisasi tingkat kesalahan dalam pengelolaan keuangan. Faktor penting lainnya dalam pengelolaan keuangan daerah adalah adanya Sistem Administrasi Keuangan Daerah yang memadai. Sistem administrasi keuangan daerah yang ada belakangan ini adalah selalu mengalami perubahan seiring dengan peraturan yang selalu berubah-ubah sehingga cukup menyulitkan dalam pengelolaan keuangan daerah. Hal inilah yang patut diduga berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Penelitian sebelumnya yang mendukung akan hal ini adalah penelitian yang dilakukan Dewi (2010), yang mengatakan bahwa dengan sistem administrasi keuangan daerah yang selalu berubah-ubah akan mempengaruhi efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Disamping itu ketersediaan sarana dan prasarana juga memegang peran penting dimana sering terjadinya perubahan laporan pertanggung jawaban (LPJ) di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dikerjakan oleh Pejabat
4 Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sangat membutuhkan kecermatan dan ketelitian yang tinggi serta membutuhkan ruangan yang khusus dan perangkat komputer yang khusus untuk kepentingan penyusunan surat pertanggungjawaban (SPJ) dengan demikian variabel ini diduga juga mempengaruhi efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Penelitian tentang sarana dan prasarana ini sebelumnya juga dilakukan oleh Dewi (2010) yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana ini memegang peranan penting yang dibutuhkan oleh PPTK untuk menyusun SPJ yang sangat mempengaruhi terealisasinya efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan memiliki peranan yang sangat penting bagi kompetensi pegawai, sistem administrasi keuangan daerah dan sarana prasarana pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Badung. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini mengkaji Kemampuan Gaya Kepemimpinan Memoderasi Pengaruh Kompetensi Pegawai, Sistem Administrasi Keuangan Daerah, Sarana dan Prasarana Pada Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Badung. Penelitian akan dilakukan pada seluruh SKPD di Kabupaten Badung. Dipilihnya SKPD di Kabupaten Badung terkait dengan hasil audit laporan keuangan pemerintah yang mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
5 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Apakah gaya kepemimpinan memoderasi pengaruh kompetensi pegawai pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Badung? 2) Apakah gaya kepemimpinan memoderasi pengaruh sistem administrasi keuangan daerah pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Badung? 3) Apakah gaya kepemimpinan memoderasi pengaruh sarana dan prasarana pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Badung? 1.3 Tujuan Penelitian Berpijak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mendapatkan bukti empiris kemampuan gaya kepemimpinan memoderasi pengaruh kompetensi pegawai pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Badung. 2) Untuk mendapatkan bukti empiris kemampuan gaya kepemimpinan memoderasi pengaruh sistem administrasi keuangan daerah pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Badung.
6 3) Untuk mendapatkan bukti empiris kemampuan gaya kepemimpinan memoderasi pengaruh sarana dan prasarana pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Badung 1.4 Manfaaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis. 1) Manfaat secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan atau memperkuat teori kepemimpinan kontijen pemikiran dalam bidang akuntansi sektor publik, khususnya mengenai hal yang berkaitan dengan efektivitas pengelolaan keuangan di daerah Kabupaten/Kota sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian dan sebagai sarana untuk membuktikan teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pengelolaan keuangan daerah. 2) Manfaat secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Badung dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan di daerahnya.